Anda di halaman 1dari 24

library.uns.ac.

id 16
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1.Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
1. Toluene (PT. Styrindo Mono Indonesia)
Rumus molekul : C7H8
Fase : cair
Kenampakan : jernih
Kemurnian : min 99 % wt
Impuritas
- benzene : maks 1 % wt

2.1.2. Spesifikasi Bahan Pembantu


1. Hidrogen(PT. Air Liquid Indonesia)
Rumus molekul : H2
Bentuk : gas
Kemurnian : 100 % vol
2. Katalis Zeolit HZSM-5 (PT. Bupan)
Fase : padat
Bentuk : granular
Diameter : 0,738 cm
Ukuran pori-pori: 2 – 4,3 Ả
Bulk density : 0,686 g/cm3

2.1.3. Spesifikasi Bahan Produk


1. Paraxylene (www.alibaba.com)
Rumus molekul : p–C8H10
Fase : cair
Kenampakan : jernih
Kemurnian : min 99,5 %wt

16
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Impuritas
-m–xylene : maks 0,30% wt
-o–xylene : maks 0,15% wt
-toluene : maks 0,05 % wt
2. Benzene(www.alibaba.com)
Rumus molekul : C6H6
Fase : cair
Kenampakan : jernih
Kemurnian : min 99,5%wt
Impuritas
– toluene : maks 0,5 % wt

2.2. Konsep Proses


2.2.1. Dasar Reaksi
ReaksipembentukanC8H10(paraxylene)adalahreaksidisproportion
ationC7H8(toluene)heterogen fasegasdengankatalis padat.Proses
disproporsionasi pada prinsipnya adalah pemindahan gugus alkyl dari
senyawa aromatis yang satu ke senyawa aromatis yang lain. Jadi dalam
reaksi ini 2 mol toluene akan dipecah menjadi 1 mol xylene dan 1 mol
benzene. Adapunreaksi utama pembuatanparaxyleneadalah :

H2
+

Toluene Paraxylene Benzene


Konversi total toluenedalam reaktor adalah 10% mol. Dengan
selektivitas paraxylene mencapai 99,6% (Koshiro, 2017).

2.2.2. Pemakaian Katalis


Katalis dapat memperbesar kecepatan reaksi karena
dimungkinkan terjadinya mekanisme alternatif yaitu energi aktivasi tiap
langkah reaksi akan lebih rendah dibandingkan tanpa katalis. Konversi
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

kesetimbangan tidak dipengaruhi katalis, tetapi selektivitas dapat


ditingkatkan dengan adanya katalis. Umumnya penurunan tekanan akan
semakin besar bila diameter katalis semakin kecil.
Pada reaksi toluene menjadi paraxylene katalis yang digunakan
adalah zeolit HZSM-5 tipe riekertyang merupakan katalis padat dengan
perbandingan silika dan alumina 40:1. Katalis ditempatkan di dalam
reaktor fixedbedmultitubedi bagian sisi dalam tube-nya.Toluene
direaksikan dalam reaktor berisi katalisator dengan penambahan gas
hidrogen. Penambahan gas hidrogen ini bertujuan untuk mengurangi
terjadinya penyumbatan pori-pori katalis.

2.2.3.Kondisi Operasi
Kondisi operasi pada prarancangan pabrik paraxylene ini adalah :
a. Temperatur
Penentuan temperatur reaksi di reaktor harus mempertimbangkan
fase reaksi dan batasan reaksi serta tinjauan secara termodinamika.
Untuk itu temperatur reaksi berkisar dari 502-562ᴼCdengan konversi
10%, hal ini mendasari bahwa pada suhu tersebut fase reaktan
berupa fase gas.
b. Tekanan
Tekanan operasi pembentukan paraxylene di reaktor adalah
atmospheric pressureyaitu 1 bar (Bhaskar,1990).

2.2.4. Tinjauan Termodinamika


Reaksi pembentukan paraxyleneditinjau dari segi termodinamika
adalah sebagai berikut (Yaws, 2003) :
Tabel 2.1 Daftar ΔHo298setiap komponen
Komponen ΔHo298(kJ/mol)
C7H8 50
C8H10 17,95
C6H6 82,93
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Reaksi :
zeolit
2C7H8 C8H10 + C6H6
H2

ΔHo298 = Σ ΔHo produk - Σ ΔHo reaktan


= {Σ ΔHo298 (C8H10) + ΔHo298(C6H6)} – {2(ΔHo298 C7H8)}
= 0,88 kJ/mol
= 880 J/mol

Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi


pembentukan paraxyleneadalah reaksi endotermis, karena harga ΔHof
bernilai positif.Untuk mengetahui sifat reaksi searah atau bolak-balik
dapat dilihat dari harga kesetimbangan kimia yang dipengaruhi oleh
energi bebas Gibbs, (Yaws, 2003).
Tabel 2.2 Daftar ΔGo298 setiap komponen
Komponen ΔGo298(kJ/mol)
C7H8 122,01
C8H10 121,13
C6H6 120,66

ΔGo298 = Σ ΔGo produk - Σ ΔGo reaktan


= {Σ ΔGo298 (C8H10) + ΔGo298(C6H6)} – {2(ΔGo298 C7H8)}
= -2,23 kJ/mol
= -2.230 J/mol

ΔGoreaksi = - RT ln K
G
ln K =- RT
J
2.230
mol
= J
8,314 x 298 K
molK

= 0,9
K = 2,46
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Suhu operasi = 532ᴼC = 805 K, sehingga :


K ∆H298 1 1
lnK805 =- [T -T ]
298 R 1 0

K 880 J/mol 1 1
lnK805 =- 8,314 J/molK [805 - ]
298 298
K805
ln 2,46 = 0,224
K805
= 1,25
2,46

K805 = 1,25x 2,46


K805 =3,077

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh harga K untuk


reaksi tersebut bernilai positif yaitu 3,077.

2.2.5. Mekanisme Reaksi


Reaksi hidrogenasi katalitik toluene dengan katalis zeolit HZSM-
5tipe riekertmerupakan reaksi heterogen dalam fase gas (reaktan) dan
fase padat (katalis). Mekanisme reaksi yang terjadi :
1. Transfer massa reaktan dari badan utama fluida ke permukaan luar
katalis (external diffusion)
2. Transfer massa reaktan dari permukaan luar ke permukaan dalam
pori-pori katalis (internal diffusion)
3. Adsorbsi reaktan pada permukaan katalis (chemisorption)
4. Reaksi pada permukaan katalis
5. Desorbsi produk reaksi dari permukaan dalam katalis
6. Transfer massa produk dari permukaan dalam ke permukaan luar
katalis
7. Transfer massa produk dari permukaan luar katalis ke badan utama
fluida
Untuk reaksi nomor 1, 2, 6 dan 7 merupakan transfer massa
reaktan ke katalis dan transfer massa produk dari katalis ke fluida.
Sedangkan reaksi nomor 3, 4 dan 5 merupakan langkah reaksi pada
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

permukaan katalis (Fogler, 1999).Penurunan persamaan reaksi yang


dipertimbangkan adalah tahap reaksi adsorpsi. Reaksi yang terjadi yaitu
sebagai berikut:
H2
2 C7H8 → C8H10 + C6H6
H2
2T → P+B
Keterangan:
T = C7H8
P = C8H10
B = C6H6

Mekanisme reaksinya adalah:


Adsorpsi T+S k1 TS (Reaksi pengendali)
k-1

Reaksi Permukaan T S k2 PS + B
k-2
k3
Desorpsi PS P+S
k-3

Reaksi pengendali adalah reaksi adsorpsi,makadiperoleh persamaan


nilai kecepatan reaksi sebagai berikut :
Dimana : k2 k −3
K2 = K3 =
k −2 k3

Adsorpsi : r1 = k1 PT𝚹S
ϴP PB
Reaksi Permukaan : r2 = k2𝚹T – k-2𝚹PPB= k2(𝚹T- )
K2
ϴS PP
Desorpsi : r3 = k3𝚹P – k-3𝚹SPP = k3 (𝚹P - )
K3

Nilai r2= 0 dan r3 = 0 karena reaksi pengendalinya adalah reaksi


ϴP PB ϴS PP 1
adsorpsi, sehingga didapatkan 𝚹T= ; 𝚹P = dan 𝚹S = PP PB P ,
K2 K3 + P +1
K2 K3 K3

maka :
k1 PT
r1 = PP PB P
+ KP +1
K2 K3 3
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Reaksi permukaan berjalan sangat cepat, makanilai k2>>> dan k-2


<<<sehinggaK2>>>. Begitu pula dengan reaksi desorpsiyang berjalan
sangat cepat, nilai k3>>> dan k-3<<<sehinggaK3>>>, didapatkan :
k1 PT k1 PT
r1 = =
0 +0 +1 1

Sehingga mekanisme reaksi pembentukan paraxylenedari


toluenemenjadi seperti di bawah ini :
T+S → P+B+S
Maka persamaan kinetika reaksi sebagai berikut :

r = 𝑘 PT
dengan :
k =konstanta kecepatan reaksi (kmol/kg)
PT = tekanan parsial toluene (atm)

Hasil perhitungan tinjauan termodinamika nilai K yang


didapatkan relatif kecil yaitu 3,077. Pada kondisi ini seharusnya reaksi
berjalan bolak-balik (reversible), sedangkan menurut tinjauan kinetika
reaksinya berjalan kekanan (irreversible). Menurut Bhaskar (1990),
konversi yang dicapai dalam reaksi hanya berlaku untuk nilai konversi
kurang dari atau sama dengan 10% karena pada kondisi tersebut reaksi
hanya berjalan kekanan dan reaksi kekiri belum terjadi.Dalam reaksi
ini, dipilih konversi 10% dengan suhu 502-562ᴼC karena memiliki
selektivitas yang tinggi yaitu 99,6%.

2.2.6.Tinjauan Kinetika
Secara umum kelangsungan reaksi ditentukan oleh kecepatan
reaksi dan konsentrasi reaktan. Reaksi utama pembentukan
paraxylenemelalui reaksi katalitik toluene fase uap adalah sebagai
berikut :
H2
2 C7H8 C8H10 + C6H6
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Menurut Bhaskar (1990), persamaan kinetika reaksi diatas dinyatakan


dengan :
r = 2,3 x 1012 exp (-28400/RT) {0,042} . PT. (kmol/ kg.h)
r = k . PT
dengan :
k = konstanta kecepatan reaksi (kmol/kg)
PT = tekanan parsial toluene (atm)

2.2.7. Langkah Proses


Proses pembuatan paraxylene dari bahan baku toluene dapat
dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Penyiapan Bahan Baku
Toluene (C7H8) sebagai bahan baku dengan kemurnian 99%
dipompa dari tangki penyimpanan bahan baku menuju vaporizer
untuk menguapkan dan menaikan suhunya menjadi 111ᴼC yang
kemudian ditambahkan dengan gas hidrogen. Setelah itu masuk
kedalam furnace hingga suhu naik menjadi 562ᴼC untuk
diumpankan kedalam reaktor. Hidrogen merupakan senyawa inert
yang tidak ikut bereaksi di dalam reaktor, kemudian dipisahkan dari
senyawa–senyawa lain di dalam separator, melaluikondenser parsial.
2. Tahap Reaksi dalam Reaktor
Umpan reaktor bersuhu 562ᴼC dan tekanan 1 bar dimasukkan
secara kontinyu ke dalam reaktor fixed bed multitube non isotermal
non adiabatisdengan menggunakan katalis zeoliteHZSM–5
tiperiekert. Reaksi yang terjadi didalam reaktor adalah reaksi
endotermis sehingga perlu ditambahkan panas kedalam reaktor
supaya suhu operasi terjaga antara 502ᴼC sampai dengan562ᴼC.
3. Tahap Pemurnian Hasil
Pendinginan awal produk keluaran reaktor yang bersuhu 502ᴼC
dengan sistem pemanfaatan panas melalui vaporizer hingga suhunya
turun menjadi 295ᴼC. Kemudian produk di embunkan di dalam
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

kondenser parsial, setelah itu dipisahkan fase gas dan fase cairnya
menggunakan separator. Hasil bawah separator yaitu fraksi
condensable gas diumpankan kedalam menara distilasi 1, sedangkan
hasil atas separator fraksi non condensable gasyang berupa gas
hidrogen di-recycle kembali ke arus yang menuju furnace. Dari
menara distilasi 1 diperoleh benzene sebagai distilat. Benzene
kemudian didinginkan oleh cooler lalu disimpan didalam tangki
penyimpanan produk benzene. Hasil bawah menara distilasi 1
diumpankan ke menara distilasi 2. Toluene yang keluar sebagai
distilat di-recycle kembali ke reaktor, sedangkan hasil bawahnya
berupa produk paraxylene disimpan didalam tangki penyimpanan
produk paraxylene.

2.3. Diagram Alir Proses


Diagram alir proses dapat dilihat pada Diagram Alir Proses
Prarancangan Pabrik ParaxyleneKapasitas 350.000 ton/tahun.
2.3.1. Diagram Alir Kualitatif
Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada Gambar 2.1
2.3.2. Diagram Alir Kuantitatif
Diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 2.2
2.3.3.Diagram Alir Proses
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Kualitatif


library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Kuantitatif


library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Gambar 2.3 Diagram Alir Proses


library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas


Produk = p-xylene 99,5% berat
Kapasitas = 350.000 ton/tahun
Waktu operasi1 tahun = 330 hari, 1 hari 24 jam
Konversi total proses = 99,73%
2.4.1. Neraca Massa
Basis perhitungan = 1 jam operasi
2.4.1.1. Neraca Massa di Sekitar Reaktor
Tabel 2.3 Neraca Massa diSekitarReaktor
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 4 Arus 5
H2 76.988,974 76.988,974
C6H6 4.716,852 37.197,721
C7H8 816.778,025 740.149,429
p-C8H10 53,277 44.024,221
m-C8H10 0,011 132,603
o-C8H10 0,009 44,201
Total 898.537,148 898.537,148

2.4.1.2. Neraca Massa di Sekitar Kondenser Parsial


Tabel 2.4 Neraca Massa di SekitarKondenser Parsial
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 6 Arus 7 Arus 8
H2 76.988,975 76.988,975 -
C6H6 37.197,721 0,071 37.197,649
C7H8 740.149,429 0,029 740.149,400
p-C8H10 44.024,221 0,012 44.024,209
m-C8H10 132,603 0,011 132,592
o-C8H10 44,201 0,009 44,192
Sub Total 898.537,150 76.989,107 821.548,043
Total 898.537,150 898.537,150
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.4.1.3. Neraca Massa di Sekitar Menara Distilasi-01


Tabel 2.5 Neraca Massa di SekitarMenara Distilasi-01
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 8 Arus 10 Arus 11
H2 - - -
C6H6 37.197,649 33.257,030 3.940,619
C7H8 740.149,400 167,121 739.982,279
p-C8H10 44.024,209 - 44.024,209
m-C8H10 132,592 - 132,592
o-C8H10 44,192 - 44,192
Sub Total 821.548,043 33.424,151 788.123,892
Total 821.548,043 821.548,043

2.4.1.4. Neraca Massa di Sekitar Menara Distilasi-02


Tabel 2.6 Neraca Massa di SekitarMenara Distilasi-02
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 11 Arus 13 Arus 15
H2 - - -
C6H6 3.940,619 3.940,619 -
C7H8 739.982,279 739.938,088 44,192
p-C8H10 44.024,209 53,266 43.970,943
m-C8H10 132,592 - 132,592
o-C8H10 44,192 - 44,192
Sub Total 788.123,892 743.931,973 44.191,919
Total 788.123,892 788.123,892

2.4.1.5. Neraca Massa di Sekitar Tee-01


Tabel 2.7 Neraca Massa di SekitarTee-01
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 14 Arus 2
H2 - - -
C6H6 776,161 3.940,619 4.716,780
C7H8 76.839,909 739.938,088 816.777,997
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

p-C8H10 - 53,266 53,266


m-C8H10 - - -
o-C8H10 - - -
Sub Total 77.616,070 743.931,973 821.548,043
Total 821.548,043 821.548,043

2.4.1.6. Neraca Massa di Sekitar Tee-02


Tabel 2.8 Neraca Massa di SekitarTee-02
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 3 Arus 10 Arus 4
H2 - 76.988,975 76.988,974
C6H6 4.716,780 0,071 4.716,852
C7H8 816.777,997 0,029 816.778,025
p-C8H10 53,266 0,012 53,277
m-C8H10 - 0,011 0,011
o-C8H10 - 0,009 0,009
Sub Total 821.548,043 76.989,107 898.537,150
Total 898.537,150 898.537,150

2.4.1.7. Neraca Massa Total


Tabel 2.9 Neraca Massa Total
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 12 Arus 15
H2 - - -
C6H6 776,161 33.257,030 -
C7H8 76.839,909 167,121 44,192
p-C8H10 - - 43.970,943
m-C8H10 - - 132,592
o-C8H10 - - 44,192
Sub Total 77.616,070 33.424,151 44.191,919
Total 77.616,070 77.616,070
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.4.2. Neraca Panas


Basis perhitungan = 1 jam operasi
2.4.2.1. Neraca Panas di Sekitar Reaktor
Tabel 2.10 Neraca Panas di Sekitar Reaktor
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 1.473.346.931,068 -
Q produk - 1.473.389.593,151
Q reaksi - 779.036,941
Q pemanas 821.699,024 -
Total 1.474.168.630,092 1.474.168.630,092

2.4.2.2. Neraca Panas di Sekitar Kondenser Parsial


Tabel 2.11 Neraca Panas di Sekitar Kondenser Parsial
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 256.406.091,789 -
Q produk - 254.928.480,363
Q kondensasi 331.158.257,035 -
Beban panas CP - 332.635.868,460
Total 587.564.348,824 587.564.348,824

2.4.2.3. Neraca Panas di Sekitar Menara Distilasi-01


Tabel 2.12 Neraca Panas di Sekitar Menara Distilasi-01
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 146.583.951,669 -
Beban panas reboiler 229.836.765,055 -
Q distilat - 3.432.190,996
Q bottom - 149.660.556,753
Beban panas kondenser - 223.327.968,975
Total 376.420.716,724 376.420.716,724
library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.4.2.4. Neraca Panas di Sekitar Menara Distilasi-02


Tabel 2.13 Neraca Panas di Sekitar Menara Distilasi-02
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 149.318.629,482 -
Beban panas reboiler 569.464.209,182 -
Q distilat - 114.152.580,271
Q bottom - 12.699.248,651
Beban panas kondenser - 591.931.009,742
Total 718.782.838,664 718.782.838,664

2.4.2.5. Neraca Panas di Sekitar Vaporizer


Tabel 2.14 Neraca Panas di SekitarVaporizer
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 146.704.277,391 -
Q vapor - 31.409.193,220
Q liquid - 203.543.271,793
Q pemanas 88.248.187,622 -
Total 234.952.465,013 234.952.465,013

2.4.2.6. Neraca Panas di Sekitar Tee-01


Tabel 2.15 Neraca Panas di Sekitar Tee-01
Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)
Komponen
Arus 1 Arus 14 Arus 2
H2 - - -
C6H6 6.870,076 628.284,300 684.739,295
C7H8 658.203,796 113.515.385,154 114.124.795,206
p-C8H10 - 8.910,816 8.119,643
m-C8H10 - - -
o-C8H10 - - -
Sub Total 665.073,872 114.152.580,271 114.817.654,143
Total 114.817.654,143 114.817.654,143
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.4.2.7. Neraca Panas di Sekitar Tee-02


Tabel 2.16 Neraca Panas di Sekitar Tee-02
Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)
Komponen
Arus 3 Arus 10 Arus 4
H2 - 108.350.918,352 101.018.436,117
C6H6 503.187,155 8,896 543.323,395
C7H8 92.095.442,657 3,760 99.387.310,324
p-C8H10 6.228,146 1,585 6.720,926
m-C8H10 - 1,528 1,413
o-C8H10 - 1,294 1,197
Sub Total 92.604.857,958 108.350.935,415 200.955.793,372
Total 200.955.793,372 200.955.793,372

2.4.2.8. Neraca Panas di Sekitar Furnace


Tabel 2.17 Neraca Panas di SekitarFurnace
Keterangan Q input (kJ/jam) Q output (kJ/jam)
Q umpan 517.078.337,195 -
Q IDO 956.452.132,552 -
Q produk - 1.473.530.469,747
Total 1.473.530.469,747 1.473.530.469,747

2.4.2.9. Neraca Panas Total


Tabel 2.18 Neraca Panas Total
Keterangan Q input (kJ/jam) Keterangan Q output (kJ/jam)
Umpan toluene 665.073,872 Distilat MD-01 3.432.190,996
Q pemanas furnace 956.452.132,552 Bottom MD-02 12.699.248,651
Q pemanas reaktor 821.699,024 Q vaporizing 110.310.234,528
Beban reboiler-01 229.836.765,055 Q reaksi 779.036,941
Beban reboiler-02 569.464.209,182 Beban CP-01 332.635.868,460
Beban CD-01 223.327.968,975
Beban CD-02 591.931.009,742
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Beban HE-01 402.478.442,390


Beban HE-02 1.294.498,959
Beban HE-03 3.925.847,784
Heat loss 74.425.532,261
Total 1.757.239.879,685 Total 1.757.239.879,685

2.5.Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses


2.5.1.Lay OutPabrik
Tata letak (layout) pabrik merupakan hal penting yang
perludipertimbangkan dalam perancangan pabrik. Pengaturan tata letak
pabrik harusdilakukan secara seksama sehingga penempatan peralatan-
peralatan proses sertafasilitas penunjang lainnya dapat meminimalisasi
biaya investasi lahan dan biayaperawatan, dapat mengakomodir seluruh
pegawai yang bekerja di pabrik, sertamemenuhi aspek-aspek
keselamatan pekerja dan pabrik.Pabrik paraxylene ini akan didirikan
pada areaseluas 5 hektar yang dapatmenampung semua peralatan desain
dan memungkinkan jika akan dilakukanperluasan pabrik. Untuk
keamanan dan keselamatan kerja, maka pabrikdibagi menjadi 2 bagian,
yaitu OSBL (Outside Battery Limit) dan ISBL (InsideBattery Limit).
1. OSBL (Outside Battery Limit)
Area OSBL meliputi :
a. Kantor
b. Laboratorium
c. Klinik
d. Maintenance
e. Tempat ibadah
f. Pos keamanan
g. Tempat parkir
h. Taman
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2. ISBL (Inside Battery Limit)


Area ISBL meliputi daerah proses dan penanganan produk, control
room,sistem utilitas. Di area ini diberlakukan sistem pengamanan
dan keselamatan kerjayang ketat, ditandai dengan kewajiban untuk
memakai helm, sepatu safety, danalat-alat keselamatan
lainnya.Secara keseluruhan, tata letak pabrik didasarkan atastujuan
efektivitas, kenyamanan, dan keselamatan produksi. Letak urutan
peralatanproses, ukuran peralatan, dan sifat bahan yang diolah
merupakan beberapa halyang sangat mempengaruhi tata letak suatu
pabrik.Control room sebagai pusat dari segala peralatan elektronik
yangmengendalikan danmengoperasikan pabrik, perlu diletakkan
pada lokasi yangaman namun staf yang ada di sana dimungkinkan
untuk segera melakukantindakan manual jika terjadi sesuatu di plant.
Beberapa pertimbangan untukcontrol room:
a. Tekanan udara di dalam control room dibuat lebih tinggi untuk
mencegahmasuknya uap berbahaya dan beracun.
b. Mendesain control room agar tahan dari blast dan ledakan.
c. Menempatkan di lokasi yang memiliki resiko paling kecil,
berdasarkanjarak pisah dengan peralatan dan kemungkinan
terlepasnya gas berbahayadan beracun.
d. Memasang unit pemurnian udara yang masuk yang dapat
meminimalisasiterpaparnya para pekerja dari uap beracun.
e. Memasang seal di semua sewer outlet dari control room.
f. Memasang unit pemadam kebakaran di dalam control room.

Tata letak prarancangan pabrikparaxylene dapat dilihat pada gambar


dibawah ini :
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

POS POS
SATPAM SATPAM
TAMAN

PARKIR
AREA
PARKIR

KANTOR DAN AULA


AREA

GARASI
PERPUSTAK
KANTIN MASJID KLINIK
AAN

POS TAMAN POS


SATPAM SATPAM

KEBAKARA
PEMADAM
LABORATORIUM
SAFETY

N
GUDANG

UTILITAS
CONTROL
ROOM
BENGKEL

PEMBANGK
IT LISTRIK

AREA PROSES

TAMAN TAMAN
AN LIMBAH
PENGOLAH

BAHAN
BAKAR

Gambar 2.4 Tata Letak Pabrik


library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

2.5.2. Lay OutPeralatan Proses


Mode operasi yang digunakan dalam pabrik paraxylene adalah
kontinyu.Letak peralatan proses didasarkan dari fungsi peralatan
tersebut dan urutannyadalam proses produksi agar lebih efisien. Ukuran
peralatan perlu diperhatikandalam rangka menyederhanakan konstruksi
pabrik sehingga tidak boros lahan dankonstruksi.Sifat bahan yang
diolah berpengaruh terhadap tata letak pabrik karenabahan kimia yang
berbahaya harus mendapat penanganan khusus. Penentuanskema tata
letak peralatan di dalam pabrik dilakukan dengan
memperhitungkanfaktor-faktor berikut ini:
a. Arah angin
Penempatan peralatan proses harus memperhatikan arah angin.
Semuaperalatan yang melibatkan zat-zat yang berbahaya dan mudah
terbakar harusdiletakkan di daerah yang searah dengan arah angin
sehingga apabila terjadikebocoran, angin tidak akan membawa zat
tersebut ke seluruh pabrik di mana zattersebut dapat tersulut dan
terbakar. Fasilitas lain seperti perkantoran, controlroom, kantin,
tempat ibadah, laboratorium, gudang, dan tempat parkir diletakkandi
daerah yang berlawanan dengan arah angin sebab di fasilitas ini
paling banyakterdapat orang.
b. Penempatan alat
Penempatan peralatan proses perlu dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok unit proses untuk efisiensi jumlah tenaga kerja. Hal lain
yang perludiperhatikan adalah penempatan control room, dimana
control room harusditempatkan di suatu lokasi strategis yang dapat
memantau wilayah area pabrikyang cukup luas. Faktor keselamatan
lain yang harus dipertimbangkan adalahharus tersedianya assembly
point apabila terjadi kecelakaan.
c. Jarak antar alat
Jarak antar alat, jarak antar alat dengan bangunan dan jarak antar alat
denganjalan umum diatur dengan memperhatikan karakteristik
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

material yang digunakan,ukuran peralatan dan tipe proteksi terhadap


proses terkait. Pengaturan jaraktersebut akan mempengaruhi panjang
dan jalur sistem perpipaan, ukuran peralataninstalasi, pengangkutan,
pemeliharaan, dan peralatan cadangan yang diperlukan.Penentuan
jarak pisah antar peralatan juga ditentukan berdasarkanhazards yang
dimiliki masing-masing peralatan dan kemudahan pengoperasian.
Penentuan jarakpisah ini mengikuti aturan/kaidah CCPS (Center for
Chemical Process Safety).
d. Elevasi alat
Sebaiknya suatu alat diletakkan di dasar, kecuali ada alasan khusus
untukmenempatkannya pada elevasi (ketinggian) tertentu.Hal ini
disebabkan oleh biayakonstruksi untuk menaikkan elevasi suatu alat
atau membuat pabrik yangbertingkat jauh lebih besar dibandingkan
jika semua peralatan ditempatkan didasar. Selain itu, hal lain yang
perlu dipertimbangkan dalam elevasi alat ini adalahaspek
keselamatan yang memerlukan perhatian lebih apabila kemungkinan
terjadibahaya kebakaran, ledakan, maupun gempa bumi.
e. Perawatan (Maintenance)
Desain tata letak pabrik harus memudahkan proses perawatan
peralatan-peralatan proses yang digunakan dalam pabrik, mengingat
pabrik kimia memilikibiaya perawatan yang tinggi.
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Paraxylene Berbasis
Proses Disproporsionasi Toluene
Kapasitas 350.000 Ton/Tahun

Gambar 2.5 Tata Letak Alat Proses

Anda mungkin juga menyukai