(SOP)
Peringatan :
Dokumen Ini Tidak Boleh Diperbanyak Tanpa Ijin Tertulis Dari Perusahaan
PT AUFA JAYA PERKASA
1 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
KEBIJAKAN DAN TARGET PROSEDUR
Sebagai tujuan utama perusahaan dalam penerapan HSE1 di kegiatan Perusahaan dan
Project. Adapun Prosedur ini untuk Pemahaman dan Penerapan Kepada Seluruh Karyawan
maupun Pihak lain yang bekerja sama dengan Perusahaan.
Mengetahui,
SUPERVISOR K3 MANAJER DIREKTUR
2 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat sebagai panduan untuk pengaturan pelaksanaan prosedur ini
kepada karyawan baru, tamu, mitra kerja dan siapa saja yang akan memasuki area PT.
Aufa Jaya Perkasa Serta Tujuan dokumen ini untuk memberikan panduan yang sah
untuk seluruh karyawan PT Aufa Jaya Perkasa dalam melaksanakan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) dan Contractors Safety Management System ( CSMS )
Tujuan Operasional Prosedur Pekerjaan Ketinggian atau Work at Height pada
Setiap Pekerjaan, Guna untuk :
1.1. Memberikan arahan penggunaan yang baik dan benar ketika melakukan
Pekerjaan ketinggian
1.2. Bisa menganalisa potensi bahaya yang akan timbul dari pekerjaan
Ketinggian
1.3. Terciptanya langkah pencegahan, pengendalian dan penanganan Pekerjaan
Ketinggian
2. RUANG LINGKUP
Dalam pelaksaan prosedur ini memiliki unsur ruang lingkup di lingkungan perusahaan
PT Aufa Jaya Perkasa sebagai berikut :
2.1. Seluruh HSE yang berwajib menganalisa Segala aktifitas pekerjaan
Ketinggian
2.2. Seluruh Pekerja yang bekerja di Perusahaan maka harus mengetahui analisa
dari aspek bahaya, Potensi bahaya dan Resiko yang Timbul dari aktifitas
pekerjaan serta penggunaan alat kerja Ketinggian yang berlandaskan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
3.1.Direktur
3.2.Manajer
3.3.Tim HSE PT Aufa Jaya Perkasa
3.4.Seluruh Karyawan Tetap, Non Tetap, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Freelance
maupun Tenaga Bantu Perusahaan.
4. REFERENSI2
4 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
4.11. Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.
4.12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut
4.13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut
4.14. Permen 02/MEN/I/2011 Tentang Pelaksana Ketenagakerjaan.
4.15. Permenaker 05/Men/1996 SMK3
4.16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 36/2016Pengawasan ketenagakerjaan
adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan
perundang undangan di bidang ketenagakerjaan.
4.17. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) NO. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
4.18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-
syarat K3 Lift untuk pengangkutan Orang dan Barang
4.19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 32 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Permenaker No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang dan barang
4.20. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep-407/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
4.21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
4.22. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
NO. KEP-174/MEN/1986 NO. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi
4.23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
4.24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
5 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan
4.25. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
4.26. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
4.27. Permenaker No.9 Tahun 2016, Ll Naker 2016 : 37 Hlm; Bn Naker Th,
2016 No.386 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Ketinggian Dasar Hukum Peraturan
Menteri ini adalah : UU No.3 Tahun 1951; UU No. 1 Tahun 1970; UU No.
13 Tahun 2003; UU No. 23 Tahun 2014 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan UU No. 9 Tahun 2015; PP No. 50 Tahun 2012;
PERMENAKER No. 8 Tahun 2015
4.28. Permenaker No 09 Tahun 2016 Tentang K3 Pekerjaan Pada Ketinggian
4.29. KepPres No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang timbul akibat kerja
4.30. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4.31. Permenakertrans No.Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
4.32. Permenaker No. Per-01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan manfaat lebih baik dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4.33. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
memberikan persyaratan khusus untuk tempat kerja
4.34. ISO 14001:1996 Sistem Manajemen Lingkungan
4.35. OHSAS 18001:1999 Spesifikasi - Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
4.36. OHSAS 18802:1999 Pedoman untuk implementasi OHSAS 18001 –SMK3
4.37. SNI 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan – Persyaratan dan
Panduan Penggunaan.
4.38. OHSAS 18001:2007 Persyaratan - Sistem Manajemen Kesehatan dan
6 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
Keselamatan Kerja
5. URAIAN PROSEDUR
5.1.Penggunaan Scaffolding
5.2.Pengguaan Sabuk Pengaman Tubuh / Body Harness
5.3.Pengguaan Alat Kerja Ketinggian
6. PERALATAN
6.1.1. Sepatu safety
6.1.2. Sarung tangan Karet
6.1.3. Helmet
6.1.4. Apron/BodyProtection
6.1.5. Face Shield Glasses
6.1.6. BodyHarness
7 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
8.1.2. Safety Permit Work At Height
9. INTRUKSI ATAU METODE
9.1. Lakukan pemasangan Scaffolding dan semua kegiatan yang melebihi tinggi
1,8m di lakukan oleh tenaga kerja yang ahli
9.2. Pastikan sirkulasi udara dan debu yang ditimbulkan kegiatan tersebut tidak
membahayakan bagi karyawan yang melakukan kegiatan ataupun orang-
orang disekitarnya dengan cara penambahan blower / exhaust fan
9.3. Berikan Batas penyekat / pembatas yang memungkinkan orang di luar area
kegiatan menerima radiasi asap / cahaya/ percikan bungan api
9.4. Bila aktifitas pengelasan, penggerindaan, pemotongan dan semua kegiatan
yang menimbulkan bunga api dilakukan di atas ketinggian, pastikan aman
dibawah area kerjanya atau semua persyaratan di procedure bekerja di
ketinggian dipenuhi
9.5. Bila melakukan kegiatan pengelasan, penggerindaan, pemotongan dan
semua kegiatan yang menimbulkan bunga api di dalam tangki / area
terbatas (confined space) Procdure persyaratan bekerja di area terbatas
dipenuhi.
9.6. Lakukan Pemantauan qualitas udara secara periodic agar selalu terjaga
sirkulasi udara berjalan baik.
9.7. Bila akan Isitrahat / meninggalkan lokasi aktifitas Ketinggian dan semua
kegiatan yang menimbulkan bunga api, pastikan semua peralatan dalam
kondisi aman
9.8. Setelah Melakukan aktifitas Cucilah badan dan tangan dari debu dan
kotoran yang melekat, baru makan dan minum
10.DEFINISI
10.1. Bekerja Pada Ketinggian (Working At Height)
“ Pekerjaan yang membutuhkan pergerakan tenaga kerja untuk bergerak
secara vertikal naik maupun turun dari suatu platform”
10.2. Akses Tali
“ Suatu bentuk aktifitas pekerjaan atau posisi dalam bekerja, digunakan
8 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
untuk mencapai tempat-tempat yang sulit dijangkau, tanpa adanya bantuan
perancah, platform atau tangga”
10.3. Teknik Bekerja pada Ketinggian
10.3.1. Permanent Access
10.3.2. Temporary Platform
10.3.3. Structure Climbing
10.3.4. Work Positioning
10.4. Rope Access
10.4.1. Perbandingan besarnya peranan struktur dan tali sebagai
penopang berat tubuh ketika bekerja pada ketinggian
9 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
10.6. Sistem Akses Tali
10.6.2. Menggunakan alat bantu lainnya (accender, descender, rope grab, lanyard,
dll)
10.6.4.1. Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara
struktur baja
10 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
12. SISTEM KESELAMATAN BEKERJA DI KETINGGIAN
12.1. Perlindungan Jatuh Kolektif
12.2. Perlindungan Jatuh Perorangan
Bekerja di ketinggian adalah bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi
pekerja terjatuh karena perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan cidera atau
kematian. Tempat tersebut dapat berada di atas atau dibawah suatu level dasar atau
pekerja untuk naik maupun turun mendapatkan jalan masuk ke (access to) atau
11 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
jalan keluar dari (egress from) suatu tempat ketika bekerja, dengan tidak
menggunakan tangga jalan (staircase) yang ada pada bangunan permanen.
Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan ketika mau melakukan pekerjaan
pada ketinggian yaitu sebagai berikut:
12 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
14.3.3. Jika terjadi gerimis dan atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera
turun dan berlindung.
14.3.4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika baik dan turun tangga.
Perusahaan membuat panduan aman bekerja di ketinggian ini dalam bentuk leaflet/ poster seperti
dibawah ini:
13 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
14 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
15. PROSEDUR KERJA AMAN DALAM BEKERJA DI KETINGGIAN.
15.1. Prosedur atau SOP Merupakan runtutan atau langkah-langkah yang harus
diketahui dan dilakukan jika harus bekerja pada tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya jatuh, agar terhindar dari kecelakaan kerja
meliputi:
15 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
15.3.1.1. Sabuk Tubuh ( Full Body Harness )
15.3.1.2. Tali pembatas gerak ( work restraint )
15.3.2. Perangkat Penahan Jatuh Perangkat Penahan Jatuh kolektif dan Perangkat
Penahan Jatuh kolektif harus memenuhi persyaratan:
15.3.2.1. dipasang secara aman ke semua Angkur yang diperlukan; dan
15.3.2.2. mampu menahan beban minimal 15 (lima belas) kilonewton dan
tidak mencederai Tenaga Kerja yang jatuh.
15.3.2.3. Perangkat Penahan Jatuh Perorangan dan Perangkat Penahan Jatuh
perorangan terdiri atas:
15.3.2.3.1. bergerak vertikal;
15.3.2.3.2. bergerak horizontal
15.3.2.3.3. tali ganda dengan pengait dan peredam kejut;
15.3.2.3.4. terpandu; dan
15.3.2.3.5. ulur tarik otomatis.
16 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
disyaratkan (safety helmet, safety body harnesss, safety shoes / sepatu kerja
dll)
16.6. Sebelum Anda memulai pekerjaan di ketinggian, pastikan APD yang
digunakan dalam kondisi baik
16.7. Alat pelindung kerja (carmantel/ rope, slide chuck, carabiner,safety net,
lifeline (pipa atau wire rope / sling) dll) sudah disiapkan dan dipakai
16.8. Alat pelindung diri yang disyaratkan harus dicantolkan atau dipasang pada
titik kait yang sudah disediakan
16.9. Jika menggunakan tangga, lakukan pemeriksaan sebelumnya dan pakailah
tangga yang memenuhi syarat keselamatan kerja dengan menggunakan
(Ladder Inspection Tag)
16.10. Jika menggunakan scaffolding, lakukan pemeriksaan dan pakailah
scaffolding yang memenuhi syarat keselamatan kerja dan ber Tagging
layak pakai;
16.11. Peralatan yang akan dibawa harus disimpan/diletakkan pada tempat yang
aman dari bahaya jatuh
16.12. Bila ada pekerjaan panas/api di kerja ketinggian, ijin kerja keperjaan panas
harus dipenuhi
16.13. Pastikan agar semua material yang digunakan pada saat pekerjaan di
ketinggian aman dan tidak menyebabkan kemungkinan terjatuh ke
permukaan
16.14. Jika melihat benda jatuh, atau material yang dikerjakan jatuh, agar segera
berteriak untuk mengingatkan orang yang dibawah ntuk menghindar
16.15. Persiapkan SOP keadaan darurat seperti terjatuh dari ketinggian atau ada
orang tertimpa benda jatuh
17 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
17. INTRUKSI KERJA PENGGUNAAN PERANCAH ATAU SCAFFOLDING
PERANCAH ( SCAFFOLDING )
NO LANGKAH - LANGKAH KETERANGAN
1 Merencanakan metode pemasangan perancah ( scaffolding ) pada tahap
awal sebelum pekerjaan perancah dimulai .
2 Memeriksa bahan yang akan dipergunakan sebagai perancah sebelum
dipergunakan. Pemeriksaan meliputi antara lain :
a. Memastikan bebas dari keretakan, cacat permukaan dan lainnya.
b. Memastikan pengunci atau clam berfungsi dengan baik
c. Kondisi tanah / dudukan dipastikan rata dan mampu mendukung
beban perancah dan beban diatasnya
d. Support harus mampu menahan empat kali beban yang ditumpunya.
e. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang rusak harus segera
diperbaiki atau diganti dengan tipe dan jenis yang sama.
3 Papan Perancah (platform)
a. Papan perancah (platform) yang digunakan sebagai tempat berpijak
pekerja atau sebagai dudukan bahan atau alat, harus kuat.
b. Papan dengan bagian yang pecah tidak boleh digunakan.
c. Papan dengan mata kayu lebih dari 2 " tidak boleh digunakan.
4 Proses pemasangan dan pembongkaran perancah (scaffolding) boleh
dilakukan setelah ada ijin dari Pelaksana yang kompeten dan harus
diawasi.
5 Pemasangan perancah mengikuti gambar kerja. Jika diperkirakan masih
membahayakan maka gambar perlu direvisi dan perancah diperbaiki
sesuai gambar baru.
6 Memberikan pelatihan kepada pekerja sebelum mulai melakukan
pemasangan perancah (scaffolding)
7 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain helm, sepatu
bot, harness safety belt / safety belt dsb.
18 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
8 Pemasangan platform :
a. Titik tumpuan akhir papan platform harus terletak pada support
b. Overlap platform tidak boleh kurang dari 30cm melewati support.
c. Kayu platform tidak boleh dicat yang dapat menutupi keretakan.
d. Pemasangan kayu platform harus rapat.
e. Jenis/ komponen platform harus dengan ukuran dan tipe sama
f. Permukaan support harus dipastikan dalam kondisi datar
g. Perletakan akhir platform dalam kondisi bebas atau tidak dipaku harus
lebih panjang minimum 15 cm dari support.
h. Bracing dalam kondisi terkunci.
9 Jika ketinggian scaffolding empat kali lebar base nya harus dipasang
support yang diikatkan ke bangunan atau tiang untuk menjaga
kestabilannya.
10 Pekerja yang bekerja di platform dipastikan terbebas dari instalasi listrik.
11 Pekerja tidak diperkenankan naik lewat crossbrace.
12 Memasang jaring pengaman sekeliling scaffolding bila diperlukan.
19 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa