Anda di halaman 1dari 17

I.

JUDUL
“PERENCANAAN WELL COMPLETION DAN METODA PRODUKSI PADA
RESERVOIR BERLAPIS”

II. LATAR BELAKANG


Pemboran dilakukan untuk mencari suatu produktif atau yang
mengandung hidrokarbon.Namun lapisan yang dcari umumnya berlapis-lapis atau
dengan kata lain reservoir tersebut mempunyai lebih dari satu lapisan produktif
yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun cara untuk mengetahui
bahwa reservoir tersebut berlapis dapat dilakukan dengan menganalisa data
selama proses pemboran berlangsung, baik data dari hasil coring maupun data dari
hasil logging.
Penentuan produktivitas formasi yang dinyatakan dengan productivity
indek, juga dilakukan dimana produktivitas formasi tersebut untuk reservoir
berlapis dianalisa per lapisan, dan produktivitas formasi tersebut secara
keseluruhn akan dihitung kumulatifnya. Seperti halnya pada produktiviti indeks,
IPR pada reservoir berlapis juga dianalisa per lapisan dan dijumlahkan untuk
mendapatkan IPR composite yang merupakan kumulatif dari IPR tiap lapisan.
Ketika produktivitas formasi diketahui, barulah ditentukan atau direncanakan pada
reservoir bersangkutan, dimana rencana tersebut meliputi : jenis alat perforasi
yang digunakan, kondisi kerja perforasi, dan perhitungan – perhitungan dalam
perforated casing completion, serta ukuran diameter tubing yang akan digunakan.
Setelah dipastikan bahwa reservoir tersebut berlapis maka langkah
selanjutnya menentukan opersai penyelesaian sumur (well completion ) yang
sesuai untuk kondisi tersebut serta bagaimana cara memproduksikannya yang
artinya perencanaan metoda produksi yang tepat, yaitu baik secara natural flow
maupun artificial flow. Dimana pada metode produksi tersebut terdapat suetu
instalasi yang digunakan sesuai dengan kondisi dan jumlah lapisan batuan yang
ditembus dalam distribusi secara vertical.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Untuk dapat merencanakan metoda well completion serta metoda
produksi yang sesuai dengan keadaan reservoir teersebut.
Tujuan : Perencanaan metode well completion dan metode produksi adalah
dalam rangka peningkatan laju produksi fluida ( minyak ) yang
optimum.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


4.1. Identifikasi Reservoir Berlapis
Reservoir dikatakan berlapis apabila formasi batuan porous yang menjadi wadah
akumulasi HC lebih dari satu lapisan ( multilayer reservoir ). Karakteristik
reservoir berlapis sangat dikontrol oleh proses sedimentasi dan tempat dimana
diendapkan serta factor yang mempengaruhinya.

4.1.1. Lingkungan pengendapan yang memungkinkan terbentuknya formasi


berlapis
Lingkungan pengendapan delta
Endapan delta terjadi di dalam lingkungan laut marginal yang merupakan
peralihan transisi antara kondisi daratan territorial dan kondisi laut. Endapan delta
umumnya mempunyai perlapisan silang siur yang terdiri atas tiga lapisan yang
saling berhubungan tetapi mempunyai lithologi yang berbeda.menurut letaknya
maka ligkungan delta dapat dibedakan menjadi Marine deltaic jika delta
terbentunya pada lingkungan laut dan lake deltaic bila terbentuknya pada danau
dengan cirri masing-masing adalah :
Ciri – ciri Marine Deltaic
1. Endapan yang berlapis-lapis terdiri dari batu pasir, lanau dan lempung.
2. Ukuran butir jarang dan berukuran besar
3. Kandungan mineral silics dan biotit jarang dijumpai dalam jumlah besar.
4. Antara top set, fore set dan bottom set umumnya dibatasi oleh bidang
diskornasi yang kecil.
Ciri-ciri Lake Deltaic
1. Endapan berlapis-lapis dari selang–seling batupasir dan lanau secara
ritmik yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim.
2. Tidak dijumpai fosil laut.
3. Struktur sedimen yang lebih baik.
4. Antara top set, fore set dan bottom set tidak dijumpai bidang erosi namun
kenampakan bidang diskornasi yang lebih jelas.

4.2. Cara mengidentifikasi reservoar berlapis


Pengidentifikasikan reservoar berlapis dapat dilakukan dengan pengamatan di
lapangan dengan peralatan logging. Hasil dari pengamatan ini menghasilkan
data salah satunya dapat menentukan batas dan tebal lapisan, sehingga dapat
diketahui reservoar tersebut berlapis atau tidak.
Pengamatan dapat juga dilakukan di laboratorium dengan menganalisa sample
atau core yang didapat selama pemboran berlangsung atau sesudah pemboran.
Dari analisa tersebut dapat diketahui penyebaran porositas, permeabilitas dan
saturasi dari reservoar tersebut, yang nantinya diketahui reservoar tersebut
berlapis atau tidak.

4.3. Perencanan Well Completion Pada Reservoir Berlapis


Dalam merencanakan well completion pada suatu lapisan berlapis banyak
factor dalam menentukan keberhasilan dari sutu well completion.

4.3.1. Formation Completion


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan well completion antara
lain :
1. Kondisi reservoar
Meliputi tekanan dan temperatur yang mempengaruhi fluida formasi yang
masuk ke dalam lubang bor, aliran fluida dan karakteristik batuan formasi
sendiri.
2. Kekompakan batuan
Kekompakan batuan berhubungan dengan terproduksinya pasir dalam hal
ini dapat juga dihubungkan dengan factor sementasi.
3. Produktifity Index dan MER
Untuk menilai kemampuan sumur dalam memproduksi maka didefinisikan
PI yang merupakan perbandingan antara laju produksi terhadap drawdown
pressure (Ps-Pwf).
MER adalah laju produksi yang diinginkan tanpa reservoir mengalami
kerusakan sehingga akan diperoleh minyak maksimal.
4. Kestabilan formasi
Factor-faktor yang mempengaruhi kestabilan formasi adalah :
a. sementasi batuan
b. kandungan lempung
c. kekuatan formasi
5. Sand free flow rate
Merupakan besarnya laju produksi kritis, dimana apabila laju produlsi
sumur tersebut akan diproduksikan lebih besar dari laju produksi kritisnya
maka akan timbul masalah kepasiran.

4.3.2. Tubing completion


Penentuan jenis tubing completion didasarkan pada jenis tubing yang
digunakan, sehingga hal ini berhubungan dengan jumlah zone produktif serta
produktifitasnya dan juga factor-faktor yang lain diperlukan untuk
perencanaan metode ini.
1. Jumlah lapisan produktif dan produktifitas formasi
Ukuran sumur dengan satu atau lebih lapisan produktif, maka produksi
dapat dilakukan melalui production string atau single
completion/commingle completion.
Cara ini dilakukan apabila jarak antar lapisan tidak terlalu jauh dan kondisi
reservoar hampir sama. Namun apabila berbeda lapisan produktif
diproduksikan melalui tubing yang berbeda, yang disebut multiple
completion
2. Pemilihan ukuran dan jenis tubing
Perencanaan ini dimaksudkan untuk mengatasi terlalu besarnya tekanan
yang hilang pada tubing.
3. Pressure loss dalam tubing
4. Pemilihan ukuran tubing
5. Sifat fluida produksi
Perlu diketahui untuk mencegah terjadinya korosi dan scaling pada tubing
sehingga menyebabkan penurunan kapasitas produksi.

4.3.3. Well head completion


Pemilihan metode well head dilakukan berdasarkan lau produksi fluida
atau jumlah lap[isan produktif, produktifitas formasi dan tekanan
reservoar.

Apabila tahap penyelesaian komplesi sumur selesai, yang berarti sumur


sudah siap diproduksikan kita harus mengetahui dahulu laju produksi tiap-tiap
lapisan dalam reservoar berlapis dan juga laju produksi totalnya. Harga laju
produksi dapat kita hitung dengan menggunakan data hasil logging, yaitu :
1. Spinner test
2. Density test
3. Therme test
a. Spinner Test
Pada spinner test perhitungan laju produksi tiap lapisan dihitung
berdasarkan haraga perubahan dari impeller (RPS). Terdapat tiga
metoda yang digunakan dalam spinner test.
 metoda pertama
RPS ( M )  RPS (0)
PTF  X 100
RPS (100)  RPS (0)
dimana :
RPS(0) = RPS pada 0 % laju alir
RPS(100) = RPS pada 100 % laju alir
RPS(M) = harga perhitungan RPS dari spinner test untuk %
total leju alir yang diinginkan
PTF(M) = % total lju alir yang sesuai RPS(M)

 Metoda dua
Q = Vfc x D2 x 1.4
Dimana
Vfc = Vf x factor koreksi ; Vf = kecepatan maks. Fluida
D = diameter dalam pipa, in
 Metoda tiga
Q = Vf x factor koreksi x D2 x 1,4, B/D

b. Density test
Dalam density test memperhitungkan fasa-fasa dalam aliran untuk
menghitung laju alir produksi tiap lapisan.
QLT = ( 1 – yH) x QT + A x vs x yH x (1-yH) x 256.2, B/D
QHT = yH x QT – A x vs x yH(1-yH) x 256.2, B/D
Dimana
QLT = laju alir minyak pada tiap lapisan
QHT= laju alir air pada tiap lapisan
yH = satuan unit volume fasa berat
M  L
=
H  L
A = 0.005454 (D2 – d2), ft2
vS = harga slip velocity

Sehingga harga QTOTAL dapat ditentukan dari masing-masing fasa.


c. Therme test
Therme log adalah sebuah catatan dari pengukuran temperatur fluida
sumur bor tetapi bukan sekeliling formasi dan zona produksi atau
injeksi, sehingga perhitungan laju alir tidak dapat dihitung secara
kuantitatif.

4.4. Perencanaan Metoda Produksi pada Reservoar Berlapis

4.4.1. Metode produksi sembur alam


Adalah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan
menggunakan tenaga dorong atau tekanan yang berasal dari reservoar/
formasi dimana sumur berada.

4.4.2. Metode Artificial Lift


Ada dua macam metode artificial lift yaitu :

4.4.2.1. Metode Gas Lift


Adalah suatu usaha pengangkatan fluida sumur dengan cara
mengunjeksikan gas bertekanan tinggi melaui valve-valve yang
dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi tertentu..

Instalasi Multiple Gas Lift


System yang digunakan pada sunur commingle adalh commingle completion
tubing packer.

4.4.2.2. Pompa
1. Metode Pompa Sucker Rod
Pompa sucker rod digunakan pada sumur-sumur dengan viskositas rendah-
medium, tidak ada problem kepasiran, GOR tinggi, sumur-sumur lurus dan
fluid level tinggi.
2. Metoda electrical submersible pumps
Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pengangkatan buatan yang
memungkinkan untuk kedalaman sumur yang dalam dengan laju produksi
yang besar.
3. Pompa piston hidraulik
Pompa ini digunakan dalam pengangkatan minyak dipertimbangkan
karena faktor-faktor seperti kedalaman yang sangat besar yang mana
apabila dalam pengangkatan minyak dengan sucker rod akan diperlukan
tenaga yang cukup besar.
Pompa ini menggunakan piston sebagai tenaga penggerak pada engine.
4. Jet pump
Metode ini menggunakan diffuser yang mana power fluid digunakan
sebagai tenaga pendorong yang dimasukkan melalui pompa dalam tubing.

V. PEMBAHASAN
Reservoar berlapis terbentuk berdasar proses sedimen dan tempat dimana sedimen
tersebut diendapkan. Kondisi ini berpengaruh terhadap perencanaan operasi
pemboran dimana pemboran yang ditembus memiliki banyak lapsisan sehingga
dalam penentuan karakteristik reservoarnya harus dilakukan per lapisan. Hasil
dari proses pemboran pun dapat untuk mengidentifikasi apakah reservoar tersebut
terdapat berapa lapisan. Dalam proses well completion pemilihan metode
didasarkan pada kondisi reservoar berlapis yaitu tekanan dan temperatur dan juga
sifat fluida dari reservoar apakah terdapat bahan berkarat atau mengandung scale
atau tidak. Hal ini diperlukan agar dadapatkan produksi yang maksimal.

VI. KESIMPULAN
Karakteristik reservoar dalam hal ini susunan lapisan dari suatu reservoar
berpengaruh terhadap perencanaan well completion serta metode produksi yang
akan dilakukan agar produksi yang dicapai maksimal.
BAB VII. RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................
BAB II. KARAKTERISTIK RESERVOIR
2.1....................................................................................................
Karakteristik Batuan Reservoir.................................................
2.1.1. Sifat Fisik Batuan Reservoir........................................
2.1.1.1. Porositas................................................
2.1.1.2. Permeabillitas........................................
2.1.1.3. Wettabillitas..........................................
2.1.1.4. Tekanan Kapiler....................................
2.1.1.5. Saturasi Fluida.....................................
2.1.1.6. Kompressibillitas Batuan.....................
2.2. Karakteristik Fluida Reservoir.............................................
2.2.1. Sifat Fisik Minyak...............................................
2.2.1.1. Densitas minyak....................................
2.2.1.2. Viskositas minyak.................................
2.2.1.3. Faktor volume formasi minyak ............
2.2.1.4. Kelarutan gas dalam minyak ................
2.2.1.5. Kompresibilitas minyak........................
2.2.2. Sifat Fisik Gas.....................................................
2.2.2.1. Densitas gas..........................................
2.2.2.2. Viskositas gas........................................
2.2.2.3. Kelarutan gas dalam minyak ................
2.2.2.4. Faktor volume formasi gas....................
2.2.2.5. Kompresibilitas gas...............................
2.2.3. Sifat Fisik air formasi..........................................
2.2.3.1. Densitas air formasi..............................
2.2.3.2. Viskositas air formasi............................
2.2.3.3. Faktor volume air formasi.....................
2.2.3.4. Kelarutan gas dalam air formasi...........
2.2.3.5. Kompresibilitas air formasi...................
2.3....................................................................................................
Kondisi Reservoir.....................................................................
2.3.1. Tekanan reservoir.................................................
2.3.2. Temperatur reservoir............................................

BAB III. RESERVOIR BERLAPIS DAN HETEROGINITAS RESERVOIR


3.1. Reservoir Berlapis.................................................................
3.1.1. Proses terbentuknya reservoir berlapis......................
3.1.2. Mekanisme penjebakan reservoir berlapis.................
3.2. Heteroginitas dan Identifikasinya.........................................
3.2.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir...........................
3.2.2. Klasifikasi Heterogenitas...........................................
3.2.2.1. Skala megaskopis.......................
3.2.2.2. Skala makroskopis.....................
3.2.2.3. Skala mikroskopis......................
3.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Heterogenitas Reservoir
3.2.3.1. Sedimentasi tektonik regional....
3.2.3.2. Komposisi dan tekstur................
3.2.3.3. Geometri pori – pori...................
3.2.4. Type Heterogenitas Reservoir....................................
3.2.4.1. Arah vertical...............................
3.2.4.2. Arah horizontal...........................
3.2.5. Batas Vertikal dan Lateral Reservoir Berlapis...........
3.2.5.1. Batas vertical..............................
3.2.5.2. Batas lateral................................
3.2.6. Interpretasi Log..........................................................
BAB IV. KINERJA ALIRAN FLUIDA
4.1. Kinerja Fluida Dalam Media Berpori...................................
4.1.1. Aliran fluida linier......................................................
4.1.2. Aliran fluida radial.....................................................
4.1.2.1. Untuk perlapisan parallel..............................
4.1.2.2. Untuk perlapisan seri....................................
4.2. Produktifity Indeks................................................................
4.2.1. Pengertian PI..............................................................
4.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi PI........................
4.2.3. Inflow Performance Relationship..............................
4.2.3.1......................................................................... Aliran
fluida satu fasa...........................................................
4.2.3.2. Aliran fluida dua fasa.................................
4.2.3.3. IPR untuk formasi berlapis.......................
4.3................................................................................................. Kinerj
a aliran fluida dalam pipa.......................................................
4.3.1. Aliran fluida satu fasa....................................
4.3.2. Aliran fluida dua fasa.....................................
4.3.3. Aliran fluida multi fasa..................................
BAB V. PERENCANAAN WELL COMPLETION
5.1................................................................................................. Penger
tian dan Tujuan Well Completion.....................................................
5.2................................................................................................. Jenis-
jenis well completion........................................................................
5.2.1.....................................................................................Format
ion completion.............................................................................
5.2.1.1......................................................................... Open
hole completion
5.2.1.2......................................................................... Perfor
ated casing completion.................................................................
5.2.1.3. Sand exclusion type...................................
5.2.2.....................................................................................Tubing
completion....................................................................................
5.2.2.1......................................................................... Single
completion
5.2.2.2......................................................................... Comm
ingle completion
5.2.2.3......................................................................... Multip
le completion
5.2.3.....................................................................................Well
head completion...........................................................................
5.2.3.1......................................................................... Casing
head
5.2.3.2......................................................................... Tubin
g head
5.2.3.3......................................................................... Christ
mast tree
5.2.3.4......................................................................... Choke
5.3................................................................................................. Perenc
anaan well completion untuk reservoar berlapis...............................
5.3.1.....................................................................................Format
ion completion.............................................................................
5.3.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi formation
completion...................................................
5.3.1.2. Perhitungan dan perencanaan pada formation
completion...................................................
5.3.2.....................................................................................Tubing
completion....................................................................................
5.3.2.1......................................................................... Faktor
yang mempengaruhi tubing completion.......................................
5.3.2.2. Perhitungan dan perencanaan dalam pemilihan
tubing completion.......................................
5.3.3.....................................................................................Well
head completion...........................................................................
5.3.3.1......................................................................... Faktor
yang mempengaruhi well head completion
5.3.3.2. Perhitungan dan perencanaan pemilihan well
head completion..........................................
BAB VI. PERENCANAAN METODA PRODUKSI
6.1. Metoda Sembur Alam...........................................................
6.1.1.Peralatan di atas permukaan.......................................
6.1.2.Peralatan di bawah permukaan..................................
6.2. Metode Artificial lift.............................................................
6.2.1. Gas lift.......................................................................
6.2.1.1. Jenis-jenis gas lift..........................................
6.2.1.2. Instalasi multiple gas lift...............................
6.2.2. Pompa.......................................................................
6.2.2.1. Sucker rod pumping......................................
6.2.2.2. Pompa centrifugal.........................................
6.2.2.3. Hydraulic piston pumping.............................
6.2.2.4. Jet pump........................................................
BAB VII. PEMBAHASAN...........................................................................
BAB VIII. KESIMPULAN............................................................................
DAFTAR PUSTAKA

PERENCANAAN WELL COMPLETION DAN


METODA PRODUKSI PADA RESERVOIR
BERLAPIS

KOMPREHENSIF
Oleh:
Muh. Rossian Hidayat
113000002/TM

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
Y O G YAKAR TA
2004
PERENCANAAN WELL COMPLETION DAN
METODA PRODUKSI PADA RESERVOIR
BERLAPIS
KOMPREHENSIF

Oleh:
Muh Rossian Hidayat
113000002/TM

Disetujui untuk
Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta
Oleh:

( MTh. Kristiati, ST, MT ) ( Ir. Djoko Askeyanto, MT )


Pembimbing I Pembimbing II

DAFTAR PUSTAKA
1. Amyx, James, “Petroleum Reservoir Engineering Physical Properties”, Mc
Graw-Hill Book Company, New York, 1971.
2. Allen T.O and Robert A.P., “Production Operation Wel, Completion,
Workover and Stimulation”, Volume I Second Edition, Oil and Gas
Consultants Internasional Inc., Tulsa 1982.
3. Burcik, E.J., “ Poerpeties of Petroleum Reservoir Fluids”, Internasional
Human Resources Development Corporation, Boston, 1979.
4. Craft B.c. and Holden W.R, Graves E.D., Jr., “Well Design, Drilling and
Production”, Prentise Hall, Inc., Engleewood Cliffs, New Jersey, 1962

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penampang cekungan Jawa Barat


Gambar 2. Perkembangan Formasi Talang Akar di Cekungan Sunda
Gambar 3. Kolom Stratigrafi Regional North West Jawa Bas
Gambar 4. Tangki Se
Gambar 5. Peralatan Penilaian Formas
Gambar 6. Peralatan Fish
Gambar 7. Cementing Unit
Gambar 8. Peralatan Penilaian Formasi yang ada di Gudan
Gambar 9. Peralatan P
Gambar 10. Amerada
Gambar 11. Sonolog
Gambar 12. Mand
Gambar 13. Gas Lift dan Check
Gambar 14. Jenis-jenis Bit
Gambar 15. Instalasi Pemboran Berputar
Gambar 16. BOP Stack
Gambar 17. Sumur memakai sistem gugus atau cluster dengan pola Hexagonal
Gambar 18. Well Head
Gambar 19. Manifold
Gambar 20. Separator
Gambar 21. Gas Scrubber
Gambar 22. Tangki Pengumpul
Gambar 23. Darajat Geothermal Field Site Location
Gambar 24. Darajat Geothermal Project Stage I General Overview
Gambar 25. Darajat Geothermal Project Stage II & III General Overview
Gambar 26. Geothermal Power Generation
Gambar 27. Kawah
Gambar 28. Orifice Plate dan ITT Bartoon
Gambar 29. Cooling Tower
Gambar 30. Trafo
Gambar 31. Separator
Gambar 32. Generator
Gambar 33. Model Kepala Sumur Panas Bumi Kamojang
Gambar 34. Silincer
Gambar 35. Uji Tegak
Gambar 36. Uji Datar

Anda mungkin juga menyukai