Anda di halaman 1dari 28

PARADIGMA PENELITIAN

KOMUNIKASI; KUANTITATIF
DAN KUALITATIF

Dosen:
Dr. Hendra Alfani, S.Sos., M.I.Kom
PARADIGMA PENELITIAN KOMUNIKASI
 Perspektif =paradigma,Istilah lain yang identik adalah
teori, mashab, model, dan pendekat.
 Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami
kompleksitas dunia nyata.
 Teori adalah suatu usaha untuk menerangkan atau
menggambarkan pengalaman, suatu ide tentang
bagaimana peristiwa itu terjadi.
SESEORANG BERTINDAK SESUAI DENGAN
PARADIGMA YANG DIPUNYAI
Kerangka konseptual
Perangkat asumsi Mempengaruhi
Mempengaruhi tindakan dalam
PERSPEKTIF Perangkat nilai persepsi kita situasi
Perangkat gagasan

Perspektif mempengaruhi apa yang kita pilih, lihat, dan bagaimana kita
menafsirkan apa yang kita lihat. Tidak ada perspektif yang memungkinkan
manusia dapat melihat semua aspek realitas secara simultan.

Realitas komunikasi: fenomena dan noumena


Dunia fenomena adalah dunia yang kita alami dengan panca indra kita dan terbuka bagi
penelitian ilmiah dan rasional.
Dunia noumena tidak dapat didekati dengan pengamatan empiris karena itu tidak
bersifat fisik atau empiris.
BEBERAPA PERSPEKTIF DALAM ILMU
KOMUNIKASI
 Perspektif menurut Aubrey B. Fiseher (1986):
mekanistik, psikologis, interaksional, pragmatik.
 Perspektif menurut Tucker, et.al (1981): hukum peliput
(covering-laws), aturan (rules), sistem dan
interaksionisme simbolik.
 Teori menurut Littlejohn (1999): struktural fungsional,
behavioral kognitif, interaksionis, interpretif dan kritis.
PERSPEKTIF BERDASARKAN METODE
DAN LOGIKA PENJELASANNYA
1. Perspektif covering laws: berangkat dari prinsip
kausalitas atau hubungan sebab akibat.
Perspekitf ini umumnya menjadi basis
pengembangan teori-teori komunikasi yang
memerlukan pembuktian secara empiris.
2. Perspektif rules: didasarkan pada prinsip
praktis, bahwa manusia aktif memilih,
mengubah dan menentukan aturan-aturan yang
menyangkut kehidupannya. Perspektif ini
banyak diterapkan dalam teori-teori komunikasi
antarpribadi.
3. Perspektif sistem mempunyai tiga model yakni
general sisem theory, cybernetics dan structural
fungsionalism. Perspektif ini umumnya menjadi
landasan pada teori-teori informasi dan komunikasi
organisasi.
4. Perspektif simbolic interaksionism: lebih
mengutamakan pengamatannya pada makna interaksi
simbolis. Perspektif ini banyak diterapkan pada
penelitian-penelitian tentang perilaku-perilaku
komunikasi antar individu dalam kehidupan sosial.
BERDASARKAN METODOLOGI
PENELITIANNYA
1. Clasical (yang mencakup positivisme dan
postpositivisme). Perspektif ini beorientasi pada upaya
melakukan pengujian hipotesis dalam struktur
hypotetico-deductive method, melalui laboratorium,
eksperimen, atau survey eksplanatif dengan analisis
kualitatif. Dengan demikian, objektivitas, validitas,
dan reliabilitas diutamakan dalam paradigma ini.
2. Constructivism paradigm (paradigma konstruktivisme), bersifat
reflektif/dialectikal. Menurut paradigma ini, antara peneliti dan
subjek yang diteliti perlu adanya empati dan interaksi dialektis
agar mampu mengkonstruksi realitas yang diteliti melalui metode
kualitatif seperti partisipant observation.
3. Critical paradigm (paradigma kritis), lebih berorientasi
partisipatif, dalam arti mengutamakan analisis komprehensif,
kontekstual dan multi-level analisis serta peneliti berperan sebagai
aktivis atau partisipan.
PERSPEKTIF BERDASARKAN FOKUS
WILAYAH KAJIANNYA
1. Tradisi psikologi sosial, yang memfokuskan perhatiaannya pada komunikasi
sebagai pengaruh antarpribadi.
2. Tradisi sibernetika, yang lebih melihat komunikasi sebagai pemrosesan
informasi.
3. Tradisi retorika, yang menitikberatkan perhatiannya pada komunikasi sebagai
seni berbicara di depan publik.
4. Tradisi semiotika, yang memandang komunikasi sebagai proses berbagi
makna melalui tanda-tanda.
5. Tradisi sosio-kultural, yang melihat komunikasi sebagai penciptaan dan
penentuan realitas sosial.
6. Tradisi kritis, yang lebih menekankan pada konsepsi komunikasi sebagai
tantangan reflektif terhadap diskursus (wacana) ketidakadilan.
7. Tradisi fenomenologi, yang lebih memandang komunikasi sebagai
pengalaman diri dan orang lain melali dialog.
DUALISME PERSPEKTIF DALAM
PENELITIAN KOMUNIKASI
Kuantitatif Kualitatif

 Objektif  Subjektif
 Ilmiah  Humanistik

 Empiris  Fenomenologis a

 Behavioristik dan struktural  Interpretif

 Positivistik  Konstruktifis

 Fungsionalis  Interaksional

 Mekanistik  Induktif

 Reduksionistik  Holistik

 Deduktif  Naturalistik

 Linier dan Statis  Sirkuler dan Dinamis


PERSPEKTIF DAN CARA PANDANG
KOMUNIKASI

Asumsi:
Asumsi: Subjektif,
objektif, manusia,
Manusia menciptakan aktif,
manusia, dan mepertukarkan
pasif, makna
simbol dan makna dikuasai
pesan/
makna skelompok
dikirim orang

Struktural Behaviorisme Interaksionisme/ Interpretif Kritis


Fungsional Kognitif konstruktivisme
Kritis
Konstruktivisme
Positivisme
SIFAT REALITAS

Perspektif Kuantitatif (Objektif) Perspektif Kualitatif (Subjektif)

 Realitas komunikasi  Realitas komunikasi


diasumsikan tunggal bersifat ganda
 Nyata (objektif)  Semu

 Eksternal  Rumit

 Statis,  Dinamis (mudah berubah)

 Dapat dipecah-pecah dan  Dikonstruksikan

diatur oleh hukum-hukum  Holistik


yang berlaku tetap dan  Kebenaran realitas
universal. bersifat relatif
SIFAT MANUSIA
Kuantitatif Kualitatif

 Aktor (komunikator pasif  Aktor (komunikator )


dan reaktif bersifat aktif, kreatif dan
 Perilaku komunikasi memiliki kemauan bebas
dikendalikan oleh situasi  Perilaku komunikasi
atau lingkungan secara internal
dikendalikan oleh
individu
SIFAT HUBUNGAN DALAM DAN
MENGENAI REALITAS KOMUNIKASI
Kuantitatif Kualitatif

 Terdapat hubungan sebab  Semua entitas secara


akibat (sebab nyata atau simultan saling
variabel bebas yang mempengaruhi, sehingga
mendahului akibatnya peneliti tidak mungkin
atau variabel terikat) membedakan sebab dari
akibat.
HUBUNGAN ANTARA PENELITI DAN
SUBJEK PENELITIAN
Kuantitatif Kualitatif

 Peneliti bertindak sebagai  Setaraf


pengamat otonom  Empati
 Terpisah atau berjarak  Akrab
dari subjek penelitian  Interaktif
 Berjangka pendek
 Timbal-balik

 Saling mempengaruhi

 Berjangka lama
TUJUAN PENELITIAN
Kualitatif
Kuantitatif  Menangani hal-hal bersifat khusus
 Tidak hanya perilaku terbuka, tapi
 Menangani hal-hal bersifat umum
juga proses yang tak terucapkan
 Sampel besar/representatif
 Sampel kecil/purposif
(lazimnya acak)  Memahami peristiwa yang punya
 Menguji teori
makna historis
 Meramalkan peristiwa serupa  Menekankan perbedaan individu
pada saat mendatang  Mengembangkan hipotesis (teori)
 Mencari generalisasi yang tidak yang terikat konteks dan waktu
terikat oleh konteks dan waktu  Membuat penilaian etis/estetis atas
 Menekankan penelitian pada efek fenomena komunikasi.
komunikasi
METODE PENELITIAN

Kuantitatif Kualitatif

 Deskriptif (wawancara  Deskriptif (wawancara tak


berstruktur, pengamatan berstruktur/mendalam,
berstruktur) pengamatan berperanserta)
 Survey (korelasional)  Analisis dokumen

 Eksperimen  Studi kasus

 Penekanannya pada  Studi historis-kritis

penjelasan kausal dan  Penafsiran sangat

mekanistik atas fenomena ditekankan


komunikasi
ANALISIS
kuantitatif Kualitatif

 Deduktif  Induktif
 Dilakukan setelah data  Berkesinambungan sejak
terkumpul awal hingga akhir
 Lazimnya menggunakan  Mencari model, pola atau
statistik tema
KRITERIA KUALITAS PENELITIAN
Kuantitatif Kualitatif

 Objektivitas  Otentisitas, yakni sejauh


 Reliabilitas mana temuan penelitian
 Validitas (menekankan mencerminkan
penghayatan subjek yang
kesepakatan para peneliti,
diteliti (komunikator)
kuantifikasi, dan replikasi
penelitian)
PERAN NILAI

Kuantitatif Kualitatif

 Nilai, etika dan pilihan  Nilai, etika dan pilihan


moral peneliti tidak boleh moral peneliti melekat
mencampuri proses dalam proses penelitian
penelitian (pemilihan masalah
 Penelitian yang bebas penelitian, tujuan
nilai dijamin oleh penelitian, paradigma,
metodologi objektif yang teori, dan metode/teknik
digunakan. analisis yang digunakan,
dsb.)
PARADIGMA PENELITIAN
KOMUNIKASI
PERBEDAAN ONTOLOGIS
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm

Critical realism: Relativism: Historical Realism:


Ada realitas yang real yang Realitas merupakan Realitas yang teramati
diatur kaidah-kaidah tertentu konstruksi sosial. Kebenaran (virtual reality) merupakan
yang berlaku universal suatu realitas bersifat relatif, realitas “semu” yang telah
walaupun kebenaran berlaku sesuai konteks terbentuk oleh proses sejarah
pengetahuan tentang itu spesifik yang dinilai relevan dan kekuatan-kekuatan
mungkin hanya bisa oleh pelaku sosial. sosial, budaya dan ekonomi-
diperoleh secara politik
probabilistik
PERBEDAAN EPISTIMOLOGIS
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm

Dualist/objektivist: Transactionalist/Subjectivist: Transactionalist/Subjectivist:


Ada realitas objektif , Pemahaman tentang suatu Hubungan antara peneliti
sebagai suatu realitas yang realitas atau temuan suatu dengan reaitas yang diteliti
eksternal di luar diri peneliti. penelitian merupakan produk selalu dijembatanioleh nilai-
Peneliti harus sejauh interaksi antara peneliti nilai tertentu. Pemahaman
mungkin membuat jarak dengan yang diteliti. tentang suatu realitas
dengan objek penelitian. merupakan value mediated
findings.
PERBEDAAN AKSIOLOGIS
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm

1. Nilai, etika, dan 1. nilai, etika dan pilihan 1. Nilai, etika dan pilihan
pilihan moral harus moral merupakan bagian moral merupakan bagian
berada di luar proses tak terpisahkan dari suatu tak terpisahkan dari suatu
penelitian penelitian penelitian
2. Penelitian berperan 2. Peneliti sebagai passionate 2. Peneliti menempatkan
sebagai disinterested participant, fasilitator yang diri transformative
scientist menjembatani keragaman intelectual, advokat, dan
3. Tujuan penelitian: subjektifitas pelaku sosial aktivis
eksplanasi, prediksi, 3. Tujuan penelitian: 3. Tujuan penelitian: kritik
dan kontrol. rekonstruksi realitas sosial sosial, transformasi,
secara dialektis antara emansipasi, dan social
peneliti dengan pelaku empowerment.
sosial yang diteliti.
PERBEDAAN METODOLOGIS
Clasical Paradigm Constructivism paradigm Critical Paradigm

Intervensionis: Revlective/Dialectical: Participative:


Pengujian hipotesis dalam Menekankan empati dan Mengutamakan analisis
struktur hyphotetico- interaksi dialektis antara komprehensif, kontekstual
deductive method; melalui peneliti-informan untuk dan multi-level analisis yang
lab, eksperimen, atau survey merekonstruksi realitas yang bisa dilakukan melalui
eksplanatif, dengan analisis diteliti melalui metode- penempatan diri sebagai
kuantitatif metode kualitatif seperti aktivis/partisipan dalam
partisipant observation proses transformasi sosial
Kriteria kualitas penelitian: Kriteria kualitas penelitian: Kriteria kualitas penelitian:
Objectivity, reliability, and Autenticity dan reflectivity; Historical situatedness;
validity (internal dan external sejauhmana temuan sejauhmana penelitian
validity) merupakan refleksi otentik memperhatikan konteks
dari realitas historis, sosial, budaya,
ekonomi dan politik.
LATIHAN!!!
 Apa yang anda ketahui tentang paradigma atau
perspektif?
 Mengapa ada perbedaan perspektif penelitian?

 Mengapa penting bagi anda untuk memahami paradigma


atau perspektif dalam ilmu komunikasi?
 Berikan contoh fenomena atau realitas komunikasi!
Gunakan beberapa perspektif untuk memandang atau
menyelesaikan masalahnya!
CONTOH TOPIK PENELITIAN
 Strategi Komunikasi Kelompok Orang Batak dalam
Menciptakan Harmonisasi Sosial dengan Masyarakat Lokal
 Pola Interaksi Komunikasi Etnis Batak dengan Etnis Ogan di
Kelurahan Batu Kuning (Studi Kasus ....)
 Komuniasi Transjender ...

 Komuniaksi Hijabers

 Ketertarikan Belajar Bahasa Korea


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai