Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan
rongga mata
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
- Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis, dan sutura koronaria,
dan sutura frontalis.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
a. Diameter suboksipito-bregmatika
- Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.
- Jaraknya 9,5 cm
- Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
- Antara foramen magnum ke pangkal hidung
- Jaraknya 11 cm
- Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi
sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
- Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
- Jaraknya 12 cm
- Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada letak puncak
kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
- Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
- Jaraknya 13,5 cm
- Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter submento-bregmatika
- Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
- Jaraknya 9 cm.
- Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang
Dalam persalinan letak kepala persendian tulang leher berperan penting karena :
1. Bentuk kepala ovale (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepala lainnya
2. Persendian tulang leher dalam bentuk persendian kogel sehingga dapat berputar kesegala arah
yamg memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam, dan letak persendian
leher agak kebelakang di tulang oksipitalis sehingga memberikan kemungkinan fleksi kearah
dada.
Dengan demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri
pada jalan lahir yang berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putaran paksi dalam.
Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu
sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Keadaan ini memungkinkan
jaringan otak berkembang menjadi lebih besar, karena terdapat ruang yang bisa mengikuti
besarnya otak.Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian
belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di
depan tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang
disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang.
Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun
belakang (kecil). “Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan.
Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup, bisa dikatakan
menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah bersambungan satu sama lain, biasanya
ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal
dari kata cranio yang berarti tulang tengkorak, syn yang berarti bergabung, dan ostosis yang
artinya tulang.
Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat dini bisa dilihat
melalui bentuk kepala yang tak normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena pertumbuhan kepala
cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan. Ketidaknormalan bentuk itu
tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang menutup lebih dulu. “Sebagai
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang,
“Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai diketahui dari pemeriksaan yang
dilakukan saat bayi baru lahir.” Dokter yang menolong persalinan biasanya dengan mudah bisa
melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil dibandingkan badan.
Yang normal, kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya karena
kecenderungan ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentusaja tidak hanya sekali,
tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau tidak,
nakes berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang disebut grafik Nellhaus.
Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya
bisa terdeteksi, baik jik akepala terlalu besar (misalnya karena hidrosefalus) atau terlalu kecil,
misalnya karena craniosynostosis. Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan dengan meraba ubun-
ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubun-ubun besar yang normal
berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa berdenyut karena memang ada pembuluh
darah di bawahnya. Pemeriksaan ubun-ubun dan lingkar kepala ini sebenarnya tidak sulit namun
untuk perabaan terhadap sutura kepala bayi yang biasanya agak lebih sulit. Bagaimanapun, celah
antar tulang ini memang tak sebesar ubun-ubun. Jika dari pemeriksaan ukuran dan perabaan
kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu cepat, nakes akan memeriksanya lebih jauh dengan