Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Akumulasi minyak dan gas bumi selalu terdapat didalam reservoir.


Reservoir adalah suatu wadah atau tempat minyak dan gas bumi terkumpul
beserta kondisi kondisi yang mempengaruhinya. Suatu reservoir dapat dikatakan
mempunyai prospek bila melihat besarnya cadangan dan produktivitasnya.
Setelah operasi pemboran mencapai target yang ditentukan maka langkah
selanjutnya adalah pelaksanaan operasi produksi. Tahap awal dimuainya suatu
operasi produksi adalah dengan dilaksanakannya tahap penyelesaian sumur (Well
Completion).
Well Completion adalah pekerjaan tahap akhir atau pekerjaan
penyempurnaan untuk mempersiapkan suatu sumur pemboran menjadi sumur
produksi. Penyelesaian sumur bertujuan untuk mengoptimumkan produksi dari
reservoir kepermukaan dengan menekan kemungkinan adanya problem produksi
seminimal mungkin baik pada masa natural flow maupun pada saat artificial lift
diterapkan. Dengan pertimbangan ini maka dalam penerapan metode well
completion, kemungkinan penerapan metode produksi dimasa yang akan datang
serta operasi perbaikan formasi dan sumur ( work over, stimulasi dan reparasi
sumur ) perlu dipertimbangkan
Untuk mendapatkan produksi yang optimum dari reservoir dengan
meminimumkan problem produksinya, maka dibutuhkan penerapan metode well
completion yang tepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor faktor yang menjadi dasar pertimbangan penerapan
metode well completion ini dapat dibagi berdasarkan jenis-jenis metode well
completion yang meliputi pertimbangan penerapan formation completion, tubing
completion dan well head completion.
Dalam mempertimbangkan faktor faktor yang mempengaruhi penerapan
metode penyelesaian sumur ini maka karakteristik dari reservoir menjadi
pertimbangan utamanya, karena fluida hidrokarbon selalu berasosiasi dengan
suatu reservoir, baik meliputi jenis-jenis reservoirnya maupun sifat batuan dan
fluidanya, seperti pada pemilihan formation completion yang lebih berpengaruh
dalam pemilihannya adalah faktor sementasi atau kekompakkan batuan yang
selanjutnya akan dipakai jenis open hole atau perforated completion. Untuk tubing
completion sendiri lebih cenderung pada jumlah lapisan produksi yang akan
diproduksikan dan dibagi atas single, multiple dan comingle completion dengan
memperhitungkan pressure lose dan ukuran tubing yang akan digunakan,
sedangkan pada wellhead completion lebih dipengaruhi oleh kondisi tekanan
reservoir dan laju produksi sumur yang selanjutnya dapat direncanakan ukuran
well head, crismass tree dan ukuran choke yang akan dipakai pada single maupun
multiple wellhead completion yang juga tergantung pada tubing completion yang
telah dipakai.
Dalam komprehensif ini akan dibahas mengenai karakteristik reservoir
yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam mempertimbangkan penerapan
jenis-jenis metode penyelesaian sumur yang tepat. Dengan metode penyelesaian
sumur yang tepat maka diharapkan perolehan produksi menjadi optimal, baik
pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, karena penyelesaian
sumur merupakan bagian paling awal dalam menentukan keberhasilan proses
produksi suatu lapangan.
Namun selama dilaksanakannya tahap well completion, terkadang timbul
masalah yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas formasi, yaitu
permasalahan pada kerusakan formasi. Upaya pengidentifikasian terhadap
problem kerusakan formasi yang timbul selama penyelesaian sumur sangat
diperlukan karena nantinya dapat diketahui penyebab terjadinya problem
kerusakan formasi, mekanisme terjadinya dan jenis problem tersebut.
Dengan pengidentifikasian secara tepat maka dapat dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan problem kerusakan formasi akibat penyelesaian
sumur. Adapun metode penanggulangannya dapat dilakukan dengan metode
stimulasi yaitu acidizing dan hydraulic fracturing.

Anda mungkin juga menyukai