Anda di halaman 1dari 10

NAMA : LANI AFRIANI POHAN

KELAS / PRODI : 1A / D4 KEBIDANAN MEDAN

NIM : P07524421022

MATKUL : FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR

DOSEN PENGAMPU : JULIETTA HUTABARAT, SST, M.Keb

A. Identifikasi Ukuran Panggul

1. Panggul Luar ( Rohani, dkk, 2015 )


a) Distansia Spinarum
Adalah jarak antara tulang spina illiaka anterior superior dekstra dengan tulang spina illiaka
anterior superior sinistra, nilai minimal adalah ± 26-28cm.
b) Distansia Kristarum
Adalah jarak terjauh antara tulang Krista illiaka dekstra dengan tulang Krista illiaka sinistra,
nilai minimal adalah ± 28-30cm.
c) Distansia Boudeloque / konjugata Eksterna
Adalah jarak tepi atas simpisis dan ujung spinosus ruas tulang lumbal kelima, nilai minimal
adalah ± 18-20cm. (Saifuddin, 2015)
d) Lingkar Panggul Luar
Adalah ukuran panggul luar mulai dari tepi atas simpisis, pertengahan antara SIAS ke
trokhanter mayor, spina illiaka anterior posterior kanan, spina illiaka anterior posterior kiri,
lumbal 5, pertengahan antara SIAS ke trokhanter minor kembali ke tepi atas simpsis, ukuran
minimal adalah ± 80-90cm
2. Pangul Dalam
a. Pintu Atas Panggul (PAP)
1) Konjugata diagonalis => yaitu pinggir bawah symphisis pubis ke promontorium
ukuran normalnya 12,5cm.
2) Konjugata vera => yaitu pinggir atas symphisis pubis ke promontorium, konjugata
diagonalis – 1,5cm = 11cm.
3) Konjugata transversa / diameter melintang => yaitu antar dua linea innominta ukuran
normalnya 12 cm.
4) Konjugata obliqua / diameter oblik (miring) jarak antara artikulasio sakro illiaka
dengan tuberkulum pubicum sisi yang bersebelahan 12 cm.
b. Bidang Tengah Panggul
1) Bidang luas panggul, terbentuk dari titik tengah symfisis, pertengahan acetabulum, dan
ruas sacrum ke-2 dan ke-3, merupakan bidang yang mempunyai ukuran paling besar,
sehingga tidak menimbulkan masala dalam mekanisme turunnya kepala. Diameter
anteroposterior 12,75 cm, diameter tranversalnya 12,5 cm.
2) Bidang sempit panggul, merupkan bidang yang berukuran kecil terbentang dari tepi
bawah symfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1-2 cm dari ujung bawah sacrum.
Diameter anteroposterior 11,5 cm, diametertranvesa 10 cm. (Niel, W.R 2015)
c. Pintu Bawah Panggul
1) Terbentuk dari 2 segitiga dengan alas yang sama, yaitu diameter tuber ischiadikum.
Ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan ujung segitiga depan arkus
pubis.
2) Diameter anteroosterior yaitu ukuran dari tepi bawah symfisis ke ujung sacrum 11,5 cm.
3) Diameter transversa jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri 10,5 cm.
4) Diameter saigitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran
transversa 7,5 cm. (Niel, W.R. 2015)

B. Tulang – tulang yang Membentuk Panggul


1. Tulang pangkal paha (os coxae)
Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari
articulation sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Ketiga tulang itu ialah tulang usus (os illium), tulang
duduk (os ischium), tulang kemaluan (os pubis). (varney, Helen, 2015)

a. Tuang Usus (Os Illium)


Os illium terletak dari articulatio sakroiliaka sampai piggir atas acetabulum (wadah untuk kepala
femur yang dibentuk oleh illium, ischium, dan pubis). Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang
tebal yang disebut Krista illiaka.

Ujung depan maupun belakang dari Krista illiaka meonjol terdiri atas 4 spina yaitu :
1) Spina Illiaka Anterior Superior (SIAS)
2) Spina Illiaka Anterior Inferior (SIAI)
3) Spina Illiaka Posterior Superior (SIPS)
4) Spina Illiaka Posterior Inferior (SIPI)
b. Tulang Duduk (Os Ischium)
Terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum. Tonjolan yang
menyangga berat badan pada saat duduk adalah tuber ischadium. Bagian yang cekung besar sebelah
atas disebut inchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura
ischiadica minor.
c. Tulang Kemaluan (Os Pubis)
Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan Foramen Obturatoriu.
Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior, cekungannya dinamakan
Linea Inominata atau Linea Terminalis. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas
simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus inferior
membentuk tepi bawah simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut Arcus Pubis
yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90º. (Varney, Helen. 2015)

2. Tulang Kelangkang (Os Sacrum)

Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar diatas dan meruncing ke bawah.

Batas-batas dari os sacrum yaitu :


a) Articulatio sacro illiaca (batas kanan dan kiri)
b) Prosesus lumbal ke-5 (batas belakang atas)
c) Coccygis (batas bawah)
d) Promontorium (batas depan atas)

Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan
pengukuran panggul dalam dinamakan Promontorium. Pada bagian anterior memanjang sampai
illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan Foramina
Sacralia Posteriora. Pada vertebrata terdapat bagian yang berduri yang dinamakan Krista sakralia.
Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan kedua tulang pangkal paha dengan prantara
articulation sacroiliaca dan kebawah dengan tulang tungging. (Saifuddin, 2015)

3. Tulang Tungging (Os Coccygis)

Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat
lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.

C. Tulang Yang Membentuk Kepala Janin


Untuk persalinan kepala janin adalah bagian terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara
besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir
,bagian-bagian lainnya dapat menyusul dengan mudah, maka bentuk dan ukuran kepala harus dipelajari
dengan seksama untuk dibandingkan dengan bentuk dan ukuran panggul.

Kepala itu terdiri dari :

a) Bagian muka,yang terdiri lagi dari :


 Tulang hidung ( os nasale)
 Tulang pipi (os zygomaticum)
 Tulang rahang atas (os maxillare)
 Tulang rahang bawah (os mandibulare)

Pada persalinan,muka dikenal kalau meraba dagu,mulut,hidung atau rongga mata. Tulang-tulang bagian
muka melekat dengan erat satu sama lainberlainan dengan tulang-tulang bagian tengkorak yang agak
lemah hubungannya.

b) Bagian tengkorak

Bagian tengkorak ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang
paling depan.

 Yang membentuk bagian tengkorak ialah :


1. Tulang dahi (os prontale) 2buah
2. Tulang ubun-ubun (os parietale) 2 buah
3. Tulang pelipis (os temporale) 2 buah
4. Tulang belakang kepala (os occipitale)
(gambar hal 37 buku ayuk dita)

Antara tulang-tulang tersebut di atas terdapat sela tengkorak (sutura) yang pada janin memungkinkan
pergeseran. Kalau kepala anak tertekan, maka tulang yang satu bergeser di bawah tulang yang lain,
hingga ukuran kepala menjadi kecil (moulage). Biasanya tulang belakang kepala bergeser di bawah
kedua ubun-ubun.

Sutura dan ubun-ubun penting di ketahui untuk menentukan letak kepala anak dalam jalan lahir.

 Sutura yang harus dikenal :


1. Sutura sagittalis (sela panah) antara kedua ossa parietalia.
2. Sutura coronaria (sela mahkota) antara osfrontale dan os parietalia.
3. Sutura lambdoidea antara os occipitle dan kedua ossa parietalia.
4. Sutura frontalis antara os frontale kiri kanan.
Ayuk dita 37

 Ubun-ubun besar (fonticulus major) merupakan lubang dalam tulang tengkorak yang berbentuk segi
empat dan hanya tertutup oleh selaput.
Ubun-ubun besar terdapat pada pertemuan antara 4 suturae :
a. Sutura sagittalis
b. Suturae coronariae
c. Sutura Frontalis

bentuknya menyerupai kepala panah, sudut depan yang runcing menunjuk kebagian muka anak.
Sudut belakang adalah tumpul.

 Ubun-ubun kecil (ponticulus minor) bukan merupakan lubang besar pada tengkorak, tapi tempat
dimana tiga suturae bertemu

D. Ukuran-ukuran Kepala Janin

Faktanya, lingkar kepala bayi memang berbeda-beda. Mengutip penelitian DR G Nellhaus dari RS Napa
di California AS, diameter kepala dikatakan normal apabila berkisar 30 sampai 37 cm. Lingkar kepala ini
akan bertambah 2 cm per bulan pada usia 0-3 bulan. Selanjutnya di usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per
bulan dan pada usia 6-12 bulan pertambahannya 0,5 cm per bulan.

a. Ukuran muka belakang


a. Diameter suboccipito-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar : 9,5 cm
Ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil.Ukuran ini melalui jalan lahir kalau
kepala anak sangat menekur (hyperfleksi) pada letak belakang kepal
b. Diameter sub-occipito-frontalis(dari foramen magnum ke pangkal hidung : 11 cm. Ukuran ini
melalui jalan lahir pada letak belakang kepala dengan flexsi yang sedang.
c. Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik yang terjauh pada belakang kepala) :
12 cm. Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
d. Diameter mento-occipitalis ( dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala) ;13,5
cm.Ukuran ini adalah ukuran terbesar dan melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter submento-bregmatica (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar) : 13,5
cm.Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak muka.
Buku ayuk dita

Ukuran-ukuran muka belakang kepala bayi pada pintu atas panggul menempatkan diri pada
ukuran melintang ( diameter trasversal) atau ukuran serong (diameter oblique) dari pintu atas
panggul.

b. Ukuran melintang

a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua oss parietalia) :


9 cm.Pada letak belakang kepala ukura ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas
panggul (conjugata vera).
b. Diameter bitemporalis ( jarak yang terbesar antara sutura –coronaria kanan kiri) : 8 cm. Pada
letak defleksi ukuran ini melalui conjugata vera.
(buku obstetri)

c. Ukuran lingkaran

a. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm


b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkar sedang kepala) 34 cm
c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala) 35 cm
(buku obstetri)
E. Mekanisme Persalinan Normal

1)    Turunnya kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya kepala dalam pintu atas panggul, dan majunya
kepala.
2)    Pembagian ini terutama berlaku pada primigravida, masuknya kedalam pintu atas panggul pada
primigravida sudah terjadi pada bulan terkahir kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi
pada permulaan perslinan.
3) Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis, melintang dan
dengan fleksi yang ringan.

4) Masuknya sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat di antara simpisis dan
promontorium, maka kepala dikatakan dalam synclitismus dan syclitismus os parietal depan dan
belakang sama tingginya.

5) Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak kebelakang mendekati
promotorium maka posisi ini disebut asynclitismus. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam
asynclitismus posterior yang ringan. Asynclitismus posterior ialah jika sutura sagitalis mendekati
simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan. Asynclitismus posterior ialah jika
sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal
belakang.

6) Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan
biasanya baru dimulai pada kala 2. Pada multigravida sebaiknya majunya kepala dan masuknya kepala
kedalam rongga panggul terjadi bersamaan. Yang menyebabkan majunya kepala: tekanan cairan
intrauterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong., kekuatan meneran, melurusnya badan janin
oleh perubahan bentuk rahim.
7) Penurunan terjadi selama persalinan oleh karena daya dorong dari kontraksi dan posisi, serta
peneranan selama kala 2 oleh ibu.

8) Fiksasi (engagement) merupakan tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin
telah masuk panggul ibu.

9) Desensus merupakan syarat utama kelahiran kepala, terjadi karena adanya tekanan cairan amnion,
tekanan langsung pada bokong saat kontraksi, usaha meneran, ekstensi dan pelurusan pada janin.

10) Fleksi, sangat penting bagi penurunan kepala selama kala 2 agar bagian terkecil masuk panggul dan
terus turun. Dengan majunya kepala, fleksi bertambah hingga ubun-ubun besar. Keuntungan dari
bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir yaitu diameter suboccipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11,5 cm). Fleksi disebabkan karena
janin didorong maju, dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding
panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan doronganndan tahanan ini terjadilah fleksi. Karena
moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

11) Putaran paksi dalam/rotasi internal, pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terrendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang kepala
bagian inilah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan kebawah simpisis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu kepala sampai hodge III,
kadang-kadang baru setelah kepala sampai di desa panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam: pada
letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala. Pada bagian terendah dari
kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit yaitu pada sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genetalis antara M. Levator ani kiri dan kanan. Pada ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter anteroposterior.

12) Rotasi internal dari kepala janin akan membuat diameter enteroposterior (yang lebih panjang) dari
kepala akan menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul.

13) Ekstensi setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi atau
defleksi dari kepala. Hal ini terjadi pada saat lahir kepala, terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul
dimana gaya tersebut membentuk lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lubang
vulva sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Bagian leher belakang dibawah
occiputnya akan bergeser di bawah simpisis pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang
berkontraksi kemudian memberi tekanan tambahan atas kepala yang menyebabkan ekstensi kepala lebih
lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu
mendesaknya kebawah dan satunya karena disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas.
Resultantenya ialah kekuatan kearah depan atas.

14) Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju karena kekuatan
tersebut di atas adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi hidung dan mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomoclion.
15) Rotasi eksternal/putaran paksi luar, terjadi bersamaan dengan perputaran interior bahu. Setelah
kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi. Restitusi
adalah perputaran 45° baik kearah kiri atau kanan bergantung pada arah dimana ia mengikuti perputaran
menuju posisi oksiput anterior. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan
dengan tuber ischidium. Gerakan yang terakhir ini adalah gerakan paksi luar yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu, menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul.

16) Ekspulsi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah sympisis dan menjadi
hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir (Walyani,
2015).
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Varney, Helen. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I . Jakarta : EGC.

Neil, W.R. 2015 Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta.

Bagian obstetri & ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD.1983.” Obstetri Fisologi Bandung
UNPAD “.

Sumarah dkk.2009.” Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu


Bersalin)”.Yogyakarta:Fitramaya

yeyen rukiyat Ai,dkk.”Asuhan Kebidanan Persalinan”.Jakarta:Trans Info Media

http://forum.viva.co.id/tips-trick/33384-ukuran-kepala-pengaruhi-kecerdasan.html

Anda mungkin juga menyukai