Anda di halaman 1dari 14

PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM PERTEMUAN

ILMIAH
Dosen Pengampu : Ibnu Fattah, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Lala Julia Bobby Siahaan 6. Putri Rahma Sabrina
2. Lani Afriani Pohan 7. Siti Nurhaliza
3. Mustika Syakinah Nuri 8. Stefani Sinaga
4. Nahda Zaura Muzainy 9. Syafira Zulaika
5. Putri Elsyanda 10. Wahyuni Sinaga

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM PERTEMUAN ILMIAH” sesuai waktu yang
ditentukan.

Tujuan pokok penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa
Indonesia dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa informasi pengetahuan tentang
peranan bahasa indonesia dalam pertemuan ilmiah bagi para pembacanya. Dalam penyusunan
makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibnu Fattah, M.Pd selaku dosen
Bahasa Indonesia.

Makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, namun kami menyadari masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini, oleh karena itu kami memohon kepada para pembaca untuk
dapat memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik.

Medan, 28 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

I.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

I.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

II.1 Definisi Bahasa ................................................................................................................... 3

II.2 Pengertian Karya Ilmiah .................................................................................................. 3

II.3 Jenis-Jenis Karya Ilmiah .................................................................................................. 3

II.4 Karakteristik Karya Ilmiah .............................................................................................. 4

II.5 Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah ......................................................................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10

III.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah adalah hal yang paling penting dalam dunia pendidikan saat ini.
Mahasiswa dan dosen perlu mengetahui bagaimana menulis karya ilmiah yang benar dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karya ilmiah merupakan jenis tulisan
ilmiah yang memiliki desain atau sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah itu
sendiri. Salah satu karakteristik tersebut wujuda dalam bentuk bahasa yaitu bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa tulis yang baku. Penulisan karya ilmiah dipengaruhi oleh dua
factor yaitu factor nonteknis mencakup sistematika penulisan dan penalaran dan factor
teknis yang berkaitan dengan content yang memperlihatkan keaslian gagasan yang didukung
dengan argumentasi ilmiah. Pada tulisan ini akan dibahas beberapa yang berkaitan dengan
bahasa dan karya ilmiah. Mulai dari sifat sifat bahasa dalam karya ilmiah, ragam bahasa
tulis, cara penulisan rujukan dan syarat-syarat penggunaan bahasa dalam penulisan karya
ilmiah.

Bahasa Indonesia berkembang terus. Namun demikian bahasa Indonesia khususnya


ragam bahasa tulisan telah dibakukan. Oleh karena itu dalam tampilannya disarankan agar
artikel ilmiah direalisasikan oleh bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia bakau ragam
tulisan mencakup banyak aspek seperrti ejaan, pilihan kata, struktur kalimat. Dalam artikel
ini nantinya akan dibahas dalam syarat-syarat penggunaan bahasa dalam karya ilmiah.
Ragam bahasa merupakan variasi penggunaan bahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan
berdasarkan pada a) pokok pembicaraan, b) media yang digunakan, c) hubungan antara
contributor dan komunikan. Dari hubungan komunikator dengan komunikan, perbadaan
ragam bahasa tulis dan ragam lisan ada dua macam. Pertama hubungan dengan peristiwanya
yakni bila digunakan dalanm ragam tulis partisipan tidak berhadapan secara langsung.
Akibatnya bahasa yang digunakan harus lebih jelas sebab berabagai sarana pendukung yang
dalam bahasa lisan seperti bahasa isyarat, pandangan, dan anggukan tidak dapat digunakan.
Itu sebabnya ragam tulis libiih cemat. Pada ragam tulis fungsi subjek, predikat, objek dan
keterangan serta hubungan antarfungsi itu harus nyata. Pada ragam lisan partisipan pada
umumnya bersemuka sehingga funsi fungsi tersebut sering terabaikan. Hal kedua yang
membedakan ragam tulisan dengan lisan adalah berkaitan dengan beberapa upaya yang
digunakan dalam ujaran, misalnya teinggi rendah, panjang pendek, dan intonasi kalimat
yang tidak terlambang dalam tata tulis maupun ejaan. Dengan demikian penulis perlu
merumuskan kembali kalimatnya jika ingin menyampaikanjangkauan makna yang sama
lengkapnya. Lain hal nya dengan ragam lisan, penutur dapat memberikan tekanan atau jeda
pada bagian tertantu agar maksud ujarannya dapat dipahami. Jadi ragam bahasa tulis
memiliki karakteristik yang khusus dibandingkan ragama bahasa lisan.

1
I.2 Rumusan Masalah
• Apa itu bahasa
• Apa itu karya ilmiah
• Apa peranan bahasa indonesia dalam pertemuan ilmiah

I.3 Tujuan
• Untuk mengetahui apa itu bahasa
• Untuk mengetahui apa itu karya ilmiah
• Untuk memahami peranan bahasa indonesia dalam peranan ilmiah

2
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
II.1 Definisi Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini
merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai hasil
dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu
pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya. Ragam
bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ambiguitas makna. Dalam karya
tulis ilmiah sedapatnya tidak mengandung bahasa yang terlalu kontekstual seperti ragam
bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya ilmiah tersebut dapat dibaca oleh pembaca tidak
dalam bersifat konteks saja namun bisa juga secara abstrak. Masalah imiah biasanya
menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau
analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan
struktur bahasa dan kosakata yang canggih.
Berikut beberapa pengertian bahasa dari para ahli:
➢ Plato Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut.
➢ Ferdinand De Saussure Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol karena
dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari
kelompok yang lain.
➢ Bill Adams Definisi bahasa adalah suatu sistem pengembangan psikologi individu dalam
sebuah konteks inter-subyektif. Wahyu Wibowo Dalam bukunya Otonomi Bahasa 7
Strategi Tulis Pragmatik Bagi Praktisi Bisnis dan Mahasiswa (2001), bahasa merupakan
sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi yang bersifat arbitrer dan
konvensional.

II.2 Pengertian Karya Ilmiah


Karangan ilmiah atau karya ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8— 9) adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar.

II.3 Jenis-Jenis Karya Ilmiah


Jenis-jenis karya ilmiah dapat dibedakan atas berikut.
➢ Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya
berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.
➢ Kertas kerja, adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah
dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.
Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk

3
didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau
lokakarya
➢ Laporan Praktik Kerja, adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan
karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII)
➢ Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana
➢ Tesis Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan
melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari
skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
➢ Disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru
yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III).
Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.

II.4 Karakteristik Karya Ilmiah


1. Mengacu kepada teori Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan
sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang (data utama; fakta)
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan
suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan fakta Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis Baik penulisan/penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah
disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang
berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-
raguan dalam benak pembaca.
8. Seksama Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara
cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.

4
9. Tuntas Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan
bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional) Akan tetapi, tata cara
penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap
harus diperhatikan.
PERSYARATAN MENULIS ILMIAH
• Menguasi teori
• Memiliki pengalaman
• Bersifat terbuka
• Bersifat objektif
• Memiliki kemampuan berbahasa

II.5 Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah


Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah yaitu apakah bahasa Indonesia mampu sebagai
perantara atau sebagai media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah?
Seperti yang kita ketahui Bahasa Indonesia banyak dikenal sebagai bahasa pemersatu
bangsa, selain itu bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan dan pertemuan ilmiah. Begitu juga dalam penulisan ilmah seperti penulisan
makalah usulan penelitian,laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi kini telah
menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau menggunakan bahasa
baku.
Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah boleh dikatakan mampu menjadi perantara atau
media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah. Seperti yang kita biasa kita sering temukan
dalam beberapa jenis penulisan ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), dari berbagai jenis
penulisan tersebut dapat kita nyatakan bahwa sudah banyak di antara sebuah penulisan ilmiah
tersebut yang sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara atau sebagai
media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah.
Namun dalam penerapanya terkadang masih banyak kesalahan. Terutama dalam segi
penggunaan kata, struktur kalimat, dan penempatan tanda baca (seperti : tanda baca titik,
koma, dsb).

EJAAN
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang
distandarisasikan, yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan
unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
1. Pemakaian Huruf
➢ Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt,
Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
5
➢ Huruf vokal: a, e, i, o, u.
➢ Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
➢ Huruf diftong: ai, au, ai.
➢ Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.
➢ Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai berikut.
 Huruf pertama kata pada awal kalimat
 Huruf pertama petikan langsung
 Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti
 Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
 Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
 Huruf pertama unsur-unsur nama orang
 Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
 Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
 Huruf pertama nama geografi.
 Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
 Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
 Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.
 Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
 Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
 Huruf pertama kata ganti Anda.
2. Penulisan Huruf Bercetak Miring
 Menuliskan nama buku, majalah, koran
 Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
 Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan
3. Pemakaian Tanda Baca
Tanda titik dipakai :
 Pada akhir kalimat
 Pada singkatan nama orang
 Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
 Pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum
 Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dandaftar
 Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu
 Untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan jangka waktu

6
Tanda titik tidak dipakai :

 Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah
 Dalam singkatan yang terdiri atas huruf–huruf awal kata atau suku kata, atau
gabungan keduanya,yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga-
lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
 Di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.

Tanda koma dipakai :

 Di antara unsur–unsur dalam suatu perincian dan pembilangan


 Untuk memisahkan kalimat setara
 Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
 Di belakang kata seru yang terdapat pada awal kalimat
 Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat
 Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
 Di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan
 Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
 Di antara nama orang dan gelar akademik
 Di muka angka persepuluhan
 Untuk mengapit keterangan tambahan, atau keterangan aposisi.

Tanda titik koma dipakai :

 Untuk memisahkan bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara


 Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.

Tanda titik dua dipakai :

 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
 Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
 Kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
 Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab–kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul suatu karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit).

7
Tanda hubung (-) dipakai :

 Untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah karena pergantian baris
 Untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
 Menyambung unsur–unsur kata ulang
 Menyambung huruf kata yang dieja
 Untuk memperjelas hubungan bagian–bagian ungkapan
 Untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan –an, singkatan huruf besar
 dengan imbuhan atau kata
 Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Tanda pisah (–) dipakai :

 Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi pelajaran(kemerdekaan


bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh
 Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas (Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta).
 Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara nama
dua kota yang berarti ‘ke’ atau sampai (1945 – 1950 :Bandung – Jakarta).

Tanda petik (‘. . .’) dipakai :

 Mengapit petikan langsung


 Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat
 Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal

Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai :

 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan lain, misalnya : Tanya basri,
“Kaudengar bunyi ‘kring – kring tadi’?
 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing, misalnya : rate of
inflation ‘laju inflasi’.

Tanda garis miring (/) dipakai :

 Dalam penomoran kode surat, misalnya : No. 7/ PK/ 1983 ;


 Sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat, misalnya: mahasiswa /
mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V / 6.

Tanda penyingkat atau apostrop (‘) dipakai :

 Menunjukkan penghilangan bagian kata. Misalnya : Amin ‘kan kusurati (‘kan =akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah=telah)
8
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar nilai suatu penulisan menjadi
sebuah penulisan yang berilmiah. Bukan hanya dipandang dari sudut bahasa saja, tetapi juga
dari sudut isi dari suatu penulisan ilmiah. Terkadang mempelajari penulisan yang benar
dikatakan sulit bagi seseorang yang sedang melakukan sebuah penulisan ilmiah, tetapi hal itu
bisa mudah apabila kita mempelajari struktur penulisan dengan benar. Apalagi sudah banyak
buku yang menerangkan tentang cara atau struktur sebuah penulisan ilmiah.

9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal
ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai
sosial. Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai
hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu
pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya.

Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama


benda) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara
lewat mulut.

Karangan ilmiah atau karya ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8— 9)
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar nilai suatu penulisan menjadi
sebuah penulisan yang berilmiah. Bukan hanya dipandang dari sudut bahasa saja, tetapi juga
dari sudut isi dari suatu penulisan ilmiah. Terkadang mempelajari penulisan yang benar
dikatakan sulit bagi seseorang yang sedang melakukan sebuah penulisan ilmiah, tetapi hal itu
bisa mudah apabila kita mempelajari struktur penulisan dengan benar. Apalagi sudah banyak
buku yang menerangkan tentang cara atau struktur sebuah penulisan ilmiah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. (2006). BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH. Universitas Nasional.

Manik, E. P. (2007). Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Medan.

Sofyan, A., Karlieni, E., Wahya, Judaatmadja, K., & Permadi, R. (2007). BAHASA INDONESIA
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Bandung: Universitas Widyatama Bandung.

Sudraji, Y. (2010). PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH. Diambil dari
pustaka.unpad.ac.id:http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/agus_buku_aj
ar.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai