Anda di halaman 1dari 6

P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

Safety Committee
PERMENAKER NOMOR : PER.04/MEN/1987 TENTANG P2K3 DAN
PENUNJUKAN AHLI KESELAMATAN KERJA).

A. PENGANTAR PERATURAN-PERATURAN TERKAIT DENGAN P2K3

1. PERMENAKER Nomor : PER.04/MEN/1987 Tentang P2K3 dan Penunjukan


Ahli Keselamatan Kerja
Menimbang ;
bahwa bertalian dengan hal tersebut diatas, perusahan perlu memiliki Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk membantu pimpinan
perusahaan dalam penerapan keselamatan kerja, higene perusahaan dan
Kesehatan Kerja;

• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya


disebut P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja
• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja dan berfungsi membantu pimpinan perusahaan atau pengurus untuk
menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene
perusahaan dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan peraturan perundangan bidang keselamatan dan
kesehatan kerja;

2. PPRI Nomor 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian


dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi , menjelaskan pengertian

• Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelengaraan


pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi, termasuk di dalamnya
peralatan, bangunan dan instalasi yang secara langsung dan tidak langsung
(penunjang) berhubungan dengan proses pemurnian dan pengolahan;

1 dari 6
P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

• Perusahaan adalah perusahaan yang melakukan usaha pemurnian dan


pengolahan minyak dan gas bumi; .
• Pengusaha adalah pimpinan Perusahaan;
• Kepala Teknik Pemurnian dan Pengolahan adalah Penanggungjawab
dari suatu pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi yang
selanjutnya disebut Kepala Teknik;
• Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang
pertambangan minyak dan gas bumi;
• Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lapangan tugasnya
meliputi urusan pertambangan minyak dan gas bumi;
• Direktur adalah Direktur Direktorat yang lapangan tugasnya meliputi
urusan keselamatan kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
• Kepala Inspeksi adalah Kepala Inspeksi Tambang Minyak dan Gas
Bumi;
• Pelaksana Inspeksi Tambang adalah Pelaksana Inspeksi Tambang
Minyak dan Gas Bumi

Pasal 2
(1) Tatausaha dan pengawasan keselamatan kerja atas pekerjaan-pekerjaan
serta pelaksanaan pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi berada
dalam wewenang dan tanggungjawab Menteri.
(2) Menteri melimpahkan wewenangnya untuk mengawasi pelaksanaan
ketentuan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini kepada Direktur
Jenderal dengan hak substitusi.
(3) Pelaksanaan tugas dan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(2) dilakukan oleh Kepala Inspeksi dibantu oleh Pelaksana Inspeksi Tambang.
(4) Kepala Inspeksi memimpin dan bertanggungjawab mengenai
pengawasan ditaatinya ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
dan mempunyai wewenang sebagai Pelaksana Inspeksi Tambang
Pasal 3
(1) Pengusaha bertanggungjawab penuh atas ditaatinya ketentuan-ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini dan kebiasaan yang baik dalam teknik
pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi.

2 dari 6
P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

Catatan :
Kewajiban Pengusaha bertanggung jawab penuh sama dengan klausul
pada ISO 45001 : 2018. Pengertian Kebiasaan yang baik adalah ;
- Mampu menerapkan safework practices
- Memahami dan mampu menerapkan BBS
- Mendapat pelatihan teknik pengelolaan dan penerapan Sistem
Keselamatan Kerja

B. MENJALANKAN PERINTAH UNDANG-UNDANG DAN PERINTAH JABATAN

PERATURAN PEMERINTAH (PPRI NO.11 /1979)


TENTANG TANGGUNG JAWAB

SARAN MENTERI NAKER


DIREKTUR
(NO.04/1987)

WADAH P2K3 MENJALAN


OPERASIONAL
INDUSTRI MIGAS
MANAJER
MEMBENTUK
ORGANISASI K3L DAN
ALOKASI KE SEMUA
DEPARTEMEN UNTUK PEKERJA
MENJALANKAN P2K3

TEKNIS PENGAWAS K3 MENURUT NO.04/1987

1. TUGAS & TANGGUNG JAWAB P2K3 / ORGANISASI K3L PERUSAHAAN


Berdasarkan Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang P2K3 dan
penunjukan ahli keselamatan kerja
1.1 LINGKUP KEGIATAN ORGANISASI K3
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik
diminta maupun tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3,
berdasarkan pasal 4 Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 .
Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana ayat (1), P2K3
mempunyai fungsi:
• Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

3 dari 6
P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

• Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga


kerja mengenai berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara menanggulanginya.
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
- Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
- Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
• Membantu Pengusaha / Pengurus dalam :
• Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
• Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
• Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat
kerja (PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
• Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
• Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan
menyelenggarakan makanan di perusahaan.
• Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
• Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
• Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan
interpretasi hasil pemeriksaan.
• Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene
perusahaan dan kesehatan kerja.
• Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan
manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan
keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi
dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor
PER.04/MEN/1987)

4 dari 6
P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

Struktur Organisasi K3 / P2K3 Perusahaan

KETUA Pengusaha & Pemimpin


DIREKTUR Perusahaan

SERIKAT
PEKERJA KEPALA K3L /
Ahli K3-LL

KOORD.TIM K3L
PENDAMPING
ANGGOTA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


Keuangan & Enjineering & Operasi & Pengadaan &
Pajak Perawatan Logistik Proyek

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


Hukum /SDM Sub-Kontraktor Tim Pembersih Pemasaran &
/HUMAS Tanki BBM Project

TIM TIM TIM TIM


PENGELOLA PENGELOLA PENGELOLA PENGELOLA
K3L ANGGOTA K3L ANGGOTA K3L ANGGOTA K3L ANGGOTA

1.2 PERATURAN YANG RELEVAN DENGAN P2K3 YANG DIJALANKAN


PERUSAHAAN
- Undang-Undang Tenaga Kerja No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
- Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Peraturan MENTEK & TRANSMIGRASI, No.Per.02/MEN/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja .
- Peraturan MENTEK & TRANSMIGRASI,No.Per.01/MEN/1981
Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
- Keputusan MENTEK RI No. KEPTS.333/MEN/1998 Tentang
diagnosis dan Pelaporan penyakit Akibat Kerja.
5 dari 6
P2K3 (PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA )

- Peraturan MENTEK No. Per-04/MEN/1987 Tentang P2K3 dan


tatacara penunjukan Ahli K3.
- Keputusan MENTEK RI No. Kep.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran ditempat Kerja.
- Keputusan MENTEK RI No. Kep.Kep.51/MEN/1999 Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika ditempat kerja.
- Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1979 Tentang Keselamatan
Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
- Peraturan MENTEK & TRANSMIGRASI RI,
No.PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang P3K ditempat Kerja .
- Undang-Undang No.3 tahun 1969 ,tentang persetujuan Konvensi
ILO No.120, tentang Hygiene dalam perniagaan dan Perkantoran.
- PERMEN MENTEK & TRANSMIGRASI RI
No.PER.08/MEN/VII/2010 tentang APD.
- PERMEN MENTEK No.PER.02/MEN/1992 ,Tentang Tatacara
penujukan Kewenangan dan Kewajiban Ahli K3 . (BAB III, pasal 9
,membantu mengawasi pelaksanaan UU & Peraturan K3 serta
melaporkan hasil pelaksanaan ke menteri
- PERMEN PERHUBUNGAN No.KM 4 tahun 2005, Tentang
Pencegahan Pencemaran dari Kapal.
- PERMEN RI No.21 tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim
- PERATURAN MENHUB RI No. PM 29 tahun 2014 Tentang
Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim
- KEPUTUSAN MEN KLH NO.KEP-51 /MENLH/10/1995 Baku Mutu
Limbah Cair
- UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengolahan
Lingkungan Hidup.

Andre Mangindaan -Safetyco 2022 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai