Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMAKOLOGI DALAM ASUHAN KEBIDANAN

OBAT

OLEH :

LANI AFRIANI POHAN

NIM : P07524421022

KELAS / PROD : 1A / D4 KEBIDANAN MEDAN

DOSEN PENGAMPU

YULINA DWI HASTUTI, S.Kep, M.BioMed

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN

TA.2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang............................................................................................ 3
II. Rumusan Masalah....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat.................................................................................... 5
B. Peran Obat............................................................................................ 6
C. Penggolongan Obat............................................................................... 7
D. Cara Pemberian Obat............................................................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 16

B. Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah saya mengenai
obat dengan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin…
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sekarang ini, perkembangan ilmu fatmasi sudah semakin maju.Banyak sekali macam-macam sediaan

farmasi yang di kembangkan.Segala macamjenis sediaan farmasi yang dikembangkan.Segala macam

penggolongan obat pun sudah semakin diperbaharui dengan adanya peraturan dari Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2000 yang mengganti penggolongan jenis obat menjadi 5 golongan saja.Bidang

farmasi juga terus mengembangkan ilmu dalam menemukan jenis dan khasiat obat-obatan. Karna

masyarakat kita semakin membutuhkan segala jenis obat dengan kerja yang sesuai ditubuhnya. Kebutuhan

obat dikalangan masyarakat sangatlah penting dan mutlak untk menunnjang kesehatan mereka.

Pelayanan farmasipun kini semakin baik karena menunjang kepentingan kesehatan masyarakat.Ilmu

yang berkenaan dengan pelayanan farmasi seperti farmasetika pun terus mengalami perubahan dan

peningkatan menjadi yang lebih baik.Para mahasiswa pun kini di tuntut untuk mampu membedakan segala

macam jenis sediaan farmasi dan juga mampu menggolongkan segala jenis obat berdasarkan beberapa

aturannya. Mahasiswa juga dituntut untuk mampu membuat beberapa sediaan farmasi baik steril maupun

non steril untuk menunjang pekerjaan di masa depan kelak. Mahasiswa juga harus mampu bertindak dengan

tanggap dalam membuat sediaan obat, karena para mahasiswa diharapkan menjadi seorang farmasis atau

apoteker yang tanggap, cepat, dan mampu menolong masyarakat yang membutuhkan obat untuk

kesehatannya.

II. Rumusan Masalah

a) Kita dapat mengetahui apa itu obat

b) Kita dapat mengetahui peran obat

c) Kita dapat mengetahui penggolongan obat beserta contohnya

d) Dan kita dapat mengetahui cara pemberian obat


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian obat
Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis,

mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Obat dalam

arti luas ialah suatu zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Untuk seorang dokter, ilmu ini

dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan

pengobatan penyakit.Selain itu, penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (bagian

farmakologi, fakultas kedokteran, universitas Indonesia)

Obat merupakan sediaan atau paduan bahan bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi

atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (kebijakan obat nasioanal, departemen

kehatan RI, 2005).

Obat merupakan zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau

memodifikasi prose kimia dalam tubuh.obat merupakan senyawa kimia selain makanan yang bisa

mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis, menyembuhkan, dan

mencegah suatu penyakit.

Bahan obat adalah semua bahan, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah

maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut

masih terdapat didalam produk ruahan. Produk ruahan merupakan bahan yang telah selesai diolah dan

tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obat jadi

Menurut PERMENKES:917/Menkes/Per/X/1993,obat (jadi) adalah sediaan atau paduan paduan yang

siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam ranka

penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.


Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta

mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

B. Peran Obat

Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapt tergantikan dalam pelyanan kesehatan.Obat

berbeda dengan komoditas perdagangan, karna selain komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi

sosial.Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan

berbahgai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang

telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut:

1. Penetapan diagnosa

2. Untuk pencegahan penyakit

3. Menyembuhkan penyakit

4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

6. Peningkatan kesehatan

7. Mengurangi rasa sakit

Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan

dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan defenisi yang lengkap, obat adalah bahan atau

campuran yang digunakan

1. Dalam pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau

gejala gejalanya pada manusia atau hewan; atau

2. Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubha fungsi organik pada menusia atau hewan.

Obat dapat merupakan bahan yang disentesis didalam tubuh (misalnya:hormone, vitamin D) atau

merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis didalam tubuh.

C. Penggolongan Obat

1. Berdasarkan jenisnya:

a. Obat bebas dan obat bebas terbatas


Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC=Over The

Counter) dan dijual secara bebas karena aman untuk pengobatan sendiri, biasanya digunakan untuk

pengobatan penyakit ringan, misalnya diare. Obat bebas terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

Obat bebas merupakan obat yang bisa di beli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter,

ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam.Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala

penyakit yang ringan. Misalnya: vitamin/ multi vitamin (Livron B Pleks)

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W=Waarschuwing= peringatan). Yakni obat-obatan yang

dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memaki tanda lingkaran biru bergaris

tepi hitam.Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat tersebut biasanya

tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelab atau kotak putih bergaris tepi hitam,

dengan tulisan sebagai berikut:

P.No. 1:Awas! Obat keras.bacalah aturan pakainya.

P.No. 2:Awas! Obat keras. Hanya untuk obat kumur, jangan ditelan

P.No. 3:Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan

P.No. 4:Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar

P.No. 5:Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan

P.No. 6:Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Dalam keadaan dan batas-batas tertentu, misalnya: sakit yang ringan masih dibenarkan untuk

melakukan pengobatan sendiri. Obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas

yang mudah diperoleh masyarakat. Obat bebas terbatas hampir sama dengan daftar G, hanya jumlahnya

terbatas dan dapat diperoleh tanpa resep. Namun apabila kondisi penyakit semakin seriun sebaiknya

memeriksakan diri kedokter.Dianjurkan untuk tidak sekali-sekali melakukan uji coba obat sendiri terhadap

obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunaakan obat-obatan yang mudah diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau

yang dikenal dengan golongan obat bebas dan golongan obat bebas terbatas, selain meyakini bahwa obat
tersebut telah memiliki izin beredar dengan pencatuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:

1) Kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak

2) Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat

3) Membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan obat atau

pada brosur/selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat

dalam pengobatan).

4) Kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek samping

(yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan ), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara

penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat.

b. Obat keras

Obat keras (dulu disebut obat darfat G = gevaarlijik = berbahaya) yaitu obat yang berkhasiat keras

yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bargaris tepi hitam

dengan tulisan huruf K didalamnya. Obat ini bila dipakai melebihi dosis dapat menyebabkan keracunan dan

kematian.

Menurut staatsbland No. 419 Tahun 1949 yang dimaksud obat keras yaitu obat-obatan yang tidak

digunakan untuk keperluan teknik, yang mempunyai khasiat mengobati ,menguatkan, memperbagus,

mendesinfeksikan dan lain-lain, tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun tidak,yang ditetapkan oleh

secretaries von stoat.

.Menurut kepmenkes RI no.633/Ph/62/b tentang penetapan obat keras, termasuk daftar obat keras:

1) Semua obat yang pada kemasan luarnya disebutkan bahwa obat tersebut hnya boleh

diserahkan dengan resep dokter.

2) Semua obat yang dipergunakan secara parental, baik dengan catra suntikan maupun dengan

cara pemakaian lain, dengan jalan merobek jaringan.


3) Senua obat baru, terkecuali apabila oleh departemen kesehatan telah dinyatakan secara

tertulis, bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.

4) Yang dimaksud dengan obat baru disini yakni semua obat yang tidak tercantum dalam

farmakope Indonesia dan daftar obat keras atau yang belum pernah diimpor atau digunakan di Indonesia.

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adaalah antibiotic (tetrasiklin, penisilin, dan

sebagainnya), serta obat-obatan yang mengandung hormone obat kencing manis, obat penenang, dan lain-

lain.

Resep-resep yang menulis obat-obat keras dapat dilayani di apotik.Obat keras diproduksi di industry

farmasi yang mempunyai izin.Selain itu, yang harus diperhatikan pada obat keras adalah dosisnya.Untuk

resep-resep yang melebihi dosis maksimum dibelakang jumlahnya harus di paraf oleh dokter.Maksud dari

paraf ini adalah kalau terjadi sesuatu ari obat itu, maka tanggung jawab ada pada dokter. Resep-resep obat

keras masih da[at diulang.

c. Obat psikotropika dan narkotika

Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal yang dapat menimbulkan ketagihan. Karena itu,

obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampaipemakaiannya diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan

hanya boleh diserahkan oleh apotek atas resep dokter.Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan

pemakaiannya pada pemerintah.

Pelayanan penjualan obat golongan psikontropika da narkotika harus berdasarkan resep dokter.resep

yang mengandung narkotika diberi tanda merah dibawah nama obatntya dan dicatat nomor resep, tanggal

penyerahan, nama dan alamat penderita, nama dan alamat dokter, serta jumlah obat yang direpkan. Apotik

tidak boleh mengulang penyerahan obat narkotika atas dasar Salinan resep. Untuk golongan pethidine dan

turunannya harus menyerahkan fotokopi KTP

1) Psikotropika

Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf

pusat dan menimbulkan kelainan perilaku. Serta akan menimbulkan halusinasi (mengkhayal), ilusi,
gangguan cra berfikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai

efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya

2) Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun

semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan

memasukkannya ke dalam tubuh manusia.Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,

rangsangansemangat halusinasi atau timbulnya khalayan-khalayan yang menyebabkan efek ketergantungan

bagi pemakainya.

Macam-macam narkotika

a) Alkaloid kokain dan turunannya kokain diperoleh dari tanaman coca,berasal dari

Erithroxylon cocca (family erithroxylaceae)

b) Cannabis (ganja) berasal dari cannabis indicae (family canabiceae). Selain daun dan biji dan

juga dipakai bahan olahannya seperti getahnya.

c) Golongan papaver somniverum (candu) diperoleh dari getah, buah yang dilukai atau

diperoleh dari alkaloid ganja, menggunakan proses isolasi, misalnya: alkaloid morfin, codein, tebain,

papeverin bukan narkotik (obat sakit perut) karena tidak bersifat adiktif, narcein, narcotin tidak termasuk

daftar O.

d) Zat-zat sintesis; seperti morfin, petidin HCL, methadone HCL, ddextramoramid tartat, dll.

2. Berdasarkan mekanisme kerja obat

Obat digolongkan menjadi lima jenis yaitu:

a. Obat yang bekerja terhadap penyebab penyakit, missal penyakit karena bakteri atau

mikroba

Contonhya : antibiotic

b. Obat yang bekerja mencegah keadaan patologis dari penyakit,


Contohnya : serum, vaksin

c. Obat yang menghilangkan gejala penyakit = symptomatic, missal gejala penyakit nyeri

Contohnya : analgetik, antipiretik

d. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang kurang

Contohnya: vitamin, hormone

e. Pemberian placebo, adalah pemberian zat obat yang tanpa zat berkhasiat untuk orang-

orang yang sakit secara psikis

Contohnya: aqua proinjection

Selain itu, obat dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan antihipertensi,

cardiac,diuretic,hipnotik,sedative dan lain-lain.

3. Berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian

Obat dibagi dua golongan yaitu:

a. Obat dalam, misalnya obat peroral

Contohnya: antibiotic, acetaminophen

b. Obat topical, untuk pemakaian luar badan.

Contohnya: sulfur, antibiotic

4. Berdasarkan cara pemberian

a. Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut.

Contohnya: serbuk, kapsul, tablet, sirup

b. Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rektal/rectum. Diberikan untuk orang

yang tidak bisa menelan karena muntah-muntah atau jika ingin mendapatkan efek yang lebih cepat atau

supaya tidak dipengaruhi oleh asam lambung, enzin lambung, maupun kerja dari hati.

Contonya: supositoria, laksatif

c. Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lender dan masuk ke pembuluh darah,

efeknya lebih cepat. Untuk penderita tekanan darah tinggi.

Contohnya: tablet hisab, hormone-hormon.


d. Parental, obat suntik melalui kulit masuk kedarah. Ada yang diberikan secara intravena,

subkutan, intramuscular, intrakardial.

e. Langsung ke organ

Contohnya: intrakardial

f. Melalui selaput perut,intra peritoneal.

5. Berdasarkan efek yang ditimbulkannya

a. Sistemik: masuk ke dalam system peredaran darah, diberikan secara oral

b. Local: pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan, missal pada kulit, hidung, telinga, mata

6. Berdasarkan daya kerja atau terapi

Obat dibagi menjadi dua golongan:

a. Farmakodinamik: obat-obat yang bekerja mempengaruhi fisiologi tubuh seperti

menambah/mengurangi/reaksi-reaksi kimia dalam tubuh

Contohnya: hormone dan vitamin

b. Kemoterapi: obat-obat yang bekerja secara ilmiah untuk membasmi parasite/bibit penyakit,

biasanya obat itu mempunyai daya kerja yang kombinasi

7. Berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

a. Alamiah, yaitu berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral atau dari manusia.

1) Dari tumbuh-tumbuhan atau nabati

Contohnya: obat tradisional yang terdiri dari tanaman yang dibentuk menjadi ramuan (jamu).

Tumbuh-tumbuhan berkhasiat sulit ditentukan dosisnya, untuk itu dilakukan isolasi terhadap zat

berkhasiatnya.

Contohnya:

a) Jamur menghasilkan antibitik

b) Digitalis mengandung glikosida jantung

c) Kina mengandung kinidin

d) Kelapa menghasilkan zat tambahan seperti oleum cocos


e) Kacang tanah menghasilkan oleum arachidis

2) Dari hewan, contohnya:

a) Plasenta

b) Otak menghasilkan serum untuk rabies

c) Kolagen, squalene dan lavertan yang menghasilkan oleum lecoris aseli

3) Dari mineral, contohnya:

a) Vaselin dan paraffin untuk pembuatan salep

b) Talcum/ silikat, dsb, untuk serbuk tabor

4) Dari manusia, biasanya zat-zat yang berhubungan dengan pembekuan darah,

Contohnya: plasma, albumin, fibrinogen, dan darah itu sendiri (untuk trasfusi)

b. Sintetik (biosintetik)

Bila dibandingkan, obat yang diperoleh dengan cara alamiah kurang praktis, hasil sedikit dan kurang

murni. Sedangkan cara sintetik memberi hasil sebaliknya yaitu hasil banyak dan lebih murni. Cara sintetik

menggunakan reaksi kimia organic, misalnya: minyak gandapura (metil salisilat); yang merupakan hasil

reaksi dari methanol+ asam salisilat)

D. Cara Pemberian Obat

1. Diminum secara langsung (oral)

Meminum obat secara oral umumnya ditujukan untuk obat berbentuk cair, tablet, kapsul, atau tablet kunyah.

Ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum karena jauh lebih mudah, aman, dan murah

dibandingkan metode lainnya. Setelah diminum, obat akan diserap oleh dinding usus. Proses ini dapat

dipengaruhi oleh makanan dan obat lain yang Anda konsumsi. Obat yang telah diserap kemudian diuraikan

oleh hati sebelum akhirnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.


2. Suntikan (parenteral)

Terdapat beberapa cara pemberian obat menggunakan suntikan. Biasanya, cara ini dibedakan dari lokasi

suntiknya. Beberapa di antaranya:

a) Subkutan. Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit. Obat ini kemudian masuk ke

pembuluh darah kecil (kapiler) menuju alirah darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

b) Insulin adalah salah satu yang paling sering menggunakan cara pemberian obat yang satu ini.

c) Intramuskular Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan dosis yang lebih

besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum

berukuran besar.

d) Intravena. Sering disebut sebagai infus, cara pemberian obat melalui intravena dilakukan dengan

menyuntikkan cairan mengandung obat langsung ke pembuluh vena. Obat dapat diberikan dalam

satu dosis atau berkelanjutan.

e) Intratekal. Cara ini ditujukan untuk mengobat penyakit pada otak, tulang belakang, serta lapisan

pelindungnya. Obat disuntikkan melalui jarum yang dimasukkan ke celah antara dua tulang belakang

bagian pinggang.

3. Topikal
Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara langsung oleh permukaan tubuh, terutama
kulit. Contoh obat topikal adalah salep, losion, krim, bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke kulit.
Menggunakan obat dengan cara topikal memiliki keunggulan, yakni efek obat akan langsung terasa pada
bagian tubuh yang memerlukannya.
Risiko efek sampingnya pun lebih kecil karena obat-obatan tidak melalui area tubuh lainnya secara
langsung.

4. Supositoria (rektal)
Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur. Jenis obat ini ditujukan bagi
pasien yang tidak bisa menelan obat secara langsung, mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa
sebelum dan setelah operasi.
Obat-obatan supositoria berbentuk padat dan mengandung sejenis zat lilin yang mudah terurai begitu berada
dalam rektum. Dinding rektum terdiri dari permukaan tipis dengan banyak pembuluh darah sehingga obat
dapat diserap dengan cepat.

5. Cara lainnya

Selain beragam cara di atas, Anda juga dapat menggunakan obat melalui metode lain sesuai kebutuhan.
Misalnya:
 Tablet yang ditempelkan di bawah lidah (sublingual) atau di bagian dalam pipi (bukal)
 Tablet, cairan, gel, krim, atau cincin obat yang dimasukkan ke dalam vagina
 Obat tetes mata berbentuk cair
 Obat tetes telinga berbentuk cair
 Partikel obat yang dihirup secara langsung atau melalui uap
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi

rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

Penggolongan obat kimia dibedakan atas: penggolongan obat berdasarkan jenisnya;

penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat; penggolongan obat berdasarkan

tempat atau lokasi pemakaian; penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian;

penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan; penggolongan obat berdasarkan

daya kerja atau terpi; penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya.

Sedangkan penggolongan obat tradisional di bedakan atas: jamu (empical based herbal

medicine); obat herbal terstandar (scientific based herbal medicine); fitofarmaka (clinical

based herbal medicine).

B. SARAN

Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahn dan jauh dari

kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak

sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik

dan saran mengenai pembahasan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Chaerunnissa,Anis Yohana. Emma Suharman. dan Sri Soeryatih Imron.2009.Farmasetika

Dasar.Bandung:widya padjadjaran

https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari Diperbarui 20/11/2020Ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus

https://hellosehat.com/obat-suplemen/macam-cara-pemberian-obat/

Anda mungkin juga menyukai