Anda di halaman 1dari 50

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

2012
TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
( SM K3 )
KETENTUAN UMUM Pasal
1
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SM K3 ) adalah bagian dari
Sistem Manajemen Perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
• Keselamatan dan Kesehatan kerja ( K 3 ) – segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
• Pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
KETENTUAN UMUM Pasal 1
• Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak,milik orang perseorangan, milik
persekutuan,atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun Negara yang mempekerjakan

pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.


b. Usaha usaha sosial dan usaha usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan
orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
• Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan ,persekutuan atau badan hukum yang menjalankan perusahaan milik
sendiri.
b. Orang perseorangan ,persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya
c. Orang perseorangan ,persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebgaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan diluar
wilayah Indonesia.
KETENTUAN UMUM Pasal 1
• Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur
suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan.
• Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang ketenaga kerjaan.
TUJUAN PENERAPAN SMK3
Pasal 2
• Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana,terukur, terstruktur dan terintegrasi.
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen , pekerja/buruh, dan atau
serikat pekerja /serikat buruh serta
• Menciptakan tempat kerja yang aman dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
PENERAPAN SMK3 Pasal 3-4-5
• Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3 yang akan
digunakan sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.
• Instansi Pembina sektor usaha dapat mengembangkan Pedoman Penerapan SMK3 sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan.
• Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
• Kewajiban ini berlaku bagi perusahaan :
a. mempekerjakan pekerja /buruh paling sedikit 100 orang atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi,yang ketentuannya diatur
sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada peraturan
pemerintah no. 50 tahun 2012 ini dan ketentuan peraturan perundang undangan
serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional.
PENERAPAN SMK3 Pasal 6
• Sistem Manajemen K3 meliputi :
a. Penetapan Kebijakan K3
b. Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Penerapan SMK3 yang dilakukan berdasarkan kebijakan nasional
tentang SMK3 tertuang dalam Pedoman penerapan SMK3 Lampiran I
dari PP no. 50 tahun 2012.
TAHAP PELAKSANAAN SMK3 (Model)

VISI, MISI & KEBIJAKAN K3


TUJUAN
Komitmen Manajemen
Keteladanan
Peran dan Tanggung jawab

PERENCANAAN K3

PERBAIKAN Penilaian Awal


BERKELANJUTAN Peraturan Perundangan,
Pedoman & Standar
Tujuan dan Sasaran
Program kerja

PELAKSANAAN
RENCANA K3 /
PENERAPAN
Implementasi
berdasarkan Kebijakan
nasional SMK3 dalam
Pedoman penerapan
PENINJAUAN DAN SMK3 Lampiran I PP no,
PEMANTAUAN DAN
PENINGKATAN 50 tahun 2012
EVALUASI KINERJA K3
KINERJA SMK3
Audit Internal dan Eksternal
Pelaporan
PENETAPAN KEBIJAKAN K3 Pasal 7
Penetapan kebijakan K3 dilaksanakan oleh pengusaha ,min. meliputi :
a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 dan pengendalian resiko ;
1. Identifikasi potensi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko;
2. Perbandingan penerapan K3 dengan Perusahaan & sektor lain yang
lebih baik ;
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan ;
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang ber
kaitan dengan keselamatan ; dan
5. Penilaian efisiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan
b. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus; dan
c. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Kebijakan K3 yang dilaksanakan pengusaha paling sedikit memuat :
a. Visi misi dan tujuan Perusahaan,
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan ;dan
c. Kerangka medan Program Kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan /atau operasional.
PENETAPAN KEBIJAKAN K3 Pasal 8

Pengusaha harus menyebar luaskan kebijakan K3 yang telah


Ditetapkan kepada seluruh pekerja / buruh , orang lain selain
Pekerja / buruh yang berada di perusahaan dan pihak lain
Yang terkait.
PERENCANAAN K3 Pasal 9
Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh Pengusaha dengan mengacu
kebijakan K3 yang telah ditetapkan dan harus mempertimbangkan :
a. Hasil penelaahan awal;
b. Identifikasi potensi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko;
c. Peraturan perundang undangan dan persyaratan lainnya;dan
d. Sumber daya yang dimiliki.
Dalam penyusunan rencana K3 pengusaha harus melibatkan Ahli K3,
Panitia Pembina K3 ( P2K3), Wakil pekerja/buruh dan lain lain yang
terkait di perusahaan.
PERENCANAAN K3 Pasal 9
Rencana K3 paling sedikit memuat :
a. Tujuan dan sasaran;
b. Skala prioritas;
c. Upaya pengendalian bahaya;
d. Penetapan sumber daya
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Indikator pencapaian; dan
g. Sistem pertanggung jawaban.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 10
Pelaksanaan Rencana K3 oleh pengusaha harus berdasarkan Rencana K3
yang dimaksud dalam Pasal 6 dan pasal 9.
Pelaksanaan Rencana K3 didukung oleh sumber daya di bidang K3,
prasarana dan sarana.
Persyaratan sumber daya manusia :
a. Harus memiliki kompetensi kerja yang didukung dengan sertifikat; dan
b. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan Surat Ijin Kerja /
Operasi dan /atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 10
Persyaratan Prasarana dan Sarana paling sedikit terdiri dari:
a. Organisasi/unit yang bertanggung jawab dibidang K3;
b. Anggaran yang memadai;
c. Prosedur Operasi/kerja, informasi;dan pelaporan serta
pendokumentasian; dan
d. Instruksi Kerja.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 11
Pengusaha harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3:
Kegiatan dalam pelaksanaan rencana K3 paling sedikit meliputi :
a. Tindakan pengendalian;
b. Perancangan ( design) dan rekayasa ;
c. Prosedur dan instruksi kerja;
d. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa;
f. Produk akhir; Kegiatan a
sampai dengan f dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko.
g. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri;dan
h. Rencana dan pemulihan keadaan darurat.
Kegiatan g dan h dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan
analisa kecelakaan.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 12
Pelaksanaan kegiatan K3 harus diintegrasikan dengan kegiatan manajemen
perusahaan dengan persyaratan:
a. Menunjuk SDM yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan dibidang K3;
b. Melibatkan seluruh pekerja/buruh;
c. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh , orang
lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan dan pihak lain yang terkait ;
dan
d. Membuat prosedur Informasi;
e. Membuat prosedur pelaporan ;dan
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 13
Persyaratan Prosedur informasi : harus memberikan jaminan bahwa informasi K3
dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait diluar
perusahaan.
Persyaratan Prosedur pelaporan : harus berisi tentang
a. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja;
b. Ketidak sesuaian terhadap peraturan perundang undangan dan/ atau
standar;
c. Kinerja K3;
d. Identifikasi sumber bahaya; dan
e. Yang diwajibkan berdasarkan ketentuan perundang undangan.
PELAKSANAAN RENCANA K3
Pasal 13
Persyaratan Pendokumentasian paling sedikit terhadap:
a. Peraturan perundang undangan dibidang K3 dan standar dibidang K3;
b. Indikator Kinerja K3;
c. Ijin Kerja;
d. Hasil identifikasi,penilaian,dan pengendalian resiko;
e. Kegiatan pelatihan K3;
f. Kegiatan inspeksi,kalibrasi dan pemeliharaan;
g. Catatan pemantauan data;
h. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut;
i. Identifikasi produk termasuk komposisinya;
j. Informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan
k. Audit dan peninjauan ulang SMK3.
PEMANTAUAN & EVALUASI KINERJA
K3 Pasal 14
Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3.
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 melalui pemeriksaan, pengujian,
pengukuran,dan audit internal SMK3 dilakukanoleh SDM yg kompeten.
Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dapat menggunakan jasa pihak lain.
Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha
untuk dilakukan tindakan perbaikan.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan dan / atau standar.
PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA K3 Pasal
15
Pengusaha wajib melakukan peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas
penerapan SMK3.
Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.
Perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilaksanakan dalam hal :
a. Terjadi perubahan peraturan perundang undangan;
b. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
c. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
d. Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan
e. Adanya perkembangan iptek, termasuk epidemiologi;
f. Adanya hasil kajian kecelakaan ditempat kerja;
g. Adanya pelaporan ; dan/atau
h. Adanya masukan dari pekerja / buruh.
PENILAIAN SMK3 Pasal 16
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan
perusahaan.
Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
Penilaian dilakukan melalui audit SMK3 yang meliputi:
a. Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen ;
b. Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
c. Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
d. Pengendalian dokumen;
e. Pembelian dan pengendalian produk;
f. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
g. Standar pemantauan
h. Pelaporan dan perbaikan kekurangan;
i. Pengelolaan material dan perpindahannya;
j. Pengumpulan dan penggunaan data;
k. Pemeriksaan SMK3 ; dan
l. Pengembangan ketrampilan dan kemampuan.
Penilaian penerapan SMK3 tertuang dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012.
PENILAIAN SMK3 Pasal 17
Hasil audit SMK3 dilaporkan kepada Menteri dengan tembusan disampaikan
kepada menteri Pembina sektor usaha, Gubernur, dan Bupati/Walikota sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3.
Bentuk laporan hasil audit SMK3 tertuang dalam lampiran III Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 50 tahun 2012.
PENGAWASAN SMK3 Pasal 18
Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat,provinsi dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
Pengawasan SMK3 meliputi :
a. Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
b. Organisasi;
c. Sumber Daya manusia;
d. Pelaksanaan peraturan perundang undangan bidang K3;
e. Keamanan bekerja;
f. Pemeriksaan,pengujian dan pengukuran penerapan K3;
g. Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industry;
h. Pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan
i. Tindak lanjut audit.
PENGAWASAN SMK3 Pasal 19
-20
Instansi Pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3
terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Pelaksanaan pengawasan SMK3 dilakukan secara terkoordinasi dengan
pengawas ketenaga kerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
Hasil Pengawasan SMK3 digunakan sebagai dasar melakukan
pembinaan.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Perusahaan yang telah
menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
ini paling lama 1 tahun.

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22


Peraturan Pemerintah mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta , 12 April 2012
Presiden Republik Indonesia,
DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono
TAHAP PELAKSANAAN SMK3 (Model)

VISI, MISI & KEBIJAKAN K3


TUJUAN
Komitmen Manajemen
Keteladanan
Peran dan Tanggung jawab

PERENCANAAN K3

PERBAIKAN Penilaian Awal


BERKELANJUTAN Peraturan Perundangan,
Pedoman & Standar
Tujuan dan Sasaran
Program kerja

PELAKSANAAN
RENCANA K3 /
PENERAPAN
Implementasi
berdasarkan Kebijakan
nasional SMK3 dalam
Pedoman penerapan
PENINJAUAN DAN SMK3 Lampiran I PP no,
PEMANTAUAN DAN
PENINGKATAN 50 tahun 2012
EVALUASI KINERJA K3
KINERJA SMK3
Audit Internal dan Eksternal
Pelaporan
Prinsip Dasar Pedoman Penerapan Elemen Audit
1. Penetapan
1. Pembangunan dan
Kebijakan K3 1. Komitmen dan kebijakan
Pemeliharaan
2. Perencanaan 1.1 Kepemimpinan dan komitmen
Komitmen
Penerapan K3 1.2 Initial Review
2. Pendokumentasian
1.3 Kebijakan K3
3. Penerapan K3 Strategi
2. Perencanaan
3. Peninjauan Ulang
4. Pengukuran, 2.1 Perenc ident bhy, penilaian
Desain dan Kontrak
Pemantauan, resiko dan pengend resiko
4. Pengendalian
dan Evaluasi 2.2 Per. per uu dan persyart lainnya
Dokumen
Kinerja K3 2.3 Tujuan dan sasaran
5. Pembelian
2.4 Indikator kinerja
5. Peninjauan 6. Keamanan Bekerja
2.5 Perenc awal dan perencanaan
secara teratur Berdasarkan SMK3
kegiatan yg berlangsung
7. Standar Pemantauan
untuk 3. Penerapan
8. Pelaporan dan
meningkatkan 3.1 Jaminan kemampuan
Perbaikan
kinerja K3 3.2 Kegiatan pendukung
9. Pengelolaan material
secara 3.3 Ident SB, penilaian dan
dan perpindahannya
pengendalian resiko
berkesinambu 10. Pengumpulan dan
4.Pengukuran dan evaluasi
ngan penggunaan data
4.1 Inspeksi dan pengujian
11. Audit SMK3
4.2 Audit SMK3
12. Pengembangan
4.3 Tindakan perbaikan dan
Ketrampilan dan
pencegahan
Kemampuan
5. Tinjauan ulang dan peningkatan
pihak mgt
1. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN

1.1 KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN


* organisasi K3
* menyediakan anggaran, SDM dan sarana
* penetapan tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban
* perencanaan K3
* melakukan penilaian
1.2. TINJAUAN AWAL K3
* identifikasi kondisi dan sumber bahaya
* pengetahuan dan peraturan perundangan K3
* membandingkan penerapan
* meninjau sebab dan akibat
* efisiensi dan efektifitas
2. PERENCANAAN
2.1. MANAJEMEN RESIKO
2.2. PERATURAN PERUNDANGAN
2.3. TUJUAN DAN SASARAN
* dapat diukur
* satuan/indikator pengukuran
* sasaran pencapaian
* jangka waktu pencapaian
2.4. INDIKATOR KINERJA
2.5. PERENCANAAN AWAL DAN PERNCANAAN
KEGIATAN YANG SEDANG BERLANGSUNG
3. PENERAPAN
3.1 JAMINAN KEMAMPUAN
* SDM, sarana dan dana
* integrasi
* tanggung jawab dan tanggung gugat
* konsultansi, motivasi dan kesadaran
* pelatihan dan kompetensi kerja

3.2 KEGIATAN PENDUKUNG


• Komunikasi
• Pelaporan
• Pendokmentasian
• Pengendalian dokumen
• Pemcatatan dan manajemen informasi
3.3 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN, DAN PENGENDALIAN
RESIKO

• Manajemen resiko
• Perencanaan (design) dan rekayasa
• Pengendalian administratif
• Tinjauan kontrak
• Pembelian
• Prosedur menghadapi keadaan darurat atau rencana
• Prosedur menghadapi insiden
• Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
4. PENGUKURAN DAN EVALUASI

4.1 INSPEKSI DAN PENGUJIAN


• Personel berpengalaman dan berkeahlian
• Catatan terpelihara dan tersedia
• Peralatan dan metode yang memadai
• Tindakan perbaikan dan ketidak sesuaian
• Penyelidikan atas insiden
• Temuan dianalisa dan ditinjau ulang

4.2 AUDIT SMK3


• Dilakuan secara berkala
• Personel berkompeten
• Tinjauan ulang dari hasil audit
4.3 TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN

Hasil temuan pemantauan, audit dan tinjauan


ulang SMK3 digunakan untuk perbaikan dan
pencegahan
5. PENINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN

OLEH PIHAK MANAJEMEN

1. Evaluasi penerapan kebijakan K3


2. Tujuan,sasaran dan kinerja K3
3. Hasil temuan audit SMK3
4. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3 dan
kebutuhan untuk mengubahnya
UNSUR-UNSUR DALAM PENGERTAIAN AUDIT SMK3

• Alat untuk mengukur besarnya keberhasilan


pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja
• Pemeriksaan secara sistimatik
• Audit dilakukan secara independen
• Audit SMK3 dilakukan oleh Badan Audit independen
MEKANISME AUDIT SMK3
Pengawasan oleh Instansi
Ketenagakerjaan pd
Pem.Prop, Pem.Kab/Kot Dibuktikan dgn
Audit

Ekternal Internal
(3 th sekali)

Badan Audit Pengusaha/


(Auditor) Pengurus

Wajib

Bagi perusahaan :
- Mempekerjakan Pekerja/buruh lebih dari 100 org
- < 100 org dgn tingkat resiko bahaya tinggi
Tahapan Audit Eksternal
1. Pemeriksaan dokumen
2. Wawancara utk klarifikasi
3. Pengamatan aktivitas Prsh
Tahap Persiapan 4. Pengamatan kondisi dan ling.kerja
5. Penilaian kriteria berdasarkan
Pertemuan Awal temuan
Pemeriksaan

Tingkat Penilaian Penilaian Kriteria

1. Tidak berlaku Pertemuan Akhir


2. Terpenuhi
3. Tdk terpenuhi minor
4. Tdk terpenuhi mayor
5. Observasi
Wajib
dilaksanakan oleh perusahaan disemua sektor
dan terintegrasi dgn sistem Manajemen
Perusahaan
Harus Memenuhi Persyaratan Minimum :
- 5 prinsip dasar
- 12 unsur/elemen

Untuk perusahaan-2 di sektor kegiatan usaha tertentu dapat merubah


atau menambah unsur-unsur sesuai jenis dan tingkat resiko bahaya yg
ada atas persetujuan Menteri
Pasal 5 ayat (3)
MEKANISME PELAKSANAAN AUDIT
• Untuk pembuktian penerapan SMK3, prsh dpt melakukan audit
melalui badan audit yg ditunjuk Menteri
• Audit SMK3 dilakukan meliputi 12 unsur
• Perubahan atau penambahan unsur sesuai perkembangan diatur
Menteri
• Direktur berwenang menetapkan perusahaan yg dinilai wajib untuk
diaudit berdasarkan pertimbangan tingkat resiko bahaya
• Audit SMK3 dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 tahun sekali
• Audit SMK3 dilakukan badan audit
• Badan audit membuat RTA
• Menyampaikan RTA kpd Menteri/Pejabat yg ditunjuk, pengrurs
tempat kerja, kantor tenaga kerja setempat
• Mengadakan koordinasi dgn kantor tenaga kerja setempat
• Prsh wajib menyediakan dokumen yg diperlukan untuk pelaksanaan
audit
• Badan audit wajib menyampaikan lapotran audit lengkap kpd
Direktur dgn tembusan kpd pengurus prsh
• Laporan tsb menggunakan formulir yg telag ditetapkan
• Setelah menerima laporan audit, Direktur melakukan evaluasi dan
penilaian
• Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian, Direktur :
1. Memberikan sertifikat dan bendera penghargaan sesuai tingkat
pencapaian, atau
2. Menginstruksikan kpd pegawai pengawas untuk mengambil tindakan
berdasarkan hasil temuan audit atas pelanggaran per.per-uu-an
• Sertifikat ditanda tangani Menteri dan berlaku untuk waktu 3
tahun
• Pembinaan dan pengawasan thd penerapan SMK3 dilakukan
oleh Menteri atau Pejabat yg ditunjuk
• Biaya pelaksanaan audit dibebankan kpd prsh ybs
TAHAPAN PENGENDALIAN RISIKO

1. Peniadaan 2. Substitusi 3. Engineering

4. Administrasi 5.ORGANISASI 6. APD


Operations Engineering

Environmental
Security

Medical
Training

SAFETY
Industrial Hygiene
Legal

Transportation Test & Evaluation

Information Systems
Facilities

Figure 1.1: Safety Interactions- OSH


Environment Environmental Quality
· Products & Processes
· Attributes
Workplace
· Raw Materials & Energy
· Labor
· Processing

Environmental Health & Safety

Community
Occupational Health & Safety
Groups Persons

Institutions Product
Worker

Waste

Occupational Health & Safety Occupational Health & Safety

Figure 1.2: Holistic Overview of the Workplace, Environmental Quality & Human
Community[i]
Classify Work Activities

Identify Hazards

Determine Risk

Decide if Risk is Tolerable

Prepare Risk Control Plan

Review Adequacy of Action Plan

Figure 5.1 Risk Assessment Procedures


5.2 Differences between Hazards and Risks
• The word hazard always denotes a possibility or potential. Risk
is however, defined as the combination of the likelihood and
consequences of a specified hazardous event occurring.
• The difference between hazard and risk lies in that a hazard is a
possible (or potential) harm or injury, whereas a risk is the
probability that a person will actually experience a specific
hazard.
5.2.1 Hazard & Risk Reduction Strategies
• Product reformulation or chemical substitutions are two ways
of replacing a hazardous chemical component in a product with
a less hazardous or totally harmless material.
• In order to reduce the risks associated with a hazard that cannot
be removed or reduced, it is necessary to reduce exposure.
5.3.2 Classifications of Hazards
There are two types of hazards
•one that is described in terms of the time interval between exposure
to the hazard
•another that is defined based on the manifestation of consequent
harm or injury.

Hazard Types Classification

Acute Manifests in a few seconds, hours or a few days after exposure to the hazardous agent.

Chronic Develop only years or decades after exposure to hazardous agent.

Target- Organ Manifests only in specific organs or tissues, e.g. in nerves of hands.

Systematic Manifests in overall condition of the whole body, e.g. blood poisoning or breakdown
of central nervous system.

Table 5.2: Classification of Hazard Types


Description Severity Ranking Mishap Definition

Catastrophic 8- 10 Any condition which may cause a permanent disabling or fatal


personnel injury, or loss of one of the following: the launch or
servicing vehicle; manned base; any NSTS cargo element, the loss of
which could result in the manned base; major ground facility or critical
support equipment.

Critical 4- 7 Any condition which may cause a serious personnel injury; severe
occupational illness; loss of safety monitoring, emergency control
function or an emergency system, or requires use of emergency
procedures; or involves major damage to one of the following: the
launch or servicing vehicle; manned base; any NSTS cargo element,
which could result in the loss of, or major damage to, a major SSF
element; an on- orbit life- sustaining function; a ground facility; or any
critical support equipment.

Marginal 1- 3 Any condition which may cause major damage to a safety monitoring,
emergency system, mishap of a minor nature inflicting first aid injury
to personnel, or minor nature inflicting first aid injury to personnel, or
minor damage to one of the following: a launch or servicing vehicle;
the manned base; any NSTS cargo element, which could result in
minor damage to a major SSF element; an on- orbit life- sustaining
function; a ground facility; or any critical equipment.

Table 5.4: Severity of the Hazardous Effect[i]


5.5.2 Probability of Occurrence
• Occurrence is the ranking of likelihood that a specific cause
will occur with existing controls.
• The probability of occurrence, like severity, can be defined into
different categories with different values; and has to be
calculated for every cause of the hazards.

Description Occurrence Ranking Hazard Probability

Most Likely 9-10 Expected to happen in the life of the program.

Probable 6-8 Could Happen in the life of the program. Controls have
significant limitations or uncertainties.

Remote 2-5 Could happen in the life of the program, but not expected.
Controls have minor limitations or uncertainties.

Improbable 1 Extremely remote possibility that it will happen in the life


of the program. Strong controls are in place.

Table 5.5: Probability of Occurrence of the Hazardous Effects


5.5.3 Risk Ratings
• Severity and Probability factors are used to represent risk
ratings
• The risks are then rated according to different levels of trivial,
tolerable, moderate, substantial and intolerable.
• Risk ratings, such as ‘risk index categories’ or ‘risk assessment
categories’ are used to guide management actions.

  Marginal Critical Catastrophic


Improbable Tolerable Risk Tolerable Risk Tolerable Risk
Remote Tolerable Risk Moderate Risk Moderate Risk
Probable Moderate Risk Substantial Risk Substantial Risk

Most Likely Substantial Risk Intolerable Risk Intolerable Risk

Table 5.6: Risk Rating Table


RISK LEVEL ACTION AND TIMESCALE

Trivial (5) No action is required and no documentary records need to be kept.

  No additional controls are required. Consideration may be given to a more cost-effective


Tolerable (4) solution or improvement that imposes no additional cost burden. Monitoring is required to
ensure that the controls are maintained.

  Efforts should be made to reduce the risk, but the costs of prevention should be carefully
  measured and limited.
Moderate (3) Where moderate risk is associated with extremely harmful consequences, further
assessment may be necessary to establish more precisely the likelihood of harm as a basis
for determining the need for improved control measures.

  Work should not be started until the risk has been reduced. Considerable resources may
Substantial (2) have to be allocated to reduce risk. Where the risk involves work in progress, urgent action
should be taken.

Intolerable Risk (1) Work should not be started or continued until the risk has been reduced. If it is not possible
to reduce risk even with unlimited resources, work has to remain prohibited.

Table 5.7: Table showing the Interpretation of Risks

Anda mungkin juga menyukai