Anda di halaman 1dari 5

Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak.

2.2.  Bagian Tengkorak (Neuro Cranium)

            Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:

a)  Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah

b)  Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah

c)  Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah

d)  Tulang belakang kepala (os. Occipital)

2.3 ` Bagian Muka (Splachno Cranium)

     Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan
rongga mata

a)  Tulang hidung (os. Nassal)

b)  Tulang pipi (os. Zigomatikum)

c)  Tulang rahang atas (os. Maxillare)

d)  Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)

2.4  Hubungan Antara Tulang Tengkorak

      Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.

a)  Sutura sagitalis  (selah panah) antara tulang parietal.

b)  Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.

c)  Sutura lamboidea antara tulang occipitalis  dan tulang parietalis.

d)  Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.

Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun


(fontanella).
1)  Ubun-ubun besar (fontanella mayor)

-   Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura koronaria,
dan sutura frontalis.

-    Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.

-    Sebagai petunjuk letak puncak kepala.

2)  Ubun-ubun kecil (fontanella minor)

-    Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.

-    Sebagai petunjuk letak belakang kepala.

“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”

2.5.  Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm

a.  Diameter suboksipito-bregmatika
-    Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.
-    Jaraknya 9,5 cm
-    Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
-    Antara foramen magnum ke pangkal hidung
-    Jaraknya 11 cm
-   Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi
sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
-    Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
-    Jaraknya 12 cm
-   Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada letak puncak
kepala.
d.  Diameter mento-oksipitalis
-    Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
-    Jaraknya 13,5 cm
-    Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e.  Diameter submento-bregmatika
-    Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
-    Jaraknya 9 cm.
-    Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang

1.    Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.

2.   Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm5.     

2.6 Persendian Tulang Leher

Dalam persalinan letak kepala persendian tulang leher berperan penting karena :

1.      Bentuk kepala ovale (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepala lainnya

mudah melalui jalan lahir.

2.      Persendian tulang leher dalam bentuk persendian kogel sehingga dapat berputar kesegala arah

yamg memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam, dan letak persendian

leher agak kebelakang di tulang oksipitalis sehingga memberikan  kemungkinan fleksi kearah

dada.

Dengan demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri

pada jalan lahir yang berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putaran paksi dalam.

Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu

sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Keadaan ini memungkinkan

jaringan otak berkembang menjadi lebih besar, karena terdapat ruang yang bisa mengikuti

besarnya otak.Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian
belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di

depan tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang

disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang.

Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun

belakang (kecil). “Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan.

Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup, bisa dikatakan

menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah bersambungan satu sama lain, biasanya

ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal

dari kata cranio yang berarti tulang tengkorak, syn yang berarti bergabung, dan ostosis yang

artinya tulang.

Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat dini bisa dilihat

melalui bentuk kepala yang tak normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena pertumbuhan kepala

cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan. Ketidaknormalan bentuk itu

tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang menutup lebih dulu. “Sebagai

contoh, kalau sutura

bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang,

dan akibatnya kepala jadi panjul.”

“Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai diketahui dari pemeriksaan yang

dilakukan saat bayi baru lahir.” Dokter yang menolong persalinan biasanya dengan mudah bisa

melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil dibandingkan badan.

Yang normal, kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya karena

keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya.


Tujuan mengukur lingkar kepala bayi pada saat ia lahir ialah untuk mengetahui adanya

kecenderungan ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentusaja tidak hanya sekali,

tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau tidak,

nakes berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang disebut grafik Nellhaus.

Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya

bisa terdeteksi, baik jik akepala terlalu besar (misalnya karena hidrosefalus) atau terlalu kecil,

misalnya karena craniosynostosis. Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan dengan meraba ubun-

ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubun-ubun besar yang normal

berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa berdenyut karena memang ada pembuluh

darah di bawahnya. Pemeriksaan ubun-ubun dan lingkar kepala ini sebenarnya tidak sulit namun

untuk perabaan terhadap sutura kepala bayi yang biasanya agak lebih sulit. Bagaimanapun, celah

antar tulang ini memang tak sebesar ubun-ubun. Jika dari pemeriksaan ukuran dan perabaan

kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu cepat, nakes akan memeriksanya lebih jauh dengan

CT Scan. Alat ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai