Aliran fluida dalam media berpori yang homogen dalam sistem radial,
dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial berikut ini :
1 d k dp dp
r = φC
r dr μ dr dr
………………………………………….......(5-45)
Persamaan diferensial tersebut berlaku untuk setiap fasa fluida reservoir, baik
minyak, gas ataupun air. Persamaan 5-1, merupakan persamaan diferensial tidak
linier oleh karena itu baik variabel di ruas kiri maupun di ruas kanan merupakan
fungsi dari variabel tak bebas yaitu tekanan. Pemecahan persamaan tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara analitis ataupun sengan metode analisis
numerik.
Pemecahan secara analitis, memerlukan penyederhanaan persamaan
differensial, dengan cara melakukan anggapan-anggapan, misalnya :
o Fluida satu fasa
o Kondisi aliran steady state
o Sifat fisik fluida dan batuan berpori homogen serta isotropis
o Reservoir tak terbatas.
28
Hasil solusi persamaan diferensial dengan cara analitis ini, tentunya hanya dapat
digunakan secara terbatas sesuai dengan anggapan-anggapan yang diberlakukan.
Pemecahan dengan metode numerik, memungkinkan dapat diformulasikan
suatu kondisi yang lebih rumit, misalnya :
o Kondisi aliran dua atau tiga fasa,
o Kondisi aliran transien atau semi mantap (pseudo steady state),
o Bentuk reservoir yang terbatas,
o Ada atau tidaknya skin di sekitar sumur.
Perkembangan teknik komputasi dengan menggunakan komputer memungkinkan
dilakukannya pemecahan dengan metode numerik.
Hukum Darcy
Pada tahun 1956 Henry Darcy merumuskan suatu hukum yang merupakan
hasil dari percobaan aliran fluida homogen, melalui lapisan penyaring pasir yang
tidak terkonsolisasi (medium berpori).
Tenyata dari percobaan tersebut dapat dismpulkan bahwa, kecepatan fluida
mengalir sebanding dengan gradien tekanan, dan sebanding terbalik dengan
viskositas fluida, yang dapat dinyatakan dalam bentuk diferensial
k dp
v=
μ dx
……………………………………………….... ..(5-46)
dimana :
v = kecepatan aliran, cm/sec
µ = viskositas fluida yang mengalir, centipoise (cp)
dp
= gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
dx
k = permeabilitas media berpori, darcy
29
(5-47)
dimana A = luas dari porous medium, cm2
Untuk fluida yang lebih dari satu fasa yang melalui media berpori, maka
penggunaan hukum Darcy harga k diganti oleh permeabilitas efektif dari masing-
masing rumus yang dapat digunakan ialah,
k o A dp
qo = ....................................................................................(5-48)
μ o dx
k w A dp
qw = ...................................................................................(5-49)
μ w dx
k g A dp
qg = ....................................................................................(5-50)
μ g dx
Gambar 5.18.
Aliran fluida pada Sistem Linier 1)
Jika fluida yang mengalir ialah incompresible, maka kecepatan fluida yang
mengalir akan sama untuk setiap titik. Rate aliran (q) disini bukanlah fungsi
tekanan. Jadi persamaan (5-47) dapat diintegrasikan menjadi,
L P2
q k
A o dp
dx
μ P1
K A P1 - P2
q
μL
K A ΔP
q=
μL
………………………………………………..
….........(5-51)
Dalam satuan lapangan :
K A ΔP
q = 1.127
μL
……………………………………….
…….........(5-52)
dimana :
q = rate aliran, bbl/day
k = permeabilitas effektif, darcy
31
µ = viskositas fluida, cp
ΔP = beda tekanan, psi
Gambar 5.19.
Aliran Fluida pada Sistem Radial 21)
k dp
q = 2π r h
μ dr
rw P
1 e
qμ dr 2 r k h dp
re
r Pw
32
re
μ o qln 2 k h Pe Pw
rw
2kh Pe - Pw
q
r …………………………………..…….
μ o ln e
rw
….......... (5-53)
Dalam satuan lapangan :
kh Pe - Pw
q 7.08x10 -3
r ………………………….......... (5-
μ o ln e
rw
54)
dimana :
q = rate aliran fluida, bbl/day
h = tebal lapisan produktif, ft
Pe = tekanan pada jarak re, psi
Pw = tekanan pada jarak rw, psi
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari sumur, ft
k = peremeabilitas, darcy
µ = viskositas fluida, cp
Aliran multi fasa itu ialah aliran yang dapat berupa minyak dan air atau
gas yang mengalir secara bersama-sama atau campuran antara fasa gas dan fasa
cair.
(5-56)
dimana :
GOR = Gas Oil Ratio, cuft/bbl
Rs = kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
µo = viskositas minyak, cp
µg = viskositas gas ,cp
Bo = faktor volume formasi minyak, Bbl/STB
Bg = faktor volume formasi gas, SCF/STB
ko = permeabilitas sfektif terhadap minyak, md
kg = permeabilitas efektif terhadap gas, md
Untuk kondisi di permukaan, maka volume minyak akan mengecil hal ini
disebabkan oleh adanya gas yang membebaskan diri dari dalam minyak, sehingga
untuk kondisi dipermukaan laju produksi minyak sama dengan qo/Bo. Sedangkan
kelarutan gas di dalam air sangat kecil dan kompresibilitas air juga kecil, maka q w
dapat dianggap sama dengan laju produksi air dipermukaan. Maka perbandingan
laju produksi air dibanding laju produksi minyak di permukaan adalah :
μok w
WOR permukaan = ……………………………….……..........
Boμ w k o
(5-58)
Untuk kondisi tekanan diatas tekanan saturasi, maka produksi fluida
reservoir belum menghasilkan gas bebas, di dalam hal ini GOR akan sama dengan
jumlah gas mula-mula, yang terlarut dalam minyak (Rs). Dengan naiknya produksi
kumulatif minyak, maka tekanan akan turun sampai dibawah tekanan saturasinya,
pada saat ini juga di bawah tekanan saturasinya, sehingga gas bebas akan bergerak
ke permukaan dan sturasi gas di sekitar lubang sumur akan naik dan permeabilitas
minyak akan turun, akibatnya GOR produksi naik. Demikian pula untuk reservoir
yang terdiri dari minyak, air dan gas digunakan konsep rasio liquid-gas (GLR).
liquid production, tapi ada juga yang berdasarkan dengan rate produksi minyak
(qo). Secara matematis bentuknya dapat dituliskan sebagai berikut :
q
PI J
Ps - Pwf ……………………………………..……...........
(5-59)
dimana :
q = gross liquid rate, STB/day
Ps = tekanan statik reservoir, psi
Pwf = tekanan aliran di dasar sumur, psi
(Ps-Pwf) = draw-down, psi
Besaran-besaran tersebut bisa diukur dengan beberapa cara, dimana laju
produksi (q) bisa diukur di tanki permukaan, atau pada separator di unit flow-
meter. Tekanan reservoir (Ps) dapat ditentukan dengan alat pengukur tekanan
bawah permukaan (subsurface pressure gauge), setelah periode ditutupnya sumur
dalam waktu tertentu, atau dengan metode PBU (Pressure Built up).
Dengan pengukuran ini ialah sumur diproduksikan dengan rate konstan
selama selang waktu Δt, kemudian penambahan tekanan yang terjadi diukur
sebagai fungsi waktu. Dengan memakai persamaan Horner untuk unit lapangan,
diplot dalam kertas semi log, antara tekanan versus (t + Δt)/Δt.
Kurva yang diperoleh akan membentuk garis lurus, kemudian dilakukan
ekstrapolasi pada harga (t + Δt)/Δt = 1, hasil yang didapat akan merupakan
tekanan statik reservoir.
Untuk mengukur besaran tekanan aliran dasar sumur (P wf) dapat dilakukan
secara langsung dengan menurunkan pressure bomb. Setelah sumur ditutup untuk
mendapatkan tekanan statik reservoir, kemudian sumur dibuka pada ukuran choke
tertentu, laju produksi yang didapat dicatat sebagai fungsi waktu.
Kemudian setelah rate produksi konstan, waktu dicatat, juga tekanannya,
maka dibuat hubungan antara rate produksi, tekanan yang dicatat presure bomb,
dengan waktu. Hal ini diulang untuk beberapa rate produksi (3 atau 4 macam
harga ) yang berbeda. Dengan demikian pada rate tertentu akan diperoleh harga
tekanan aliran dasar sumur yang tertentu pula.
36
Untuk tekanan reservoir yang lebih besar dari tekanan gelembung (bubble
point pressure), adanya drawdown pressure tidak mengakibatkan
perubahan terhadap permeabilitas karena fluida yang mengalir masih
terdiri dari satu fasa. Apabila tekanan reservoir lebih kecil dari tekanan
gelembung (bubble point pressure), maka adanya drawdown pressure
dapat mengakibatkan permeabilitas berkurang karena hadirnya saturasi gas
yang dapat menghambat aliran minyak ke permukaan. Atau untuk lebih
singkatnya Jika tekanan reservoir turun sampai < Pb, maka gas yang
terbebaskan dari minyak semakin bertambah (Rs turun, Sg bertambah, K eff
terhadap minyak berkurang), akibatnya PI turun. Dengan kata lain bahwa
adanya perubahan fasa dalam reservoir yaitu timbulnya fasa gas dalam
bentuk gelembung yang akan mengisi ruang pori-pori batuan akan
menghalangi aliran minyak sehingga harga PI akan turun.
Faktor Volume Minyak
Diatas tekanan gelembung, penurunan tekanan akan menyebabkan naiknya
Bo akibat pengembangan minyak. Sedangkan dibawah tekanan gelembung
harga Bo turun dengan cepat karena penyusutan akibat dibebaskannya gas
yang terlarut. Dengan kata lain kenaikan harga Bo akan menurunkan harga
PI
Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap pengaliran. Bila
tekanan reservoir sudah berada di bawah tekanan bubble point maka
penurunan takanan akan mengakibatkan bertambahnya gas yang
dibebaskan dari larutan, sehingga viskositas naik. Hal ini akan
mempengaruhi harga PI. Viskositas minyak naik, maka harga PI akan
turun
c) Drawdown
Semakin besar drawdown, maka besar pula laju lirannya, sehingga PI naik.
Tetapi dengan semakin besarnya drawdown yang dikibatkan mengecilnya P wf,
sehinga di bawah tekanan saturasi akan mengakibatkan dibebaskannya gas yang
terlarut dalam hal ini akan menyebabkan turunya harga PI.
38
3. Water Drive
Selama pengosongan minyak dari reservoir oleh water influx, sehingga
tidak dapat mengimbangi pengosongan, maka tekanan akan turun sampai
dibawah tekanan saturasi, sehingga terbentuk fasa gas. Dalam kondisi ini
dapat terjadi aliran minyak, air dan gas, dimana PI-nya akan turun selama
produksi berlangsung.
Gambar 5.20.
Kelakuan Tekanan Reservoir dari Tiga Jenis
Mekanisme Pendorong 2)
tubing dan choke serta dapat menentukan pula laju produksi optimum yang dapat
diperoleh. Dalam membuat grafik IPR harus diperhatikan aliran fluida dalam
media berpori apakah aliran tersebut satu fasa, dua fasa atau tiga fasa.
Berdasarkan definisi produktivity index, maka variabelnya adalah laju
produksi (q) dan tekanan aliran dasar sumur (P wf). Oleh karena itu pesamaan
tersebut dapat diubah menjadi :
q
Pwf = Ps - ………………....…..…...…………….………..........
PI
(5-62)
Berdasarkan anggapan diatas, maka persamaan (5-62) merupakan garis lurus
seperti ditunjukkan gambar 5.21.
Gambar 5.21.
Produktivity Index Ideal 2)
Titik A adalah harga Pwf pada saat q = 0 dan sesuai dengan persamaan (5-
62) maka Pwf = Ps. Sedangkan titik B adalah harga q pada P wf = 0, sesuai dengan
persamaan (5-62) maka q = PI x P s dan harga laju produksi ini merupakan laju
produksi maksimum. Harga laju produksi maksimum ini disebut sebagai potensial
sumur dan merupakan laju produksi maksimum yang diperbolehkan dari suatu
sumur.
Harga PI merupakan kemiringan dari garis IPR yaitu :
41
0B PI x Ps
PI = tan θ = = .................................................................
0A Ps
(5-63)
Gambar 5.21. menunjukkan kurva linier, karena diangap PI-nya konstan
tidak tergantung pada kecepatan produksi. Tetapi pada prakteknya kurva
hubungan tersebut tidak merupakan garis lurus, jadi garis AB akan melengkung
pada rate yang mendekati harga maksimum, seperti terlihat pada gambar 5.22.
Garis AB tersebut dikenal dengan IPR (Inflow Performance Relationship), yang
menunjukkan karakteristik aliran fluida di dalam reservoir.
Pada rate produksi tertentu, mulai pada titik singgung maka PI
didefinisikan dp dp wf yang sama dengan tan θ.
Gambar 5.22.
Kurva Inflow Performance Relationship 2)
Arah lengkungan menunjukkan bahwa PI akan berkurang dengan naiknya
laju produksi. Hal ini terutama pada reservoir yang mempunyai mekanisme
pendorong solution gas drive, sedangkan pada water drive reservoir harga PI-nya
relatif konstan. Arah lengkungan yang terjadi seperti yang ditunjukkan pada
gambar 5.22, disebabakan karena harga Pwf berada di bawah bubble point
pressure, sehingga sewaktu minyak mendekati sumur, tekanan akan turun terus
dan akan mengakibatkan terlepasnya gas dari minyak. Jadi gas bebas yang terjadi
akan meningkat jumlahnya, sehingga menaikkan saturasinya, juga permeabilitas
efektif gas naik, maka akibatnya akan menurunkan permeabilitas efektif minyak.
42
Harga GOR (Gas Oil Ratio) pada rate produksi yang tinggi akan naik,
karena dengan naiknya drawdown, permeabilitas efektif akan naik pula. Alasan-
alasan inilah yang menyebabkan kurva IPR tidak lurus, apabila P wf berada di
bawah tekanan bubble point.
Selain jumlah fasa yang mengalir, yang perlu diperhatikan pula adalah
adanya hambatan terhadap aliran di sekitar lubang sumur atau jenis aliran dalam
media berpori. Sumber utama terjadinya hambatan aliran di sekitar lubang bor
ialah :
1. adanya invasi filtrat lumpur pemboran ke formasi produksif.
2. adanya partikel lumpur pemboran yang menutup pori-pori batuan disekitar
lubang bor.
3. hambatan aliran minyak disebabkan oleh penrunan saturasi minyak di
sekitar lubang bor .
4. lubang perforasi dan gravel pack.
5. turbulensi aliran .
Gambar 5.23. menunjukkan distribusi tekanan dalam reservoir dan di
sekitar sumur dengan dan atau tidaknya pengaruh skin
Gambar 5.23.
Distibusi Tekanan di Sekitar Lubang Sumur 2)
(5-65)
Persamaan diatas mencakup beberapa anggapan, diantaranya adalah :
a. aliran mantap (steady state).
b. fluida yang mengalir satu fasa.
c. tidak terjadi reaksi antara batuan dengan fluida.
d. fluida bersifat incompressible.
e. viskositas fluida yang mengalir konstan.
f. kondisi aliran isotermal.
g. formasi homogen dan arah aliran horisontal.
45
μ o B o ln e
r ........................................................(5-66)
rw
dimana :
qo = laju produksi, STB/hari
k = permeabilitas efektif minyak, md
h = ketebalan formasi
Pe = tekanan formasi pada jarak re dari sumur, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
µo = viskositas, cp
Bo = faktor volume formasi, BBL/STB
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari sumur, ft
Persamaan atau asumsi yang harus dipenuhi untuk menggunakan
persamaan (5-66) tersebut adalah :
a. fluida berfasa tunggal
b. aliran mantap (steady state)
c. formasi homogen
d. fluida incompressible.
Aliran semi mantap, dimana tidak ada aliran pada batas reservoir,
persamaan laju aliran minyak pada kondisi aliran dua fasa (gas dan minyak)
adalah sebagai berikut :
k h 1 dP
q o 7.08 x 10 3 .............................................................
μ o B o r dr
(5-67)
Permeabiltas efektif minyak dapat dinyatakan sebagai perkalian antara
permeabilitas absolut dengan permeabilitas relatif minyak, yaitu ko = k x kro.
Apabila faktor skin tidak diabaikan, maka persamaan (5-23) dapat ditulis dalam
bentuk :
P
kh e
k ro
3
q o 7.08 x 10 dP
re μ B ............................(5-
ln 0.5 S Pwf o o
rw
68)
Apabila pseudo-pressure function, m(P) didefinisikan sebagai :
Pr
k ro
m P dP ............................................................................(5-
Pwf
μ o Bo
69)
dimana Pe adalah tekanan acuan, maka bentuk integral pada persamaan (5-68),
dalam bentuk pseudo-pressure function dapat dinyatakan sebagai :
Pr P Pwf
k ro r
k k ro
dP ro dP dP m Pr m Pwf ..............(5-
Pwf
μ o Bo μ Bo
Pa o Pa
μ o Bo
70)
q o 7.08 x 10 3 kh
m Pr - m Pwf
re ......................(5-
ln - 0.5 S
rw
71)
47
Persamaan Vogel
Pembuatan grafik IPR untuk aliran dua fasa pada mulanya dikembangkan
oleh Weller, dimana Weller menurunkan persamaan J untuk reservoir gas terlarut
sebagai berikut :
Pe
3
7.08x10 k h r r e
2 2
w μkB ro
dP
Pw o o
J ..................................... (5-
2 re
re ln
0.5 re2 rw2 Pe Pw
rw
72)
73)
dari persamaan (5-73) tersebut dapat ditentukan dS o dP dengan berdasarkan hal
ini perubahan tekanan dapat ditentukan dengan persamaan:
dk ro dk ro dSo
........................................................................... (5-74)
dP dSo dP
Persamaan Standing
Standing melakukan modifikasi terhadap persamaan Vogel, sesuai dengan
kenyataan bahwa banyak sumur yang mengalami kerusakan formasi disekitar
lubang sumur. Adanya kerusakan tersebut akan menyebabkan adanya tambahan
kehilangan tekanan di sekitar lubang sumur.
49
'
Tekanan alir dasar sumur ideal Pwf tidak dipengaruhi oleh adanya faktor
skin, sedangkan Pwf adalah tekanan dasar sumur sebenarnya yang dipengaruhi
oleh faktor skin. Hubungan antara kedua tekanan alir dasar sumur tersebut
adalah :
'
Pwf Pr - FE Pr - Pwf .................................................................... (5-76)
Persamaan Cauto
50
Persamaan Harrison
Harrison menurunkan persamaan kurva IPR, dengan tujuan
menghilangkan bentuk kurva IPR yang tidak semestinya, seperti yang diperoleh
dengan metode Standing. Persamaan ini bersifat empiris, dan tetap menggunakan
definisi efisiensi aliran (FE) untuk kondisi aliran satu fasa. Persamaaan Harrison
tersebut adalah sebagai berikut :
q
q max
1.2 - 0.2 1.791759Pwf
'
/Pr ..............................................(5-
78)
'
Dimana Pwf dihitung dengan persamaan (5-77). Persamaan (5-78)
tersebut dapat digunakan baik untuk harga P wf ideal berharga positif atau berharga
negatif. Pemakaian definisi FE yang tidak sesuai dengan kondisi persamaan
dasar , maka persamaan ini pun tidak memberikan ketelitian yang baik.
51
dimana :
Pd = Pwf /Pr
a1,....,a5 adalah konstanta persamaan yang merupakan fungsi dari faktor
skin, dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
a n = c1 Exp ( c 2S) + c 3 Exp( c 4S) .......................................................... (5-80)
dimana :
n = 1, 2, 3, 4, dan 5
S = faktor skin
Harga c1 sampai c4 ditentukan dari Tabel IV-1
Tabel IV-1
Konstanta c1, c2, c3 dan c4
ao c1 c2 c3 c4
Persamaan Fetkovich
Fetkovich menganalisa hasil uji back-pressure yang dilakukan di sumur-
sumur minyak yang berproduksi dari berbagai kondisi reservoir. Dari analisa ini
52
q o J Pr2 - Pwf
2
n
...............................................................................(5-
81)
dimana : n adalah 1/kemiringan
Harga n menunjukkan faktor turbulensi. Untuk harga n mendekati satu,
berarti derajat turbulensi rendah yaitu aliran merupakan aliran laminer, sedangkan
untuk harga n yang lebih kecil dari satu, minimum 0.5 menunjukkan bahwa
derajat turbulensi sangat tinggi. Makin kecil harga n, maka makin besar derajat
turbulensi.
Sedangkan harga J mempresentasikan hambatan aliran di lapisan produktif
dibelakang dasar lubang sumur, baik sebagai akibat faktor skin akibat kerusakan
formasi, atupaun faktor skin akibat adanya lubang perforasi.
Persamaan Fetkovich untuk sumur minyak, semata-mata merupakan
persamaan empiris, karena tidak atau belum ada penurunan matematis yang
mendukung persamaan tersebut.
dimana :
Cn (n = 0, 1 dan 2) untuk masing-masing harga An ditunjukkan dalam
Tabel (IV-2)
54
Sedangkan hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap water cut
persamaan berikut :
WC
P1 Exp P2 .Pwf /Pr ....................................................(5-
WC@Pwf ≈ Pr
84)
Tabel IV-2.
Konstanta Cn untuk Masing-masing An
An Co C1 C2
Metode Fetkovich
Muskat menunjukkan bahwa perbandingan indek produktivitas antara satu
waktu dengan waktu yang lain dapat dinyatakan sebagai hubungan :
J1 k ro k ro
.....................................................................(5-85)
J 2 μ o B o 1 μ o Bo 2
55
k ro P r
Pr
P ri
......................................................................................(5-86)
Dengan demikian perubahan kinerja aliran fluida dari formasi ke lubang sumur
dari suatu waktu tertentu ke waktu berikutnya, akan sebanding dengan
perbandingan tekanan reservoirnya. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :
P r2
q o J 'o1 2
P r2 2 - P wf 2 ...............................................................(5-87)
P r1
Persamaan tersebut di atas dapat digunakan untuk meramalkan kurva IPR
di waku yang akan datang, apabila di sumur tersebut pernah dilakukan uji tekanan
balik. Harga J dan n di persamaan tersebut ditentukan dari uji back pressure yang
dilakukan pada saat tekanan reservoir sama dengan Pri.
Metode Standing
Standing mengembangkan persamaan Vogel, dengan dua anggapan berikut
ini :
1. Indeks produktivitas mengikuti definisi aliran satu fasa.
2. Saturasi fluida reservoir sama di setiap titik.
Dari hasil pengembangan tersebut, Standing menurunkan tiga persamaan
dasar, yaitu :
*
1. Persamaan indeks produktivitas untuk masa sekarang J p yang dinyatakan
dalam persamaan berikut :
1.8Q omax
J *p ................................................................................(5-88)
Pr
*
2. Persamaan indeks produktivitas untuk masa yang akan datang Jf , yang
dinyatakan sebagai berikut :
56
k k ro
J *f J *p ro .................................................................(5-89)
μ o Bo f μ o Bo p
3. Persamaan untuk menentukan laju produksi maksimum untuk masa yang akan
datang Qo max, yaitu :
J *f Pr f
Q omax ...............................................................................(5-90)
1.8
Dengan menggunakan persamaan tersebut dan persamaan Vogel, dapat dilakukan
permalan kinerja aliran fluida dari reservoir ke lubang sumur untuk masa yang
akan datang.