Tujuan
Pelanggaran Penerapan
Psl 15 Undang2
Psl 17
2
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Peraturan Pelaksanaan
Komitmen Manajemen
Keteladanan
Peran dan Tanggung jawab
PERENCANAAN
PENERAPAN
Implementasi 13
Elemen SMK3
MENAKER
DIREKTUR
PEMERINTAH SWASTA
{-- JASA
INDUSTRI
----PJIT
Sistem Pengawasan K3
• Kebutuhan
• Rekruitmen
• Diklat
Personil • Penempatan
• Pem. Pertama
• Pem. Berkala
• Pem. Khusus
• Pem. Ulang
PENGAWASAN Kelembagaan
Mekanisme • UU No. 13/2003
• UU No. 01/1970 dan Sarana
• Permen No. 03/1984
• Organisasi
• Peraturan
• Rencana kerja • Standar
• Pemberitahuan pem. Tata laksana/ • Pedoman
• Pem. Lapangan Prosedur • Peralatan
• Konfirmasi temuan inspeksi
• Tindakan hukum • Laboratorium uji
• Laporan
Prinsip Dasar Pedoman Penerapan Elemen Audit
1. Pembangunan dan
1. Komitmen dan kebijakan
Pemeliharaan Komitmen
1.1 Kepemimpinan dan komitmen
2. Pendokumentasian
1.2 Initial Review
1. Penetapan Strategi
1.3 Kebijakan K3
Kebijakan K3 3. Peninjauan Ulang
2. Perencanaan
Desain dan Kontrak
2.1 Perenc ident bhy, penilaian
4. Pengendalian Dokumen
resiko dan pengend resiko
2. Perencanaan 2.2 Per. per uu dan persyart lainnya
5. Pembelian
6. Keamanan Bekerja
Penerapan K3 2.3 Tujuan dan sasaran
Berdasarkan SMK3
3. Penerapan K3 2.4 Indikator kinerja
7. Standar Pemantauan
2.5 Perenc awal dan perencanaan
4. Pengukuran, 8. Pelaporan dan
kegiatan yg berlangsung
Perbaikan
Pemantauan, dan 3. Penerapan
9. Pengelolaan material
Evaluasi Kinerja 3.1 Jaminan kemampuan
dan perpindahannya
3.2 Kegiatan pendukung
K3 10. Pengumpulan dan
3.3 Ident SB, penilaian dan
penggunaan data
5. Peninjauan secara pengendalian resiko
11. Audit SMK3
4.Pengukuran dan evaluasi
teratur untuk 12. Pengembangan
4.1 Inspeksi dan pengujian
meningkatkan ketrampilan dan
4.2 Audit SMK3
Kemampuan
kinerja K3 secara 4.3 Tindakan perbaikan dan
pencegahan
5. Tinjauan ulang dan peningkatan
berkesinambungan pihak mgt
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm).
ACCIDENT
DEFINISI INCIDENT
Penyebab
Dasar Kejadian
Kekurangan Penyebab
Kontrol Langsung Kerugian
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Kehilangan
kendali
Asal Gejala Kontak Kerugian
Kehilangan
kendali Penyebab Penyebab Kejadian / Cedera /
Dasar Langsung kecelakaan Kerusakan
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
Program
yang tidak
memadai
Faktor
Tindakan Hubungan
Tidak sesuai Perorangan Orang
kurang dengan
Standard
Faktor lancar Material
Kepatuhan Pekerjaan energi
yang tidak Kondisi atau zat Proses
memadai kurang
lancar
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
SEBAB DASAR
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK PENGADAAN (PURCHASING)
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI KURANG PERALATAN
STRESS MENTAL MAINTENANCE
KURANG PENGETAHUAN STANDAR KERJA
KURANG KEAHLIAN SALAH PAKAI/SALAH
MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
SEBAB LANGSUNG
TIDAK BERFUNGSI SISTEM PERINGATAN KURANG
PAKAI ALAT RUSAK BAHAYA KEBAKARAN
PAKAI APD TIDAK LAYAK KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
PEMUATAN TIDAK LAYAK KEBISINGAN
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK TERPAPAR RADIASI
POSISI TIDAK AMAN TEMPERATUR EXTRIM
SERVIS ALAT BEROPERASI PENERANGAN TIDAK LAYAK
BERCANDA, MAIN-MAIN VENTILASI TIDAK LAYAK
MABOK ALKOHOL, OBAT LINGKUNGAN TIDAK AMAN
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIAN
Kecelakaan Kerja
* Industrial Accident
* Community Accident
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti
Hasilnya
Tindakan perbaikan
Menurut ILO
(International Labour Organization)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan
pelaksanaan K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat
kemajuan pelaksanaan K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tingkat
kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik & teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi Tenaga Kerja
PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3,
bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui
sanksi-sanksi
ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3
TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANCE THEORY - ACT OF GOOD
2. ACCIDENT PRONE THEORY - KECENDERUNGAN
3. THREE MAIN FACTORS THEORY - MAN, PERALATAN, LINGK.
4. TWO FACTORS THEORY - UNSAFE ACT & CONDITION
5. HUMAN FACTOR THEORY - ATTITUDE
33
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENETAPAN
RESIKO
RESIKO DAPAT
DITERIMA
SISTEM
DIOPERASIKAN
34
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO
UNTUK : PERALATAN
MATERIAL
PROSEDUR
36
PRELIMNARY HAZARD ANALYSIS
(PHA)
37
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY
LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER
Keselamatan Kerja 39
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 40
ILO CODE OF PRACTISE
• Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang
menyimpan, memproses atau memproduksi zat-zat berbahaya dalam bentuk dan
jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan besar.
• Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang
terjadinya kecelakaan besar
• Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
• Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine,
sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide,
carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride,
sulphur trioxide
• Gas dan cairan mudah terbakar
• Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4,
PETN, TNT
Keselamatan Kerja 41
ILO CODE OF PRACTISE
• Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
• Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
• Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan
oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan
cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan
kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi
secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta
informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan
darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan
terjadi.
• Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
• Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi
beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada
pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan
pengendalian dalam keadaan darurat.
Keselamatan Kerja 42
ILO CODE OF PRACTISE
• Audit Instalasi beresiko tinggi
• Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
• Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
• Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
• Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
• Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan
kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya
bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri
• Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.
Keselamatan Kerja 43
ILO CODE OF PRACTISE
• Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko
tinggi meliputi:
• Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan
komponen peralatan bermutu tinggi
• Pemeliharaan pabrik secara rutin
• Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
• Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
• Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan
atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan
• Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
• Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan
dalam kondisi darurat
• Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan,
pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen,
pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan
kejahatan dan sabotase
• Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
• Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada
instalasi tersebut
• Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja
di sekitar lokasi instalasi industri
Keselamatan Kerja 44
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 45
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 46
ILO CODE OF PRACTISE
• Perencanaan Keadaan Darurat
• Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
• Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
• On site emergency
• Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial
• Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup
• Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang
akan secepatnya diperbaiki
• Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak
berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal
instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat
• Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-eksternal yang
memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur
kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...
• Off site emergency
• Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan,
peraturan atau perundangan.
• Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait
dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
• Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial
Keselamatan Kerja 47
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 48
Analisa HIRA( Hazard Identification and Risk Assesment ) adalah : Identifikasi bahaya
dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi, dipilah pilah menjadi
kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. Datanya diambil dari kegiatan harian dan aktifitas
yang spesifik.
Analisa HAZID( Hazard Identification ) : proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang
mungkin terjadi secara umum pada fasilitas operasi pabrik / Industri. Datanya meliputi
seluruh bagian operasi pabrik baik berupa proses utama maupun operasi penunjangnya.
Analisa HAZOP (Hazard and Operability Study ): identifikasi keselamatan, bahaya dan
masalah operasi yang berkembang yang secara langsung mengancam keselamatan
pekerja produksi / penyebab masalah operasi, menentukan keseriusan dampak masalah
yang teridentifikasi.
Identifikasi secara keteknikan dan SOP- pengamanan operasi dan penyelamatan
( Safeguard ) yang sebelumnya telah dibuat,Evaluasi kelayakan Teknik (Engineering) dan
SOP Pengamanan /penyelamatan ( Safeguard ) dan Rekomendasi SOP pengamanan
DEFINISI Resiko/Risk
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya,
atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat risiko
Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu Probability dan Konsekuensi
Risiko = Probability x Konsekuensi
Risiko = Prob x Hazard x Konsentrasi x lama
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul
dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
KEPARAHAN
Frekwensi
Kejadian Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat
REKAYASA / ENGINEERING
3
4
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
5
PENGEND.ORGANISASI
6 APD
TAHAPAN PENGENDALIAN RISIKO
3.Engineering Modifikasi/Perancangan
alat/Mesin/Tempat kerja yg lebih
tempat kerja/pekerjaan aman,
mengurangi bahaya K3
aman
6. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung diri T Kerja Tenaga Kerja aman ,mengurangi
paparan bahaya
Penanggung Jawab Manajemen Resiko
Matriks Resiko : Perlu Aturan/Prosedur/Rambu - Supervisor Unit Kerja
Rendah / Petugas K3LH
Perlu Perhatian Manajemen Atas - General Manager Unit Kerja dan Unit
Ekstrim
terkait serta Direksi.
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
Pengendalian Organisasi
- Pembentukan Organisasi yang efektif
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles dll.
DOA KESELAMATAN KEHIDUPAN MANUSIA
Artinya :
Ya Allah Engkau pemberi KESELAMATAN dan dari-Mu KESELAMATAN,
maka hidupkanlah kami ya Allah dengan KESELAMATAN.
66