BAB VI
PEMBAHASAN
ketebalan lapisan porous, korelasi batuan dan evaluasi Vclay. Sementara itu
Gamma-ray log, neutron log dan densitas log merupakan log radioaktif. Pada log
Gamma-ray mampu mendeteksi adanya kandungan radioaktif didalam formasi
sehingga dapat diketahui besarnya kandungan shale atau clay (Vclay) di dalam
lapisan permeabel. Demikian juga dengan neutron log dan density log, keduanya
berfungsi untuk mendeteksi adanya hidrokarbon dan air dalam formasi,
mengetahui besarnya porositas formasi batuan, menentukan harga saturasi yang
didukung dari data-data log sebelumnya yang pada akhirnya dapat digunakan
untuk menentukan permeabilitas. Untuk log suara digunakan untuk perhitungan
transit time yang berpengaruh terhadap perhitungan porositas. Log tambahan yang
umum digunakan sebagai pelengkap data yang telah ada antara lain caliper log
untuk estimasi mud cake, dipmeter log untuk pengukuran arah dan kemiringan
formasi dan temperatur log untuk memperoleh data temperatur reservoir. Pada
logging sumuran interpretasi log digunakan untuk : identifikasi lapisan permeabel,
ketebalan dan batas lapisan, lithologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness
(analisa kualitatif). Harga porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi,
saturasi air, permeabilitas (analisa kuantitatif). Pemilihan kombinasi logging yang
tepat juga sangat mendukung keakuratan data yang diperoleh selama operasi
logging, namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih
kombinasi logging yang tepat, yaitu : faktor fluida pemboran, batuan formasi
(reservoir) dan kondisi lubang bor.
Pengumpulan data setelah operasi pemboran yang terdiri dari analisa
fluida reservoir, adapun tujuan utamanya adalah menghitung faktor volume
formasi minyak/gas awal.
jenis alat dapat digunakan, demikian pula untuk lumpur air asin. Pada penggunaan
jenis air asin ini, untuk log listrik perlu perhatikan khusus, akrena bila lumpur
bersalinitas tinggi akan mempengaruhi hasil pengukuran. Sedangkan untuk jenis
lumpur oil base mud atau udara, log yang dapat berfungsi adalah induction,
radioktif, dan sonic log.
Untuk kondisi lubang bor yang belum dicasing, semua jenis log dapat
digunakan, sedangkan untuk lubang yang telah dicasing hanya GRL dan Neutron
Log yang dapat berfungsi.
Penentuan lithologi batuan porous (permeable)dapat dilakukan dengan
menggunakan SP Log pada lumpur air tawar. Identifikasi lapisan permeable juga
dapat dilakukan dengan menggunakan Microlog, yang akan memberikan kurva
separasi positif yaitu micro inverse lebih kecil dari micro normal.
Penentuan ketebalan lapisan dilakukan dengan mengamati perubahan
lithologi. Dalam hal ini alat log yang digunakan harus mampu memberikan kurva
yang sensitif terhadap perubahan tersebut, agar dapat membedakanperubahan
vertikal secara baik. Beberapa alat log yang dapat dipakai antara lain SP log
(dengan melihat kurva untuk shale dan lapisan permeable) Laterolog,
Microresisitivity dan GRL.
Berbagai macam fluida pengisi batuan akan memberikan pengaruh
berbeda terhadap alat log yang akan digunakan. Untuk formasi bersih berisi air
dapat diidentifikasi dengan Density dan Neutron Log, yang akan memberikan
pengaruh berbeda terhadap alat log yang digunakan. Formasi bersih berisi gas
dapat diketahui dengan kombinasi Density dan Neutron Log, yang akan
memberikan kurva separasi positif. Lapisan gas biasanya paling sedikit
mengandung air, sehingga kadangkala porositasnya (øN) mendekati batuan sangat
kompak. Hal ini merupakan kelemahan Neutron Log bila menjumpai formasi gas,
namun justru dengan kelemahan ini adanya gas dapat diketahui. Formasi berisi
minyak atau air dapat diidentifikasikan dengan melakukan pengamatan antara
porositas dan resisitivity tool. Formasi bersih berisi hidrokarbon, pada harga
porositas yang sama, hargab tahanan batuan (Rt) akan lebih besar daripada
formasi berisi air. Tetapi harga Rt yang tinggi belum menjamin formasi tersebut
84
berisi hidrokarbon, karena ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, bila
kurva SP berdefleksi positif, berarti formasi berisi air tawar. Kedua, bila harga SN
lebih tinggi daripada Rt dan defleksi SP negatif berkembang baik, maka formasi
tersebut berisi air asin.
Untuk mengavaluasi adanya hidrokarbon, juga dilakukan dengan
mengamati cutting dan analisa core. Untuk membantu penelitian evaluasi
dilakukan uji kandungan lapisan (UKL) atau drill steam teat (DST) ,dimana
parameter yang diperoleh akan digunakan sebagai reperensi dalam pemilihan
kombinasi log selanjutnya. Dengan adanya tanda-tanda hidrokarbon kemudian
dilakukan Well Testing untuk memperkirakan produktivitasnya. Jika hasil test
cukup potensial, maka dilakukan pemboran tahap selanjutnya.
Berbagai data yang telah kita peroleh tersebut selanjutnya akan diolah dan
dievaluasi terlebih dahulu dengan maksud untuk mendapatkan satu data yang
representatif untuk mewakili keadaan reservoir yang sebenarnya.
Dalam perkembangannya distribusi keseluruhan data-data penilaian
formasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta-peta yang tergambar dalam
peta isopach, peta net sand, peta net pay oil/gas, peta isoporositas, peta isosaturasi
dan peta isopermeabilitas. Penggunaan subsurface mapping dalam hal ini peta
struktur, isopach map, isoporositas, isopermeabilitas, isosaturasi dan isopach net
oil/gas pay adalah untuk menentukan total volume batuan (Vb), distribusi
porositas, permeabilitas, saturasi dan ketebalan bersih lapisan produktif.
Pada saat hanya terdapat satu sumur, data-data yang didapatkan masih
belum lengkap sehingga penentuan cadangan pada periode ini hanya dapat
dilakukan dengan jalan membandingkan dengan reservoir disekitarnya dan
hasilnya didapat dalam bbl/acre. Sejalan dengan semakin banyaknya sumur yang
dibor, maka data-data yang masuk juga akan semakin banyak, maka dapat
menentukan karakteristik resrvoir yang lebih akurat.
85
kumulatif, waktu dan PI, yang kemudian memperpanjang kurva hingga mencapi
batas ekonomi limitnya.
Untuk mengetahui kemampuan suatu formasi dapat berproduksi, di
lakukan identifikasi prduktivitas formasi. Dari perkiraan produktivitas formasi
dapat diketahui rate optimum sumur yang dapat diperoleh dengan metoda
produksi yang ilakukan pada suatu tingkat tertentu, sehingga dapat dicapai
ultimate recovery.
Recovery factor adalah persen atau fraksi minyak yang dapat
diproduksikan dalam tanki pengumpul, dan merupakan perbandingan antara UR
dan IOIP. Ketelitian dari pengukuran UR dan IOIP akan sangaat membantu dalam
memperkirakan berapa persen minyak yang dapat diproduksikan dalam tanki
pengumpul, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
lapangan minyak.