Modul :
Sedimentasi
Disusun Oleh:
KELOMPOK 25
2022
ABSTRAK
Sedimentasi dikenal dengan sebutan proses pemisahan antara campuran padatan
dan cairan menjadi cairan bening dan slurry yang memiliki konsentrasi tinggi. Pada
praktikum sedimentasi ini, bertujuan untuk mencari hubungan antara tinggi
interface dengan waktu sedimentasi dan konsentrasi, mencari hubungan antara
waktu dengan kecepatan pengendapan, mencari hubungan antara Vhs eksperimen
dengan xrs hitung. Pada percobaan kali ini menggunakan sampel berupa kapur sirih
dengan konsentrasi 20%, 20%, dan 30% yaitu 100 gram, 100 gram, dan 150 gram.
Pada konsentrasi 20%, terdapat perbedaan, salah satu diantaranya ada yang
menggunakan koagulan berupa tawas. Pada konsentrasi pertama yaitu 20% dengan
koagulan, didapatkan hasil zt mula-mula 17,5 cm dan Zt akhirnya adalah 11,6 cm
dalam selang waktu 60 menit. Untuk konsentrasi kedua yaitu 20% tanpa koagulan,
didapatkan hasil Zt mula-mula 16 cm dan Zt akhirnya yaitu 6,8 cm dalam selang
waktu 60 menit. Pada konsentrasi ketiga yaitu 30%, didapatkan Zt mula-mula 15,5
cm dan Zt akhirnya yaitu 9,2 cm dalam selang waktu 60 menit. Metode yang
digunakan dalam praktikum sedimentasi ini yaitu proses pemisahan dengan cara
pengendapan (sedimentasi) serta menggunakan Microsoft excel dengan solver
untuk mecari nilai Vo dan rv. Dari hasil yang didapat maka dapat disimpulkan
bahwa semakin lama waktu proses sedimentasi, maka tinggi interface yang
didapatkan juga akan semakin rendah Pada grafik hubungan antara tinggi interface
dengan waktu yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi pula
interface yang didapatkan, begitupun sebaliknya. Dan pada grafik hubungan antara
kecepatan sedimentasi dengan waktu yaitu semakin besar konsentrasi slurry maka
kecepatan pengendapannya akan lama, hal tersebut ditunjukkan karena besarnya
waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan semakin banyak dan jika konsentrasi
yang digunakan semakin kecil maka akan terlihat perbedaan tinggi interface yang
cukup signifikan. Saran yang dapat dikembangkan dari praktikum ini yaitu
praktikan diharapkan dapat lebih teliti saat melakukan percobaan dan melakukan
perhitungan dengan detail.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4 Sasaran ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1 Sedimentasi.......................................................................................................... 3
2.2 Tahapan Sedimentasi ........................................................................................... 4
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi ................................................ 4
2.4 Klasifikasi Sedimentasi ....................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................................... 8
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................... 8
3.1.1 Alat .............................................................................................................. 8
3.1.2 Bahan ........................................................................................................... 8
3.2 Variabel Percobaan .............................................................................................. 8
3.3 Diagram Alir Percobaan ...................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 10
4.1 Hasil ................................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
5.2 Saran .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
LAMPIRAN A ................................................................................................................. 18
LAMPIRAN B.................................................................................................................. 20
LAMPIRAN C ................................................................................................................. 28
LAMPIRAN D ................................................................................................................. 30
LAMPIRAN E.................................................................................................................. 32
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Hasil Pengamatan Slurry Konsentrasi 20% dengan Koagulan ....10
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengamatan Slurry Konsentrasi 20% tanpa Koagulan .......10
Tabel 4. 3 Data Hasil Pengamatan Slurry Konsentrasi 30% tanpa Koagulan .......11
Tabel 4. 4 Perhitungan Vhs Eksperimen dan Vhs Hitung .....................................12
Tabel 4. 5 Perhitungan Xrs Eksperimen dan Xrs Hitung .......................................12
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang terjadi pada modul ini :
1. Bagaimana mencari hubungan antara tinggi interface dengan waktu
sedimentasi dan konsentrasi?
2. Pristiwa apa yang berkaitan dengan sedimentasi di dunia industri?
3. Bagaimana mencari hubungan antara Vhs dan Xrs hitung dan eksperimen?
4. Bagaimana membandingan nilai SSE teoritis dengan nilai SSE yang
dihitung?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mencari hubungan antara tinggi interface dengan waktu sedimentasi dan
konsentrasi.
2. Mencari hubungan antara waktu dan kecepatan pengendapan.
3. Mencari hubungan antara Vhs dan Xrs hitung dan eksperimen.
4. Membandingan nilai SSE teoritis dengan nilai SSE yang dihitung.
1.4 Sasaran
Adapun sasaran dari praktikum ini yaitu:
1. Praktikan dapat menentukan tinggi interface terhadap waktu pengendapan
2. Praktikan dapat menentukan hubungan tinggi interface terhadap
konsentrasi.
3. Praktikan dapat mencari hubungan antara kecepatan sedimentasi partikel
padatan dengan konsentrasi slurry berdasar data percobaan serta membuat
grafiknya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sedimentasi
Operasi pemisahan yang melibatkan antara campuran padatan dan cairan
(slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat
konsentrasinya) biasa disebut dengan proses sedimentasi. Dalam berbagai
industri, rangkaian proses sedimentasi dapat ditemukan dalam proses
pengolahan dan pengelolaan air sungai, pengendapan partikel padatan pada
bahan makanan cair, pengendapan kristal dari larutan induk, pengendapan
partikel terendap pada industri minuman beralkohol, pengendapan bubur kertas
atau pulp pada industri kertas, hingga proses pemurnian air limbah yang ada
pada suatu industri itu sendiri. Metode sedimentasi ini terjadi antara padatan
dan cairan dengan melibatkan gaya gravitasi (Setiyadi et al, 2017).
Sedimentasi merupakan pemisahan antara padatan dengan cairan yang
berasal dari slurry encer, di mana pemisahan ini akan menghasilkan cairan
jernih dan padatan dengan konsentrasi tinggi. Pada umumnya, dalam skala
laboratorium sedimentasi dilakukan secara batch dengan observasi pada tes
batch setting, yaitu ketika partikel-partikel padatan dalam suatu slurry
mengalami pengendapan dalam silinder kaca (Setiyadi et al, 2017).
Apabila suatu partikel padatan berada pada jarak yang cukup jauh dari
dinding partikel padatan lainnya kecepatan jatuhnya tidak dipengaruhi oleh
gesekan dinding maupun dengan partikel lainnya, disebut dengan peristiwa
free settling. Ketika partikel padatan berada pada keadaan saling berdesakan
maka partikel akan mengendap pada kecepatan rendah, disebut dengan
peristiwa hindered settling. Hal ini berakibat pada proses sedimentasi
kecepatan endapan yang turun ke bawah semakin lama semakin lambat,
sehingga untuk memperoleh hasil sedimentasi sampai proses pengendapan
berhenti memerlukan waktu yang cukup lama.
3
2.2 Tahapan Sedimentasi
Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan alat yang dikenal dengan nama
thickener, sedangkan untuk skala laboratorium berupa metode batch.
4
Apabila semakin besar konsentrasi maka semakin banyak jumlah partikel
dalam suatu suspensi yang menyebabkan bertambahnya gaya gesek antara
suatu partikel dengan partikel yang lain dan drag force akan semakin besar.
2. Diameter wadah
Diameter wadah sedimentasi sangat berpengaruh terhadap kecepatan
sedimentasi, Hal ini karena semakin kecil diameter wadah maka akan
semakin kecil luas permukaan dari partikel tersebut yang mengakibatkan
gaya gesek antar partikel akan semakin kecil dan mempercepat kecepatan
sedimentasi begitupun dengan sebaliknya.
3. Jenis Partikel
Jenis partikel berhubungan dengan densitas partikel yang berpengaruh
terhadap gaya apung dan gaya gravitasi yang dapat mempengaruhi
kecepatan pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida yang statis.
5
2. Batuan sedimen akuatik (air)
3. Sungai batuan sedimen marine (laut)
4. Batuan sedimen glastik (gletser)
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimentasi juga dibedakan
sebagai berikut:
1. Batuan sedimen limnik (rawa)
2. Batuan sedimen fluvial (sungai)
3. Batuan sedimen marine (laut)
4. Batuan sedimen teistrik (darat)
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡
𝑣=
𝑡
Keterangan :
zi= tinggi interface garis singgung (cm)
zt = tinggi interface (cm)
t = waktu (menit)
Untuk menentukan Keterangan :
x = nilai aktual
y = nilai yang tercapai
6
Sum of Square Errors (SSE) merupakan perhitungan statistik awal yang
digunakan untuk menghitung selisih antara nilai observasi dan nilai prediksi. Nilai
dari SSE (Sum of Square Errors) nya yaitu :
𝑛
Keterangan :
Xrs = konsentrasi slurry (g/L)
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
8
3.3 Diagram Alir Percobaan
Mulai
Selesai
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun data-data yang didapatkan dari percobaan, antara lain sebagai berikut
Tabel 4. 1 Data Hasil Pengamatan Slurry Konsentrasi 20% dengan Koagulan
10
10 10,9 18,4 0,75
16 9,5 13 0,21875
22 8,4 9,2 0,036364
28 8 10,8 0,1
34 7,6 9,5 0,055882
40 7,4 9,2 0,045
46 7,2 9,5 0,05
52 7 8,2 0,023077
58 6,9 8,2 0,022414
60 6,8 8,2 0,023333
11
Tabel 4. 4 Perhitungan hs Eksperimen dan hs Hitung
Vhs
Eksperimen Hitung
a 0,1 0,0997
b 0,15862069 0,095659
c 0,10862069 0,108303
Vo 0,10830
Rv 0,41383
4.2 Pembahasan
Pada praktikum sedimentasi, terdapat bahan-bahan yang digunakan untuk
mengamati proses sedimentasi, yaitu kapur sirih dengan konsentrasi 20% dan
30%. Dalam percobaan ini, terdapat 3 slurry yang menjadi objek pengamatan
proses sedimentasi, yaitu slurry dengan konsentrasi 20% dengan koagulan
berupa tawas, slurry dengan konsentrasi 20% tanpa koagulan, dan slurry dengan
konsentrasi 30% tanpa koagulan. Dalam percobaan ini, akan didapatkan
hubungan antara tinggi interface dengan waktu sedimentasi, hubungan antara
waktu dan kecepatan sedimentasi, hubungan antara Vhs dan Xrs hitung dan
eksperimen, serta membandingkan hubungan nilai SSE teoritis dan hitung.
12
4.2.1 Hubungan Antara Tinggi Interface dan Waktu
20
15
Zt
10
0
0 10 20 30 40 50 60
t (waktu)
13
Berdasarkan Gambar 4.2, didapatkan bahwa pada slurry dengan konsentrasi
slurry sebesar 20% tanpa koagulan memiliki laju 0 m/s yang kemudiaan diikuti
sebesar 0,3 m/s.hingga pada menit ke 60, laju sedimentasi mencapai 0,023 m/s.
Pada konsentrasi 20% dengan koagulan memiliki laju 0 m/s yang kemudian
diikuti sebesar 0,15 m/s hingga pada menit ke 60, laju sedimentasi mencapai
0,023 m/s. Sedangkan pada konsentrasi 30% tanpa koagulan memiliki laju 0
m/s yang kemudian diikuti sebesar 0,05 m/s hingga pada menit ke 60, laju
sedimentasi mencapai 0,0183 m/s. Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa di
menit ke-4 dan menit ke-11, grafik menunjukkan kenaikan yang cukup
signifikan, hal ini dapat terjadi karena pada menit-menit awal, slurry berupa
kapur sirih dalam suspensi mempunyai konsentrasi seragam dan jarak antar
partikelnya masih cukup besar, sehingga tidak ada desakan antar partikel pada
menit tersebut, yang menyebabkan partikel dapat jatuh mengendap dengan
bebas, di mana tahap ini disebut dengan free settling. Namun, seiring
berjalannya waktu, partikel-partikel yang mengendap akan semakin banyak,
menghasilkan ‘gaya baru’ berupa gaya dorong ke atas yang menghambat
partikel-partikel kapur sirih yang belum mengendap di atasnya, sehingga
memperlambat laju pengendapan, dan pada saat itulah terjadi hindered settling
yang ditandai dengan penurunan laju sedimentasi. Berdasarkan apa yang sudah
diperoleh dari grafik dan data, dapat disimpulkan bahwa laju sedimentasi
ditunjukkan dengan adanya penurunan ketinggian daerah yang menjadi tempat
endapan dengan supernatant (liquid).
14
4.2.3 Hubungan Antara Vhs Eksperimen dan Vhs Hitung
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0.094 0.096 0.098 0.1 0.102 0.104 0.106 0.108 0.11
Hitung
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum sedimentasi ini,
antara lain:
1. Semakin lama waktu proses sedimentasi, maka tinggi interface yang
didapatkan juga akan semakin rendah.
2. Hubungan antara waktu dengan tinggi interface merupakan hubungan yang
berbanding terbalik.
3. Semakin lama waktu proses sedimentasi, maka laju sedimentasi akan
semakin lambat.
4. Ada dan tidaknya koagulan sangat berpengaruh terhadap laju dan tinggi
interface. Semakin tinggi konsentrasi larutan, maka tinggi interface yang
diperoleh juga akan semakin tinggi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dijadikan pengembangan dari praktikum
sedimentasi ke berbagai praktikum setelahnya, antara lain:
1. Praktikan diharapkan untuk dapat lebih teliti dalam mengamati hasil
percobaan dan menuliskannya dengan jelas pada tabel data.
2. Praktikan diharapkan dapat mengetahui tata tertib di laboratorium dan
menaati dengan sebaik-baiknya.
3. Praktikan diharapkan dapat mengetahui bahaya dari bahan-bahan yang
digunakan serta mengetahui cara menanggulanginya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Roessiana, Setiyadi, & BH, S. (2014, Juni). Model Persamaan Faktor Koreksi
pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan
Teknologi Lingkungan, 6.
Rumbino, Y., & Abigael, K. (2020, Mei). Penentuan Laju Pengendapan Partikel di
Setiyadi, Lorentius, S., Ariella, E., & M. S., G. P. (2017). Menentukan Persamaan
17
LAMPIRAN A
18
3. Grafik Hubungan Antara Waktu dengan Tinggi Interface dengan
Konsentrasi Kapur Sirih 30% tanpa Koagulan
4. Grafik Hubungan Antara Waktu dengan Tinggi Interface pada Kapur Sirih
dengan Koagulan dan tanpa Koagulan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60
t
19
LAMPIRAN B
Perhitungan
1. Preparasi Larutan
Vair = 500 ml
20
× 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
20
× 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
30
× 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 150 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
𝑍𝑏 − 𝑍𝑎
𝑉ℎ𝑠 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 =
𝑡𝑏 − 𝑡𝑎
17,2 − 11,6
𝑉ℎ𝑠 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = = 0,0965517
60 − 2
15,4 − 6,8
𝑉ℎ𝑠 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = = 0,148276
60 − 2
15,3 − 9,2
𝑉ℎ𝑠 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = = 0,105172
60 − 2
20
3. Mencari Nilai Vhs Hitung
𝑉ℎ𝑠 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑉𝑜 × 𝑒𝑥𝑝−𝑟𝑣.𝑋𝑟𝑠
𝑆𝑆𝐸 = 0,00000989
21
𝑆𝑆𝐸 = 0,00235988
𝑆𝑆𝐸 = 0,00009055
5. Mencari kecepatan
v = 𝑍𝑖 − 𝑍𝑡t
• t = 0 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 17,5 − 17,5
𝑉= = = 0 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 0
• t = 2 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 17,5 − 17,2
𝑉= = = 0,15 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 2
• t = 4 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 17,5 − 17,2
𝑉= = = 0,075 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 4
• t = 6 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 17,8 − 17
𝑉= = = 0,133333 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 6
• t = 11 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 19 − 16,4
𝑉= = = 0,236364 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 11
• t = 16 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 17,2 − 15,5
𝑉= = = 0,1065 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 16
22
• t = 21 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 18,5 − 14,8
𝑉= = = 0,17619 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 21
• t = 26 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 20 − 14
𝑉= = = 0,230769 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 26
• t = 31 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16,8 − 13
𝑉= = = 0,122581 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 31
• t = 36 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,8 − 12,4
𝑉= = = 0,94444 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 36
• t = 41 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 12,1 − 12
𝑉= = = 0,002439 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 41
• t = 46 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 12,5 − 11,8
𝑉= = = 0,015217 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 46
• t = 51 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 13 − 11,6
𝑉= = = 0,027451 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 51
• t = 56 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 13,4 − 11,4
𝑉= = = 0,035714 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 56
• t = 60 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 13 − 11,6
𝑉= = = 0,023333 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 60
• t = 0 menit
23
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16 − 16
𝑉= = = 0 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 0
• t = 2 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16 − 15,4
𝑉= = = 0,3 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 2
• t = 4 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,8 − 14,9
𝑉= = = 0,225 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 4
• t = 6 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16,4 − 14,2
𝑉= = = 0,36667 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 6
• t = 11 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 18,3 − 12,6
𝑉= = = 0,7125 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 11
• t = 16 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 18,4 − 10,9
𝑉= = = 0,75 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 16
• t = 21 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 13 − 9,5
𝑉= = = 0,21875 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 21
• t = 26 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 9,2 − 8,4
𝑉= = = 0,03636 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 26
• t = 31 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 10,8 − 8
𝑉= = = 0,1 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 31
• t = 36 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 9,5 − 7,6
𝑉= = = 0,05588 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 36
24
• t = 41 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 9,7 − 7,4
𝑉= = = 0,045 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 41
• t = 46 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 9,5 − 7,2
𝑉= = = 0,05 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 46
• t = 51 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 8,2 − 7
𝑉= = = 0 02308 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 51
• t = 56 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 8,2 − 6,9
𝑉= = = 0,02241 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 56
• t = 60 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 8,2 − 6,8
𝑉= = = 0,02333 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 60
• t = 0 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,5 − 15,5
𝑉= = = 0 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 0
• t = 2 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,4 − 15,3
𝑉= = = 0,05 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 2
• t = 4 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,4 − 15,1
𝑉= = = 0,075 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 4
• t = 6 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,1 − 14,9
𝑉= = = 0,116667 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 16
• t = 11 menit
25
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16 − 14,2
𝑉= = = 0,163636 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 11
• t = 16 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 16,4 − 13,4
𝑉= = = 0,1875 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 16
• t = 21 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 15,8 − 12,6
𝑉= = = 0,152381 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 21
• t = 26 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 18,5 − 11,8
𝑉= = = 0,257692 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 26
• t = 31 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 12,4 − 10,5
𝑉= = = 0,06129 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 31
• t = 36 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 11,2 − 10,5
𝑉= = = 0,0,030556 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 36
• t = 41 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 14,1 − 9,9
𝑉= = = 0, 𝑜10439 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 41
• t = 46 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 10,3 − 9,5
𝑉= = = 0,017391 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 46
• t = 51 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 10,3 − 9,4
𝑉= = = 0,017647 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 51
• t = 56 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 10,3 − 9,3
𝑉= = = 0,017857 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 56
26
• t = 60 menit
𝑍𝑖 − 𝑍𝑡 10,3 − 9,2
𝑉= = = 0,018333 𝑐𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡 60
27
LAMPIRAN C
Dokumentasi
28
Gambar C. 3 Slurry dengan Konsentrasi 20%, 20%, dan 30%
29
LAMPIRAN D
RANGKUMAN MSDS
Informasi Bahan Nama : Kalsium Karbonat
CAS-No : 471-84-1
30
Informasi Bahan Nama : Air/Aquadest
CAS-No : 7732-18-5
Rumus : H2O
Sifat Kimia Ph : 7
Titik lebur : 0°C
Titik didih : 100°C
Relative Density : 1 g/cm3
Mr : 18 g/mol
Penanggulangan yang Terhirup : segera keluar ruangan untuk menghirup
udara segar
dilakukan ketika terjadi
Terkena kulit : tidak ada penanganan khusus
kontak fisik
Terkena mata : tidak ada efek samping
Tertelan : muntahkan.
Penanggulangan yang Terbakar : Tidak mudah terbakar
dilakukan ketika Tumpah : Bersihkan noda.
tumpah/terbakar
Penjelasan level bahan Explosive : 0
Flammable : 0
Toxic : 0
Corrosive : 0
Irritant : 0
Oxidizing : 0
Health Hazard : 0
Reactivity : 0
31
LAMPIRAN E
RISK ASSESSMENT
32
33
34
35
36
37
38