Anda di halaman 1dari 33

Pertemuan II/III

Penelitian Kualitatif dan


Penelitian Kuantitatif.
Penelitian merupakan wahana untuk mencari kebenaran. Usaha
untuk mencari kebenaran dilakukan oleh filsuf, peneliti, praktisi
dan lain-lain melalui model-model tertentu. Model tersebut
dikenal dengan paradigma.

Penelitian kuantitatif: scientific paradigm, bersumber


pada pandangan positivisme.
Penelitian kualitatif: naturalistic inquiry, (penelitian secara
natural) bersumber pada pandangan fenomenologis.
Paradigma/
Perspektif/ Cara
Pandang/World View/
Model Konseptual

Mempengaruhi
persepsi

Mempengaruhi
tindakan
Paradigma
Penelitian

Mempengaruhi
Metode Penelitian

Mempengaruhi
Hasil Penelitian
Penelitian Hukum Kualitatif
Sejarah:
1. Kelompok Chicago (1920-1930) yang memandang pentingnya
penelitian kualitatif untuk mengkaji kelompok kehidupan
manusia.
2. Reaksi yang terkait dengan positivisme dan post-positivisme
yang berupaya melakukan kajian budaya dengan karakter
yang interpretatif.
3. Tergantung sejarah, penelitian kualitatif mempunyai makna
yang berbeda-beda untuk setiap momen.
Definisi : merupakan suatu metode berganda dalam fokus, yang
melibatkan pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap
pokok permasalahan yang dikajinya
Muncul: istilah, konsep, asumsi yang kompleks dan saling
terkait dalam penelitian kualitatif.
Dikotomi
Paradigma Penelitian

Kuantitatif Kualitatif
Sebutan lain untuk kualitatif adalah:
Interpretif
Naturalistik
Subjektif
Nalar Induktif
Nonhipotetikal
DIMENSI-DIMENSI PARADIGMA

Ontologi Epistemologi Metodologi Aksiologi

Asumsi Asumsi tentang Asumsi Asumsi tentang


tentang hubungan antara tentang posisi nilai,
“realitas” peneliti dengan bagaimana etika, pilihan
yang diteliti peneliti moral peneliti
memperoleh dalam suatu
pengetahuan penelitian
TIGA PARADIGMA PENELITIAN HUKUM
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS

Menempatkan ilmu Menempatkan ilmu Menempatkan ilmu


hukum seperti ilmu hukum sebagai hukum sebagai suatu
alam; metode yang analis sistematis thd proses kritis yang
terorganisasi; logika socially meaningful mengungkapkan the
deduktif; pengamatan action; pengamatan real structures yang
empiris; probabilitas; langsung; “alamiah”; ditampakkan dunia
hukum sebab akibat penafsiran tentang materi dengan tujuan
untuk prediksi pola pelaku sosial dalam memperbaiki dan
umum (generalisasi) mengelola dunia mengubah kondisi
sosial mereka kehidupan manusia
PERBEDAAN ONTOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS

Critical realism: Relativism: Historical realism:


Realitas “nyata” Realitas merupakan Realitas “semu”
diatur oleh kaidah konstruksi sosial. (virtual reality) yang
yang berlaku Kebenaran realitas telah terbentuk oleh
universal, walaupun bersifat relatif, proses sejarah dan
kebenaran diperoleh berlaku konteks kekuatan sosial,
secara probabilistik spesifik yang dinilai budaya, politik,
relevan oleh pelaku ekonomi, dsb.
sosial
PERBEDAAN EPISTEMOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS

Dualist/objectivist: Transactionalist/ Transactionalist/


Realitas objektif, subjectivist: subjectivist:
eksternal (di luar diri Pemahaman realitas Hubungan peneliti
peneliti); peneliti atau temuan suatu dengan yang diteliti
membuat jarak penelitian merupakan selalu dijembatani
dengan objek produk interaksi nilai tertentu.
penelitian peneliti dengan yang Pemahaman suatu
diteliti realitas merupakan
value mediated
findings
PERBEDAAN METODOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS

Interventionist: Reflective/Dialectical Participative:


Pengujian hipotesis Menekankan empati Mengutamakan
dalam struktur dan interaksi dialektis analisis komprehensif,
hypotetico deductive antara peneliti- konstekstual dan
method; melalui lab; responden/informan multilevel-analysis
eksperimen atau untuk mereduksi yang bisa dilakukan
survei eksplanatif realitas yang diteliti melalui penempatan
dengan analisis melalui metode diri sebagai
kuantitatif kualitatif aktivis/partisipan
dalam proses
transformasi sosial
PERBEDAAN METODOLOGIS
lanjutan

KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS

Kriteria kualitas Kriteria kualitas Kriteria kualitas


penelitian: penelitian: penelitian:
Objectivity, Reliability Autenticity dan Historical
and validity (internal reflectivity; situatedness;
and external validity) sejauhmana temuan sejauhmana
merupakan refleksi penelitian
otentik dari realitas memperhatikan
yang dihayati para konteks historis,
pelaku sosial sosial budaya,
ekonomi dan politik
PERBEDAAN AKSIOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Observer Facilitator: Activist:
Nilai, etika, moral harus Nilai, etika, moral Nilai, etika, moral
di luar proses penelitian bagian yang tidak bagian yang tidak
Peneliti sebagai terpisahkan dari terpisahkan dari
disinterest scientist penelitian penelitian
Tujuan penelitian: Peneliti sebagai Peneliti menempatkan
eksplanasi, prediksi dan passionate participant, diri sebagai
kontrol realitas sosial fasilitator yang transformative
menjembatani intelectual, advokat dan
keragaman subjektivitas aktivis
pelaku sosial Tujuan penelitian: kritik
Tujuan penelitian: sosial, transformasi,
rekonstruksi realitas emansipasi dan social
sosial secara dialektis empowerment
antara peneliti dengan
yang diteliti
Bentuk Kajian
1. Penelitian kualitatif merupakan bentuk kajian multi metode/
metode jamak/triangulasi dalam satu fokus, jadi
dikendalikan oleh masalah yang diteliti.
2. Triangulasi bukan alat atau strategi pembuktian, tetapi suatu
alternatif pembuktian.
3. Triangulasi merupakan upaya untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang
sedang diteliti.
4. Kombinasi melalui multi metode (bahan-bahan empiris,
sudut pandang, dan pengamatan yang teratur) menjadi
strategi yang baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan
kedalaman suatu penelitian.
5. Menekankan pada proses
6. Tidak mengistimewakan salah satu metodologi.
7. Memiliki fokus terhadap paradigma.
Penelitian Kualitatif Sebagai Proses
Tiga kegiatan yang terkait dengan penelitian
kualitatif sebagai proses:
1. Ontologi (dipilihnya teori)
2. Epistemologi (dipilihnya metode)
3. Metodologi (dipilihnya analisis).
Periset melakukan pendekatan dengan:
 Seperangkat gagasan, kerangka kerja (teori, ontologi)
 Menyusun seperangkat pertanyaan (epistemologi)
 Kemudian diselidiki (metodologi, analisis) dengan cara
yang spesifik.
Kegiatan umum dalam penelitian kualitatif:
1. Peneliti dan persoalan yang di teliti sebagai subjek
2. Paradigma dan sudut pandang interpretif
3. Strategi penelitian
4. Metode pengumpulan data dan analisis bahan empiris
5. Interpretasi dan pemaparan hasil penelitian
Penelitian kualitatif mempunyai 4 unsur :
1. Pengambilan/ penentuan sampel secara purposive;
2. Analisis induktif;
3. Grounded theory;
4. Desain sementara akan berubah sesuai dengan konteksnya.
Grounded theory yaitu penyusunan teori yang berdasarkan data
dan dilakukan secara induktif (teorisasi data).
Teori sebagai temuan penelitian, kriteria penyusunannya adalah:
5. Kesesuaian;
6. Pemahaman;
7. Generalisasi;
8. Kontrol.
Tabel 1
Penelitian Kualitatif dalam Proses
No Fase Uraian
1. Peneliti sebagai subjek penelitian Penelitian bersifat historis dan tradisi, konsep dari diri dan
yang multi kultural semuanya, tergantung pada etika dan politik penelitian

Paradigma teoretis dan interpretif. Positivisme, post-positivisme, konstruktivisme, feminisme,


model etnik, model Marxis, cultural studies, dll.

2. Strategi penelitian Desain studies, studi kasus, etnografi, observasi partisipasi,


fenomenologi, Grounded Theory, metode biografi, metode
historis, penelitian tindakan dan penelitian klinis.

3. Metode pengumpulan data dan Interview, observasi, artefak, dokumen dan rekaman, metode
analisis data empiris. visual, metode pengalaman pribadi, analisis dengan bantuan
program komputer dan analisis tektual.

4. Pengembangan interpretasi dan Kriteria dari kesepakatan, seni dan politik penafsiran,
pemaparan penafsiran tulisan strategi analisis, evaluasi dan penelitian
terapan.

Sumber: Denzin dan Lincoln (1994)


karakeristik metologis
instrumen kertas, pensil, dan alat tulis lain orang sbg peneliti
waktu penetapan pengumpulan data dan analisis sebelum penelitian selama dan sesudah pengumpulan data
desain pasti / preordinate muncul-berubah
gaya intervensi seleksi
latar laboratorium alamiah
perlakuan stabil bervariasi
satuan kajian variabel pola-pola
unsur kontekstual kontrol turut campur atas undangan
Fase pertama.
Sejarah memegang peranan penting, karena sejarah yang akan
memandu maupun menghambat karya yang hendak dibuatnya.
Fase Kedua.
Semua peneliti adalah filsuf dalam pengertian yang universal,
yang dibimbing oleh prinsip-prinsip yang abstrak. Prinsip ini
menggabungkan kepercayaan tentang:
Ontologi makhluk apa sesungguhnya manusia itu,
apa hakikat dan realitas?
Epistemologi bagaimana hubungan antara peneliti
dan yang dikaji?
Metodologi bagaimana kita mengetahui dunia, atau
bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentangnya?
Tabel 2
paradigma
poster tentang
ilmiah alamiah
teknik yang digunakan kuantitatif kualitatif
kriteria kualitas rigor relevansi
sumber teori a priori dari dasar (grounded)
persoalan kausalitas dapatkah X menyebabkan Y apakah X menyebabkan Y dalam latar alamiah
tipe pengetahuan yang digunakan proposisional proposisional yang diketahui bersama
pendirian reduksionis ekspansionis
maksud verifikasi ekspansionis
1. Teknik yang digunakan
Penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan bersama-sama
2. Kriteria Kualitas
Penelitian kuantitatif pada kriteria rigor, yaitu kesahihan eksternal
dan internal, keandalan dan objektif
Penelitian kualitatif pada kriteria relevansi, signifikansi pada pribadi

terhadap lingkungan senyatanya.


3. Sumber Teori
Kuantitatif: deduktif dan logis
Kualitatif: dari dasar
4. Persoalan tentang kausalitas
Kuantitatif: dilakukan di laboratorium, bahwa Y
sesungguhnya dapat disebabkan oleh X.
Kualitatif: tidak diusahakan tetapi terjadi secara
alamiah
Pengetahuan proposisional
adalah pengetahuan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk bahasa
(Paradigma ilmiah)

Tipe pengetahuan
yang digunakan

Pengetahuan yang diketahui bersama


(tacit knowledge) ---paradigma alamiah
5. Tipe Pengetahuan Yang digunakan
Ada dua tipe pengetahuan yang digunakan yaitu Pengetahuan
proposisional dan pengetahuan yang diketahui bersama.
Pengetahuan proposisional adalah pengetahuan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk bahasa.
Pengetahuan yang diketahui bersama (tacit knowledge) ialah
intuisi, pemahaman, atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan
dengan kata-kata yang dalam hal tertentu diketahui oleh subjek.
Paradigma ilmiah membatasi diri pada Pengetahuan
proposisional.
Paradigma alamiah mengijinkan dan mendorong pengetahuan
yang diketahui bersama guna dimunculkan untuk memperbaiki
komunikasi kembali dengan cara peristilahan mereka.
6. Pendirian
Paradigma ilmiah berpendirian reduksionis, fokus yang relatif
kecil dengan jalan membebankan kendala-kendala, baik pada
kondisi anteseden pada inkuiri (untuk keperluan mengontrol)
maupun pada keluaran-keluaran.
Peneliti ilmiah mulai menyusun pertanyaan atau hipotesis,
kemudian hanya mencari informasi yang akan memberikan
jawaban pada pertanyaan atau menguji hipotesis-hipotesis itu.
Sikapnya terstruktur, tunggal dan terarah.

Peneliti alamiah, berpendirian ekspansionis, yaitu bersifat


terbuka, menjajagi dan kompleks.
7. Maksud
Paradigma ilmiah bermaksud untuk menemukan pengetahuan
melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara a
priori.
Paradigma alamiah menitikberatkan usaha menemukan unsur-
unsur atau pengetahuan yang belum ada pada teori yang
berlaku.

8. Instrumen
Untuk pengumpulan data, paradigma ilmiah memanfaatkan tes
tertulis, kuesioner atau alat fisik lainnya.
Paradigma alamiah lebih banyak bergantung pada dirinya
sebagai alat pengumpul data. Ia senantiasa dapat menilai dan
mengambil keputusan.
9. Waktu Untuk Mengumpulkan Data Dan
Aturan Analisis.

Paradigma ilmiah dapat menetapkan semua aturan


pengumpulan data dan analisis data sebelumnya.

Paradigma alamiah tidak memformulasikan secara a priori.

10. Desain
Paradigma ilmiah akan menyusun desain secara pasti sebelum
fakta dikumpulkan.

Paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara


tidak lengkap. Dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang baru
ditemukan.
11. Gaya
Paradigma ilmiah menggunakan gaya dengan menerapkan
intervensi. Variabel bebas dan terikat diisolasi dari
konteksnya, diatur sedemikian rupa sehingga hanya variabel ini
yang muncul untuk diukur dan kemudian dikonfirmasikan
dengan hipotesisnya.
Paradigma alamiah bergantung pada seleksi dari peristiwa yang
ada dan tidak ada intervensi.
12. Latar
Paradigma ilmiah bersandar pada laboratorium untuk
keperluan mengadakan kontrol, mengelola intervensi, dll.
Paradigma alamiah bersandar pada latar alamiah.
13. Perlakuan
Paradigma ilmiah, konsep perlakuan sangat penting, pada setiap
eksperimen perlakuan harus stabil dan tidak bervariasi. Jika tidak
akan sukar menentukan pengaruh yang berkaitan dengan suatu
penyebab tertentu.
Paradigma alamiah, tidak ada perlakuan yang khusus, tidak
mengharapkan stabilitas, karena perubahan secara
berkesinambungan sebenarnya adalah esensi dari situasi nyata. Lebih
banyak pada keluwesan.

14. Satuan Kajian.


Paradigma ilmiah, satuan kajiannya adalah variabel dan semua
hubungan yang dinyatakan di antara variabel atau sistem variabel.
Paradigma alamiah berpendirian agar satuan kajian lebih sederhana,
lebih menekankan pada kemurnian sistem pola yang diamati secara
alamiah.
15. Unsur-unsur Kontekstual.
Paradigma ilmiah, selalu mengontrol seluruh unsur yang
mengganggu.
Paradigma alamiah justru mengundang campur tangan
unsur-unsur yang terlibat, termasuk keadaan yang paling
jelek.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai