Anda di halaman 1dari 27

53

2.3.2. Temperatur Reservoir

Temperatur akan mengalami kenaikan dengan bertambahnya kedalaman,


ini dinamakan gradien geothermal yang dipengaruhi oleh jauh dekatnya dari pusat
magma. Besaran gradien geothermal ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain,
dimana harga rata-ratanya adalah 2oF/100 ft. Gradien geothermal yang tertinggi
adalah 4oF/100 ft, sedangkan yang terendah adalah 0.5 oF/100 ft. Variasi yang
kecil dari gradien geothermal ini disebabkan oleh sifat konduktivitas thermis
beberapa jenis batuan.
Pengukuran temperatur formasi dilakukan setelah “completion” dan
temperatur formasi ini dapat dianggap konstan selama kehidupan reservoir,
kecuali bila dilakukan proses stimulasi
Besarnya gradien geothermal dari suatu daerah dapat dicari dengan
menggunakan persamaan :

T formasi  Ts tan dard


Gradien geothermal  ................................. (2-39)
Kedalalaman Formasi

Harga gradien geothermal berkisar antara 1,11 oF sampai 2 oF/100 f.


Seperti diketahui temperatur sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat fisik fluida
reservoir. Hubungan temperatur terhadap kedalaman dapat dinyatakan sebagai
berikut :

Td = Ta + (GTH x D) .............................................................................. (2-40)

dimana :
Td = temperatur reservoir pada kedalaman D ft, oF
Ta = temperatur pada permukaan, oF
GTH = gradient temperatur, oF/100 ft
D = kedalaman, ratusan ft.
Suatu contoh kurva gradien temperatur terhadap kedalaman suatu lapangan
minyak dapat dilihat pada Gambar 2.16.
54

4000

4500

5000

K e d a la m a n , ft
5500

6000

6500

7000

150 160 170 180 190 200 210


o
T e m p e r a t u r, F

Gambar 2.16.
Kurva Gradien Temperatur terhadap Kedalaman 1)

2.4. Jenis-jenis Reservoir

Minyak dan gas bumi terakumulasi didalam perangkap reservoir dibawah


permukaan bumi. Jenis-jenis reservoir dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
berdasarkan perangkap reservoir, fasa fluida reservoir, dan mekanisme pendorong.

2.4.1. Berdasarkan Jenis Perangkap Reservoir

Perangkap reservoir merupakan unsur penting dalam pada cara


terbentuknya reservoir, sehingga eksplorasi geologi selalu ditujukan pada
pencarian suatu perangkap. Terdapatnya minyak dan gas bumi didalam reservoir
terjadi akibatproses geologi yang dapat menyebabkan minyak atau gas terjebak
dan tertahan. Jenis reservoir berdasarkan perangkap reservoir atau geologi dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu perangkap struktur, perangkap stratigrafi, dan
perangkap kombinasi struktur dan stratigrafi.

2.4.1.1. Perangkap Stratigrafi


55

Perangkap stratigrafi merupakan perangkap yang terjadi karena variasi


lateral dalam litologi lapisan reservoir, atau karena perubahan permeabilitas
lapisan secara lateral. Prinsip perangkap stratigrafi ialah minyak dan gas terjebak
dalam perjalanannya ke atas, terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas
dan pinggir, karena batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi
batuan lain atau batuan yang karakteristik reservoir menghilang sehingga
merupakan penghalang permeabilitasnya. Beberapa unsur utama perangkap
stratigrafi ialah :
1. Adanya perubahan sifat lithologi dengan beberapa sifat reservoir, ke satu atau
beberapa arah sehingga merupakan penghalang permeabilitas.
2. Adanya lapisan penutup/penyekat yang menghimpit lapisan reservoir tersebut
ke arah atas atau ke pinggir.
3. Keadaan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa sehingga dapat
menjebak minyak yang naik. Kedudukan struktur ini sebetulnya melokalisasi
posisi tertinggi daripada daerah potensial rendah dalam lapisan reesrvoir yang
telah tertutup dari arah atas dan pinggir oleh beberapa unsur tersebut di atas.
Kedudukan struktur ini dapat disebabkan oleh kedudukan pengendapan atau
juga karena kemiringan wilayah.
Perubahan sifat litologi/ sifat reservoir ke suatu arah daripada lapisan
reservoir dapat disebabkan :
1) Pembajian, dimana lapisan reservoir yang terhimpit di antara lapisan penyekat
menipis dan menghilang, dapat dilihat pada Gambar 2.18.
2) Penyerpihan (shale-out), dimana ketebalan tetap, akan tetapi sifat litologi
berubah (Gambar 2.19).
3) Persentuhan dengan bidang erosi. Disebabkan adanya erosi pada perlapisan
batuan permeabel yang miring, kemudian terjadi proses pengendapan
diatasnya dan menjadi lapisan penyekat diatas bidang ketidakselarasan.
(Gambar 2.20)
56

Gambar 2.17.
Beberapa Unsur Utama dalam Perangkap Stratigrafi, Penghalang-
Permeabilitas dan Kedudukan Struktur15)

Gambar 2.18.
Pembajian Lapisan Reservoir Sebagai
Unsur Perangkap Stratigrafi15)
57

Gambar 2.19.
Penyerpihan Lapisan Reservoir (Jari-jemari)
Sebagai Unsur Perangkap Stratigraf15)

Gambar 2.20.
Jebakan Stratigrafi yang Berasosiasi dengan Unconformities15)
(A)Jebakan di Bawah Suatu Unconformities
(B)Jebakan di Atas Suatu Unconformities
58

Pada hakekatnya, perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi


struktur tubuh batuan sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan
penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. Jika tubuh batuan reservoir
itu kecil dan sangat terbatas, maka posisi struktur tidak begitu penting, karena
seluruhnya atau sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Posisi
struktur hanya menyesuaikan letak hidrokarbon pada bagian tubuh reservoir. Jika
tubuh reservoir memanjang atau meluas, maka posisi struktur sangat penting.
Perangkap tidak akan terjadi jika tubuh reservoir berada dalam keadaan
horisontal. Jika bagian tengah tubuh terlipat, maka perangkap yang terjadi adalah
perangkap struktur (antiklin). Untuk terjadinya perangkap stratigrafi, maka posisi
struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu batas lateral tubuh
reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan penghalang
permeabilitas ke atas.
Levorsen (1954), membagi perangkap stratigrafi sebagai berikut :
1. Tubuh batuan reservoir terbatas (lensa)
a. Batuan reservoir klastik detritus dan
volkanik.
b. Batuan reservoir karbonat; terumbu, bioherm
2. Pembajian, perubahan fasies ataupun porositas dari lapisan reservoir ke suatu
arah regional ataupun lokal dari :
a. Batuan reservoir klastik detritus
b. Batuan reservoir karbonat.
3. Perangkap ketidak-selarasan.

2.4.1.2. Perangkap Struktur

Perangkap struktur adalah suatu perangkap reservoir dimana lapisan


penyekat dan batuan reservoirnya terbentuk akibat gejala tektonikatau keadaan
struktur, misalnya lipatan dan patahan. Perangkap struktur merupakan perangkap
yang paling orisinil dan sampai dewasa ini merupakan perangkap yang paling
penting. Jelas di sini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat
dan lapisan reservoir sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan gejala
59

tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan pematahan. Sebetulnya kedua unsur
ini merupakan unsur utama dalam pembentukan perangkap.

Gambar 2.21.
Kombianasi Jebakan Lipatan dan Patahan dimana Keduanya Sangat
Penting bagi Keprospekan Jebakan15)

a) Perangkap Lipatan
Perangkap yang disebabkan perlipatan merupakan perangkap utama.
Unsur yang mempengaruhi perangkap ini adalah lapisan penyekat dan penutup
yang berada diatasnya dan dibentuk sedemikian sehingga minyak tidak dapat lagi
kemana-mana, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.22.
Pada gambar tersebut, minyak digambarkan tdak bisa mengalir keatas
karena terhalang lapisan penyekat dan tidak bisa kepinggir karena terhalang oleh
lapisan penyekat yang melengung kedaerah pinggir, sedangkan dibawah terhalang
oleh batas air-minyak (bidang equipotensial). Untuk mengevaluasi suatu
perangkap lipatan terutama mengenai ada tidaknya tutupan (batas maksimal
wadah dapat diisi oleh fluida), jadi tidak dipermasalahkan apakah lipatan itu ketat
atau landai, yang penting adalah adanya tutupan. Suatu lipatan sehingga tidak
dapat disebut suatu perangkap. Disamping itu ada tidaknya tutupan tergantung
pada faktor struktur dan posisinya ke dalam. Contohnya, pada permukaan
didapatkan struktur tutupan tetapi makin ke dalam makin menghilang. Jadi untuk
60

mengevaluasi perangkap pelipatan selain dari adanya tutupan juga harus


dievaluasi apakah tutupan tersebut terdapat pada lapisan reservoir.

Gambar 2.22.
Prinsip Penjebakan Minyak dalam Perangkap Lipatan15)

b) Perangkap Patahan
Perangkap patahan merupakan suatu perangkap reservoir yang terbentuk
akibat adanya patahan dan lapisan penyekat dan batuan reservoirnya. Perangkap
patahan sering juga terdapat dalam berbagai reservoir minyak dan gas. Gejala
patahan (sesar) dapat bertindak sebagai unsur penyekat dalam penyaluran minyak.
Sering dipermasalahkan apakah patahan itu merupakan penyekat atau penyalur.
Smith (1966) mengemukakan bahwa persoalan patahan sebagai penyekat
sebetulnya tergantung dari tekanan kapiler. Secara teoritis, memperlihatkan bahwa
patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada tekanan kapiler dari
medium dalam jalur patahan tersebut. Besar-kecilnya tekanan yang disebabkan
oleh pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya tekanan kapiler,
menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai penyalur atau penyekat.
Jika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan kapiler maka minyak masih
dapat tersalurkan melalui patahan, tetapi jika lebih kecil maka patahan tersebut
bertindak sebagai suatu penyekat.
61

Patahan dapat bertindak sebagai unsur penyekat minyak dalam penyaluran


pergerakan minyak selanjutnya. Patahan yang berdiri sendiri tidaklah dapat
membentuk suatu perangkap. Ada beberapa unsur lain yang harus dipenuhi untuk
terjadinya suatu perangkap yang betul-betul hanya disebabkan karena patahan,
yaitu :
 Adanya kemiringan wilayah
 Harus terdapat paling sedikit dua patahan yang berpotongan
 Adanya suatu pelengkungan lapisan atau suatu pelipatan
 Pelengkungan dari patahan itu sendiri dan kemiringan wilayah
Berdasarkan terjadinya patahan, perangkap jenis ini dapat berupa patahan
normal atau patahan naik, dimana akibat dari patahan tersebut maka salah satu
lapisan akan bergerak naik dan akibatnya tejadi suatu pendesakan perlapisan.
Dalam prakteknya jarang sekali terdapat perangkap patahan yang murni, tetapi
lebih banyak berasosiasi dengan lipatan, misalnya pada satu arah terdapat suatu
pelengkungan sedangkan pada arah yang lainnya terdapat suatu patahan. Patahan
biasanya hanya merupakan suatu pelengkung daripada suatu perangkap struktur.

Gambar 2.23.
Bentuk Perangkap Patahan Dengan Kemiringan Wilayah
dan Dua Patahan Yang Berpotongan15)
62

2.4.1.3. Perangkap Kombinasi

Perangkap reservoir kebanyakan merupakan kombinasi perangkap struktur


dan perangkap stratigrafi dimana setiap unsur struktur merupakan faktor bersama
dalam membatasi bergeraknya minyak dan gas. Beberapa kombinasi antara unsur
stratigrafi dan unsur struktur adalah sebagai berikut :

 Kombinasi antara lipatan dengan pembajian


Dalam Gambar 2.24, dapat dilihat bahwa kombinasi lipatan dengan
pembajian dapat terjadi karena salah satu pihak, pasir menghilang dan di lain
pihak hidung antiklin menutup arah lainnya. Maka jelaslah hal ini sering terjadi
pada perangkap stratigrafi normal.

Gambar 2.24.
Kombinasi Perangkap Stratigrafi dan Struktur Lipatan
Dimana di Satu Pihak Lapisan Reservoir Membaji15)

 Kombinasi antara patahan dan pembajian


Pembajian yang berkombinasi dengan patahan jauh lebih biasa daripada
pembajian yang berdiri sendiri. Kombinasi ini dapat terjadi karena terdapat suatu
kemiringan wilayah yang membatasi bergeraknya ke suatu arah dan diarah lain
ditahan oleh adanya suatu patahan dan pada arah lainnya lagi ditahan oleh
pembajian (Gambar 2.25.).
63

Gambar 2.25.
Peta Struktur Perangkap Kombinasi
Patahan dan Pembajian15)

2.4.2. Berdasarkan Kelakuan Fasa Fluida

Hidrokarbon di dalam reservoir selalu merupakan campuran beberapa


komponen. Untuk itu perlu diketahui tentang sistem campuran komponen
hidrokarbon. Fasa didefinisikan sebgai suatu zat dengan sifat jasmani yang nyata
yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang seragam dalam keseluruhan. Fasa
penting yang terdapat dalam produksi hidrokarbon adalah fasa cair (minyak atau
kondensat), dan fasa gas (gas alam). Perubahan fasa hidrokarbon karena pengaruh
tekanan dan suhu disebut Phase Behavior. Peninjauan dari keadaan ini
berdasarkan pada diagram fasa yang berupa diagram tekanan dan temperatur
untuk multi komponen. Sesuai dengan letak titik tekanan dan temperaturnya pada
diagram fasa, maka reservoir dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yang
mempunyai karakteristik berbeda, yakni reservoir gas, reservoir kondensat, dan
reservoir minyak baik minyak jenuh maupun tak jenuh.

2.4.2.1. Reservoir Gas

Reservoir gas dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu reservoir


gas kering (dry gas) dan reservor gas basah (wet gas).
64

1) Reservoir Gas Kering


Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan seperti methana
dan ethana dalam jumlah yang lebih banyak serta sedikit fraksi yang lebih berat.
Diagram fasa untuk gas kering diperlihatkan pada Gambar 2.26. Untuk campuran
ini, baik kondisi reservoirnya maupun kondisi seperator terletak di luar daerah
dua fasa. Tidak ada cairan yang dapat dibentuk dalam reservoir atau di permukaan
dan gasnya disebut “gas alam”.
Kata kering menunjukkan bahwa fluida tidak cukup mengandung molekul
hidrokarbon berat untuk membentuk cairan di permukaan. Tetapi perbedaan
antara gas kering dan gas basah tidak tetap, biasanya sistem yang gas oil ratio-nya
lebih dari 100,000 scf/stb dipertimbangkan sebagai gas kering dengan temperatur
kritis dan temperatur krikondenterm fluida relatif sangat rendah, sehingga
biasanya berharga jauh dibawah temperatur reservoirnya.

Gambar 2.26.
Diagram Fasa dari Gas Kering20)

2) Reservoir Gas Basah


Gas basah adalah fluida hidrokarbon alami yang pada saat didalam
reservoir dominan mengandung fraksi-fraksi hidrokarbon ringan (molekul
65

hidrokarbon berukuran kecil). Diagram fasa dari campuran hidrokarbon terutama


mengandung molekul lebih kecil, umumnya terletak dibawah temperatur
reservoir. Contoh dari diagram fasa untuk gas basah diberikan Gambar 2.27.
Dalam kasus ini fluida berbentuk gas secara keseluruhan dalam
pengurangan tekanan reservoir. Karena kondisi seperator terletak di dalam daerah
dua fasa, maka cairan akan terbentuk di permukaan. Cairan ini umumnya dikenal
sebagai “kondensat” atau gas yang dihasilkan disebut “gas kondensat”.
Kata basah menunjukkan bahwa gas mengandung molekul-molekul
hidrokarbon ringan yang pada kondisi permukaan membentuk fasa cair. Pada
kondisi seperator, gas biasanya mengandung lebih banyak hidrokarbon menengah.
Kadang-kadang gas ini diproses untuk dipisahkan cairan butana dan propanannya.
Gas basah dicirikan dengan gas oil ratio permukaan lebih dari 100,000
scf/stb. oAPI Cairan hidrokarbon yang dihasilkan dari separator >50 oAPI dan
warna cairan yang terproduksi jernih dengan temperatur krikondenterm diagram
fasanya lebih kecil daripada temperatur reservoir (Treservoir > Tkrikondenterm).

Gambar 2.27.
Diagram Fasa dari Gas Basah20)
66

2.4.2.2. Reservoir Kondensat

Kondisi temperatur reservoir untuk gas kondensat terletak diantara titik


kritis dengan cricondenterm dari fluida reservoir (Gambar 2.28). Sekitar 25 % mol
fluida produksi tetap sebagai cairan di permukaan. Cairan yang diproduksikan
dari campuran hidrokarbon ini disebut “kondensat” dan gas yang dihasilkan
disebut “gas kondensat”.
Pada titik 1 reservoir hanya terdiri dari satu fasa dan dengan turunnya
tekanan reservoir selama produksi berlangsung, terjadi kondensasi retrograde
dalam reservoir. Pada titik 2 (titik embun) cairan mulai terbentuk dan dengan
turunnya tekanan dari titik 2 ke titik 3, jumlah cairan dalam reservoir bertambah.
Pada titik 3 ini merupakan titik dimana jumlah maksimum cairan yang bisa
terjadi. Penurunan selanjutnya menyebabkan cairan menguap. Gas oil ratio
produksi dari reservoir kondensat dapat mencapai sekitar 70,000 scf/stb dengan
gravity cairan sebesar 60 oAPI. Cairan produksi biasanya berwarna cerah.
Temperatur reservoir lebih besar dari temperatur kritis tetapi lebih kecil dari
temperatur krikondenterm fluida hidrokaron (Tkritis < Treservoir < Tkrikondenterm).

Gambar 2.28.
Diagram Fasa dari Gas Kondensat20)
67

2.4.2.3. Reservoir Minyak

Reservoir minyak ini terbagi lagi atas dua jenis reservoir yaitu reservoir
minyak berat dan reservoir minyak ringan.

a) Reservoir Minyak Berat


Minyak berat (low shrinkage crude oil) adalah minyak bumi yang
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon berat lebih banyak darpada senyawa-
senyawa hidrokarbon ringan (fraksi ringan). Diagram fasa dari minyak berat
diperlihatkan pada Gambar 2.27. Sebagai catatan disini adalah bahwa daerah dua
fasa mencakup kisaran tekanan yang lebar dan juga bahwa temperatur kritik dari
minyak adalah lebih tinggi dari temperatur reservoir.
Garis vertikal 1 - 2 - 3 memperlihatkan pengurangan tekanan dengan
temperatur konstan yang terjadi apabila minyak tersebut diproduksikan. Garis
yang putus-putus memperlihatkan kondisi tekanan-temperatur yang terjadi apabila
minyak meninggalkan reservoir dan mengalir melewati tubing menuju ke
seperator.
Titik 1 menunjukkan bahwa keadaan reservoir dikatakan tidak jenuh
(undersaturated), sedangkan titik 2 menunjukkan keadaan reservoir jenuh
(saturated) dimana minyak mengandung gas sebanyak-banyaknya dan suatu
pengurangan tekanan akan menyebabkan pembentukan fasa gas. Pada titik 3
fluida yang tetap berada di reservoir terdiri dari 75% mol cairan atau 25% mol
gas.
Titik yang menunjukkan tekanan dan temperatur di dalam seperator
terletak hampir dekat dengan garis titik gelembung yang diperkirakan 85% mol
minyak diproduksikan tetap sebagai cairan pada kondisi seperator. Karena
mempunyai prosentase cairan yang cukup tinggi, maka minyak ini disebut “low
shrinkage crude oil”.
Apabila diproduksikan maka minyak berat ini biasanya menghasilkan gas
oil ratio permukaan sebesar 500 scf/stb dengan gravity 30 oAPI atau lebih. Cairan
produksi biasanya berwarna hitam dan lebih pekat lagi.
68

b) Reservoir Minyak Ringan


Minyak ringan (high shrinkage crude oil) adalah minyak bumi yang
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon berat (fraksi berat) yang relatif lebih
sedikit dibanding minyak berat, sehingga temperatur kritisnya lebih kecil dari
temperatur kritis minyak berat (Tcminyak ringan < Tc minyak berat). Diagram
fasa dari minyak ringan diperhatikan pada gambar 2.28. Garis vertikal
menunjukkan pengurangan tekanan dengan temperatur tetap selama produksi.
Titik 1 dan titik 2 mempunyai pengertian yang sama dengan diagram sebelumnya,
bedanya apabila tekanan diturunkan di bawah garis gelembung prosentase gas
akan lebih besar. Titik 3 reservoir mengandung 40 % mol cairan.
Diperkirakan 65 % fluida tetap sebagai cairan pada kondisi separator. Oleh
karenanya minyak disebut sebagai minyak ringan (high shinkage crude oil). Jadi
minyak ini mengandung relatif sedikit molekul berat bila dibandingkan dengan
minyak berat.
Apabila diproduksikan maka minyak ringan ini biasanya menghasilkan gas
oil permukaan sebesar kurang lebih 8000 scf/stb dengan sekitar 50o API. Cairan
produksi biasanya berwarna gelap.

Gambar 2.27.
Diagram Fasa dari Minyak Berat20)
69

Gambar 2.30.
Diagram Fasa dari Minyak Ringan20)

2.4.3. Berdasarkan Mekanisme Pendorong

Telah diketahui bahwa minyak bumi tidak mungkin mengalir sendiri dari
reservoirnya ke lubang sumur produksi bila tidak terdapat suatu energi yang
mendorongnya. Kenyataan seperti ini tidak cukup menjelaskan tentang cara dan
sebab-sebab timbulnya masalah saat minyak bumi diproduksikan.
Mekanisme pendorong reservoir adalah tenaga yang dimiliki oleh
reservoir secara alamiah, sehingga menyebabkan mengalirnya fluida hidrokarbon
ke lubang sumur dan selanjutnya menuju kepermukaan atau mendorongnya pada
saat diproduksikan. Besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari kondisi
formasi dimana reservoir berada.
Jenis reservoir berdasarkan mekanisme pendorong reservoir dibagi
menjadi lima, yaitu : solution gas drive reservoir, gas cap drive reservoir, water
drive reservoir, gravitational segregation drive reservoir, dan combination drive
reservoir.
70

2.4.3.1. Solution Gas Drive Reservoir

Reservoir jenis ini disebut solution gas drive atau depletion drive reservoir
yang merupakan jenis pendorong minyak yang pada prinsipnya disebabkan oleh
karena energi pendesak minyaknya adalah terutama dari perubahan fasa pada
hidrokarbon-hidrokarbon ringannya yang semula merupakan fasa cair menjadi
gas. Kemudian gas yang terbentuk ini ikut mendesak minyak ke sumur
produksinya pada saat penurunan tekanan reservoir karena produksi tersebut
(Gambar 2.31.).
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak
dimulai, maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor.
Penurunan tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju
lubang bor melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar sumur bor akan
menimbulkan terjadinya fasa gas. Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut
masih kecil (belum membentuk fasa yang kontinyu), maka gas tersebut
terperangkap pada ruang antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan
reservoir tersebut cukup kecil dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak
maka gas tersebut turut serta terproduksi ke permukaan (Gambar 2.30.).
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir, hal
ini terus-menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah. Bila
tekanan telah cukup rendah maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab
volume gas di dalam reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil ratio dan gas
oil produksi reservoirnya harganya hampir sama. Reservoir jenis ini pada tahap
teknik produksi primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar.
Produksi air hampir-hampir tidak ada karena reservoirnya terisolir, sehingga
meskipun terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak dapat terproduksi.
71

Gambar 2.31.
Solution Gas Drive Reservoir5)

Gambar 2.32.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada
Solution Gas Drive Reservoir5)

2.4.3.2. Gas Cap Drive

Merupakan jenis reseroir yang ditandai dengan adanya tudung gas yang
relatif besar atau tidak adanya water drive. Dalam beberapa tempat dimana
terakumulasinya minyak bumi, kadang-kadang pada kondisi reservoirnya
komponen-komponen ringan dan menengah dari minyak bumi tersebut
72

membentuk suatu fasa gas. Gas bebas ini kemudian melepaskan diri dari
minyaknya dan menempati bagian atas dari reservoir itu membentuk suatu
tudung. Hal ini bisa merupakan suatu energi pendesak untuk mendorong minyak
bumi dari reservoir ke lubang sumur dan mengangkatnya ke permukaan.
Bila reservoir ini dikelilingi suatu batuan yang merupakan perangkap,
maka energi ilmiah yang menggerakkan minyak ini berasal dari dua sumber, yaitu
ekspansi gas cap dan ekspansi gas yang terlarut lalu melepaskan diri.
Mekanisme yang terjadi pada gas cap reservoir ini adalah minyak pertama
kali diproduksikan, permukaan antara minyak dan gas akan turun, gas cap akan
berkembang ke bawah selama produksi berlangsung. Untuk jenis reservoir ini,
umumnya tekanan reservoir akan lebih konstan jika dibandingkan dengan solution
gas drive. Hal ini disebabkan bila volume gas cap drive telah demikian besar,
maka tekanan minyak akan jadi berkurang dan gas yang terlarut dalam minyak
akan melepaskan diri menuju ke gas cap, dengan demikian minyak akan
bertambah ringan, encer, dan mudah untuk mengalir menuju lubang bor (Gambar
2.33).
Kenaikan gas oil ratio juga sejalan dengan pergerakan permukaan ke
bawah, air hampir-hampir tidak diproduksikan sama sekali. GOR dipermukaan
akan meningkat secara terus menerus, terutama pada stuktur atas sumur sebagai
pengembangan gas cap kedalam zona minyak. Karena tekanan reservoir relatip
kecil penurunannya, juga minyak berada di dalam reservoirnya akan terus
semakin ringan dan mengalir dengan baik, maka untuk reservoir jenis ini akan
mempunyai umur dan recovery sekitar 20 - 40 %, yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jenis solution gas drive. Sehingga residu oil yang masih
tertinggal di dalam reservoir ketika lapangan ini ditutup adalah lebih kecil jika
dibandingkan dengan jenis solution gas drive (Gambar 2.34).
73

Gambar 2.33.
Gas Cap Drive Reservoir5)

Gambar 2.34.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR
pada Gas Cap Drive Reservoir5)

2.6.3.3. Segregation Drive

Segregation drive ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan densitas dari
fluida yang terdapat didalam reservoir, misalnya perbedan densitas antara minyak
dan air. Air yan memiliki densitas yang lebih besar daripada minyak maka akan
74

menempati bagian dasar dan fluida yang densitasnya paling ringan (gas) akan
menempati bagian paling atas, maka minyak akan tedapat diantara air dan gas.
Atau dengan kata lain Gravity drainage atau gravitational segregation merupakan
energi pendorong minyak bumi yang berasal dari kecenderungan gas, minyak, dan
air membuat suatu keadaan yang sesuai dengan massa jenisnya (karena gaya
gravitasi).
Gravity drainage mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi
minyak dari suatu reservoir. Sebagai contoh bila kondisinya cocok, maka recovery
dari solution gas drive reservoir bisa ditingkatkan dengan adanya gravity
drainage ini. Demikian pula dengan reservoir-reservoir yang mempunyai energi
pendorong lainnya.
Seandainya dalam reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas
cap) maka tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity drainage
tersebut. Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas primer segera akan
mengadakan penentuan tudung gas sekunder (secondary gas cap).
Pada awal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak
pada struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu
program penutupan sumur-sumur tersebut. Diharapkan dengan adanya program
ini perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.
Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak, permeabilitas
zona produktip, dan juga dari kemiringan dari formasinya. Faktor-faktor
kombinasi seperti misalnya, viskositas rendah, specipic gravity rendah, mengalir
pada atau sepanjang zona dengan permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan
cukup curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan
minyak dalam struktur lapisannya (Gambar 2.35.).
Dalam reservoir gravity drainage perembesan airnya kecil atau hampir
tidak ada produksi air. Laju penurunan tekanan tergandung pada jumlah gas yang
ada. Jika produksi semata-mata hanya karena gas gravitasi, maka penurunan
tekanan dengan berjalannya produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas
yang terbebaskan dari larutannya terproduksi pada sumur struktur sehingga
tekanan cepat akan habis.
75

Recovery yang mungkin diperoleh dari jenis reservoir gravity drainage ini
sangat bervariasi. Bila gravity drainage baik, atau bila laju produksi dibatasi untuk
mendapatkan keuntungan maksimal dari gaya gravity drainage ini maka recovery
yang didapat akan tinggi. Pernah tercatat bahwa recovery dari gravity drainage ini
melebihi 80% dari cadangan awal (IOIP). Pada reservoir dimana bekerja juga
solution gas drive ternyata recovery-nya menjadi lebih kecil (Gambar 2.36.).

Gambar 2.35.
Gravity Drainage Drive Reservoir5)

Gambar 2.36.
Kelakuan Gravity Drainage Reservoir5)
76

2.4.3.4. Water Drive

Untuk reservoir jenis water drive ini, energi pendesakan yang mendorong
minyak untuk mengalir adalah berasal dari air yang terperangkap bersama-sama
dengan minyak pada batuan reservoirnya. Minyak yang diproduksikan dengan
proses pendesakan ini biasanya merupakan tenaga pendorong yang lebih besar
dan lebih efisien dibanding dengan tenaga pendorong lainnya. Masuknya air
kedalam reservoir disebabkan adanya hubungan antara aquifer dengan sumber air
dari permukaan atau dapat juga karena adanya pengembangan air didalam aquifer
karena penurunan tekanan selama berlangsungnya produksi. Ini semua disebabkan
adanya perembesan kedalam zona minyak dan menggantikan volume yang
ditinggalkan oleh minyak (influx) ataupun karena tekanan hidrostatik air itu
sendiri.
Apabila dilihat dari terbentuknya batuan reservoir water drive, maka air
merupakan fluida pertama yang menempati pori-pori reservoir. Tetapi dengan
adanya migrasi minyak bumi maka air yang berada disana tersingkir dan
digantikan oleh minyak. Dengan demikian karena volume minyak ini terbatas,
maka bila dibandingkan dengan volume air yang merupakan fluida pendesaknya
akan jauh lebih kecil (Gambar 2.37.). Volume reservoir tidak tetap, tetapi
berkurang secara konstan dari volume semula oleh adanya penyusupan air (water
influx) pada reservoir tersebut.
Gas oil ratio untuk reservoir jenis ini relatip lebih konstan jika
dibandingkan dengan reservoir jenis lainnya. Hal ini disebabkan karena tekanan
reservoir relatip akan konstan karena dikontrol terus oleh pendesakan air yang
hampir tidak mengalami penurunan. Produksi air pada awal produksi sedikit,
tetapi apabila permukaan air telah mencapai lubang bor maka mulai mengalami
kenaikan produksi yang semakin lama semakin besar secara kontinyu sampai
sumur tersebut ditinggalkan karena produksi minyaknya tidak ekonomis lagi
(Gambar 2.38.).
Untuk reservoir dengan jenis pendesakan water drive maka bagian minyak
yang terproduksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pendesakan
lainnya, yaitu antara 35 - 75% dari volume minyak yang ada. Sehingga minyak
77

sisa (residual oil) yang masih tertinggal didalam reservoir akan lebih sedikit.
Untuk reservoir tipe ini dapat pula memiliki fasa gas, yang dihasilkan oleh suatu
water depletion drive.

Gambar 2.37.
Water Drive Reservoir5)

Gambar 2.38.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR
pada Water Drive Reservoir5)
78

2.4.3.5. Combination Drive

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa reservoir minyak dapat dibagi dalam


beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya. Tidak jarang dalam
keadaan sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja bersamaan dan simultan.
Bila demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama
combination drive reservoir. Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas
cap drive dengan water drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih
kompleks jika dibandingkan dengan energi pendorong tungga (Gambar 2.39).
Untuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada gas cap
akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan air yang berada
pada bagian bawah dari reservoir tersebut. Pada saat produksi minyak tidak
sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan reservoir masih cukup tinggi
karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas dan air dari bawah. Dengan demikian
peristiwa depletion untuk reservoir jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak
yang masih tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya
tinggi dan effesiensi produksinya lebih tinggi. Prosentase perolehan minyak lebih
besar daripada perolehan minyak yang berasal dari reservoir dengan tenaga
pendorong depletion drive, tetapi masih lebih kecil dari reservoir dengan tenaga
pendorong water drive atau gas cap drive.
Gambar 2.40. merupakan salah satu contoh kelakuan dari combination
drive dengan water drive yang lemah dan tidak ada tudung gas pada reservoirnya.
Gas oil ratio yang konstan pada awal produksi dimungkinkan bahwa tekanan
reservoir masih di atas tekanan jenuh. Di bawah tekanan jenuh, gas akan bebas
sehingga gas oil ratio akan naik.
79

Gambar 2.39.
Combination Drive Reservoir5)

Gambar 2.40.
Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR
Combination Drive Reservoir 5)

Anda mungkin juga menyukai