P3
LIEBERMANN-BURCHARD
DISUSUN OLEH :
NAMA : AFIFUDIN
NIM : 2008010080
GOLONGAN : B1
FAKULTAS FARMASI
2021
PRAKTIKUM P3
LIEBERMANN-BURCHARD
A. TUJUAN
Dapat menetapkan kadar kolesterol dalam darah atau serum secara spektroskopi menurut
metode Liebermann-Burchard
B. LATAR BELAKANG
Kadar kolesterol tinggi (Hiperkolesterolemia) adalah suatu kondisi jumlah
kolesterol darah melebihi batas normal >200 mg/dL (Fairuz Fikri, 2013). Kolesterol
merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di
dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya
aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung coroner. Gangguan
yang terjadi pada darah disebabkan akibat rendahnya tingkat kolesterol plasma atau High
Density Lipoprotein (HDL) pada darah, yang dimana dapat menyebabkan terjadinya
perkembangan peradangan pada darah dan gangguan pada jantung (Laily, 2015).
Dislipidemia Didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan kadar graksi lipid dan plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaika kadar kolesterol total (K-total), kolesterol LDL dan atau
trigliserid, serta penurunan HDL. Diagnosis dislipidemia ditetapkan berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium (Aman, 2019).
Berdasarkan laporan Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2002, tercatat sebanyak
4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9 dari jumlah total kematian
(Agam, 2012). Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status report on non
communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa faktor resiko
Hiperkolesterolemia pada wanita indonesia lebih tinggi yaitu 37,2% dibandingkan dengan
pria yang hanya 32,8%. prevalensi Hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun
adalah 9,3% dan meningkat sesuai dengan pertumbuhan usia hingga 15,5% pada kelompok
usia 55-64 tahun (Ruth Grace, Aurika, Carolin, 2012).
Peningkatan Kolesterol meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Secara
global, sepertiga penyakit jantung iskemik disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi.
Secara keseluruhan, peningkatan kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta kamatian
(dari 4,5% total). Pengurangan 10% kolesterol serum pada pria berusia 40 tahun talah
dilaporkan menghasilkan 50% pengurangan penyakit jantung dalam 5 tahun. Pengurangan
kolesterol serum yang sama untuk pria berusisa 70 tahun dapat menghasilkan rata-rata 20%
penurunan kejadian penyakit jantung dalam 5 tahun kedepan. Pada tahun 2008 prevalensi
global meningkatkan kolesterol diantara orang-orang dewasa (≥ 5,0 mmol/l) adalah 39%
(37% untuk pria dan 40% untuk wanita). Secara global, rata-rata kolesterol total sedikit
berubah antara 1980 dan 2008, turun kurang dari 0,1 mmol/l per decade pada pria dan
wanita.
Dalam pencegahan sekunder, ada dua cara pengobatan msalah kolesterol yang dapat
dilakukan yaitu dengan pengobatan secara Farmakologis (dengan pemberian obat penurun
kadar kolesterol) dan non-farmakologis (dengan pengendalian berat badan, aktifitas fisik
yang teratur, meninggalkan kebiasaan merokok, mengurangi asupan lemak jenuh, serta
peningkatan asupan serat). Penggunaan obat menurunkan kadar kolesterol dalam waktu
yang lama, memiliki efek samping yang serius seperti radang lambung, iritasi, kerusakan
hati, batu empedu dan kerusakan ginjal (Adib, 2009). Selain perawatan medis, pengobatan
tradisional juga bisa dilakukan untuk mencegah dan menurunkan kadar kolesterol yang
tinggi selain itu pengobatan tradisional juga ekonomis dan mudah diperoleh (Hembing,
2008)
Prevalensi peningkatan kolesterol total meningkat secara nyata sesuai dengan
tingkat pendapatan negara.
(WHO, 2020)
Dengan demikian diperlukan tenaga kesehatan termasuk mahasiswa farmasi yang mampu
melakukan tatalakasana dislipidemia khususnya kolesterol yang diawali dengan
kemampuan mengukur kadar kolesterol serum.
C. PRINSIP REAKSI
1. Prinsip Liebermann Burchard
Asam sulfat ditambahkan kedalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air akan berpindah dari gugus C3 kolesterol. Kolesterol kemudian teroksidasi
membentuk 3,5-Kolestrodiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang
mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna ini disebabkan karena
adanya gugus hidroksi (OH) dan kolesterol bereaksi dengan pereaksi Liebermann
Burchard sehingga meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang
berdekatan. Warna hijau ini menandakan hasil positif.
2. Metode CHOD PAP (KIT)
Metode kolorimetri Enximatik (Cholesterol Oksidase Methode/CHOD PAP) adalah
metode yang disyaratkan sesuai standar WHO/IPEC. Prinsip pemeriksaan kadar
kolesterol total metode kolorimetrik enzimatik adalah kolesterol ester diurai menjadi
kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang
terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol 3-OH dan H2O2 oleh enzim kolesterol
oksidase. Hidrogen peroksida diubah menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol total yang dibaca pada
𝜆 500 nm.
Kolesterol ester + H2O CHP Kolesterol + Asam Lemak
Kolesterol + O2 CHO Kolesterol -3-OH + H2O2
2H2O2 + 4 Aminoantipirin + Fenol POD Quinonamine + 4H2O
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Tabung Reaksi
b) Tabung Sentrifuge
c) Rak Tabung Reaksi
d) Pipet Ukur
e) Mikropipet
f) Gelas Pengaduk
g) Penangas air
h) Sentrifugator
i) Spektrofotometer UV-Vis
j) Beaker Glass
2. Bahan
a) Sampel (serum darah praktikan)
b) Pelarut campuran aseton : etanol (1:1 v/v)
c) Kloroform
d) Pereaksi Liebermann-Burchard (campuran asam asetat anhidra dan asam sulfat
e) pekat 30:1 )
f) Larutan stok/standar kolesterol 0,4 mg/ml
g) Reagen kit
E. CARA KERJA
Liebermann Burchard
NAMA : AFIFUDIN
NIM : 2008010080
GOL : B1
Perhitungan konsentrasi
Standar 1
𝑀 𝑥𝑉 = 𝑀 𝑥𝑉
2 𝑥 0,8 = 𝑀 𝑥 3
1,6
𝑀 =
3
𝑀 = 0,533 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Standar 2
𝑀 𝑥𝑉 = 𝑀 𝑥𝑉
2 𝑥 1,0 = 𝑀 𝑥 3
2
𝑀 =
3
𝑀 = 0,667 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Standar 3
𝑀 𝑥𝑉 = 𝑀 𝑥𝑉
2 𝑥 1,2 = 𝑀 𝑥 3
2,4
𝑀 =
3
𝑀 = 0,8 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Standar 4
𝑀 𝑥𝑉 = 𝑀 𝑥𝑉
2 𝑥 1,4 = 𝑀 𝑥 3
2,8
𝑀 =
3
𝑀 = 0,933 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Standar 5
𝑀 𝑥𝑉 = 𝑀 𝑥𝑉
2 𝑥 1,6 = 𝑀 𝑥 3
3,2
𝑀 =
3
𝑀 = 1,067 𝑚𝑔/𝑚𝑙
2. Persiapan sampel
Sampel yang digunakan Serum
Pelarut Campuran asam asetat dan etanol
Cara persiapan sampel 1. Masukkan campuran aseton-etanol sebanyak 10 ml kedalam
tabung sentrifuge
2. Tambahkan serum darah sebanyak 0,2 ml ke dalam tabung
sentrifuge
3. Panaskan di atas penangas air sambil digojok sampai
mendidih
4. Setelah mendididh, ambil tabung sentrifuge kemudian di
vortex selama 5 menit
5. Dinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin kemudian
sentrifugasi kembali untuk memperoleh cairan supernatant
6. cairan supernatant diperoleh di tuangkan kedalam tabung
reaksi kering
7. Kemudian panasakan diatas penangas air, setelah itu di
peroleh residu lalu di dinginkan
8. Residu yang diperoleh kemudian dilarutkan dengan 2
mL kloroform
9. Tambahkan 2 mL asam asetat anhidrat dan asam sulfat
pekat dan aduk sampai homogen
10. Masukkan tabung reaksi di tempat yang gelap dan pada
suhu kamar
3. Penetapan kadar dalam sampel
Panjang gelombang : 655. nm
Data simulasi
Absorbansi
Blangko
Standar 1 0,405
Standar 2 0,465
Standar 3 0,532
Standar 4 0,598
Standar 5 0,672
Sampel 1 0,085
Sampel 2 0,081
0,405
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Konsentrasi Akhir (mg/mL)
Nilai a = 0,1344
Nilai b = 0,5
Nilai r = 0,999
Persamaan kurva baku : 𝑦 = 0,5 + 0,1344
Perhitungan kadar
Sampel 1=
Y = 0,5x + 0,1344
0,085 = 0,5x + 0,1344
0,085 - 0,1344 = 0,05x
X = - 0.0494/0,5
X = - 0,0988
Sampel 2=
Y = 0,5x + 0,1344
0,081 = 0,5x + 0,1344
0,081 - 0,1344 = 0,5x
X = - 0,0534/0,5
X = - 0,1068
Adib. M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke.
Yogyakarta : Dianloka
Aman, Andi Makbul, dkk. (2019). Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Jakarta:
PB Perhimpunan Endokrinologi Indonesia.
Fikri, Fairuz. (2013). Bahaya Kolesterol: Memahami, Mendeteksi, dan Mengontrol Kolesterol.
Yogyakarta : Kata hati.
Hembing, Wijayakusuma. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta: Niga
Swadaya.
Laily Ieda Quantri. (2015). Pengaruh pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei
(Morus Alba L.) Dengan Simvastatin terhadap kolesterol Total Tikus Putih
Hiperkolesterolemia. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ruth Grace Aurora, Aurika Sinambela, Carolina Hasiana Noviyanti. (2012). Peran Konseling
Berkelanjutan pada Penanganan Pasien Hiperkolesterolemia. J Indon Med Assoc.
Volum: 62, Nomor: 5 Mei 2012.
WHO. (2020). Global Heath Observatory Data.
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
P3
LIEBERMANN-BURCHARD
DISUSUN OLEH :
NAMA : AFIFUDIN
NIM : 2008010080
GOLONGAN : B1
FAKULTAS FARMASI
2021