Anda di halaman 1dari 19

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

(RKK)

PAKET PEKERJAAN :

Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Gedung


Laboratorium BTKLPP Kelas 1 Manado
PT. PASIN RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONTRAK
(RK3K)

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
1.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

Kami Selaku Direktur - dengan Ini kami memberikan Pernyataan atas nama perusahaan
bahwa kami akan menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Konstruksi dan berpartisipasi
dalam keselamatan konstruksi Dalam Melaksanakan Kegiatan Konstruksi :
• Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta
melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja
• Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di
Perusahaan
• Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi
sasaran MK3
• Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali
organisasi.
• Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang
berkesinambungan.
• Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
• Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara
berkala dengan mengacupada sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit
pendukungnya.
Direktur - memberikan bukti perlibatan dan partisipasinya pada pengembangan dan
penerapan sistem manajemenmutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki keefektifannya
dengan jalan :
• Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya
memenuhi persyaratanpelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
• Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga
sasaran mutu dan K3 unit-unit kerja yang mendukungnya.
• Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi
perusahaan
• Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang
pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).

Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat keputusan yang mencakup :
Maksud dan Tujuan
• Tersedianya Kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran MK3
• Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam Organisasi dan didokumentasikan
Pelaksanaan Tinjauan pada waktu terjadwal, sehingga dapat dilakukan penyesuaian
terus-menerus
Ahli Teknik yang bertanggung jawab untuk menyusun analisis isu internal dan eksternal
dengan memperhatikan rencana strategis.
• Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang
pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
• Ikrar Perlibatan untuk Memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki
Sistem Manajemen K3
• Hasil dari analisis dikompilasi oleh manajemen untuk diajukan kedirksi untuk ditinjau
sekurang-kurangnya setiap bulannya.
• informasi tersebut disimpan dalam bentuk cetak dan digital, disimpan pada kantor
proyek dan tembusan ke kantor pusat.
1.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : THEODORE PAKASI
Jabatan : DIREKTUR
Bertindak untuk : PT. PASIN
dan atas nama

dalam rangka pengadaan Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi


Gedung Laboratorium BTKLPP Kelas 1 Manado pada Pokja Pemilihan:
Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Gedung Laboratorium Alamat Pokja
Pemilihan:Jl. Adipura Raya Lingk. X Kel. Paniki Bawah Kec. Mapanget Kota
Manado berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Manado, 12 September 2022


PT. PASIN BANGUN PERSADA

THEODORE PAKASI
DIREKTUR
2. Perencanaan keselamatan konstruksi

2.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

Berdasarkan data yang dihimpum identifikasi bahaya bisa meliputi: luka tergores, luka
terpotong, luka tertusuk, terpapar debu, tertabrak, tertimpa (alat dan material).
TABEL 1. TERLAMPIR

2.2. Rencana tindakan (sasaran & program )


Terdiri dari :
• Sasaran Umum dan program Umum meliputi pelatihan keselamatan kerja.
• Sasaran khusus dan program khusus : tabel terlampir
TABEL 2. TERLAMPIR

2.3. Standar dan peraturan perundangan

STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang
1. Undang-undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)
2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Uap tahun 1930 (Stoom Verordening)
2. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Peredaran Pestisida
3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada
Pemurnia dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
5. PP No. 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
6. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1982
tentang Bejana Tekan
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatik
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.04/MEN/1985 tentang Pesawat
Tenaga dan Produksi
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/MEN/1978
tentang Penunjukan dan Wewenang,Serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per.01/MEN/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980
Tentang: Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. : Per.01/MEN/1981
Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per.03/MEN/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Per.03/MEN/1985 tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. : Per-04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi
dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan
Penebangan Kayu
17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.04/MEN/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19. Peraturan Menteri tenaga Kerja R.I. No. Per.01/MEN/1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagitenaga Kerja Dengan Manfaat
Lebih dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.04/MEN/1998 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasehat
22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. 03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang
23. Peraturan Menteri PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
24. 38 Peraturan Menteri PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum
25. Peraturan Menteri PUPR No. 02-2018.
26. Peraturan Menteri PUPR_21_2019 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
27. Peraturan Menteri PUPR No. 14 tahun 2020
28. Peraturan Menteri PUPR No. 10 tahun 2021

Keputusan Menteri tentang K3


1. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : Kep. 155/MEN/1984 Tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga DanTransmigrasi Nomor Kep.
125/MEN/82, Tentang Pembentukan, Susunan Dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan DanKesehtan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Wilayah Dan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No.:
Kep. 174/MEN/1986. No.:104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.: Kep.-75/MEN/2002
tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-0225-2000
Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi

Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian


berbagai perusahaan saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan,
biaya dan manfaat ekonomi dan aspek hukum.

3.1. Sumber Daya


Sumber daya manusia yang diusulkan disesuaikan dengan Rencana Kegiatan yang
akan dilaksanakan

3.2. Kompetensi
Daftar Personil yang diusulkan oleh perusahaan akan di kompetensikan mana yang
berkualitas, bila tidak mencapai target akan di gantikan dengan yang sesuai.

3.3. Kepedulian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proteksi bagi setiap karyawan agar
terjaga ketika berangkat sampai pulang bekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) wajib ditaati setiap karyawan dengan tempat kerja resiko tinggi.
Kebijakan ini tidak hanya diperuntukkan bagi karyawan tapi juga pengusaha ( pemilik
perusahaan ), owner,subkontraktor, atau siapa saja harus mematuhi ketika masuk
area Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Sebagai wujud kepedulian terhadap k3 maka setiap orang harus memiliki tanggung
jawab dan kepedulian terhadap
k3 dengan penjabaran sebagai berikut :
• Tenaga Kerja/Karyawan harus :
• Bekerja sesuai dengan semua prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
• Memberi contoh yang baik bagi seluruh tenaga kerja/karyawan.
• Segera melapor dan menghentikan perilaku atau kondisi yang tidak
aman kepada penanggung jawab K3
• Pengusaha ( Perusahaan ) mempunyai tanggung jawab untuk menjamin
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan karyawan dan melindungi harta
benda dan lingkungan melalui program promosi, pencegahan, perlindungan,
partisipasi karyawan dan pelatihan-pelatihan secara terus menerus dan dalam
bentuk peningkatan yang berkelanjutan.
• Subkontraktor (Pihak ke Tiga) Mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi
dan mengaplikasikan semua kebijakan- kebijakan dan prosedur-prosedur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Perusahaan dalam lingkup kerja mereka
selama kontrak kerja mereka dengan Pengusaha ( Perusahaan ).
3.4. Komunikasi

Program komunikasi disampaikan secara lisan sekurang - kurangnya melalui safety talk yang
terdiri dari prosedur dan / atau petunjuk kerja :

1. Induksi keselamatan konstruksi (Safety Induction)


a. Penyuluhan K3 harus dilakukan minimal 1 (satu) kali untuk tenaga kerja /
pekerja baru, dan arus diberikan saat tenaga kerja / pekerja akan mulai bekerja
atau sebelum bekerja
b. Penyuluhan K3 dapat dilaksanakan kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi
waktu banyakanya jumlah materi yang hendak disampaikan
c. Hasil penyuluhan K3 harus di dokumentasikan, diantaranya daftar absensi
kehadiran pesertapenyuluhan K3, Topik-topik K3 yang disampaikan, semuanya
di record

2. Pertemun pagi hari (Safety morning)


Bertujuan :
a. Mengadakan penjelasan informasi K3L secara periodik keseluruhan tingkatan
pekerja.
b. Melalui pertemuan pagi K3L semua potensi sumber bahaya yang berada pada
lingkungan pekerjaan diidentifikasi.
c. Meningkatkan pemeliharaan kondisi K3L yang aman, sikap dan perilaku kerja
bermutu dan efisien

3. Pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting)


Bertujuan :
a. Mengadakan penjelasan informasi K3 harian / mingguan (tergantung kondisi
dilapangan) Melalui pertemuan kelompok kecil pekerja semua potensi sumber
bahaya yang berada dibawah pekerjaan pekerja tersebut diidentifikasi.
b. Meningkatkan pemeliharaan kondisi K3 yang aman, sikap dan perilaku kerja
bermutu dan efisien

4. Rapat keselamatan konstruksi (construction safety meeting)


5. Penerapan informasi bahaya-bahaya

6. Jadwal program komunikasi

no Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan


1. Induksi keselamatan Konstruksi Petugas K3 ke semua Dilakukan pada setiap tamu
(safety Induction) tingkatan atau pekerja baru yang akan
pekerja/tamu memasuki area kerja
2. Pertemuan pagi hari (safety Petugas K3 dan atau Dilaksanakan setiap pagi
morning) manager hari sebelum memulai
lapangan sebagai kegiatan pekerjaan
instruktur dilapangan
3. Pertemuan Kelompok kerja Kepala regu (mandor Toolbox meeting dilakukan
(toolbox meeting) yang sudah kapan saja minimal 1x
dilatih) seminggu atau ada masukan
dari pekerja yang belum
terakomodir di rapat
sebelumnya
4. Rapat Keselamatan konstruksi Direksi, Petugas K3 Rapat Keselamatan
(Construction safety meeting) dan atau Ahli K3 Konstruksi dilakukan
mingguan dan bulann yang
dihadiri oleh perwakilan
direksi pada saat rapat
bulanan
C.5. Informasi Terdokumentasi

• Seluruh pekerjaan harus memiliki informasi terkait dengan pengendalian


pekerjaan baik berupa prosedur, petunjuk kerja, petunjuk teknis operasi, dan
lain-lain yang terdokumentasi.
• Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengendalian dokumen atas semua
dokumen yang dimiliki dan ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi.
Semua informasi baik itu informasi internal maupun eksternal yang berkaitan dengan
program, kinerja, penerapan K3 dan penanganan kecelakaan kerja akan
didokumentasikan dengan baik serta disimpan untuk jangka waktu 10 tahunsebagai
bukti otentik.

4. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi

Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi


Daftar Induk Prosedur dan/atau Instruksi Kerja

Memuat daftar induk prosedur dan/atau instruksi kerja yang ditandatangani oleh Ahli Teknik
terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen. Seluruh pekerjaan
konstruksi dan penerapan SMKK pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus memiliki
prosedur dan/atau petunjuk kerja yang telah ditandatangani.

Pengelolaan Keamanan Lingkungan Kerja

Melakukan kegiatan mendukung keandalan bangunan serta mendukung terciptanya tempat,


suasana, kegiatan, dan aset kerja yang aman dari gangguan huru-hara dan anarkisme,
tindak kriminal, termasuk tindak terorisme di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
melalui cara:
1. Pengelolaan Pendukung Keandalan Bangunan
• Mutu bahan
o Material/bahan yang akan digunakan pada Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi harus melalui tahapan inspeksi yang dilakukan oleh Petugas
yang berwenang dan mendapat persetujuan oleh Pengawas Pekerjaan.

• Metode pekerjaan konstruksi


o Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sesuai dengan tahapan
pekerjaan konstruksi yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Teknik
o Memuat Analisis Keselamatan Pekerjaan (AKP/JSA) yang ditandatangani
oleh Ahli Teknik terkait dan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.

• Izin kerja (Permit to Work/PTW)


o Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem permohonan izin
kerja/PTW berdasarkan persyaratan Keselamatan Konstruksi sesuai
dengan tahapan Pekerjaan Konstruksi yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi.

2. Pengelolaan Pendukung Keandalan Bangunan


• Pengamanan Lingkungan Kerja
o Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengamanan lingkungan
o Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengamanan lingkungan yang
ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi/Wakil Manajemen .

• Manajemen keselamatan lalu lintas (Traffic Management)


o Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja dalam melakukan manajemen
keselamatan lalu lintas (traffic management) pada lokasi pekerjaan yang
berdampak pada kelancaran lalu lintas pengguna jalan yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

Pengelolaan Keselamatan Kerja

Melakukan kegiatan untuk menghilangkan/mengurangi bahaya atas risiko pekerjaan melalui


cara:

1. Mutu Peralatan
• Prosedur/petunjuk kerja penggunaan peralatan
o Memuat prosedur/petunjuk kerja penggunaan pesawat angkat & angkut
(alat berat) dan peralatan konstruksi lainnya yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Peralatan dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi. Seluruh alat berat dan perkakas yang akan digunakan di area
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi harus lolos tahapan inspeksi yang
dilakukan oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan memiliki
sticker “Laik Operasi”.
2. Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
• Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
berdasarkan program kerja yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
• Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.

Pengelolaan Kesehatan Kerja

Melakukan kegiatan untuk untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi


tenaga kerja konstruksi dan
masyarakat di sekitar lokasi penyelenggaraan jasa konstruksi dengan melakukan pencegahan
gangguan kesehatan
dan penyakit akibat melalui cara:
1. Pemeriksaan Kesehatan
• Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan kesehatan kerja
mencakup: pemeriksaan Kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus,
pencegahan penyakit menular dan penyakit akibat kerja yang ditandatangani
oleh Ahli terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen.
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan kesehatan kerja.

Pengelolaan Lingkungan Kerja


1. Pengukuran Kondisi Lingkungan
• Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja Memuat
prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja terkait
pencegahan pencemaran (terhadap air, tanah, dan udara) yang ditandatangani
oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen.

D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada suatu
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban.

Jenis - Jenis Keadaan Darurat


1. Banjir
2. Badai
3. Gempa Bumi
4. Kebakaran
5. Tsunami
6. Ketumpahan Bahan Kimia
7. Gunung Meletus
8. Dinamit / Bom
9. Huru Hara
10. Kebocoran gas beracun
PERENCANAAN TANGGAP DARURAT
A. Identifikasi keadaan darurat
1. Identifikasi semua situasi darurat yang mungkin dihadapi organisasi selama jam kerja
atau setelah jam kerja.
2. Buat daftar semua potensi keadaan darurat yang mungkin dihadapi perusahaan.
3. Lakukan penilaian risiko yang terkait dengan keadaan darurat ini.

B. Identifikasi Persediaan/sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat


1. Menilai kemampuan tempat kerja.
2. Pengendalian beberapa keadaan darurat dengan kontrol proaktif, seperti mengurangi
sumber pengapian.

C. Buat rencana tanggap darurat:


1. Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu dibuat setelah keadaan darurat dan
mekanisme tanggapan diidentifikasi.

D. Komunikasikan dan Latih pekerja/pemangku kepentingan yang relevan tentang tanggap


darurat

E. Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat


• Prosedur tanggap darurat harus dievaluasi setelah latihan atau setelah keadaan darurat
dihadapi. Jika perlu, prosedur darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil
pengujian atau latihan.
• Pertimbangkan lokasi perusahaan, sifat pekerjaan perusahaan, mesin atau bahan kimia
yang digunakan, dibuat, atau disimpan di dalam lokasi.
• Respon keadaan darurat, termasuk sumber daya internal dan eksternal, persediaan
medis atau lainnya yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat.
• Identifikasi kontrol reaktif seperti saluran komunikasi, bantuan medis, generator,
peralatan pemadam kebakaran, dan lain-lain yang mungkin diperlukan saat keadaan
darurat terjadi.

Prosedur mencakup untuk penanganan keadaan darurat, lokasi dan instruksi untuk fasilitas
darurat, prosedur evakuasi, alarm dan fasilitas darurat.

Penting untuk mengkomunikasikan Rencana Tanggap Darurat kepada semua


pekerja/pemangku kepentingan yang relevan. Pelatihan pekerja untuk menangani situasi
darurat. Latihan darurat yang sering dilakukan untuk mendidik pekerja dari waktu ke waktu.
Tabel Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)

Nama Pekerja : [Isi nama pekerja]


Nama Paket Pekerjaan : Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Gedung Laboratorium BTKLPP Kelas
1 Manado
Tanggal Pekerjaan : …..s/d……

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

1 Helm/Safety Helmet √ 4 Rompi Keselamatan/Safety Vest √

2 Sepatu/Safety Shoes √ 5 Masker Pernafasan/Respiratory √

3 Sarung Tangan/Safety Gloves √ 6 Dll √


NO Uraian Langkah Identifikasi Pengendalian Penanggung
Pekerjaan Bahaya jawab
Pekerjaan TERJATUH • Menggunakan rambu- Pelaksana &
Pemasangan Kuda – rambu pengarah dan Petugas P3K
Kuda Atap peringatan
1. Pemasangan Atap • Melakukan prosedur
seng pekerjaan sesuai
dengan standar
operasional dan
prosedur (SOP)
• Memakai tenaga
kerja/operator yang
cakap dan memiliki
kompetensi dan paham
terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja
• Menggunakan APD dan
APK yang sesuai
ketentuan
• Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1 Pemantauan dan evaluasi

Inspeksi
• Prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi Lembar Periksa
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi yang ditandatangani oleh ahli teknik
terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
• Lembar Periksa
Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut (alat berat),
perkakas, bahan/material, lingkungan, kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Lembar periksa
ditandatangani pada satu periode waktu tertentu
o Lingkup pekerjaan ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
o Perkakas ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.
o Kesehatan ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
o Keamanan/security ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.

• Lembar Penghentian Pekerjaan (Stop Working Form)


o Apabila pada saat pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ditemukan hal yang membahayakan
setiap personil dapat menyerukan untuk menghentikan pekerjaan. Pimpinan Tertinggi
Penyedia Jasa memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi
dan/atau Pimpinan Tertinggi Pekerjaan Konstruksi dan/atau Ahli K3 Konstruksi dan/atau
Petugas Keselamatan Konstruksi untuk melakukan verifikasi penghentian pekerjaan. Dalam
melakukan verifikasi pihak berwenang mengisi lembar penghentian pekerjaan
ditandatangani oleh pihak- pihak yang ditunjuk oleh Pimpinan Tertinggi Penyedia Jasa.

• Patroli Keselamatan Konstruksi


o Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Patroli Keselamatan Konstruksi yang disusun
oleh Penyedia Jasa ditandatangani oleh ahli terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi dan Wakil Manajemen. Patroli Keselamatan Konstruksi dilakukan

Audit
• Prosedur dan / atau petunjuk kerja audit internal
• Diterapkan berkala oleh pelaksana pekerjaan konstruksi melibatkan auditor independen

Evaluasi

o Inspeksi harian, teguran dan pelaporan atas temuan ketidak sesuaian, lalu diteruskan
dengan safety meeting yang membahas tentang tindak lanjut dan
pemantauan;ditandatangani oleh ahli terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi dan Wakil
o Rapat K3 / Safety meeting mingguan dengan melibatkan semua perwakilan pekerja dan sub
kontraktor;
o Audit internal;
o Tindakan Koreksi, perbaikan dan pencegahan atas temuan ketidak sesuaian pada saat
pelaksanaan tindakan pemantauan, tinjauan dan audit internal;
Tabel Jadwal Inspeksi dan Audit

NO KEGIATAN PIC BULAN KE


1 2 3 4
1. Inspeksi Petugas ***** ***** *****
Keselamatan P3K
Konstruksi
2. Patroli Keselamatan Manager ***** ***** *****
Konstruksi Proyek /
Petugas
P3K
3. Audit Internal Manager *****
Proyek /
Petugas
P3K

E.2 Tinjauan manajemen

Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk menjamin agar karakteristik dari


kegiatan/proses, produk atau jasa dan sarana prasarana dari perusahaan yang dapat
menimbulkan aspek-dampak penting pada kegiatan dipantau dan diukur secara berkala
sehingga potensi kecelakaan dapat dicegah. Kegiatan ini mencakup kegiatan
identifikasi, pemantauan, dan pengukuran serta evaluasi terhadap parameter-parameter

referensi
• Undang – undang Rebublik Indonesia Nomor 2 tahun 2017, tentang Jasa Konstruksi
• ISO 9001:2015
• ISO 45001 : 2018
• ISO 14001 : 2015
• Manual Terpadu K3 Perusahaan

E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi akan dilakukan Untuk memastikan setiap


langkah penerapan SMK3 telah berjalan sebagaimana standar-standar ataupun
prosedur/petunjuk kerja yang telah ditetapkan dan/atau sesuai dengan persyaratan
peraturan perudangan yang berlaku
Untuk melakukan pekerjaan inspeksi, monitoring dan pengujian, baik hal tersebut
dilakukan oleh jajaran pimpinan/manajer/kepala unit satuan kerja, staf, tenaga
kerja/pekerja, mitra kerja terkait dilingkungan perusahaan menggunakan petunjuk kereja
inspeksi, monitoring dan pengujian ini sebagai acuannya dan hanya berlaku diarea kerja
perusahaan.

Manado, 12 September 2022


PT. PASIN BANGUN PERSADA

THEODORE PAKASI
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai