Anda di halaman 1dari 22

PENGAWASAN NORMA

KESEHATAN KERJA

Ruli Riatno
Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tahun 2021
JUMLAH PERUSAHAAN DI PROVINSI BANTEN
= 33.416
(DATA WAJIB LAPOR ONLINE 22-05-2022)
3
Pengawasan Ketenagakerjaan

• Pengawasan Ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan


perundangundangan di bidang ketenagakerjaan. (UU No.13 Tahun 2003 dan Perpres No.21 Tahun 2010)
• "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja; (UU No.1 Tahun 1970)
• Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas
Ketenagakerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam
jabatan fungsional Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.(Perpres No.21 Tahun 2010 dan Permenaker No.33 Tahun 2016)
• Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah Provinsi adalah unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang menangani urusan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Perpres No.21 Tahun 2010)

4
ALUR PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

5
Transformasi Pengawasan
Ketenagakerjaan di Provinsi Banten

Februari 2019
Terbentuk UPTD
Pengawasan
Ketenagakerjaan :
Januari 2017 Terbentuk - UPTD Pengawasan
4 Korwil (pasca UU 23 Kota Serang dan Kota
Tahun 2014) Cilegon
-Korwil Serang I (Kota - UPTD Pengawasan
Cilegon dan Kab Kab Serang,Kab
Serang) Pandeglang dan Kab
Sebelum Oktober -Korwil Serang II (Kota Lebak
Serang,Kab Pandeglang - UPTD Pengawasan
2016 (UU 32 Tahun dan Kab Lebak) Kab Tangerang
2004) Pengawasan -Korwil Tangerang I
Ketenagakerjaan di -UPTD Pengawasan
(Kab Tangerang) Kota Tangerang dan
selenggarakan di -Korwil Tangerang II Kota Tangsel
Kab/Kota (Kota Tang dan Kota
Tangsel)

6
BEBAN TUGAS PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN(16022022)

JUMLAH
JUMLAH PENGAWAS RASIO
NO KAB/KOTA PERUSAHAAN TOTAL (ORG) UPTD PENGAWASAN
1 KAB LEBAK 794
2 KAB PANDEGLANG 732 3.404 12 SEPALE 227
3 KAB SERANG 1878
4 KOTA SERANG 1700
3.873 16 SERAGON 228
5 KOTA CILEGON 2173
6 KAB TANGERANG 9618 9.618 18 TANG I 481
7 KOTA TANGERANG 8519
16.521 18 TANG II 918
8 KOTA TANGSEL 8002
33.416 64

7
FUNGSI PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN

MENJAMIN PENEGAKAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

MEMBERIKAN PENERANGAN DAN PENASEHATAN TEKNIS KEPADA


PENGUSAHA DAN PEKERJA/BURUH MENGENAI HAL-HAL YANG
DAPAT MENJAMIN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

MENGUMPULKAN BAHAN KETERANGAN MENGENAI HUBUNGAN KERJA


DAN KEADAAN KETENAGAKERJAAN DALAM ARTI SELUAS-LUASNYA
SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN ATAU PENYEMPURNAAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN
RENCANA KERJA UNIT PENGAWASAN (TAHUNAN)
PERENCANAAN RENCANA KERJA PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
(BULANAN)

TATA CARA
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PREVENTIF EDUKATIF
REPRESIF NON YUSTISIAL
KETENAGAKERJ REPRESIF PRO YUSTISIAL

AAN (PASAL 5)

LAPORAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN.


PELAPORAN LAPORAN UNIT KERJA PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
PELAKSANAAN PENGAWASAN

• PEMBINAAN
• PEMERIKSAAN
• PENGUJIAN DAN/ATAU
• PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KETENAGAKERJAAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN
PELAKSANAAN • MASUK KE TEMPAT KERJA ATAU TEMPAT YG DIDUGA TEMPAT
PENGAWASAN KERJA
• DAPAT MEMINTA BANTUAN KEPOLISIAN APA BILA DI TOLAK
KETENAGAKERJ MASUK KE TEMPAT KERJA
• BERDASARKAN RENCANA KERJA DAN SPT PIMPINAN UNIT
AAN • HARUS MEMBERITAHU KEPADA PIMPINAN PERUSAHAAN KECUALI
DAPAT MERUGIKAN PELAKSANAAN TUGAS

PELAKSANAAN PENGAWASAN

• BISA DILUAR RENCANA KERJA


• PENGADUAN DARI PEKERJA/BURUH,PENGUSAHA,SERIKAT
BURUH/PEKERJA, ASOSIASI PENGUSAHA ATAU PENGADUAN
MASYARAKAT
PENDAHULUAN
 1.000 bhn kimia baru dipasarkan setiap
Penggunaan mesin,
peralatan, tahun
 ribuan berkategori berbahaya
bahan & sistem kerja  ratusan berasifat karsinigenik

M Dampak (-)
Masalah terkait :
A
HIV & AIDS N Tenaga Kerja :
NARKOBA F • Kecelakaan kerja
TB A • Peny.Akibat Kerja
Flu Baru dll. A
T Lingkungan :
Perusahaan : •Pencemaran
• Loss •Efek rumah kaca
• Kualitas-kuantitas •Penyakit umum
PRODUKTIVITAS : produk
• Kelangsungan usaha
• Kuantitas,
• Kualitas,
• Efisiensi
11
Berbagai Kondisi Berbahaya di Tempat Kerja

12
DAMPAK KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT
AKIBAT KERJA (PAK)
Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
Biaya/cost meningkat
Turn over pekerja meningkat
Produktivitas menurun
(Kualitas & Kuantitas produk)
Image & daya saing psh menurun
Kerusakan lingkungan

Kemiskinan, rendahnya Kualitas SDM dan


Lingkungan Hidup

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/HDI &


Daya saing bangsa rendah
13
DASAR HUKUM PERLINDUNGAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusiaan.

Ps 86 & 87 UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


Perlindungan K3 dan penerapan SMK3

Ps 3, 8, 9 UU No. 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja :


Syarat2 K3.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Permenaker 01 Th 1976, 01 Th 1979 : Dr & P Medis Psh


Permenaker 03 Th 1982 : Ply. Kes. Kerja
Permenaker No 02 Th 1980 : Px Kes TK
Permenaker No. 15 Th 2008 : P3K di Tpt Kerja
Permenaker 01 Th 1981 : Wajib Lapor PAK

JUKLAK/JUKNIS :
Kepdirjen No 22 Th 2008 : Peny. Ply. Kes. Kerja
Kepdirjen No. 53 Th 2009 : Pelatihan & Lisensi Ptgs P3K
14
HAL POKOK YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM KESEHATAN KERJA

• Sumber bahaya (Potensial Health Hazards)


di tempat kerja yang mempengaruhi
kesehatan pekerja

• Pemenuhan terhadap Persyaratan/Norma


Kesehatan Kerja
I. Sumber bahaya kesehatan (Health
Hazard) di tempat kerja :

1. Peralatan dan bahan :


 Mesin, perkakas, instalasi dll,
 Bahan Baku, hasil produksi, hasil antara, hasil
sampingan, limbah

2. Proses produksi :
 penanganan bahan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan, pemusnahan dll.

3. Kondisi pekerja :
 pengetahuan, keterampilan, Cara kerja, sikap
kerja, kedisiplinan, kondisi kesehatan, tingkat
kelelahan dll
II. Pemenuhan Terhadap Norma Kesehatan
Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang kesehatan
kerja
 Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982),
bekerjasama dg lembaga terkait :
 P2K3 (Permenaker No. Per.05/Men/1985)
 PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai
 Dokter dan paramedis dengan sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program / Kegiatan harus bersifat komprehensif, meliputi :
 Preventif
 Promotif
 Kuratif
 rehabilitatif
Pemenuhan Norma Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja :


a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi Tenaga
Kerja
Ahli K3 Umum
Ahli K3 Kimia
Petugas K3
Dll.
Pemenuhan Norma Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja


2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
 PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
 Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
 Penyediaan APD
 Penyediaan makan-minum di tempat kerja (dapur,
kantin, katering)
 Tata ruang, kebersihan dan kesehatan tempat
kerja
 Fasilitas emergency (sistim tanggap darurat)
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas & SDM Kesehatan Kerja
3. Program Kesehatan Kerja (Preventif, Promotif, Kuratif, Rehabilitatif)
a. Utama :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pemberian P3K
 Penanganan penyakit/gangguan kesehatan
 Promosi kesehatan kerja
 Gizi Kerja dan peny. makan di tempat kerja
b. Pendukung :
 Pengukuran lingkungan kerja
 Penggunaan APD
 Pengendalian lingkungan kerja
Kesimpulan

• Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi kerja yang berisiko
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
• Untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar tetap sehat dan produktif
dilakukan upaya kesehatan kerja secara komprehensif yang meliputi
upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
• Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja dengan mengacu pada peraturan perundangan K3 bidang
Kesehatan Kerja
• Untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilakukan
sesuai dg ketentuan peraturan perundangan, maka pengawasan norma
kesehatan kerja harus dilakukan oleh setiap pegawai pengawas
ketenagakerjaan bekerjasama dengan instansi dan pihak-pihak terkait

21

Anda mungkin juga menyukai