Peraturan Pelaksanaan
Komitmen Manajemen
Keteladanan
Peran dan Tanggung jawab
PERENCANAAN
PENERAPAN
Implementasi 13
Elemen SMK3
MENAKER
DIREKTUR
PEMERINTAH SWASTA
{-- JASA
INDUSTRI
----PJIT
Sistem Pengawasan K3
• Kebutuhan personil
• Rekruitmen
• Diklat
Personil • Penempatan
• Pemeriksaan Pertama
• Pemeriksaan Berkala
• Pemeriksaan Khusus
• Pemeriksaan Ulang
PENGAWASAN
• UU No. 13/2003
Kelembagaan
Mekanisme •
•
UU No. 01/1970
PP No.50 /2012 dan Sarana
• Permen No. 04 /1987
• Organisasi
• Peraturan
• Rencana kerja • Standar
• Pemberitahuan pemerksaan Tata laksana/ • Pedoman
• Pemeriksaan Lapangan Prosedur • Peralatan
• Konfirmasi temuan inspeksi
• Tindakan hukum • Laboratorium uji
• Laporan
Pedoman Penerapan Elemen Audit
Prinsip Dasar
1. Penetapan Kebijakan K3
1. Komitmen dan kebijakan
1.1 Kepemimpinan dan komitmen 1.Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
1.2 Initial Review 2.Pendokumentasian Strategi
1.3 Kebijakan K3
2. Perencanaan Penerapan K3 3.Peninjauan Ulang Desain dan Kontrak
2. Perencanaan
2.1 Perenc identifikasi bhy, penilaian 4.Pengendalian Dokumen
resiko dan pengend resiko 5.Pembelian
2.2 Per. per uu dan persyaratan lainnya 6.Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
2.3 Tujuan dan sasaran 7.Standar Pemantauan
2.4 Indikator kinerja 8.Pelaporan dan Perbaikan
2.5 Perenc awal dan perencanaan
kegiatan yg berlangsung
9.Pengelolaan material dan perpindahannya
3. Penerapan K3 3. Penerapan 10.Pengumpulan dan penggunaan data
3.1 Jaminan kemampuan 11.Audit SMK3
3.2 Kegiatan pendukung 12.Pengembangan ketrampilan dan Kemampuan
3.3 Identifikasi Sumber Bahaya ,
penilaian dan pengendalian resiko
4. Pengukuran, Pemantauan, dan 4.Pengukuran dan evaluasi
Evaluasi Kinerja K3 4.1 Inspeksi dan pengujian
4.2 Audit SMK3
5. Peninjauan secara teratur 4.3 Tindakan perbaikan dan
untuk meningkatkan kinerja K3 pencegahan
secara berkesinambungan 5. Tinjauan ulang dan peningkatan pihak
mgt
IDENTIFIKASI
SUMBER BAHAYA
TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANCE THEORY - ACT OF GOOD
2. ACCIDENT PRONE THEORY - KECENDERUNGAN
3. THREE MAIN FACTORS THEORY - MAN, PERALATAN, LINGK.
4. TWO FACTORS THEORY - UNSAFE ACT & CONDITION
5. HUMAN FACTOR THEORY - ATTITUDE
8
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENETAPAN
RESIKO
RESIKO DAPAT
DITERIMA
SISTEM
DIOPERASIKAN
9
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO
UNTUK : PERALATAN
MATERIAL
PROSEDUR
11
PRELIMNARY HAZARD ANALYSIS
(PHA)
12
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY
LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER
Keselamatan Kerja 14
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE
• Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang
menyimpan, memproses atau memproduksi zat-zat berbahaya dalam bentuk dan
jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan besar.
• Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang
terjadinya kecelakaan besar
• Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
• Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine,
sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide,
carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride,
sulphur trioxide
• Gas dan cairan mudah terbakar
• Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4,
PETN, TNT
Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE
• Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
• Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
• Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan
oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan
cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan
kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi
secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta
informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan
darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan
terjadi.
• Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
• Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi
beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada
pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan
pengendalian dalam keadaan darurat.
Keselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE
• Audit Instalasi beresiko tinggi
• Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
• Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
• Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
• Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
• Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan
kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya
bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri
• Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.
Keselamatan Kerja 18
ILO CODE OF PRACTISE
• Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko
tinggi meliputi:
• Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan
komponen peralatan bermutu tinggi
• Pemeliharaan pabrik secara rutin
• Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
• Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
• Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan
atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan
• Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
• Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan
dalam kondisi darurat
• Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan,
pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen,
pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan
kejahatan dan sabotase
• Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
• Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada
instalasi tersebut
• Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja
di sekitar lokasi instalasi industri
Keselamatan Kerja 19
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 20
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 21
ILO CODE OF PRACTISE
• Perencanaan Keadaan Darurat
• Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
• Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
• On site emergency
• Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial
• Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup
• Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang
akan secepatnya diperbaiki
• Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak
berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal
instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat
• Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-eksternal yang
memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur
kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...
• Off site emergency
• Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan,
peraturan atau perundangan.
• Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait
dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
• Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang
potensial
Keselamatan Kerja 22
ILO CODE OF PRACTISE
Keselamatan Kerja 23
Analisa HIRA( Hazard Identification and Risk Assesment ) adalah : Identifikasi bahaya
dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi, dipilah pilah menjadi
kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. Datanya diambil dari kegiatan harian dan aktifitas
yang spesifik.
Analisa HAZID( Hazard Identification ) : proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang
mungkin terjadi secara umum pada fasilitas operasi pabrik / Industri. Datanya meliputi
seluruh bagian operasi pabrik baik berupa proses utama maupun operasi penunjangnya.
Analisa HAZOP (Hazard and Operability Study ): identifikasi keselamatan, bahaya dan
masalah operasi yang berkembang yang secara langsung mengancam keselamatan
pekerja produksi / penyebab masalah operasi, menentukan keseriusan dampak masalah
yang teridentifikasi.
Identifikasi secara keteknikan dan SOP- pengamanan operasi dan penyelamatan
( Safeguard ) yang sebelumnya telah dibuat,Evaluasi kelayakan Teknik (Engineering) dan
SOP Pengamanan /penyelamatan ( Safeguard ) dan Rekomendasi SOP pengamanan
DEFINISI Resiko/Risk
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya,
atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat risiko
Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu Probability dan Konsekuensi
Risiko = Probability x Konsekuensi
Risiko = Prob x Hazard x Konsentrasi x lama
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul
dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
KEPARAHAN
Frekwensi
Kejadian Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat
REKAYASA / ENGINEERING
3
4
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
5
PENGEND.ORGANISASI
6 APD
TAHAPAN PENGENDALIAN RISIKO
3.Engineering Modifikasi/Perancangan
alat/Mesin/Tempat kerja yg lebih
tempat kerja/pekerjaan aman,
mengurangi bahaya K3
aman
6. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung diri T Kerja Tenaga Kerja aman ,mengurangi
paparan bahaya
Penanggung Jawab Manajemen Resiko
Matriks Resiko : Perlu Aturan/Prosedur/Rambu - Supervisor Unit Kerja
Rendah / Petugas K3LH
Perlu Perhatian Manajemen Atas - General Manager Unit Kerja dan Unit
Ekstrim
terkait serta Direksi.
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
Pengendalian Organisasi
- Pembentukan Organisasi yang efektif
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles dll.
DOA KESELAMATAN KEHIDUPAN MANUSIA
Artinya :
Ya Allah Engkau pemberi KESELAMATAN dan dari-Mu KESELAMATAN,
maka hidupkanlah kami ya Allah dengan KESELAMATAN.
41