Anda di halaman 1dari 42

PARADIGMA

ILMU
(PENGANTAR MEMAHAMI
KUALITATIF)
PARADIGMA
= Pandangan tentang dunia
= Cara pandang untuk menyederhanakan kompleksitas
dunia nyata

Dalam pelaksanaan penelitian memberi gambaran


tentang apa :
@ yang penting
@ yang dianggap mungkin dan sah untuk dilakukan
@ yang dapat diterima akal sehat
METODOLOGI
@ ilmu tentang metode, berisi standar dan prinsip- prinsip;
digunakan untuk pedoman penelitian
@ menerjemahkan prinsip-prinsip paradigma dalam bahasa
penelitian, memperlihatkan bagaimana dunia dapat dijelaskan,
didekati, dipelajari
Arti sempit:
Cara peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris.
Metode pengumpulan data: wawancara berstruktur
Kuesioner berskala, wawancara mendalam, diskusi,
pengumpulan dokumen, dll
Paradigma Ilmu

 Positivistik (empiricism)
 Fenomenologis (Interpretif, konstruktivis)
 Kritikal (postmodernism, feminist)

Perbedaan ketiganya dapat dilihat pada bagaimana memandang


beberapa hal berikut ini :
REALITAS

Positivisme Interpretif/ Kritikal


Fenomenologis
 Obyektif, di luar  Subyektif  Di antara subyek-
individu  Diciptakan tivitas dan obyektivitas
 Dipersepsi melalui manusia, bukan  Sangat kompleks
indera ditemukan atau  Diciptakan manusia
telah ada  Dalam ketegangan,
 Dipersepsi
 Diinterpretasi
seragam kontradiksi
kan
 Diatur hukum  Opresi dan eksploi-
universal tasi terhadap pihak yang
 Terintegrasi lemah
dengan baik sesuai
dengan tujuan hidup
KARAKTERISTIK MANUSIA

Positivisme Interpretif/ Kritikal


Fenomenologis
 Rasional  Pencipta dunia  Dinamis,
 Mengikuti  Memberi arti pencipta nasib
hukum di luar diri pada dunia  Dihalangi dari
 Tidak memiliki  Tidak dibatasi realisasi potensi
kebebasan hukum di luar diri secara utuh
kehendak  Menciptakan
rangkaian makna
KARAKTERISTIK ILMU

Positivisme Interpretif/ Kritikal


Fenomenologis
 Didasarkan  Didasari  Di antara
hukum dan pengetahuan positivistik dan
prosedur ketat sehari2 interpretif
 Deduktif  Induktif  Membebas-kan,
 Nomotetis  Idiografis memampu-kan
 Didasarkan  Didasarkan  Menjelaskan
impresi indera inter-pretasi dinamika sistem
 Bebas nilai  Tidak bebas  Tidak bebas
nilai nilai

7
TUJUAN PENELITIAN

Positivisme Interpretif/ Kritikal


Fenomenologis
 Menjelaskan  Menginterpretasi  Mengungkap di
fakta, penyebab dan dunia balik yang kelihatan
efek  Memahami  Mengungkap
 Meramalkan kehidupan sosial mitos2 dan ilusi
 Menekankan  Menekankan  Menekankan
fakta obyektif (di makna terbukanya keya-
luar)  Menekankan kinan dan ide-ide
 Menekankan upaya memahami baru
pera-malan  Membebaskan,
memampukan
Aliran Teori yang Mendasari
1. Teori Budaya  Spesies manusia: keanekaragaman ras, bahasa, dan juga secara
budayawi yang terbentuk melalui hidup secara berkelompok dan lingkungan.
2. Teori Fenomenologi  Edmund Hussert, Max Weber (sosiolog) yang menekankan
metode Verstehen (penghayatan, pemahaman interpretif) dalam upaya memahami
tingkah laku manusia. Shelter “pengalaman fenomenologis”, melalui pengalaman
itulah kita bisa memahami “fakta fenomenologis”.
3. Teori Interaksionisme simbolik  Charles Horton Cooley, George Herbert Mead,
Robert Park (sosiolog),dll, yang menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis
makna (manusia berbuat ke arah sesuatu atas dasar makna yang melekat pada sesuatu
itu, makna berkembang dengan adanya interaksi antar manusia.
4. Teori Etnometodologi  fokus kepada bidang masalah yang diteliti (subject matter
to investigate), bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari: hal
konkret, praktis dan apa adanya.
PENELITIAN KUALITATIF
A. PENGERTIAN
Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat ilmu yang mencari esensi segala sesuatu.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, yang berangkat dari asumsi adanya normalitas,
dan kebenaran dicari dari rerata normalitas frekuensi atau rerata keragaman berbagai
sesuatu. Pada penelitian kuantitatif kita mencari kebenaran lewat sampel acak atas
sampel itu representatif terhadap populasinya. Pada penelitian kualitatif, kita mencari
kebenaran lewat kasus yang menampilkan esensi yang kita cari.
B. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
1. Seting alamiah
Data dikumpulkan secara langsung dari lingkungan nyata dalam situasi sebagaimana
adanya di mana subjek melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Peneliti sebagai Instrumen Utama
Peneliti sendiri sebagai instrumen utama, karena tidak mungkin membuat instrumen yang
dapat menyesuaikan dengan berbagai realitas yang diteliti. Semua instrumen berinteraksi
dengan dengan responden yang objek yang diteliti, maka hanya instrumen manusialah
yang dapat berinteraksi dan memaknai berbagai interaksi.
3. Bersifat Deskriptif
Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, bukan angka-angka. Hasil
penelitian berisi deskripsi dan kutiban-kutiban dari kumpulan data yang berasal dari
catatan wawancara, pengamatan, catatan lapangan, foto, rekaman, dokumen pribadi, dan
rekaman-rekaman lain.
4. Lebih mementingkan proses daripada hasil
Perhatian lebih dititikberatkan kepada gejala proses daripada hasil
dari proses. Misalnya, peneliti lebih mementingkan bagaimana orang-
orang bertukar pikiran untuk memperoleh pengertian yang sama
tentang sesuatu daripada kesamaan pengertian itu.
5. Analisis data secara induktif
Penelitian kualitatif tidk mencari data untuk memperkuat atau
menolak hipotesis yang telah diajukan sebelum memulai penelitian,
tetapi melakukan abstraksi setelah melihat fenomena-fenomena yang
ada. Kebenaran esensi berasal dari bawah, berasal dari sejumlah besar
satuan bukti yang terkumpul yang saling berhubungan satu dengan
lainnya.
6. Makna adalah esensial
Makna adalah esensial dan mendapat perhatian utama.
7. Laporan bernada studi kasus
Nada laporan lebih bersifat studi kasus, yaitu mendeskripsikan realitas
yang bersifat majemuk.
8. Interpretasi ideografik
Peneliti kualitatif menginterpretasikan data secara ideografik
(kekhususan suatu kasus), bukan secara nomotetik (berlaku secara
umum), karena interpretasi yang berbeda akan lebih memberi arti
bagi realitas yang berbeda konteksnya.
Kuantitatif Vs Kualitatif
QUALITATIVE
QUANTITATIVE

• Menggali informasi
• Mengukur tingkat yang mendalam.
kejadian. • Mengapa
• Berapa banyak • Motivasi
tindakan. • Discovery
• Pembuktian. • Explorasi
• Deskripsi. • Insight tindakan
Paradigma Kuantitatif vs
Kualitatif
Paradigma Kuantitatif Kualitatif
- Fakta sosial memiliki realitas yang  Realitas adalah dibangun secara sosial
Asumsi objektif  Variabel kompleks saling berhubungan
- Variabel dapat diidentifikasi dan sulit diukur, penggunaan term: faktor /
dapat diukur hubungannya konsep.

Generalisasi Tidak
dapat digeneralisasikan
Tujuan Penjelasan tentang sebab akibat Memahami situasi yang ada
Prediksi

Dimulai dengan teori dan hipotesa Hasilberupa hipotesa dan teori


Pendekatan Menggunakan instrumen formal Peneliti sebagai instrumen Naturalistik
Deduktif (umum  khusus) Induktif (khusus  Umum/ kesimpulan)
Analisis komponen Mencari pola-pola
Mengolah data menjadi angka Mencari prularisme, kompleksitas
Empiris Memperkecil penggunaan angka-angka
Abstrak
Perbedaan Axioms (pandangan
dasar)
Axioms Kuantitatif Kualitatif
Sifat realitas • Realitas itu tunggal, kongkret • Realitas itu bersifat ganda, hasil
teramati, dan dapat konstruksi dalam pengertian,
dipragmentasikan. dan holistic.

Hubungan peneliti • Independen, suatu dualism. • Interaktif, tidak dapat


dipisahkan.
dengan yang diteliti
Posibilitas generalisasi • Bebas dari ikatan konteks dan • Hanya mungkin dalam ikatan
waktu (nomothetic konteks dan waktu (idiographic
statements) statements)

Posibilitas membangun • Ada sebab-sebab riil yang • Mustahil memisahkan sebab-


secara temporal atau secara sebab dengan akibat-akibat-
jalinan hubungan kausal simultan senantiasa nya sebab pada semua keadaan
mendahului dan melahirkan secara simultan.
akibat-akibat.

Perananan nilai • Bebas nilai. • Tidak bebas nilai.

Sumber: David D. Williams dalam Faisal (1990: 18)


Konsep Fundamental Studi
Kualitatif:
1. Pandangan Holistik (menyeluruh /tidak parsial).
2. Konteksual (kondisi di mana suatu keadaan terjadi: tempat,
ruangan, obyek/ subjek nyata, pemandangan, dsb).
3. Perspectif emic (dari sudut pandang masyarakat yang diteliti)
4. Perspectif etic (dari sudut pandang luar /peneliti tentang suatu
realita)
5. Orientasi tidak bebas nilai (menyatukan fakta dan nilai,
spekulasi)  panca indra (fakta) + keyakinan =Subjektif.
Ket: positivis: bebas nilai  memisahkan fakta (ilmiah murni) dan nilai-nilai diluar ilmu
pengetahuan / kepentingan (politik, religius, ideologi, atau moral), prosedur baku,
panca indra, penilaian sbg alat/ sarana dengan tujuan akhir meramalkan kejadian dan
mengendalikannya, ilmu pengetahuan (proses) dikembangkan sesuai kebenaran fakta
dan tidak tunduk dengan nilai / pertimbangan lain  objektif.
PENELITIAN KUALITATIF
Studi pada situasi alamiah Orientasi kasus unik
Beriorientasi penemuan, bukan “Netral-empatis”
pembuktian (induktif)
Fleksibilitas desain
Kontak personal
Mendasarkan diri pada kekuatan
Perspektif holistik narasi
Perspektif dinamis, perkembangan Sirkuler
Peneliti instrumen kunci
KARAKTERISTIK
PENELITIAN KUALITATIF
1. Studi dalam situasi alamiah
* Tidak memanipulasi setting penelitian,
fenomena diteliti pada konteks alamiahnya
* Berorientasi pada penemuan, amat berbeda
dengan studi eksperimental.
* Penekanan pada dinamika & proses dari
fenomena yang kompleks
* Fokus lebih pada variasi pengalaman
individu atau kelompok
2. Analisis induktif

 Penelititidak membatasi penelitian pada upaya


menerima/menolak hipotesis
 Wawancara terbuka (induktif)
 Pemahaman mendalam tentang fenomena
 Dari kekhususan/keunikan-keunikan yang ditemukan
membangun suatu konsep umum
Deduktif vs Induktif

Laba-laba
Lebah
Deduktif Induktif
3. Kontak personal

 Hubungan personal langsung dengan subyek


untuk memahami realitas dan kehidupan
sehari-harinya (participant observation)
 Keterlibatan mendalam dengan subyek
 Peneliti adalah instrumen

Pada Penelitian kuantitatif , peneliti tidak


konsisten: ingin memahami hal yang diteliti
tetapi mengambil jarak dan menggunakan
angka
4. Perspektif holistik

 Pemahaman yang menyeluruh dan utuh


tentang
fenomena, seluruh faktor dilihat
hubungannya dalam konteks yang ada
 Manusia dan realitas tidak dapat
dilepaskan dari konteks
5. Perspektif dinamis &
perkembangan
 Melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang
dinamis dan berkembang
Tidak membatasi, melainkan justru
mengantisipasi kemungkinan perubahan

6. Orientasi kasus unik


 Penelitianmendalam dari sejumlah kecil
kasus yang spesifik (studi kasus)
7. Netralitas empatik

* Empati = sikap terhadap subyek yang


dihadapi. Netral = melakukan penelitian tanpa
diwarnai bias/praduga tertentu yang
mempengaruhi perolehan data  sikap “epoke”
* Perlu usaha-usaha untuk meminimalkan
bias : pengumpulan data secara sistematis,
beberapa sumber data, external reviewers.
* Manusia harus dipahami dengan cara
berbeda dibandingkan obyek studi lain

Pertanyaan yang muncul : bagaimana validitas dari penelitian


kualitatif (dibahas pada Bab tersendiri)
8. teknik pengumpulan data khas
kualitatif
- Tidak ada manipulasi / treatment
- Pengumpulan data yang khas kualitatif : wawancara,
observasi, dokumen, riwayat hidup subyek, karya tulis/teks,
foto, dll
9. Fleksibilitas desain

 Disain penelitian sifatnya luwes, berkembang sejalan


dengan kemajuan penelitian lapangan.
* Tetap ada disain awal yang tersusun baik, yang
akan mengarahkan cara-cara penambilan dan
pengolahan data.
10. Peneliti sebagai instrumen kunci
Peneliti berperan besar mulai dari pemilihan topik,
pengumulan data, analisis & interpretasi, penulisan
laporan

11. Mendasarkan diri pada kekuatan


narasi
 Kedalaman dan proses perlu dijelaskan melalui narasi
utuh tentang fenomena
 Dapat dibantu dengan tampilan visual seperti skema,
bagan atau gambar
12. Sirkuler
Realitas hidup manusia sangat kompleks, tidak dapat didefinisikan secara
tegas secara linier. Aspek-aspek dapat saling mempengaruhi, hubungannya
mungkin tidak satu arah
Proses penelitian kualitatif juga sirkuler
Mengapa dan Kapan melakukan
Penelitian Kualitatif

Beberapa alasan mengapa memilih kualitatif (Creswell,


1998) :
1. Research questions (dimulai dengan how / what) 
butuh penjabaran mendalam
2. Topik yang diangkat memerlukan eksplorasi
mendalam ; kebutuhan menyajikan fenomena secara
lebih detail dan terperinci
3. Mempelajari subyek dengan setting alamiah
4. Teori yang terbatas dan bertujuan membangun teori baru
5. Keinginan, kemauan, dan kemampuan narasi peneliti serta
kecukupan sumber daya
Apakah Anda setuju dengan
poligami ?
C. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang


berada pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar, dan data penelitian.
Informan dibedakan menjadi dua, yaitu informan yang berfungsi sebagai
pembuka jalan dan informan yang berperan sebagai pemberi informasi data
lapangan.
Informan sebagai pembuka jalan berfungsi sebagai pembuka jalan memasuki
seting dan sebagai jembatan komuniukasi antara peneliti dengan situasi
penelitian dan masyarakat yang berfungsi sebagai pemberi data. Informan
pembuka jalan dipilih orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam suatu
latar penelitian, misalnya pimpinan-pimpinan formal, pimpinan-pimpinan
informal, dan powe etite.
Informan pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data penelitian.
Informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai
informasi yang relevan dengan penelitian.
Agar dapat memilih informan dengan tepat, ada empat macam cara memilih yang dikelompokkan sebagai
nonporobability sampling, yaitu accidental, purposive, quota, dan snow ball sampling.
- accidental: untuk memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu dengan cara
aktif memilih dan menjadikan semua responden yang mereka ditemui sebagai
informan.
- purposive: peneliti atas dasar rasional tertentu memilih responden untuk dijadikan informan
dalam pengambilan data.
- quota: pemilihan informan atas dasar jumlah tertentu dan jumlah itu ditentukan sebelum
penelitian.
- snow ball: pemilihan informan yang dimulai dari jumlah kecil, kemudian atas dasar
rekomendasinya menjadi semakin membesar. Di tempat kita disebut “gethok tular”, di mana
respoden yang telah ditemui memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk dijadikan
respoden.
D. INSTRUMEN PENELITIAN

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, anaalisis, penafsir,
dan pada akhirnya ia sebagai pelapor. Pengertian peneliti sebagai instrumen cocok, karena ia menjadi segalanya dalam keseluruhan
proses penelitian.
Peneliti sebagai instrumen harus memenuhi persyaratan:
- responsif: responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Ia bersifat interaktif terhadap
lingkungannya.
- Dapat menyesuaikan: sebagai instrumen peneliti harus dapat menyesuaikan pada keadaan dan situasi pengumpulan data.
- Menekankan keutuhan: manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia sebagai
suatu keutuhan. Pandangan yang menekankan keutuhan memberikan kesempatan kepada peneliti memandang konteksnya di mana
ada dunia nyata bagi subjek dan responden dan memberikan suasana, keadaan, dan perasaan.
- Mendasarkan diri pada perluasan pengetahuan: dalam hal-hal tertentu, manusia sebagai instrumen terdapat kemampuan untuk
memperluas dan meningkatkan pengetahuan itu berdasarkan pengalaman-pengalaman praktisnya.
- Memproses data secepatnya: peneliti harus memproses data secepatnya begitu memperoleh data.
- Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan: kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang
difahami respoden, memperoleh kejelasan mengenai berbagai hal, menggali lebih dalam, dan menguji secara silang informasi
yang semula meragukan.
- Memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh respon yang tidak lazim: kemampuan untuk menggali informasi yang lain dari
yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang tidak terduga lebih dahulu, atau tidak lazim terjadi.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pengamatan Berperan Serta (participant observation)


Teknik pengumpulan data yang melibatkan persetindakan (interaksi) sosial antara peneliti
dan informan dalam suatu latar penelitian, yang dilakukan
peneliti secara sitematis tanpa menampakkan diri sebagai peneliti.

2. Wawancara Mendalam (in-depth interview)


Wawancara kualitatif memiliki ciri-ciri takterstruktur, tak dibakukan, dan terbuka.
Wawancara tersebut merupakan wawancara secara mendalam, yaitu pertemuan langsung secara
berulang-ulang antara peneliti dan informan yang diarahkan pada pemahaman pandangan
informan dalam hal kehidupannya, pengalamannya, atau situasi situaisi yang dialaminya, yang
diungkapkan dengan kata-kata informan itu sendiri.

3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajri dokomen-dokumen yang ada, yaitu
dokumen yang dipublikasikan dan dokumen pribadi seperti foto, surat, catatan harian, dan
catatan lain.
F. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Keabsahan data identik dengan keabsahan (validitas) dan
keterandala(reliabilitas) dalam penelitian kuantitatif. Ada berbagai teknik
pemeriksaan data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif seperti
dijelaskan berikut ini.

1. Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tersebut bukan hanya dilakukan dalam waktu singkat tetapi
memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan.

2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka
ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulsi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan, yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori.
- Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
baik derajat kepercayaan sesuatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
- Triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu:
(1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data;
(2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
- Teknik Triangulasi jenis ketiga (penggunaan penyidik) ialah dengan
jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
- Triangulasi dengan teori dilaksanakan dengan cara memeriksa
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
4. Pengecekan Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengeksposisi hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan- rekan
sejawat.
5. Analisis Kasus Negatif
Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan
contoh dan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan
informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.
6. Kecukupan Referensial
Bahan-bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai
patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.
7. Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan
data sangat penting sekali dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek
dengan anggota terlibat meliputi: data, kategori-analisis, penafsiran, dan
kesimpulan. Kepada para angota terlibat yang mewakili rekan-rekan mereka
tersebut dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan
situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh
peneliti.
G. ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses mengorganisasikannya dan mengurutkan


data ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sedemikian
rupa sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja sebagai yang disarankan oleh data. Proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah langkah berikutnya
ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi. Abstraksi merupakan rangkuman dari proses dan pernyataan-
pernyataan yang perlu dijaga sedemikian rupa sehingga tetap berada di
dalamnya. Langkah berikutnya menyusun dalam satuan-satuan. Satuan
tersebut kemudian dikategorisasi. Kategori dilakukan sambil membuat
koding. Tahap selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan
keabsahan data. Langkah terakhir adalah penafsiran data.
Miles dan Huberman (1984 : 21 – 23) menyebutkan ada empat
komponen yang digambarkan ke dalam model Flow model dan
Interactive model sebagai berikut :

Da ta Co lle c tio n p e riod

DATA REDUCTION
Antic ip a tory During Post

DATA DISPLAY
During Post

CONCLUSION DRAWING / VERIFIC ATION


During Post

Gambar 1 Flow model


Da ta Co lle c tion

Da ta Disp la y

Da ta Re d uc tion

Conc lusio ns :
dra wing / ve ryflying

Gambar 2 Interactive model


Menurut Miles dan Huberman data reduction berarti: the
process of selecting, focusing, simplifying, abstracting, and
tranforming the “raw”data that appear in written-up
fieldnotes. Peneliti harus mereduksi, memilih mana yang
relevan dan bermakna untuk disajikan.

Dalam proses reduksi ini peneliti tidak asal mengurangi data,


tetapi melakukan seleksi, memilih data apa yang relevan dan
bermakna yang pokok atau inti, memfokuskan pada data yang
mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan
atau menjawab pertanyaan penelitian, kemudian
menyederhanakannya, menyusun secara sistematik dengan
menonjolkan hal-hal yang pokok dan penting dan membuat
abstraksi atau sari ringkasan yang memberikan gambaran
tajam tentang hasil temuan serta maknanya.
Data display, hasil dari reduksi data perlu disajikan dalam laporan secara
sistematik yang mudah dibaca/dipahami baik sebagai keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dalam konteks sebagai kesatuan dan bukan segmental atau
fragmental terpisah satu dengan lainnya. Untuk display data peneliti dapat
mempergunakan berbagai cara secara visual seperti grafik, chart, network,
diagram, matrik tabel dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menjelaskan dan
meringkas menyederhanakan kekompleksan agar menjadi lebih mudah dipahami
oleh pembaca.

Menarik kesimpulan dan verivikasi, peneliti perlu menengok kembali pada


tujuan yang ingin dicapai, temuan-temuan apa yang dapat ditonjolkan dengan
bermakna. Peneliti dapat berangkat dari pertanyaan penelitian, hipotesis pola-pola
hubungan yang diduga sebelumnya. Kesimpulan yang ditarik untuk laporan final
harus diverivikasi dengan berbagai cara untuk memperoleh konsensus atau
konfirmabilitas (confimability). Dalam model interactive nampak adanya
hubungan interactif antara ketiga komponen utama tersebut. Verivikasi dilakukan
dengan melihat kembali pada reduksi data maupun pada display data, sehingga
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang dianalsis.

Anda mungkin juga menyukai