Anda di halaman 1dari 4

HAMITA ERLISA

20001007
ARS 20

Dasar Hukum K3 :

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 2 tentang penghidupan yang layak
 Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27
ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja. (2) Tata-cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai
termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.

3. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


 Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan
yang layak di dalam atau di luar negeri. (1) Penempatan tenaga
kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan
setara tanpa diskriminasi.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan


Kesehatan Tenaga Kerja
 Ketentuan mengenai PKK diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 1982. Berdasarkan Pasal 3 Permenaker Nomor
3 Tahun 1982 disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Kerja dan di sisi lain maka Pengusaha/Pengurus wajib
untuk memberikan Pelayanan

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia NOMOR : PER.04/MEN/1987 tentang


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
 Berdasarkan PERMENAKER No. 04/MEN/1987, pengertian P2K3 ialah
badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

6.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. NOMOR : PER-02/MEN/1992 tentang tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR : PER-02/MEN/1992 TENTANG TATA CARA
PETUNJUKAN, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA.

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan mencari
untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik Negara.

8. Keputusan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


NOMOR : KEP.239/MEN/2003. tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon
Ahli Kesehatan dan Kesehatan Kerja
 : Program pembinaan dan pelatihan sertifikasi calon ahli keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka penyiapan calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum
dilaksanakan melalui :
 a. Kursus klasikal oleh lembaga pelatihan/perusahaan jasa pembinaan dan pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/MEN/1995
tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 2
 b. Pembekalan materi keselamatan dan kesehatan kerja oleh pegawai pengawas
fungsional di daerah;
 c. Program pendidikan formal dalam maupun luar negeri setingkat D3 jurusan
Hiperkes dan Keselamatan Kerja, S1/D4 atau S2 jurusan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

9. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. Kep.


69/PPK&K3/ XII/ 2015 Tentang Pedoman Pembinaan Calon Ahli K3 Umum
 Menjelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab Ahli K3
 Menjelaskan hak pekerja dalam bidang K3
 Menjelaskan kepada pengusaha bahwa upaya K3 menguntungkan bagi
perusahaan
 Menjelaskan tujuan sistem manajemen K3 (SMK3)
 Menjelaskan sistem pelaporan kecelakaan

10. Penghargaan Bulan K3 bagi perusahaan Permenakertrans NOMOR: PER –


01/MEN/I/2007 Tentang Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Perusahaan.
 Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, K3 wajib diterapkan seluruh
tempat kerja (tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap), di mana pekerja bekerja atau yang sering dimasuki pekerja untuk keperluan
suatu usaha dan di mana terdapat sumber bahaya.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 (PP 50/2012)
menyebut tujuan penerapan SMK3 di perusahaan, untuk: Meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur,
dan terintegrasi.

PENGAWASAN NORMA LINGKUNGAN KERJA & B3

12. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. (2) Tata-cara pelaporan
dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.

13. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Ps. 35 ayat (2)&(3 ),86& 87)

 Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam
atau di luar negeri. (1) Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka,
bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi
14. PP No. 74 Tahun 2001Tentang Bengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

 Bengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

15. Permen No.08/Men/2010 Tentang Alat Pelindung Diri

 Peraturan Menaker Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

16. Permenaker No.03 tahun 1985 Tentang Syarat – Syarat K3 Dalam Penggunaan Asbestos

 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG KESELA-. MATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEMAKAIAN ASBES.

17. Permenaker No.03 tahun 1986 Tentang Syarat – Syarat K3 di Tempat Kerja yang Mengelola
Pestisida

 SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA YANG MENGELOLA


PESTISIDA MENTERI TENAGA KERJA,

18. Permenaker No. 09/Men/2016 Tentang K3 Bekerja di Ketinggian

 Permenaker No 09 tahun 2016 ini mewajibkan kepada pengusaha dan atau pengurus untuk
menerapkan K3 dalam bekerja di ketinggian. P

19. Permen No.05/Men/2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja

 TENT ANG. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. LINGKUNGAN KERJA.

20. Keputusan Menteri Kep.187/Men/1999

 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI. TEMPAT KERJA.

21. SE.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE.01/MEN/PPK/2012

 Tentang Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas

22. SK Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006

 Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas

23. SK Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 84/ PPK/X/2012

 Tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan
Menengah

24. SK Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 64/ PPK/X/2013

 Tentang Pedoman Pembinaan K3 Pekerja Penyelam di Dalam Air ( Underwater Diving Work )

25. SE. Dirjen Binwasnaker No. SE.01/DJPPK/I/2011

 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya.
26. SE. Menaker No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004

 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat K3 di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar

27. SK Direktur PNK3 No. 001/PPK-PNK3/V/2014

 Tentang Petunjuk Teknis Penetapan Potensi Bahaya Instalasi/Fasilitas Perusahaan.

28. SNI -0229 – 1987 E Tentang Keselamatan Kerja di dalam Ruang Tertutup.

 tentang Berlakunya Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-225-. 1987 mengenai
Peraturan Umum Instalasi

Anda mungkin juga menyukai