Anda di halaman 1dari 19

STPEKERJAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)

PROSEDUR WORK AT HEIGHT


( PEKERJAAN KETINGGIAN)

Nomor : 15 / HSE.AJP / 2 / V / 2020


Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh,

SYAH RONI I GEDE ANGGA SUJANA M. AGUS PURWANTO


SUPERVISOR HSE MANAGER DIREKTUR
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

No. Revisi Hal Bagian yang direvisi Disetujui Oleh Tanggal

Peringatan :
Dokumen Ini Tidak Boleh Diperbanyak Tanpa Ijin Tertulis Dari Perusahaan
PT AUFA JAYA PERKASA

1 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
KEBIJAKAN DAN TARGET PROSEDUR

Kami Perusahaan PT AUFA JAYA PERKASA berkomitmen untuk melaksanakan


kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
BerlPekerjaskan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 01 Tahun 1970.

Maka Manajemen PT AUFA JAYA PERKASA akan melaksanakan Pemenuhan


StPekerjarisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses kegiatan perusahaan dan Project
dengan berupaya menciptakan dan mengembangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lapangan guna menghindari kecelakaan ditempat kerja.

PT AUFA JAYA PERKASA menetapkan :

• ZERO RECORDABLE, ACCIDENT, AND ANDINCIDENT


• ZERO FATALITIES
• THE BEST SAFETY SERVICES

Sebagai tujuan utama perusahaan dalam penerapan HSE1 di kegiatan Perusahaan dan
Project. Adapun Prosedur ini untuk Pemahaman dan Penerapan Kepada Seluruh Karyawan
maupun Pihak lain yang bekerja sama dengan Perusahaan.

Mengetahui,
SUPERVISOR K3 MANAJER DIREKTUR

SYAH RONI I GEDE ANGGA SUJANA M. AGUS PURWANTO

1 Health Safety Environtment

2 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat sebagai panduan untuk pengaturan pelaksanaan prosedur ini
kepada karyawan baru, tamu, mitra kerja dan siapa saja yang akan memasuki area PT.
Aufa Jaya Perkasa Serta Tujuan dokumen ini untuk memberikan panduan yang sah
untuk seluruh karyawan PT Aufa Jaya Perkasa dalam melaksanakan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) dan Contractors Safety Management System ( CSMS )
Tujuan Operasional Prosedur Pekerjaan Ketinggian atau Work at Height pada
Setiap Pekerjaan, Guna untuk :
1.1. Memberikan arahan penggunaan yang baik dan benar ketika melakukan
Pekerjaan ketinggian
1.2. Bisa menganalisa potensi bahaya yang akan timbul dari pekerjaan
Ketinggian
1.3. Terciptanya langkah pencegahan, pengendalian dan penanganan Pekerjaan
Ketinggian

2. RUANG LINGKUP
Dalam pelaksaan prosedur ini memiliki unsur ruang lingkup di lingkungan perusahaan
PT Aufa Jaya Perkasa sebagai berikut :
2.1. Seluruh HSE yang berwajib menganalisa Segala aktifitas pekerjaan
Ketinggian
2.2. Seluruh Pekerja yang bekerja di Perusahaan maka harus mengetahui analisa
dari aspek bahaya, Potensi bahaya dan Resiko yang Timbul dari aktifitas
pekerjaan serta penggunaan alat kerja Ketinggian yang berlandaskan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. TANGGUNG JAWAB DAN OTORITAS


Dalam progam prosedur Tentang pekerjaan Ketinggina pada Lingkungan kerja PT
Aufa Jaya Perkasa, Maka di bagi menjadi berberapa tugas, antara lain :

3 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
3.1.Direktur
3.2.Manajer
3.3.Tim HSE PT Aufa Jaya Perkasa
3.4.Seluruh Karyawan Tetap, Non Tetap, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Freelance
maupun Tenaga Bantu Perusahaan.

4. REFERENSI2

4.1. Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja]


4.2. Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Kerja.
4.3. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4.4. Undang – Undang N0.03 Tahun 1957 dan No.23 Tahun 1948 Tentang
Pengawasan Pemburuhan
4.5. Undang – Undang No. 21 Tahun 2003 Tentang Pengawasan ILO.
4.6. Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan / Health Act
No.23, 1992
4.7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
4.8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
4.9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.51 tahun 2012
tentang Optimalisasi Pengawasan Ketenagakerjaan di Provinsi dan
Kabupaten/Kota / Regulation of the minister of manpower and
transmigration No. 51/2012 about optimizing the manpower supervision in
province area and region/city are.
4.10. Peraturan Pemerintahan No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja.

2 Buku Pedoman Undang Undang Ketenegakerjaan RI

4 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
4.11. Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.
4.12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut
4.13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut
4.14. Permen 02/MEN/I/2011 Tentang Pelaksana Ketenagakerjaan.
4.15. Permenaker 05/Men/1996 SMK3
4.16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 36/2016Pengawasan ketenagakerjaan
adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan
perundang undangan di bidang ketenagakerjaan.
4.17. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) NO. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
4.18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-
syarat K3 Lift untuk pengangkutan Orang dan Barang
4.19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 32 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Permenaker No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang dan barang
4.20. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor Kep-407/BW/1999 tentang
Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
4.21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
4.22. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
NO. KEP-174/MEN/1986 NO. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi
4.23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor. PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
4.24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

5 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan
4.25. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-
186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
4.26. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
4.27. Permenaker No.9 Tahun 2016, Ll Naker 2016 : 37 Hlm; Bn Naker Th,
2016 No.386 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Ketinggian Dasar Hukum Peraturan
Menteri ini adalah : UU No.3 Tahun 1951; UU No. 1 Tahun 1970; UU No.
13 Tahun 2003; UU No. 23 Tahun 2014 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan UU No. 9 Tahun 2015; PP No. 50 Tahun 2012;
PERMENAKER No. 8 Tahun 2015
4.28. Permenaker No 09 Tahun 2016 Tentang K3 Pekerjaan Pada Ketinggian
4.29. KepPres No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang timbul akibat kerja
4.30. Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4.31. Permenakertrans No.Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
4.32. Permenaker No. Per-01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan manfaat lebih baik dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4.33. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
memberikan persyaratan khusus untuk tempat kerja
4.34. ISO 14001:1996 Sistem Manajemen Lingkungan
4.35. OHSAS 18001:1999 Spesifikasi - Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
4.36. OHSAS 18802:1999 Pedoman untuk implementasi OHSAS 18001 –SMK3
4.37. SNI 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan – Persyaratan dan
Panduan Penggunaan.
4.38. OHSAS 18001:2007 Persyaratan - Sistem Manajemen Kesehatan dan

6 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
Keselamatan Kerja

5. URAIAN PROSEDUR
5.1.Penggunaan Scaffolding
5.2.Pengguaan Sabuk Pengaman Tubuh / Body Harness
5.3.Pengguaan Alat Kerja Ketinggian

6. PERALATAN
6.1.1. Sepatu safety
6.1.2. Sarung tangan Karet
6.1.3. Helmet
6.1.4. Apron/BodyProtection
6.1.5. Face Shield Glasses
6.1.6. BodyHarness

7. TINDAKAN PENCEGAHAN / KESELAMATAN


7.1.1. Safety Line area sekitar pekerjaan
7.1.2. Pastikan sling & pengait dikaitkan pada tempat yang kuat
7.1.3. Pastikan alat dalam kondisi baik sebelum digunakan
7.1.4. Tidak ada bahan Tajam di Sekitar Area Ketinggian.
7.1.5. Dipermukaan tempat Ketinggian / Pipa Scaffolding tidak ada
minyak, gemuk atau oil
7.1.6. Rope Tail, Pipa, BodyHarness alat lainnya dalam kondisi baik
7.1.7. Ventilasi udara baik / sirkulasi udara baik
7.1.8. Alat keselamatan kerja cukup tersedia dan dikenakan dengan
baik dan benar
7.1.9. Alat Pemadam api tersedia di area kerja
7.1.10. Standby Person Pada Pekerjaan Ketinggian

8. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN


8.1.1. Inspeksi Permit Ketinggian

7 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
8.1.2. Safety Permit Work At Height
9. INTRUKSI ATAU METODE
9.1. Lakukan pemasangan Scaffolding dan semua kegiatan yang melebihi tinggi
1,8m di lakukan oleh tenaga kerja yang ahli
9.2. Pastikan sirkulasi udara dan debu yang ditimbulkan kegiatan tersebut tidak
membahayakan bagi karyawan yang melakukan kegiatan ataupun orang-
orang disekitarnya dengan cara penambahan blower / exhaust fan
9.3. Berikan Batas penyekat / pembatas yang memungkinkan orang di luar area
kegiatan menerima radiasi asap / cahaya/ percikan bungan api
9.4. Bila aktifitas pengelasan, penggerindaan, pemotongan dan semua kegiatan
yang menimbulkan bunga api dilakukan di atas ketinggian, pastikan aman
dibawah area kerjanya atau semua persyaratan di procedure bekerja di
ketinggian dipenuhi
9.5. Bila melakukan kegiatan pengelasan, penggerindaan, pemotongan dan
semua kegiatan yang menimbulkan bunga api di dalam tangki / area
terbatas (confined space) Procdure persyaratan bekerja di area terbatas
dipenuhi.
9.6. Lakukan Pemantauan qualitas udara secara periodic agar selalu terjaga
sirkulasi udara berjalan baik.
9.7. Bila akan Isitrahat / meninggalkan lokasi aktifitas Ketinggian dan semua
kegiatan yang menimbulkan bunga api, pastikan semua peralatan dalam
kondisi aman
9.8. Setelah Melakukan aktifitas Cucilah badan dan tangan dari debu dan
kotoran yang melekat, baru makan dan minum

10.DEFINISI
10.1. Bekerja Pada Ketinggian (Working At Height)
“ Pekerjaan yang membutuhkan pergerakan tenaga kerja untuk bergerak
secara vertikal naik maupun turun dari suatu platform”
10.2. Akses Tali
“ Suatu bentuk aktifitas pekerjaan atau posisi dalam bekerja, digunakan

8 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
untuk mencapai tempat-tempat yang sulit dijangkau, tanpa adanya bantuan
perancah, platform atau tangga”
10.3. Teknik Bekerja pada Ketinggian
10.3.1. Permanent Access
10.3.2. Temporary Platform
10.3.3. Structure Climbing
10.3.4. Work Positioning
10.4. Rope Access
10.4.1. Perbandingan besarnya peranan struktur dan tali sebagai
penopang berat tubuh ketika bekerja pada ketinggian

10.5. Teknik Bekerja pada Ketinggian


10.5.1. Permanent Access
contoh :Jalan lorong, tangga dan steger
10.5.2. Temporary platform : Struktur yang bersifat sementara
Contoh : Perancah
10.5.3. Work Positioning : posisi pekerja pada tempat yang miring atau struktur
bangunan dimana sebagian berat tubuh ditahan oleh tali dan sebagian lagi
pada kaki bertumpu pada struktur bangunan
10.5.4. Structure Climbing
Pergerakan pekerja pada struktur bangunan, tumpuan berat masih ditunjang
struktur
10.5.5. Rope Access : Seluruh berat tubuh sepenuhnya ada pada tali, baik ketika
bergerak maupun bekerja

9 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
10.6. Sistem Akses Tali

(Rope Access) Syarat teknik akses tali (menurut SurKep No.45) :


Digunakan 2 tali, yaitu tali kerja (working line) dan tali keselamatan (safety
line)

10.6.1. Terdapat 2 penambatan (anchorage) pada masing-masing tali

10.6.2. Menggunakan alat bantu lainnya (accender, descender, rope grab, lanyard,
dll)

10.6.3. Memakai alat pelindung diri (APD)

10.6.4. Contoh Aplikasi Akses Tali

10.6.4.1. Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara
struktur baja

10.6.4.2. Pekerjaan secara horizontal diketinggian pada jembatan dan atap


bangunan.

10.6.4.3. Pekerjaan diruang terbatas pada silo dan cerobong.

10.6.4.4. Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon.

11. Hierarchy of Fall Protection


11.1. Eliminate the risk
Hindari bekerja di ketinggian selagi memungkinkan atau tempatkan
perlatan pada posisi aman yang tidak berpotensi jatuh.
11.2. Guard the Hazard
Ketika memang harus bekerja di ketinggian, lindungi pekerja dengan
tembok pembatas atau pagar pembatas untuk menghilangkan bahaya jatuh
11.3. Protect the Worker
Ketika tidak memungkinkan untuk menghilangkan bahaya jatuh, gunakan
sistem perlindungan jatuh untuk meminimasi konsekuensi jatuh

10 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
12. SISTEM KESELAMATAN BEKERJA DI KETINGGIAN
12.1. Perlindungan Jatuh Kolektif
12.2. Perlindungan Jatuh Perorangan

13. PERLINDUNGAN JATUH PERORANGAN

13.1. Fall Restraint/ Pengekangan


Sistem keselamatan yang dirancang untuk mencegah pekerja mendekati
daerah yang memiliki potensi bahaya jatuh

13.2. Fall Arrest/ Penahan Jatuh


Berfungsi menahan tubuh pekerja agar tidak jatuh membentur tanah atau
permukaan lain yang dapat mencederai pekerja

13.3. Alat Pendukung Keselamatan

13.3.1. Carabiner Screw


Carabiner/cincin kait ini mempunyaipengunci pada pintu pengait sehingga
pintu pengait tidak mudah terbuka. Cocok untuk alat pelindung diri pada
pekerjaan diketinggian.

13.3.2. Carabiner Snap


Carabiner/Cincin kait ini tak mempunyai pengunci pada pintu pengait
sehingga mudah dibuka dan ditutup, carabiner jenis ini banyak digunakan
pada aktifitas panjat tebing

14. PENGENDALIAN PANDUAN AMAN BEKERJA PADA KETINGGIAN

Bekerja di ketinggian adalah bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi
pekerja terjatuh karena perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan cidera atau
kematian. Tempat tersebut dapat berada di atas atau dibawah suatu level dasar atau
pekerja untuk naik maupun turun mendapatkan jalan masuk ke (access to) atau

11 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
jalan keluar dari (egress from) suatu tempat ketika bekerja, dengan tidak
menggunakan tangga jalan (staircase) yang ada pada bangunan permanen.
Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan ketika mau melakukan pekerjaan
pada ketinggian yaitu sebagai berikut:

14.1. Tahapan Persiapan


14.1.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa
resiko terhadap lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan.
14.1.2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard
untuk bekerja di ketinggian.
14.1.3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja
diketinggian.
14.1.4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja diketinggian dalam
kondisi aman dan telah di inspeksi oleh HSE.

14.2. Jika anda menggunakan scaffolding,


berikut panduan bekerja yang aman:
14.2.1. Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan tidak retak
atau bengkok
14.2.2. Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil.
14.2.3. Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat.
14.2.4. Pastikan terpasang tangga dan handrail.
14.2.5. Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada
pekerjaan di atas.

14.3. Ketika Bekerja


14.3.1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness
anda pada media yang kokoh.
14.3.2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses
bekerja.

12 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
14.3.3. Jika terjadi gerimis dan atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera
turun dan berlindung.
14.3.4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika baik dan turun tangga.

14.4. Setelah Bekerja


14.4.1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali.
14.4.2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali.
14.4.3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja.
14.4.4. Alat Pelindung Diri
14.4.4.1. Full body harness double book.
14.4.4.2. Hand Gloves
14.4.4.3. Coverall
14.4.4.4. Safety Shoes
14.4.4.5. Safety Glasses
14.4.4.6. Safety Helmet

Perusahaan membuat panduan aman bekerja di ketinggian ini dalam bentuk leaflet/ poster seperti
dibawah ini:

13 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
14 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
15. PROSEDUR KERJA AMAN DALAM BEKERJA DI KETINGGIAN.

15.1. Prosedur atau SOP Merupakan runtutan atau langkah-langkah yang harus
diketahui dan dilakukan jika harus bekerja pada tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya jatuh, agar terhindar dari kecelakaan kerja
meliputi:

15.1.1. Teknik dan cara perlindungan jatuh


15.1.2. Cara pengelolaan peralatan
15.1.3. Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan
15.1.4. Pengamanan tempat kerjaKesiapsiagaan dan tanggap darurat

15.2. Peralatan yang diperlukan dalam bekerja pada ketinggian:

15.2.1. Perangkat Pencegah Jatuh dan Perangkat pencegah jatuh kolektif


Suatu rangkaian peralatan untuk mencegah tenaga kerja secara kolektif
memasuki wilayah berpotensi jatuh agar terhindar dari kecelakaan dan
kerugian finansial Dan harus memenuhi persyaratan :
15.2.1.1. Dinding, tembok pembatas atau pagar pengaman memiliki tinggi
minimal 950 milimeter
15.2.1.2. Pagar pengaman harus mampu menahan beban 0,9 kilonewton
15.2.1.3. Celah pagar memiliki jarak vertikal maksimal 470 milimeter
15.2.1.4. Tersedia pengaman lantai pencegah benda jatuh (toe board) cukup
dan memadai
15.3. Perangkat pencegah jatuh perorangan
15.3.1. Perangkat pencegah jatuh perorangan
Suatu rangkaian peralatan untuk mencegah tenaga kerja secara perorangan
memasuki wilayah berpotensi jatuh agar terhindar dari kecelakaan dan
kerugian finansial Perangkat pencegah jatuh perorangan sedikitnya terdiri
dari :

15 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
15.3.1.1. Sabuk Tubuh ( Full Body Harness )
15.3.1.2. Tali pembatas gerak ( work restraint )

15.3.2. Perangkat Penahan Jatuh Perangkat Penahan Jatuh kolektif dan Perangkat
Penahan Jatuh kolektif harus memenuhi persyaratan:
15.3.2.1. dipasang secara aman ke semua Angkur yang diperlukan; dan
15.3.2.2. mampu menahan beban minimal 15 (lima belas) kilonewton dan
tidak mencederai Tenaga Kerja yang jatuh.
15.3.2.3. Perangkat Penahan Jatuh Perorangan dan Perangkat Penahan Jatuh
perorangan terdiri atas:
15.3.2.3.1. bergerak vertikal;
15.3.2.3.2. bergerak horizontal
15.3.2.3.3. tali ganda dengan pengait dan peredam kejut;
15.3.2.3.4. terpandu; dan
15.3.2.3.5. ulur tarik otomatis.

16. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam bekerja Di ketinggian.


Dalam pekerjaan diketinggian atau pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian lebih dari
1.8 meter dari lantai kerja atau pada area yang berpotensi jatuh dari ketinggian lebih dari
1.8 meter :
16.1. Pastikan Surat Ijin Kerja untuk bekerja di ketinggian telah dikeluarkan oleh
pemilik otoritas;
16.2. Pekerja telah diberi induksi serta telah dilakukan Risk Assesment;
16.3. Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja sehat (lakukan pengecekan fisik
sebelum pekerja melakukan pekerjaan diketinggian)
16.4. Area di bawah pekerjaan di ketinggian harus diberi tanda keselamatan
/spanduk (rambu) “Ada Pekerjaan di Atas” dan pasang barikade sekitar
lokasi
16.5. Pelajari dan pahami serta memakai sistem perlindungan jatuh dengan
menggunakan alat pelindung diri yang tepat atau alat pelindung diri yang

16 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
disyaratkan (safety helmet, safety body harnesss, safety shoes / sepatu kerja
dll)
16.6. Sebelum Anda memulai pekerjaan di ketinggian, pastikan APD yang
digunakan dalam kondisi baik
16.7. Alat pelindung kerja (carmantel/ rope, slide chuck, carabiner,safety net,
lifeline (pipa atau wire rope / sling) dll) sudah disiapkan dan dipakai
16.8. Alat pelindung diri yang disyaratkan harus dicantolkan atau dipasang pada
titik kait yang sudah disediakan
16.9. Jika menggunakan tangga, lakukan pemeriksaan sebelumnya dan pakailah
tangga yang memenuhi syarat keselamatan kerja dengan menggunakan
(Ladder Inspection Tag)
16.10. Jika menggunakan scaffolding, lakukan pemeriksaan dan pakailah
scaffolding yang memenuhi syarat keselamatan kerja dan ber Tagging
layak pakai;
16.11. Peralatan yang akan dibawa harus disimpan/diletakkan pada tempat yang
aman dari bahaya jatuh
16.12. Bila ada pekerjaan panas/api di kerja ketinggian, ijin kerja keperjaan panas
harus dipenuhi
16.13. Pastikan agar semua material yang digunakan pada saat pekerjaan di
ketinggian aman dan tidak menyebabkan kemungkinan terjatuh ke
permukaan
16.14. Jika melihat benda jatuh, atau material yang dikerjakan jatuh, agar segera
berteriak untuk mengingatkan orang yang dibawah ntuk menghindar
16.15. Persiapkan SOP keadaan darurat seperti terjatuh dari ketinggian atau ada
orang tertimpa benda jatuh

17 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
17. INTRUKSI KERJA PENGGUNAAN PERANCAH ATAU SCAFFOLDING

PERANCAH ( SCAFFOLDING )
NO LANGKAH - LANGKAH KETERANGAN
1 Merencanakan metode pemasangan perancah ( scaffolding ) pada tahap
awal sebelum pekerjaan perancah dimulai .
2 Memeriksa bahan yang akan dipergunakan sebagai perancah sebelum
dipergunakan. Pemeriksaan meliputi antara lain :
a. Memastikan bebas dari keretakan, cacat permukaan dan lainnya.
b. Memastikan pengunci atau clam berfungsi dengan baik
c. Kondisi tanah / dudukan dipastikan rata dan mampu mendukung
beban perancah dan beban diatasnya
d. Support harus mampu menahan empat kali beban yang ditumpunya.
e. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang rusak harus segera
diperbaiki atau diganti dengan tipe dan jenis yang sama.
3 Papan Perancah (platform)
a. Papan perancah (platform) yang digunakan sebagai tempat berpijak
pekerja atau sebagai dudukan bahan atau alat, harus kuat.
b. Papan dengan bagian yang pecah tidak boleh digunakan.
c. Papan dengan mata kayu lebih dari 2 " tidak boleh digunakan.
4 Proses pemasangan dan pembongkaran perancah (scaffolding) boleh
dilakukan setelah ada ijin dari Pelaksana yang kompeten dan harus
diawasi.
5 Pemasangan perancah mengikuti gambar kerja. Jika diperkirakan masih
membahayakan maka gambar perlu direvisi dan perancah diperbaiki
sesuai gambar baru.
6 Memberikan pelatihan kepada pekerja sebelum mulai melakukan
pemasangan perancah (scaffolding)
7 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain helm, sepatu
bot, harness safety belt / safety belt dsb.

18 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa
8 Pemasangan platform :
a. Titik tumpuan akhir papan platform harus terletak pada support
b. Overlap platform tidak boleh kurang dari 30cm melewati support.
c. Kayu platform tidak boleh dicat yang dapat menutupi keretakan.
d. Pemasangan kayu platform harus rapat.
e. Jenis/ komponen platform harus dengan ukuran dan tipe sama
f. Permukaan support harus dipastikan dalam kondisi datar
g. Perletakan akhir platform dalam kondisi bebas atau tidak dipaku harus
lebih panjang minimum 15 cm dari support.
h. Bracing dalam kondisi terkunci.
9 Jika ketinggian scaffolding empat kali lebar base nya harus dipasang
support yang diikatkan ke bangunan atau tiang untuk menjaga
kestabilannya.
10 Pekerja yang bekerja di platform dipastikan terbebas dari instalasi listrik.
11 Pekerja tidak diperkenankan naik lewat crossbrace.
12 Memasang jaring pengaman sekeliling scaffolding bila diperlukan.

19 Contractors Safety Management System ( PROSEDUR PEKERJAAN KETINGGIAN/WORK AT HEIGHT ) PT Aufa Jaya Perkasa

Anda mungkin juga menyukai