Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL BELAJAR

MODUL INTEGRATIF ABNORMAL


ADUH SAKIT

Disusun Oleh:
Kamila Farendityas Isworo
6130018003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATL ULAMA SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN

NO. MATERI YANG DINILAI PROSENTASE NILAI


1. Ketepatan pemilihan kata kunci dalam 25%
peta konsep
2. Kesesuaian hubungan kata kunci dalam 25%
peta konsep
3. Kesesuaian learning objective dengan 25%
naskah scenario
4. Pemilihan daftar pustaka dan sitasi 25%

Dosen Pembimbing

Bambang Edi Suwito, dr., M. Si


1. Peta Konsep

2. Sistem Saraf Sensoris


Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi suatu
rangsang. Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi tubuh. Sistem
ini dapat juga dimaknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.
A. Reseptor
Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat
ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar.
Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi
energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:
• Exteroseptor ;
Respon terhadap stimuli yang berasal dari luar tubuh. Lokasinya pada atau dekat permukaan
tubuh. Termasuk reseptor untuk raba, tekan, nyeri dan suhu
• Proprioseptor ;
Respon terhadap regangan otot skelet, tendon, joints, ligaments dan jaringam konektif yang
menyelimuti tulang dan otot
• Interoseptor ;
Respon terhadap stimuli yang berasal dari visceral dan pembuluh darah. Monitor berbagai
macam stimuli seperti perubahan kimiawi, regangan jaringan, dan perubahan temperatur
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :
• Mekanoreseptor ; kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan,
memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di
kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk
rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan).
Fungsinya untuk mendeteksi distorsi membran, terdapat 3 jenis reseptor:
•Reseptor taktil
1. Mekanoreseptor – reseptor taktil
 Mendeteksi raba, tekanan dan getar pada kulit
 Mendeteksi gerakan rambut
 Mendeteksi raba halus
 Mendeteksi tekanan dalam
 Respon terhadap gatal dan raba halus
2. Mekanoreseptor – proprioreseptor
Terdapat 3 jenis proprioseptor:
a. muscle spindle
 Modifikasi sel otot skelet.
 Monitor panjang otot skelet.
b. organ tendon golgi – lokasi dekat dengan muscletendon junction
 monitor tegangan dalam tendon.
c. reseptor joint kinesthetic
 Ujung-ujung saraf sensorik dalam kapsul sendi.
 Monitor tekanan, tegangan dan pergerakan pada.
 Persendian.
3. Mekanoreseptor - Baroreseptor
 Mendeteksi perubahan tekanan.
 Didapatkan pada jaringan elastis dari pembuluh darah dan organ-organ digestive,
reproduksi dantraktus urinarius.
• Thermoreseptor ; reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus
Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
Mendeteksi temperatur reseptor ditemukan di kulit, otot skelet, hati dan hipotalamus.
Mengandung ujung-ujung saraf bebas. Pada ujung-ujung saraf bebas memiliki reseptor fasik
yang beradaptasi mudah. Respon dingin lebih superfisial dan reseptor terhadap panas berada
lebih dalam. Suhu yang di luar kisaran termoreseptor akan mengaktivasi nosiseptor
• Nociseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang
dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Reseptor nyeri
bisa disebut dengan nosiseptor. Sensitif terhadap stimulus penghasil nyeri (panas atau dingin
ekstrim, tekanan berlebihan, bahan kimia keras. Menggunakan ujung-ujung saraf bebas.
Nosiseptor memiliki cara kerja:
1. Sel-sel yang mengalami injuri akan melepaskan asam arachidonat.
2. Asam arachidonat dikonversi menjadi prostaglandin oleh enzim siklo-oksigenase.
3. Prostaglandin akan mengaktivasi nosiseptor.
Banyak obat2an anti nyeri seperti aspirin bekerja dengan menghambat enzim siklo-
oksigenase
Substansi-substansi yang menstimulasi nosiseptor:
1. Bradykinin: vasodilator kuat yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan
mengkonstriksi otot-otot polos. Berperan sebagau mediator nyeri pada lokasi injuri
2. Postaglandins: suatu substansi menyerupai hormon yang mengirim stimulus nyeri
tambahan ke SSP.
3. Substance P: diyakini bekerja sebagai suatu stimulan pada reseptor nyeri dan bisa
mempengaruhi respon inflamasi.
Contoh nosiseptor berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi
(untuk tekanan).
• Chemoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiawi, seperti : bu-bauan
yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel
reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi
oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor
di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.
• Photoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan cahaya, dan dilakukan oleh
sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata. (Fox, 2008)

Klasifikasi berdasarkan struktur


 Simple:
Struktur ini mayoritas dalam sistem saraf aferen. Modifikasi perpanjangan dendrit dari saraf
sensorik. Ditemukan di kulit, membran mukosa, otot dan jaringan konektif. Terdistribusi luas.
Ujung-ujunh saraf dari neuron senorik:
A. Protopatik
B. Proprioseptic
Diklasifikasikan menjadi menjadi kelompok:
1. Ujung2 denrit bebas
Sebagian besar tidak bermyelin dengan diameter kecil. Respon terhadap nyeri dan
temperatur. Terdapat dua jenis khusus:
A. Discus Merkel; terletak pada epidermis sebagai Reseptor beradaptasi lambat
utk raba halus
B. Receptor folikel rambut; membungkus folikel rambut sebagai reseptor yang
beradaptasi cepat
2. Ujung-ujung dendritic encapsulated
Terdiri dari satu atau lebih serabut akhir dari neuron sensorik. Tertutup dalam jaringan
konektif. Sebagai mekanoreseptor memiliki empat jenis utama yaitu:
A. Corpuskel meissner
B. Corpuskel Pacinian
C. Corpuskel Ruffini
D. Proprioseptor : muscle spindle, organ tendon golgi, reseptor kinestetik joint.

 Complex:
Struktur ini dihubungkan dengan sensorik khusus (penglihatan, pendengaran, penghiduan dan
pengecapan).
B.Jaras somatosensorik
Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :
• Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal
diterima reseptor → dibawa ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju cornu
posterior medulla spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu menyilang ke sisi
lain medulla spinalis → membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus
→ menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju korteks
somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis).
• Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo : sinyal diterima
reseptor → ganglion spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai
funiculus grasilis dan funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll → berganti menjadi
neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain medulla spinalis → menuju thalamus di otak
→berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di girus
postsentralis (lobus parietalis). (Heryati dan Faizah, 2008)

Fox, S.I. Human Physiology Tenth Edition. New York: McGraw-Hill; 2008
Heryati, euis. Faizah, Nur. Diktat Kuliah Psikologi Faal. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia; 2008

Anda mungkin juga menyukai