Anda di halaman 1dari 66

Materi K3 ke 2-3

Tanggal 08 dan 15 Maret 2021


Peraturan per Undang – Undangan tentang
• UUD 45 Pasal 27 ayat 2
• UU No. 01 Thaun 1970 –Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja
UU No. 13 Tahun 2003 - Ketenaga Kerjaan
Undang – Undang
Undang – Undangan UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Tentang 11 Bab, 18 Psl
VR. 1910 Psl 18
Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup
Psl 2 (1), (2) & (3)

Berlaku di Tempat Kerja


Psl 13
Pasal 1
Syarat-syarat
Psl 7 Pengurus Psl 2 Keselamatan Kerja
Direktur 1(4) Psl 8 Kewajiban
Pengusaha Psl 3 Psl 3, Psl 4
PP1(5) Pgws Psl 9
Psl 5
AK31(6) Psl 11
Psl 14
P2K3
Psl10 Psl 16

Tujuan
Pelanggaran Penerapan
Psl 15 Undang2
Psl 17
2
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP 50 Th 2012- SM K3; Per.Menaker No 4


tentang P2K3 ; Kep Men ,
TAHAP PELAKSANAAN SMK3 (Model)

VISI, MISI & TUJUAN


KEBIJAKAN K3

Komitmen Manajemen
Keteladanan
Peran dan Tanggung jawab

PERENCANAAN

PERBAIKAN BERKELANJUTAN Penilaian Awal


Peraturan Perundangan,
Pedoman & Standar
Tujuan dan Sasaran
Program kerja

PENERAPAN

Implementasi 13
Elemen SMK3

PENELAAHAN PEMERIKSAAN & TINDAKAN


MANAJEMEN KOREKSI

Audit Internal dan Eksternal


Pelaporan
Kelembagaan K3
• Dewan K3 Nasiomal
• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Ahli K3 Konstruksi
• Asosiasi Ahli Keselamatan Kerja
• Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia
• Lembaga Keselamatan da Kesehatan Kerja
• Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
• Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia
• Ikatan Dokter Okupasi Indonesia
• Konsil Nasional K3 Indonesia
PENGAWASAN K3

MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

PEMERINTAH SWASTA
{-- JASA
INDUSTRI
----PJIT
Sistem Pengawasan K3
• Kebutuhan
• Rekruitmen
• Diklat
Personil • Penempatan

• Pem. Pertama
• Pem. Berkala
• Pem. Khusus
• Pem. Ulang

PENGAWASAN Kelembagaan
Mekanisme • UU No. 13/2003
• UU No. 01/1970 dan Sarana
• Permen No. 03/1984

• Organisasi
• Peraturan
• Rencana kerja • Standar
• Pemberitahuan pem. Tata laksana/ • Pedoman
• Pem. Lapangan Prosedur • Peralatan
• Konfirmasi temuan inspeksi
• Tindakan hukum • Laboratorium uji
• Laporan
Prinsip Dasar Pedoman Penerapan Elemen Audit
1. Pembangunan dan
1. Komitmen dan kebijakan
Pemeliharaan Komitmen
1.1 Kepemimpinan dan komitmen
2. Pendokumentasian
1.2 Initial Review
1. Penetapan Strategi
1.3 Kebijakan K3
Kebijakan K3 3. Peninjauan Ulang
2. Perencanaan
Desain dan Kontrak
2.1 Perenc ident bhy, penilaian
4. Pengendalian Dokumen
resiko dan pengend resiko
2. Perencanaan 2.2 Per. per uu dan persyart lainnya
5. Pembelian
6. Keamanan Bekerja
Penerapan K3 2.3 Tujuan dan sasaran
Berdasarkan SMK3
3. Penerapan K3 2.4 Indikator kinerja
7. Standar Pemantauan
2.5 Perenc awal dan perencanaan
4. Pengukuran, 8. Pelaporan dan
kegiatan yg berlangsung
Perbaikan
Pemantauan, dan 3. Penerapan
9. Pengelolaan material
Evaluasi Kinerja 3.1 Jaminan kemampuan
dan perpindahannya
3.2 Kegiatan pendukung
K3 10. Pengumpulan dan
3.3 Ident SB, penilaian dan
penggunaan data
5. Peninjauan secara pengendalian resiko
11. Audit SMK3
4.Pengukuran dan evaluasi
teratur untuk 12. Pengembangan
4.1 Inspeksi dan pengujian
meningkatkan ketrampilan dan
4.2 Audit SMK3
Kemampuan
kinerja K3 secara 4.3 Tindakan perbaikan dan
pencegahan
5. Tinjauan ulang dan peningkatan
berkesinambungan pihak mgt
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm).

Hazard dapat berupa bahan-bahan


kimia, bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau situasi kerja.
HARM
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
Identifikasi Bahaya
• Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya agar kita dapat mengetahui potensi
bahaya dalam setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
• Identifikasi Bahaya seharusnya dilakukan bersama antara
pemilik pekerjaan,pengawas pekerjaan ( dari dalam dan
dari luar ),Safety Departement.
• Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku
seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops,Hira,Hazid dll.
• Semua hasil identifikasi Bahaya harus dicatat
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
PENGERTIAN

Aman (safe) adalah suatu kondisi


dimana atau kapan munculnya sumber
bahaya telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger). 
PENGERTIAN
“DANGER”
Suatu kondisi yang telah teridentifikasi
melalui pemeriksaan/pengujian/analisis
disimpulkan telah menunjukkan melampaui
batas aman.

Danger adalah lawan dari aman atau


Selamat.
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT

ACCIDENT
DEFINISI INCIDENT

Suatu keadaan/kondisi, bilamana


pada saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident/kecelakaan.
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
Tiga Penyebab Dasar Kecelakaan
Kurangnya Manajemen Keselamatan
Faktor Perorangan Penyebab Dasar
Faktor Lingkungan

Tindakan Penyebab Tidak Langsung Kondisi Tak


Tak Aman Aman

Kontak energi dan KECELAKAAN


bahan yang berbahaya
Luka Pribadi
yang tidak terencana
ng Kerusakan Material
su
a ng
bL
eba
S
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

Penyebab
Dasar Kejadian
Kekurangan Penyebab
Kontrol Langsung Kerugian
PERKEMBANGAN

1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Kehilangan
kendali
Asal Gejala Kontak Kerugian

Kehilangan
kendali Penyebab Penyebab Kejadian / Cedera /
Dasar Langsung kecelakaan Kerusakan
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Kehilangan Penyebab Penyebab


Kendali
Kejadian Kerugian
Dasar Langsung

Program
yang tidak
memadai
Faktor
Tindakan Hubungan
Tidak sesuai Perorangan Orang
kurang dengan
Standard
Faktor lancar Material
Kepatuhan Pekerjaan energi
yang tidak Kondisi atau zat Proses
memadai kurang
lancar
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

STANDARD TIDAK SESUAI


KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING

SEBAB DASAR
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS

SEBAB LANGSUNG
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
Kecelakaan Kerja
* Industrial Accident
* Community Accident
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka


• Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.000 Aman
• Bahaya

Teori Frank Bird


28
Penyelidikan Kecelakaan
Dilaksanakan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut :

Siapa yang mendapat luka / kecelakaan


Kapan kecelakaan terjadi
Dimana kecelakaan terjadi
(on the job atau off the job)
Apa yang terjadi & apa faktor-faktor
pendukungnya
Kenapa kecelakaan itu terjadi
(kronologis)

Hasilnya
Tindakan perbaikan
Menurut ILO
(International Labour Organization)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan
pelaksanaan K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat
kemajuan pelaksanaan K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tingkat
kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi Tenaga Kerja
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui
sanksi-sanksi
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
IDENTIFIKASI
SUMBER BAHAYA

TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANCE THEORY - ACT OF GOOD
2. ACCIDENT PRONE THEORY - KECENDERUNGAN
3. THREE MAIN FACTORS THEORY - MAN, PERALATAN, LINGK.
4. TWO FACTORS THEORY - UNSAFE ACT & CONDITION
5. HUMAN FACTOR THEORY - ATTITUDE

33
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM

IDENTIFIKASI BAHAYA

PERKIRAAN KEMUNG PERKIRAAN AKIBAT


KINAN KECELAKAAN KECELAKAAN

PENETAPAN
RESIKO

RESIKO DAPAT
DITERIMA

SISTEM
DIOPERASIKAN
34
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO

PEMILIHAN METODE TERGANTUNG :


1. MAKSUD & TUJUAN IDENTIFIKASI
2. KAPAN / PADA TAHAPAN APA
3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN
4. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
5. WAKTU DAN BIAYA
35
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
TUJUAN : - IDENTIFIKASI COMMON HAZARD
- IDENTIFIKASI KESESUAIAN STANDAR PROSEDUR

DIGUNAKAN PADA : - DESAIN, CONSTRUCTION, START UP


OPERASI, SHUT DOWN

HASIL : - UMUM  YES OR NO

UNTUK : PERALATAN
MATERIAL
PROSEDUR

36
PRELIMNARY HAZARD ANALYSIS
(PHA)

TUJUAN : IDENTIFIKASI AWAL SEBAGAI INFORMASI


TAHAP FINAL DESIGN
KAPAN : SEBELUM TAHAP DESIGN
HASIL : DAFTAR RESIKO BAHAYA BERKAITAN DENGAN
DESIGN DETAIL
SDM : 1 ATAU 2 ORANG INSINYUR (SAFETY BACKGROUND)
OBYEK : 1. BAHAN BAKU
BAHAN ½ JADI
BAHAN JADI
2. PERALATAN 4. FASILITAS
3. OPERASI 5. ALAT PENGAMAN

37
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY

LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER

TAHAPAN : DESIGN, CONSTRUSTION, STARTUP & OPERATION,


SHUTDOWN

SYARAT INSPECTOR : - PUNYA BACKGROUND THEORY


- PUNYA PENGALAMAN & DAYA
ANALISIS
- PENGUASAAN STANDAR &
PERATURAN
- MAMPU MENJELASKAN 38
PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS

ILO CODE OF PRACTISE


Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4
• Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di industri dalam
upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan besar seiring dengan
kenaikan produksi, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
• Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang pengaturan
administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengendalian instalasi bersiko tinggi
yang dilakukan dengan memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat
dan lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang mungkin
terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan tersebut
• Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko tinggi yang
diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya yang membutuhkan
perhatian tinggi.

Keselamatan Kerja 39
ILO CODE OF PRACTISE

• Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya menurut panduan


praktis:
• Industri kimia dan petrokimia
• Industri penyulingan minyak
• Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
• Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
• Gudang bahan-bahan kimia
• Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
• Industri Pupuk dan Pestisida
• Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar cakupan
panduan praktis:
• Instalasi Nuklir
• Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat persenjataaan)

Keselamatan Kerja 40
ILO CODE OF PRACTISE

• Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang
menyimpan, memproses atau memproduksi zat-zat berbahaya dalam bentuk dan
jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan besar.
• Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang
terjadinya kecelakaan besar
• Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
• Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine,
sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide,
carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride,
sulphur trioxide
• Gas dan cairan mudah terbakar
• Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4,
PETN, TNT

Keselamatan Kerja 41
ILO CODE OF PRACTISE
• Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
• Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
• Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan
oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan
cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan
kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi
secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta
informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan
darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan
terjadi.
• Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
• Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi
beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada
pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan
pengendalian dalam keadaan darurat.
Keselamatan Kerja 42
ILO CODE OF PRACTISE
• Audit Instalasi beresiko tinggi
• Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
• Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
• Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
• Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
• Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan
kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya
bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri
• Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.

Keselamatan Kerja 43
ILO CODE OF PRACTISE
• Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko
tinggi meliputi:
• Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan
komponen peralatan bermutu tinggi
• Pemeliharaan pabrik secara rutin
• Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
• Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
• Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan
atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan
• Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
• Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan
dalam kondisi darurat
• Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan,
pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen,
pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan
kejahatan dan sabotase
• Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
• Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada
instalasi tersebut
• Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja
di sekitar lokasi instalasi industri

Keselamatan Kerja 44
ILO CODE OF PRACTISE

• Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:


• Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi
• Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan
kecelakaan
• Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar
• Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan

Keselamatan Kerja 45
ILO CODE OF PRACTISE

• HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)


• Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya
yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
• Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru
• Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
• Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri,
pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta
potensi bahayanya
• Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan
dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman
atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 46
ILO CODE OF PRACTISE
• Perencanaan Keadaan Darurat
• Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
• Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
• On site emergency
• Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial
• Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup
• Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang
akan secepatnya diperbaiki
• Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak
berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal
instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat
• Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-eksternal yang
memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur
kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...
• Off site emergency
• Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan,
peraturan atau perundangan.
• Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait
dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
• Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial

Keselamatan Kerja 47
ILO CODE OF PRACTISE

• Konsultan Keselamatan Kerja


Tugas dan wewenang:
• Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
• Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri yang
aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan, proses
kendali, pengoperasian secara manual, ...
• Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
• Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
• Melakukan pelatihan pada pekerja

Keselamatan Kerja 48
Analisa HIRA( Hazard Identification and Risk Assesment ) adalah : Identifikasi bahaya
dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi, dipilah pilah menjadi
kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. Datanya diambil dari kegiatan harian dan aktifitas
yang spesifik.
 
Analisa HAZID( Hazard Identification ) : proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang
mungkin terjadi secara umum pada fasilitas operasi pabrik / Industri. Datanya meliputi
seluruh bagian operasi pabrik baik berupa proses utama maupun operasi penunjangnya.
 
Analisa HAZOP (Hazard and Operability Study ): identifikasi keselamatan, bahaya dan
masalah operasi yang berkembang yang secara langsung mengancam keselamatan
pekerja produksi / penyebab masalah operasi, menentukan keseriusan dampak masalah
yang teridentifikasi.
Identifikasi secara keteknikan dan SOP- pengamanan operasi dan penyelamatan
( Safeguard ) yang sebelumnya telah dibuat,Evaluasi kelayakan Teknik (Engineering) dan
SOP Pengamanan /penyelamatan ( Safeguard ) dan Rekomendasi SOP pengamanan
DEFINISI Resiko/Risk
 Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya,
atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat risiko
 Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu Probability dan Konsekuensi
 Risiko = Probability x Konsekuensi
 Risiko = Prob x Hazard x Konsentrasi x lama
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul
dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.

Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara


konsekuensi/ dampak yang mungkin timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat resiko (level of risk).
RISK ANALYSIS
Adalah perkiraan kuantitatif dengan teknik
matematik menggabungkan konsekuensi
dan frekuensi insiden

The development of a quantitative estimate of risk


based on mathematical techniques for combining
estimates of incident consequences and
frequencies.
RISK ASSESSMENT
Adalah proses menganalisa tingkat Resiko, pertimbangan
Tingkat Bahaya, dan mengevaluasi apakah Sumber
Bahaya dapat dikendalikan, memperhitungkan segala
kemungkinan yang terjadi di tempat kerja.
RISK MANAGEMENT dalam Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K 3 ) adalah meliputi :

 proses mengidentifikasi sumber bahaya,


 penilaian resiko, dan
 tindakan untuk menghilangkan serta
mengurangi resiko secara terus menerus.
PENANGANAN RESIKO
Bila suatu resiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya
penanganan resiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/kerugian.
Bentuk tindakan penanganan resiko dapat dilakukan sebagai berikut
:
☻ Hindari resiko
☻ Kurangi / minimalkan resiko
☻ Transfer resiko
☻ Terima risiko
KEMUNGKINAN TERJADI
KEPARAHAN
SULIT TERJADI JARANG SERING
SERIOUS SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI
RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG
Matriks Resiko

KEPARAHAN

Frekwensi
Kejadian Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim

Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi


HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI

REKAYASA / ENGINEERING
3
4
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

5
PENGEND.ORGANISASI

6 APD
TAHAPAN PENGENDALIAN RISIKO

1. Peniadaan 2. Substitusi 3. Engineering

4. Administrasi 5.ORGANISASI 6. APD


ORG

Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat


keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya.
Dan pada urutan hierarki setelahnya,tingkat keefektifan, kehandalan proteksi
menurun spt diilustrasikan pada gambar di diatas.
Hierarki Pengendalian Resiko

1. Eliminasi Eliminasi sumber Bahaya Tempat kerja/pekerjaan aman,


mengurangi bahaya K3

2.Substitusi Substitusi Alat/Mesin/ Material tempat kerja/pekerjaan aman,


mengurangi bahaya K3

3.Engineering Modifikasi/Perancangan
alat/Mesin/Tempat kerja yg lebih
tempat kerja/pekerjaan aman,
mengurangi bahaya K3
aman

4.Administrasi Prosedur,aturan, tata


kerja,pelatihan,durasi kerja,tanda
Tenaga Kerja aman ,mengurangi
paparan bahaya
bahaya, rambu, poster,label dll.

5.Organisasi Pengaturan organisasi yg berkaitan


dg bidang K3
Tenaga Kerja aman ,mengurangi
paparan bahaya

6. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung diri T Kerja Tenaga Kerja aman ,mengurangi
paparan bahaya
Penanggung Jawab Manajemen Resiko
Matriks Resiko : Perlu Aturan/Prosedur/Rambu - Supervisor Unit Kerja
Rendah / Petugas K3LH

Sedang Perlu Tindakan Langsung - Supervisor Unit Kerja

Perlu Perencanaan Pengendalian - Manager/ Kepala Divisi Unit Kerja


Tinggi
dan Unit terkait

Perlu Perhatian Manajemen Atas - General Manager Unit Kerja dan Unit
Ekstrim
terkait serta Direksi.
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
Pengendalian Organisasi
- Pembentukan Organisasi yang efektif
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles dll.
DOA KESELAMATAN KEHIDUPAN MANUSIA

“ Allahhumma Antas Salam Wa Minkas Salam


Fahayyina Robbana Bis Salam “

Artinya :
Ya Allah Engkau pemberi KESELAMATAN dan dari-Mu KESELAMATAN,
maka hidupkanlah kami ya Allah dengan KESELAMATAN.

66

Anda mungkin juga menyukai