Anda di halaman 1dari 7

80

BAB VI
PEMBAHASAN

Untuk memastikan keadaan dibawah permukaan, maka sebelum


melakukan pemboran lebih dahulu dilakukan penyelidikan geologi untuk
memperkirakan adanya akumulasi hidrokarbon. Untuk mendapatkan data geologi
dan karakteristik reservoir , maka perlu dilakukan pemboran untuk selanjutnya
dilaksanakan penilaian formasi, dimana dari penilaian formasi akan dilakukan
pengumpulan dan penaksiran data secara menerus yang diperoleh dari lubang bor.
Karakteristik reservoir merupakan keseluruhan sifat-sifat yang dimiliki oleh
reservoir, baik sifat fisika maupun sifat kimia dari batuan dan fluida yang
dikandungnya serta kondisi yang mempengaruhi sifat-sifat tersebut untuk saat itu,
masa lalu dan masa yang akan datang. Karakteristik reservoir ini merupakan sifat
khusus reservoir yang bersangkutan sesuai dengan perubahan kondisinya Dari
studi mengenai karakteristik reservoir, akan diperoleh segala informasi yang
berkaitan mengenai reservoir termasuk juga memperkiraan besar cadangan mula-
mula.
Untuk mendapatkan data geologi dan karakteristik reservoir, maka perlu
dilakukan penilaian formasi, untuk pengumpulan dan penaksiran data secara
menerus yang diperoleh dari lubang bor. Adapun Metode yang dilakukan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Metode pengukuran yang dilakukan sebelum pemboran dilakukan, meliputi :
Metode langsung, Metode geologi, dan Metode Geofisika.
2. Metode pengukuran yang dilakukan pada saat pemboran berlangsung,
meliputi Subsurface Mapping, Analisa Serbuk Pemboran, dan Analisa Inti
Batuan.
3. Metode pengukuran yang dilakukan setelah pemboran dilakukan, yaitu : Well
Logging.
81

Metode langsung adalah metode yang dilakukan berdasarkan tanda-tanda


yang terlihat dipermukaan, seperti rembesan minyak, kenampakan batuan yang
mengandung minyak, dan beberapa variasi rembesan gas.
Metode Well logging adalah merupakan salah satu metode untuk merekam
atau mengukur besaran-besaran fisik pada batuan terhadap kedalaman sumur
tersebut. Berdasarkan sifat-sifat fisik dan prinsip kerja masing-masing alat
logging, seperti sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat bunyi, maka logging
dapat dibagi menjadi log listrik, log radioaktif dan log sonic. Dimana setiap jenis
logging tersebut mempunyai persyaratan/kondisi sendiri-sendiri.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode drilling
log, metode analisa inti batuan dan metode log sumuran (wireline well logging).
Pada metode drilling log terdapat beberapa informasi yang kita dapat yaitu tipe
batuan (lithologi) dan kondisi selama pemboran. Selanjutnya adalah sample log
(analisa cutting) yang digunakan untuk analisa lithologi serta kenampakan
hidrokarbon. Pengukuran data sifat fisik batuan reservoir yang meliputi data
porositas, permeabilitas, saturasi, tekanan kapiler, wettabilitas dan
kompressibilitas batuan dilakukan dengan analisa inti batuan. Secara umum
analisa inti batuan akan memberikan data yang lebih akurat, karena pengukuran
sifat fisik batuan dilakukan secara langsung terhadap contoh batuan yang
diperoleh (core). Namun besarnya biaya operasi dan waktu yang dibutuhkan
untuk pengambilan core menjadi suatu kendala tersendiri, sehingga pengambilan
inti batuan tidak dapat dilakukan disepanjang kedalaman pemboran. Disamping
itu inti batuan yang diangkat kepermukaan akan ter-flushing oleh lumpur atau air
filtrat sehingga akan mengalami perubahan fraksi penyusun batuannya.
Berdasarkan pengukurannya, logging sendiri dibedakan menjadi log
listrik, log radioaktif, log suara dan log tambahan. SP log dan resistivity log yang
merupakan bagian dari log listrik ini, mampu memberikan hasil rekaman secara
grafis terhadap fungsi kedalaman dengan satu atau lebih sifat-sifat fisik dari
formasi yang ditembus oleh lubang bor. Lebih jelasnya informasi yang diperoleh
melalui kedua log ini antara lain : harga tahanan air formasi (Rw), tahanan invasi
(Ri), tahanan formasi flushed zone (Rxo), tahanan formasi sebenarnya (Rt),
82

ketebalan lapisan porous, korelasi batuan dan evaluasi Vclay. Sementara itu
Gamma-ray log, neutron log dan densitas log merupakan log radioaktif. Pada log
Gamma-ray mampu mendeteksi adanya kandungan radioaktif didalam formasi
sehingga dapat diketahui besarnya kandungan shale atau clay (Vclay) di dalam
lapisan permeabel. Demikian juga dengan neutron log dan density log, keduanya
berfungsi untuk mendeteksi adanya hidrokarbon dan air dalam formasi,
mengetahui besarnya porositas formasi batuan, menentukan harga saturasi yang
didukung dari data-data log sebelumnya yang pada akhirnya dapat digunakan
untuk menentukan permeabilitas. Untuk log suara digunakan untuk perhitungan
transit time yang berpengaruh terhadap perhitungan porositas. Log tambahan yang
umum digunakan sebagai pelengkap data yang telah ada antara lain caliper log
untuk estimasi mud cake, dipmeter log untuk pengukuran arah dan kemiringan
formasi dan temperatur log untuk memperoleh data temperatur reservoir. Pada
logging sumuran interpretasi log digunakan untuk : identifikasi lapisan permeabel,
ketebalan dan batas lapisan, lithologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness
(analisa kualitatif). Harga porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi,
saturasi air, permeabilitas (analisa kuantitatif). Pemilihan kombinasi logging yang
tepat juga sangat mendukung keakuratan data yang diperoleh selama operasi
logging, namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih
kombinasi logging yang tepat, yaitu : faktor fluida pemboran, batuan formasi
(reservoir) dan kondisi lubang bor.
Pengumpulan data setelah operasi pemboran yang terdiri dari analisa
fluida reservoir, adapun tujuan utamanya adalah menghitung faktor volume
formasi minyak/gas awal.

6.1. Interpretasi Data-Data Penilaian Formasi

Karakteristik reservoir meliputi jenis reservoir dan tenaga pendorong yang


bekerja pada reservoir tersebut, model geologi, model batuan reservoir dan fluida
reservoir. Adapun data-data yang diperoleh berasal dari penilaian formasi (well
logs, core analysis. Pemilihan jenis alat log yang sesuai dengan faktor-faktor
diatas dan parameter-parameter yang diinginkan. Untuk lumpur air tawar, semua
83

jenis alat dapat digunakan, demikian pula untuk lumpur air asin. Pada penggunaan
jenis air asin ini, untuk log listrik perlu perhatikan khusus, akrena bila lumpur
bersalinitas tinggi akan mempengaruhi hasil pengukuran. Sedangkan untuk jenis
lumpur oil base mud atau udara, log yang dapat berfungsi adalah induction,
radioktif, dan sonic log.
Untuk kondisi lubang bor yang belum dicasing, semua jenis log dapat
digunakan, sedangkan untuk lubang yang telah dicasing hanya GRL dan Neutron
Log yang dapat berfungsi.
Penentuan lithologi batuan porous (permeable)dapat dilakukan dengan
menggunakan SP Log pada lumpur air tawar. Identifikasi lapisan permeable juga
dapat dilakukan dengan menggunakan Microlog, yang akan memberikan kurva
separasi positif yaitu micro inverse lebih kecil dari micro normal.
Penentuan ketebalan lapisan dilakukan dengan mengamati perubahan
lithologi. Dalam hal ini alat log yang digunakan harus mampu memberikan kurva
yang sensitif terhadap perubahan tersebut, agar dapat membedakanperubahan
vertikal secara baik. Beberapa alat log yang dapat dipakai antara lain SP log
(dengan melihat kurva untuk shale dan lapisan permeable) Laterolog,
Microresisitivity dan GRL.
Berbagai macam fluida pengisi batuan akan memberikan pengaruh
berbeda terhadap alat log yang akan digunakan. Untuk formasi bersih berisi air
dapat diidentifikasi dengan Density dan Neutron Log, yang akan memberikan
pengaruh berbeda terhadap alat log yang digunakan. Formasi bersih berisi gas
dapat diketahui dengan kombinasi Density dan Neutron Log, yang akan
memberikan kurva separasi positif. Lapisan gas biasanya paling sedikit
mengandung air, sehingga kadangkala porositasnya (øN) mendekati batuan sangat
kompak. Hal ini merupakan kelemahan Neutron Log bila menjumpai formasi gas,
namun justru dengan kelemahan ini adanya gas dapat diketahui. Formasi berisi
minyak atau air dapat diidentifikasikan dengan melakukan pengamatan antara
porositas dan resisitivity tool. Formasi bersih berisi hidrokarbon, pada harga
porositas yang sama, hargab tahanan batuan (Rt) akan lebih besar daripada
formasi berisi air. Tetapi harga Rt yang tinggi belum menjamin formasi tersebut
84

berisi hidrokarbon, karena ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, bila
kurva SP berdefleksi positif, berarti formasi berisi air tawar. Kedua, bila harga SN
lebih tinggi daripada Rt dan defleksi SP negatif berkembang baik, maka formasi
tersebut berisi air asin.
Untuk mengavaluasi adanya hidrokarbon, juga dilakukan dengan
mengamati cutting dan analisa core. Untuk membantu penelitian evaluasi
dilakukan uji kandungan lapisan (UKL) atau drill steam teat (DST) ,dimana
parameter yang diperoleh akan digunakan sebagai reperensi dalam pemilihan
kombinasi log selanjutnya. Dengan adanya tanda-tanda hidrokarbon kemudian
dilakukan Well Testing untuk memperkirakan produktivitasnya. Jika hasil test
cukup potensial, maka dilakukan pemboran tahap selanjutnya.
Berbagai data yang telah kita peroleh tersebut selanjutnya akan diolah dan
dievaluasi terlebih dahulu dengan maksud untuk mendapatkan satu data yang
representatif untuk mewakili keadaan reservoir yang sebenarnya.
Dalam perkembangannya distribusi keseluruhan data-data penilaian
formasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta-peta yang tergambar dalam
peta isopach, peta net sand, peta net pay oil/gas, peta isoporositas, peta isosaturasi
dan peta isopermeabilitas. Penggunaan subsurface mapping dalam hal ini peta
struktur, isopach map, isoporositas, isopermeabilitas, isosaturasi dan isopach net
oil/gas pay adalah untuk menentukan total volume batuan (Vb), distribusi
porositas, permeabilitas, saturasi dan ketebalan bersih lapisan produktif.

6.2. Pengolahan Data Penilaian Formasi Dalam Menentukan Besaran


Reservoir

Pada saat hanya terdapat satu sumur, data-data yang didapatkan masih
belum lengkap sehingga penentuan cadangan pada periode ini hanya dapat
dilakukan dengan jalan membandingkan dengan reservoir disekitarnya dan
hasilnya didapat dalam bbl/acre. Sejalan dengan semakin banyaknya sumur yang
dibor, maka data-data yang masuk juga akan semakin banyak, maka dapat
menentukan karakteristik resrvoir yang lebih akurat.
85

Data-data reservoir yang diperlukan untuk memperkirakan akumulasi


hidrokarbon dalam suatu reservoir adalah ketebalan lapisan produktif, luas area,
porositas, saturasi air mula-mula, faktor volume formasi minyak, faktor volume
formasi gas. Data-data tersebut dapat digunakan untuk menentukan cadangan
hidrokarbon.
Seperti diketahui bahwa cadangan minyak mempunyai dua pengertian,
yaitu cadangan yang terhitung dan nyata terdapat didalam reservoir yang disebut
Oil in place serta cadangan yang mempunyai nilai ekonomis dalam arti dapat
diproduksikan secara ekonomis, yang disebut Ultimate Recovery. Perbandingan
antara Ultimate Recovery dengan Initial Oil In Place disebut Recovery Factor.
Berdasarkan metode volumetris, besarnya Initial Oil In Place (IOIP) dapat
ditentukan apabila data total batuan (bulk volume), porositas efektif, saturasi air ,
dan faktor volume minyak/gas telah diketahui. Yang perlu diketahui dalam
penentuan IOIP ini adalah penentuan total batuan Vb (peta isopach dan peta
struktur bawah permukaan). Kedua peta ini dibuat dari hasil seismik, data
pemboran, analisa core, ataupun logging. Oleh karena itu aplikasi data hasil
interpretasi data-data penilaian formasi akan sangat membantu didalam ketepatan
perhitungan bulk volume, yang mana hal ini akan mempengaruhi pula pada
ketelitian perkiraan besarnya IOIP.
Apabila sudah didapatan data-data produksi maka perhitungan perkiraan
cadangan dapat digunakan dengan menggunakan metode material balance
maupun decline curve. Selain untuk mengetahui perkiraan besarnya cadangan
juga dapat digunakan dalam perkiraan prilaku reservoir.
Perkiraan prilaku reservoir berdasarkan metode material balance
dsilakukan dengan cara pendekatan yang menggunakan persamaan material
balance dengan dibantu persamaan GOR dan saturasi serta cara perhitungannya
disesuaikan dengan kondisi masing-masing mekanisme pendorong reservoar.
Perkiraan pilaku reservoir dengan metode decline curve dapat digunakan
untuk mempresentasikan data produksi dalam bentuk grafik. Sedangkan cara
untuik melakukan perkiraan produksi dimasa yang akan datang adalah dengan
mencari hubungan suatu paameter dengan parameter lainnya seperti : produksi
86

kumulatif, waktu dan PI, yang kemudian memperpanjang kurva hingga mencapi
batas ekonomi limitnya.
Untuk mengetahui kemampuan suatu formasi dapat berproduksi, di
lakukan identifikasi prduktivitas formasi. Dari perkiraan produktivitas formasi
dapat diketahui rate optimum sumur yang dapat diperoleh dengan metoda
produksi yang ilakukan pada suatu tingkat tertentu, sehingga dapat dicapai
ultimate recovery.
Recovery factor adalah persen atau fraksi minyak yang dapat
diproduksikan dalam tanki pengumpul, dan merupakan perbandingan antara UR
dan IOIP. Ketelitian dari pengukuran UR dan IOIP akan sangaat membantu dalam
memperkirakan berapa persen minyak yang dapat diproduksikan dalam tanki
pengumpul, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
lapangan minyak.

Anda mungkin juga menyukai