Anda di halaman 1dari 23

Perangkap reservoir

Perangkap reservoir merupakan unsur paling penting dalam cara terdapatnya minyak dan gasbumi. Malahan explorasi atau pencaharian minyak dan gasbumi sampai kini ditujukan kepada pencaharian perangkap. Istilah angkap atau jebakan (trap), mengandung arti seolaholah minyak terjebak atau tersangkut dalam suatu keadaan sehingga tidak bisa lepas lagi. Hal ini disebabkan karena walaupun minyak merupakan suatu fasa tersendiri, namun selalu berada bersama-sama dengan air (air formasi). PENGERTIAN PERANGKAP HIDROSTATIK DAN HIDRODINAMIK - TEORI POTENSIAL Teori potensial. Adanya perbedaan fisik antara minyak dengan air yang tidak saling melarutkan dan terutama juga perbedaan berat-jenis kedua zat itu, maka minyak akan selalu naik ke atas dan menurut teori ia akan mencari tempat dengan potensi yang paling rendah. Dari segi teori medan, maka setiap tetes minyak akan mengikuti garis-garis gaya sampai ada di suatu titik dengan potensi yang paling rendah. Dalam keadaan hidrostatik, maka satusatunya gaya adalah gaya berat yang arahnya vertikal. Karena sifat minyak yang lebih ringan daripada air, maka gaya tersebut akan berarah ke atas. Setiap tetes minyak akan terus mengikuti garis vertikal sampai tetes itu mendapatkan tempat dimana ia tidak dapat ke manamana lagi, yaitu suatu titik dimana potensialnya paling rendah. Dengan demikian setiap tetes minyak itu akan selalu mencari daerah dimana bidang potensialnya paling rendah. Semua bidang potensial itu biasanya horizontal atau tegak lurus pada garis-garis gaya dan makin ke atas letaknya nilai potensialnya makin rendah. Sepanjang bidang potensial yang sama besar gayanya akan sama, sehingga untuk menggerakkan atau menahan setiap tetes minyak sepanjang bidang ini tidak diperlukan gaya. Bidang potensial ini sangat penting dipandang dari segi pengertian tutupan (closure). Dalam prakteknya bidang ini adalah batas antara air dan minyak dalam reservoir. Jika air berada dalam keadaan statik maka satu-satunya gaya adalah vertikal ke atas. Keadan ini disebut suatu perangkap hidrostatik. Tetapi jika terdapat berbagai gaya lain, misalnya air bergerak ke suatu arah, maka resultannya adalah suatu gaya yang tidak vertikal ke atas tetapi agak miring(gambar 5.1). Dengan demikian juga bidang potensial, dalam hal ini bidang batas air dan minyak akan miring. Maka dalam keadaan ini ada atau tidak adanya perangkap harus juga diterangkan oleh bidang potensial yang miring ini. Dengan demikian perangkap dikatakan dalam keadaan hidrodinamik. Dipandang dari segi sejarahnya, teori perangkap dikemukakan oleh Sterry Hunt yang mengatakan, bahwa minyakbumi selalu terdapat di atas atau di puncak suatu antiklin. Berbagai prinsip mengenai minyak dan air serta prinsip lainnya yang menyatakan, bahwa minyak itu selalu mencari 109 tempat yang tinggi belum begitu jelas pada waktu itu dan mungkin berbagai keterangan lain harus diberikan untuk menerangkan mengapa minyak berakumulasi di atas puncak suatu antiklin. Sebetulnya perangkap adalah tidak lain daripada bentuk lapisan penyekat. Lapisan penyekat itu dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak tidak dapat lari ke mana-mana lagi. Bentuk ini akan menahan tetes-tetes minyak dalam perjalanannya sepanjang garis-garis gaya.

Oleh karena itu kits bisa membagi perangkap dalam 2 jenis: 1) PERANGKAP DALAM KEADAAN HIDROSTATIK. 2) PERANGKAP DALAM KEADAAN HIDRODINAMIK.

5.1.PERANGKAP DALAM KEADAAN HIDROSTATIK - KLASIFIKASI UMUM


Di dalam perangkap yang berada dalam keadaan hidrostatik, tetes minyak akan selalu berusaha bergerak vertikal ke atas. Untuk ini harus terdapat suatu pembentuk dari lapisan reservoir sedemikian rupa sehingga tetes-tetes ini tidak akan lari ke manamana lagi. Dalam hal ini dapat kita analogikan dengan air pada permukaan bumi karena gaya berat air akan selalu berusaha bergerak ke bawah dan dengan demikian untuk menangkap air yang selalu meluncur ke bawah harus dibentuk suatu wadah yang menutup air itu dari segala arah kecuali dari atas. Misalnya, suatu mangkok yang bisa diisi sampai pinggirannya. Dalam hal perangkap minyak maka dapat dimisalkan mangkok ini dibalikkan, dan di sini mangkoknya ialah lapisan penyekat. Pembentukan lapisan penyekat dan lapisan reservoir pada umumnya dapat terjadi secara: struktur, stratigrafi, dan kombinasi antara struktur dan stratigrafi. Dalam hal perangkap yang lapisan penyekatnya dibentuk karena keadaan struktur maka lapisan ini dapat dilipat ataupun dipatahkan sehingga lapisan reservoir pun ikut dibentuk dari berbagai arah disebabkan karena struktur. Dalam hal perangkap stratigrafi maka pembentukan disebabkan karena sedimentasi, antara lain karena sedimentasi lapisan penyekat itu mengelilingi lapisan reservoir sedemikian rupa sehingga lapisan penyekat tersebut secara otomatis menutupnya dari berbagai macam arah terutama dari arah atas. Dalam hal perangkap.kombinasi maka penutupan mempergunakan elemen struktur ataupun elemen stratigrafi. Pembagian perangkap semacam ini dikemukakan oleh Levorsen (1958). Sebetulnya terdapat juga beberapa klasifikasi lainnya misalnya oleh Clapp, de Sitter dan lain-lain, (Tabel 5-1 dan Tabel 5-2), namun

110

Tabel 5 - 1 Klasifikasi perangkap menurut berbagai penutis (Clapp, Wilson, Heald, Heroy, dan Wilhelm) KLASIFIKASI CLAPP, 1917 I.Struktur aklinal atau subaklinal II.Struktur antiklin dan sinklin a. Antiklin kuat yang berdiri sendiri b. Pergantian antiklin dan sinklin yang jelas ditentukan

c. Lipatan geantiklin yang lebar d. Lipatan tersungkup e. Sifat lensa dari pasir III.Struktur monoklin a. Hidung monoklin b. Jurang monoklin c. Teras struktur atau antiklin terhenti (arrested anticline) d. Sifat lensa dari pasir IV.Struktur 'Quaquaversal' atau kubah a. Bisul antiklin atau antiklin-silang (cross-anticline) b. Bisul monoklin c. Kubah garam tertutup d. Struktur 'quaquaversal' yang disebabkan sumbat volkanik e. Kubah garam yang berlubang-lubang V.Kontak antara batuan sedimen dan batuan beku a. Kontak sedimen dengan sumbat volkanik b. Kontak sedimen dengan korok c. Kontak sedimen dengan lapisan intrusi d. Kontak sedimen dengan batuan beku lainnya VI.Lapisan yang miring secara tidak selaras menjauhi garis pantai VII.Celah-celah batuan beku VIII.Celah-celah batuan sedimen IX.Patahan a. Sisi yang terangkatkan b. Sisi yang terturunkan c. Sesar sungkup X.Tersekat oleh endapan bitsrmina KLASIFIKASI WILSON, 1934 I.Reservoir tertutup a. Reservoir tertutup karena deformasi local b. Reservoir tertutup karena perubahan porositas batuan (tidak memerlukan deformasi struktur kecuali kemiringan wilayah) c. Reservoir tertutup oleh kombinasi lipatan dan variasi porositas d. Reservoir tertutup karena kombinasi patahan dan variasi porositas II.Reservoir trebuka (tidak mempunyai komersil) KLASIFIKASI HEALD, 1940 I.Tertutup karena deformasi lokal dari lapisan II.Tertutup karena variasi permeabilitas batuan KLASIFIKASI HEROY, 1941 I.Perangkap pengendapan II.Perangkap diagenesa III.Perangkap deformasi KLASIFIKASI WILHELM, 1945 I.Reservoir perangkap konvex II.Reservoir perangkap permeabilitas

III.Reservoir perangkap pembajian IV.Reservoir perangkap patahan V.Reservoir perangkap penembusan (piercement) 111 klasifikasi Levorsen sangat sederhana dan pokoknya asal unsur-unsur penutup tadi memenuhi persyaratan sehingga sebetulnya kemungkinan pada dari ini banyak sekali.

5.2.PERANGKAP STRUKTUR
Perangkap struktur merupakan peranakap yang paling orisinil dan sam dewasa ini merupakan perangkap yang paling penting. Jelas di sini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan karena gejala tektonik atau struktur, misalnya pelipatan dan pematahan. Sebetulnya kedua unsur ini merupakan unsur utama dalam pembentukan perangkap. 5.2.1.PERANGKAP LIPATAN (PETA STRUKTUR BERKONTUR PENGERTIAN TUTUPAN) Perangkap yang disebabkan pelipatan ini merupakan perangkap utama, perangkap yang paling penting dan merupakan perangkap yang pertama kali dikenal dalam penrusahaan minyakbumi. Unsur yang mempengaruhi pembentukan perangkap ini ialah lapisan penyekat dan penutup yang berada di atasnya dan dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak tidak bisa lari ke mana-mana, (Gambar 5.2). Minyak tidak bisa lari ke atas karena terhalang oleh lapisan penyekat, juga ke pinggir terhalang oleh lapisan penyekat yang melengkung ke daerah pinggir, sedangkan ke bawah terhalang oleh adanya batas air minyak atau bidang ekipotensial. Namun harus diperhatikan pula bahwa perangkap ini harus ditinjau dari segi 3 dimensi, jadi bukan saja ke barat dan timur, tetapi juga ke arah utara-selatan harus terhalang oleh lapisan penyekat. PETA STRUKTUR BERKONTUR: Cara menggambarkan keadaan yang demikian itu, selain dengan penampang juga harus dinyatakan dalam 3 dimensi antara lain dengan adanya suatu denah yang memperlihatkan lengkungan daripada bidang perlapisan tadi. Cara pengutaraan demikian disebut cars sistem kontur struktur. sebetulnya kontur struktur ini diperlihatkan oleh garis-garis kontur yang tidak lain merupakan garisgaris batas lapisan penyekat dengan lapisan reservoir yang mewakilinya pada ketinggian yang sama. Apabila kita bayangkan sekarang suatu antiklin sebagai suatu mangkok yang memanjang dan tertelungkup dan pada beberapa kedalaman tertentu dipotong oleh bidang horisontal (Gambar 5.3). Misalnya pada setiap interval 5 atau 100 meter terdapat bidang-bidang horizontal yang memotong bidang mangkok atau bidang lengkung daripada antiklin itu.Garis potong yang terjadi biasanya berbentuk garis lengkung yang tertutup. Untuk suatu bentuk bola, garis potong berbentuk lingkaran. Dengan memproyeksikan semua garis ini pada bidang horizontal yang terdapat pada bagian atasnya, kita mendapatkan garis-garis kontur yang secara jelas memperlihatkan penutupan lapisan reservoir darberbagai arah. Makin di luar kedudukan bentuk ini, makin rendahlah kedudukan lapisan penyekat. Jelas di sini, bahwa untuk terdapatnya suatu perangkap bukan semata-mata struktur antiklin saja yang diperlukan tetapi juga

bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa (misalnya disebabkan karena stuktur) sehingga karena pelengkungan ataupun karena patahan atau gejala struktur lainnya penutupan penyekat lapisan reservoir terjadi dari semua arah kecuali dari bawah. PENGERTIAN TUTUPAN (closure) Batas bawah suatu akumulasi minyak ditentukan oleh batas air-minyak yang disebut bidang ekipotensial. Dalam keadaan hidrostatik bidang ekipotensial horizontal. Jadi, titik tertinggi dimana bidang horizontal menyinggung, lapisan penyekat merupakan bidang batas maksimal dari air-minyak, karena jika batas ini lebih rendah, minyak akan melimpah keluar dari perangkap. Dengan demikian, juga sebagai wadah suatu cairan pada permukaan bumi, maka suatu perangkap mempunyai titik limplah dan batas maksimal wadah dapat diisi oleh cairan disebut 'tutupan`(closure). Tutupan ini ditentukan oleh adanya titik limpah (spill-point). Titik limpah adalah suatu titik pada perangkap dimana kalau minyak bertambah,minyak mulai melimpah ke bagian lainnya yang lebih tinggi dari kedudukannya dalam peranakap ini Gambar 5.4 memperlihatkan hubungan titik limpah dengan batas maksimal perangkap itu dapat diisi minyak. Batas maksimal ini yang secara areal diperlihatkan dalam peta struktur disebut tutupan areal (areal closure).

sedangkan tinggi kolom minyak yang maksimal disebut tutupan vertikal (vertical closure). Dalam mengevaluasi suatu perangkap minnyak,tutupan ini sangat penting karena menentukan besar kecilnya cadangan yang mungkin didapatkan dalam suatu perangkap. Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud dengan 'closure' ini bukan semata-mata batas air-minyak atau minyak, tetapi batas maksimal dimana minyak dapat menempati perangkap. Dengan demikian, terdapatnya berbagai macam jenis lapisan tidaklah menjadi soal yang penting perangkap harus tertutup dari segala arah. Gambar 5.5 dan 5.6 memperlihatkan berbagai macam contoh perangkap lipatan, terutama antiklin.

114 'Koesoemadinata. Geologi Minyak- din G3shumi Di sini terlihat berbagai macam bentuk perangkap, yaitu: memanjang, melengkung asimetris, simetris, pendek dan sebagainya. Ditinjau dari segi peristilahan maka lipatan yang tertutup dan melengkung dari segala arah ini disebut juga suatu antiklin yang menunjam-ganda (double plunging).Jika antiklin ini menunjam ganda dan sumbu panjangnya dibandingkan terhadap sumbu pendeknya lebih besar daripada 2/3, maka bentuk lipatan yang demikian disebut kubah (dome).Jika antiklin mempunyai perbandingan sumbu panjang terhadap sumbu pendeknya di antara 2/3 dan 1/3, maka pelipatan ini disebut suatu branchi-antiklin, jika kurang daripada 1 : 3 disebut suatu struktur antiklin. Perangkap lipatan didapatkan dalam berbagai jenis, tetapi seringkali merupakan rangkaian antiklin yang mengikuti suatu arah sumbu tertentu. Maka seringkali di atas rangkaian antiklin ini terdapat tutupan tersendiri yang dinamakan 'kulminasi' daripada antiklin. Kulminasi inilah yang merupakan perangkapnya dan bukan antiklinnya sendiri. Contoh daripada kulminasi di atas suatu sumbu antiklin adalah antiklin Ledok-Wonocolo-Kidangan. Lapangan minyak itu semuanya terdapat di atas suatu antiklin tetapi merupakan kulminasi sendiri (Gambar 5.7) Terdapatnya suatu antiklin dalam arah (trend) tertentu merupakan hal yang biasa sekali. Di lain pihak sering antiklin tidak panjang tetapi bersifat seperti kubah yang penempatannya tidak beraturan. Tetapi sering pula kubah ini berada sepanjang sumbu antiklin yang lebih memanjang.

PENILAIAN SUATU PERANGKAP LIPATAN: Persoalan yang dihadapi dalam mengevaluasikan suatu perangkap lipatan terutama ialah mengenai ada tidaknya tutupan, jadi tidak dipersoalkan apakah lipatan itu ketat atau landai, yang penting adalah adanya tutupan.

Suatu lipatan dapat saja terbentuk tanpa terjadinya suatu tutupan sehingga tidak dapat disebut suatu perangkap. Selain itu juga ada tidaknya tutupan sangat tergantuag pada faktor struktur dan posisinya ke dalam. Misalnya, pada permukaan dapat saja kita mendapatkan suatu tutupan tetapi makin ke dalam, tutupan itu menghilang. Menurut Levorsen (1958) menghilangnya tutupan ini disebabkan faktor bentuk lipatan serta pengaruhnya ke dalam, antara lain: 1) Bentuk lipatan, yaitu apakah lipatan sejajar atau sebangun. Dalam hal lipatan sejajar atau konsentrik, maka lipatan makin ke dalam makin menghilang atau makin kecil tutupannya dan kadang-kadang menghilang sama sekali. Di lain pihak apabila lapisan terlipat sedang, maka makin ke dalam akan lebih baik(Gambar 5.8 2) Pelipatan bersifat diapir atau tak selaras, yaitu cara pelipatan di atas, dan di bawah suatu lapisan tertentu yang tidak sama. Hal ini disebabkan karena pengaruh adanya berbagai lapisan yang tidak kompeten. Lapisan biasa saja terlihat bagus sekali menjadi antiklin dengan tutupan, tapi bisa pula terdapat suatu lapisan yang tidak kompeten yang di bawahnya ternyata tidak terdapat pelipatan sama sekali, atau telah berubah menjadi suatu bentuk diapir. Sebagai contoh misalnya, lapangan Kirkuk, Irak (Gambar 5.9). 3) Pelipatan berulang, yaitu pelipatan yang terjadi secara berulang-ulang pada waktu berlangsungnya sedimentasi. Jadi, dari atas bisa kelihatan suatu lipatan yang landai yang memperlihatkan tutupan pada permukaan, tetapi ke bawah makin berubah atau menjadi lebih ketat serta tidak memperlihatkan tutupan (Gambar 5.10). 4) Ketidakselarasan, jelas mempunyai efek yang penting. Suatu lipatan yang ada di atas suatu ketidakselarasan mungkin saja tidak terdapat di bawahnya, karena struktur yang di atas dan di bawah tentu akan berlainan (Gambar 5.11). 5) Lipatan asimetris, memberikan bidang sumbu yang miring, sehingga menentukan pula lokasi daripada tutupan atau kulminasi. Maka dalam mengevaluasi suatu lipatan yang asimetris ada kalanya kulminasi pada permukaan itu telah tergeser ke arah miringnya bidang sumbu kelipatan (Gambar 5.12). 6) Konvergensi lapisan, yaitu menipisnya lapisan ke suatu arah. Karena pengaruh penipisan perlapisan ke suatu arah, maka adanya suatu tutupan pada permukaan dapat saja menghilang pada kedalaman dimana lapisan reservoir terdapat (Gambar 5.13). Dalam mengevaluasikan suatu tutupan, kits harus yakin apakah semua lapisan itu berkonvergensi atau tidak. Dalam hal mengevaluasikan pelipatan sebagai perangkap selain dari adanya tutupan juga harus dievaluasi apakah tutupan tersebut terdapat pada lapisan reservoir. Jika kita menemukan berbagai macam lapisan reservoir pada berbagai kedudukan stratigrafi, maka tutupan yang terdapat pada suatu lapisan reservoir belum tentu terdapat pada lapisan yang berada di bawahnya atau di atasnya. Dalam menilai prospek-prospek yang terdapat pada berbacai macam lapisan reservoir menyebabkan keharusan dievaluasinya pula tutupan untuk setiap lapisan reservoir. Misainya diadakan pemetaan kontur struktur pada bagian atas lapisan reservoir tertentu, maka peta ini hanya berlaku untuk satu perangkap dan tidak bisa dipakai untuk mengevaluasikan semua perangkap yang ada pada berbagai lapisan reservoir. Hal ini

dapat diatasi dengan membuat berbagai penampang seismik serta memetakan kontur struktur untuk tiap lapisan reservoir. Tetapi dalam prakteknya tentu tidak semua lapisan reservoir dapat dikontur, misalnya tidak terdapatnya lapisan penunjuk yang jelas. Walaupun demikian dengan memperhatikan berbagai faktor di atas tadi, maka dalam mempelajari penampang seismik serta mengevaluasi setiap lapisan reservoir harus diperhatikan beberapa pengaruh faktor tersebut sehingga diketahui apakah di dalam lapisan reservoir tersebut betul-betul terdapat beberapa unsur perangkap serta tutupan ataukah tidak. 5.2.2.PERANGKAP PATAHAN patahan dapat juga bertindak sebagai unsur penyekat minyak dalam penyaluran penggerakan minyak selanjutnya. Kadang-kadang dipersoalkan pula apakah patahan itu bersifat penyekat ataukah penyalur. Dalam hal ini Smith (1966) berpendapat bahwa persoalan patahan sebagai penyekat sebstulnya tergantung dari tekanan kapiler. Pengkajian teoritis memperlihatkan bahwa patahan dalam batuan yang basah air tergantung pada tekanan kapiler dari medium dalam jalur patahan tersebut. Besar-kecilnya tekanan yang disebabkan karena pelampungan minyak atau kolom minyak terhadap besarnya tekanan kapiler menentukan sekali apakah patahan itu bertindak sebagai suatu penyalur atau penyekat. Jika tekanan tersebut lebih besar daripada tekanan kapiler maka minyak masih dapat tersalurkan melalui patahan, tetapi jika lebih kecil maka patahan tersebut akan bertindak sebagai suatu penyekat. Patahan yang berdiri sendiri tidaklah dapat membentuk suatu perangkap. beberapa unsur lain yang harus dipenuhi untuk terjadinya suatu perangkap yang betul-betul hanya disebabkan karena patahan: 1) ADANYA KEMIRINGAN WILAYAH. Lapisan yang tidak miring atau sama sekali sejajar tidak dapat membentuk perangkap, karena walaupun minyak tersekat dalam arah pematahan tetapi dalam arah lain tidak ada penyekatan kecuali kalau ketiga pihak lainnya tertutup oleh berbagai macam patahan. Dalam hal yang disebut akhir ini sukar sekali dapat dibayangkan bagaimana minyak itu masuk ke perangkap tersebut. 2) HARUS ADA PALING SEDIKIT DUA PATAHAN YANG BERPOTONGAN. Jika hanya terdapat suatu kemiringan wilayah dan suatu patahan di satu pihak, maka dalam suatu penampang mungkin kelihatannya sudah terjadi suatu perangkap. Tetapi harus dipenuhi pula syarat bahwa perangkap atau penutupan itu terjadi dalam 3 dimensi. Maka dalam dimensi lainnya harus juga terjadi pematahan untuk menutup ke arah tersebut. (Gambar 5.14) 3) ADANYA SUATU PELENGKUNGAN LAPISAN ATAU SUATU PELIPATAN. Dalam hal ini patahan merupakan suatu unsur penyekat dalam satu arah, sedangkan arah lainnya tertutup oleh adanya pelengkungan dari perlapisan ataupun bagian daripada pelipatan (Gambar 5.15). 4) PELENGKUNGAN DARIPADA PATAHANNYA SENDIRI DAN KEMIRINGAN WILAYAH. Dalam hal ini di suatu arah mungkin lapisan itu miring, tetapi di pihak lainnya justru terdapat patahan yang melengkung sehingga semua arah tertutup oleh patahan dan kemiringan wilayah (Gambar 5-16). Dalam prakteknya jarang sekali terdapat perangkap patahan yang murni. Patahan biasanya hanya merupakan suatu pelengkung dari pada suatu perangkap struktur. Yang lebih banyak terjadi ialah asosiasi dengan lipatan, seperti misalnya di satu arah

terdapat suatu pelengkungan atau hidung suatu antiklin, dan di arah lainnya terdapat patahan yang menyekat perangkap dari arah lain. Dalam hal ini patahan pada perangkap dapat dibagi atas tiga macam. 5.2.2.1.Patahan normal Patahan normal biasa sekali terjadi sebagai suatu unsur perangkap. Biasanya minyak lebih sering terdapat di dalam 'hanging wall' daripada di dalam 'foot wall', terutama dalam kombinasi dengan adanya lipatan. Contoh patahan normal sebagai unsur pelengkap suatu perangkap dari lapangan minyak di Laut Jawa adalah lapangan minyak Arjuna (Gambar 9.17), Cinta (Gambar 9.15) dan sebagainya. Juga lapangan minyak di Mangun-Jaya dan Tanjung tiga merupakan contoh lain (Gambar 5.17). Jadi, pelipatan lemah atau pelengkungan lapisan dilengkapi oleh suatu patahan normal. 5.2.2.2.Pat ahan naik patahan naik juga dapat bertindak sebagai suatu unsur perangkap dan biasanya selalu berasosiasi dengan lipatan yang ketat ataupun asimetris. patahan naik itu dapat dibagi lagi dalam asosiasi: 1) PATAHAN NAIK DENGAN LIPATAN ASIMETRI. Sebagai contoh misalnya, lapangan minyak Talanq Akar Pendopo (Gambar 9.11) di Sumatra Selatau. satu pihak-terdapat lipatan dan di pihak lain terdapat patahan naik. Juga Kampung Minyak di Sumatra Selatan sebagaimana terlihat Pada (gambar 9.12) memperlihatkan sesar naik yang hampir mendatar sebagai suatu patahan perangkap. Tepat dikatakan di sini bahwa perangkap dapat terbentuk di bawah patahan tersebut ataupun di atasnya, tetapi terutama di bawahnya. 2) PATAHAN NAIK YANG MEMBENTUK SUATU SESAR SUNGKUP ATAU SUATU 'NAPPE'. Misalnya, di Canada sebelah Barat di lapangan Turner Valley. Di sini sesar sungkup merupakan suatu unsur penting untuk terdapatnya suatu perangkap (Gambar 5.18). 5.2.2.3.Patahan tumbuh Dewasa ini dikenal semacam patahan yang dinamakan patahan tumbuh, yaitu suatu patahan normal yang terjadi secara bersamaan dengan akumulasi sedimen. Di satu fihak (footwall) sedimen tetap tipis sedangkan di 'hanging wall' selain terjadinya penurunan, sedimentasi berlanasung terus sehingga dengan demikian terjadi suatu lapisan yang sangat tebal. Seringkali patahan tumbuh ini menyebabkan adanya suatu 'roll over' sehingga juga di sini kita lihat suatu kombinasi antara pelipatan yang memperlihatkan tutupan dan di pihak lain suatu patahan. Suatu 'roll-over' dalam patahan tumbuh sangat penting, karena asosiasinya dengan terdapatnya minyakbumi. Struktur 'roll-over' ini terutama didapatkan di daerah Gulfcoast. Jadi, perangkap ini merupakan kombinasi antara patahan dan pelipatan; di sini pelipatan disebabkan karena pematahan. Sering patahan tumbuh ini ke bawah menghilang atau kemudian membelok menjadi patahan yang sejajar dengan suatu perlapisan (Gambar 5.19).

5.2.2.4.Patahan transversal Patahan transversal/horizontal atau disebut pula wrench-faults atau strike-slip fault dapat juga bertindak sebagai peranakap. Harding, (1974, hal. 1920-1304), menekankan pentingnya unsur patahan transversal sebagai pelengkap perangkap struktur. Pada umumnya perangkap patahan transversal merupakan pemancungan oleh penggeseran patahan terhadap kulminasi setengah lipatan dan pelengkungan struktur pada bagian penunjaman yang terbuka. Harding (1974) memberikan beberapa contoh yang bersifat penggeseran kecil, yaitu Scipio-Albion di Michigan dan Sussex-Meadow Creek di Cekungan Powder River, Wyoming, Amerika Serikat; penggeseran menengah, misalnya, di Cekungan Los Angeles; dan Penggeseran besar, misalnya, sepanjang patahan San Andrreas di Kalifornia dan beberapalapangan minYak di Sumatera, dimana kedudukan en echelon dari perangkap antiklin ditafsirkan sebagai berasosiasi dengan sesar Sumatera. Dalam ketiga hal ini ternyata komponen naik masih memegang peranan. Mertosono (1975) membabas lapangan minyak Pungut dan Tandun di Sumatera tengah sebagai contoh untuk perangkap patahan tranversal (Gaimbar 5.20). Di sini pula ternyata komponen gerakan vertical yang merupakan patahan naik di lapangan Tandun den patahan normal di lapangan Pungut masih memegang peranan penting (Gambar 5.21).
5.2.2.5.Perangkap kubah garam

Kubah garam merupakan salah satu perangkap yang penting untuk akumulasi minyakbumi. Kubah garam merupakan semacam suatu pelipatan bersifat diapir. Suatu lapisan garam yang terdapat pada kedalaman tertentu, karena sifat garam yang plastis dan juga karena berat jenis yang rendah sering menusuk ke dalam sedimen yang berada di atasnya dan membentuk semacam suatu tiang atau suatu pilar dan menyundul sedimen yang ada di atasnya sehingga berbentuk suatu kubah. Beberapa lapisan yang tertusuk biasanya ikut terangkat dan seolah-olah 'membaji' terhadap kolom garam ini dan sering merupakan suatu jebakan minyak yang baik. Di sini sulit untuk disebut sebagai suatu perangkap patahan, tetapi sangat khas sebagai perangkap kubah garam. Seringkali kubah garam itu ke atas mengembang berbentuk seperti jamur dan didapatkan perlapisan pasir yang membentuk perangkap itu berada di bawah naungan 'payung' garam tersebut (Gambar 5.22). Selain itu, juga di atas kubah tersebut perlapisan pasir dapat membentuk kubah yang seolah-olah terlipat dan membentuk suatu kubah yang bundar. Sering pula terjadi pematahan normal yang radier sehingga membagi kubah itu dalam beberapa segmen. Di atas lapisan garam itu seringkali terjadi lapisan gips, dan karena aktivitas bakteri gips ini diurakan menjadi kalsiumkarbonat (batu gamping) dan belerang sehingga sering merupakan suatu tambang belerang, Istilah 'cap rock' berasal dari perangkap kubah garam yang sebetulnya ialah gamping yang menutupi kubah garam ini.
V.2.2.6.1 Tektonik dan penjebakan minyak

Dewasa ini dipersoalkan mengenai apakah pelipatan itu terbentuk karena gaya tangensial atau gaya vertikal. Dengan konsep tektonik lempeng dewasa ini, maka pada pinggiran pertemuan dua lempeng (misalnya lempeng samudra dengan lempeng benua) terjadi berbagai gaya kompresi yang menyebabkan terjadinya pelipatan yang ketat sekali. Namun dalam cekungan sedimen, pelipatan yang ketat ini tidaklah terlalu baik untuk terjebaknya minyak karena struktur menjadi terlalu ruwet. Minyakbumi lebih banyak terjebak dalam struktur pelipatan yang sangat

landai, dan seringkali pelipatan ini berasosiasi dengan patahan normal. Hal ini terbukti di Laut Jawa, di utara Jawa Barat dimana lipatan itu berhubungan dengan patahan yang terdapat menerus ke dalam dasar cekungan. Juga dewasa ini timbul suatu konsepsi mengenai terbentuknya lipatan karena gaya vertikal, yaitu pematahan dalam batuan dasar menyebabkan gerakan turun naik daripada balokbalok atau bongkah-bongkah patahan ini, sehingga menyebabkan pelipatan di atasnya. Pelipatan ini sering berhubungan dengan pelipatan patahan tumbuh sebagaimana telah diutarakan sebelumnya. Juga dengan sistem ini lipatan yang didapatkan sering merupakan lipatan yang sangat landai, tetapi juga dapat berkembang membentuk sesar naik. Dalam tektonik patahann bongkah ini (block-faulting) seringkali bentuk antiklin lebih menyerupai suatu kubah daripada antiklin yang memanjang. Tetapi adakalanya juga semua bentuk ini memanjang sepanjang patahan dan dibarengi dengan adanya sesar naik. Sebagai contoh misalnya, Talang Akar Pendopo. Di lain pihak jelas pula, bahwa lipatan dapat memperlihatkan adanya patahan yang terus naik ke atas. Patahan ini kebanyakan bersifat patahan tumbuh (growth fault) sehingga seringkali patahan itu mati sebelum mencapai permukaan. Adanya patahan tumbuh ini terlihat sangat baik di Laut Jawa Utara sebagaimana tampak pada Gambar 5.23. Terdapatnya patahan sebagai penyebab pelipatan itu terutama terdapat dalam cekungan sedimen di belakang suatu busur lipatan yang ketat atau yang disebut sebagai cekungan daratan muka (foreland basin) dan juga dalam cekungan penarik pisahan (pull-apart), misalnya di pantai samudra Atlantik atau mungkin juga di pantai Kalimantan Timur. Selain itu, sering pula lipatan terjadi bukan semata-mata karena gaya tektonik tetapi karena pembebanan atau kompaksi yang terdapat di atas suatu peninggian batuan dasar (basement high). Lipatan yang demikian disebut 'supratenous folding' dan biasanya merupakan tempat tumbuhnya terumbu. Dengan demikian dalam explorasi regional batuan dasar itu mendapatkan perhatian khusus. Peninggian batuan dasar itu selain memperlihatkan lipatan juga ada kemungkinan membentuk suatu sumber sedimen yang memungkinkan diendapkannya sedimen kasar di sekitarnya. Di lain pihak justru di dalam lapisan sedimen klastik dasar tidak dapatkan basement high, karena tempat terjadinya sedimentasi itu bukan merupakan daerah sedimentasi tetapi daerah erosi. 5.3.PERANGKAP STRATIGRAFI Meurut Levorsen (1958), perangkap stratigrafi adalah suatu istilah umum untuk perangkap yang terjadi karena berbagai variasi lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam bumi. Konsepsi perangkap stratigrafi sebetulnya telah dikenal sejak ditemukannya akumulasi minyakbumi yang dihubungkan dengan fasies, seperti dikemukakan oleh Caril (1880) untuk lapangan minyak di daerah Venango (Amerika Serikat), oleh Orton (1889) untuk lapangan dalam reservoir gamping di Ohio-Indiana, dan oleh Phinney (1891), juga untuk lapangan gas di Indiana. Akan tetapi konsepsi ini secara resmi diusulkan dan diberi nama 'Perangkap stratigrafi' oleh Levorsen (1936). Ia pada waktu itu sadar akan banyaknya perangkap yang tidak ditemukan tanpa memanfaatkan pengetahuan geologi. 5.3.1.PRINSIP PERANGKAP STRATIGRAFI

Prinsip perangkap stratigrafi adalah bahwa minyak dan gasbumi terjebi dalam perjalanannya ke atas terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, karena batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi batuan lain atau batuan yang karakteristik dari pada reservoir menghilang sehingga merupakan penghalang permeability (permeability barrier). Beberapa unsur utama perangkap stratigrafi(Gambar 5.24), ialah: 1) Adanya perubahan sifat litologi dengan beberapa sifat reservoir ke satu atau beberapa arah sehingga merupakan penghalang permeabilitas. 2) Adanya lapisan penutup/penyekat yang menghimpit lapisan reservoir tersebut ke arah atas atau ke pinggir. 3) Kedudukan struktur lapisan reservoir yang sedemikian rupa sehingga dapat menjebak minyak yang naik. Kedudukan struktur ini sebetulnya melokalisasi posisi tertinggi daripada daerah potensial rendah dalam lapisan reservoir yang telah tertutup dari arah atas dan pinggir oleh beberapa unsur tersebut di atas. Kedudukan struktur ini dapat disebabkan oleh kedudukan pengendapan atau juga karena kemiringan wilayah. Perubahan sifat litologi/sifat reservoir ke sesuatu arah daripada lapisan reservoir dapat disebabkan: a) Pembajian, dimana lapisan reservoir yang dihimpit di antara lapisan penyekat menipis dan menghilang (Gambar 5.25). b) Penyerpihan (shale-out), dimana ketebalan lapisan tetap, akan tetapi sifat litologi berubah; misalnya reservoir batupasir, secara berangsurangsur menjadi serpih. Pada umumnya perubahan ini disertai dengan jarijemari antara batupasir dan serpih. Kadang-kadang penyerpihan disebut pula perubahan fasies (Gambar 5.26). c) Persentuhan dengan bidang erosi, dimana suatu lapisan reservoir dapat berakhir ke suatu arah karena: i.TERPANCUNG OLEH EROSI: Hal ini terutama terdapat di bawah bidang ketidakselarasan (Gambar 5-27). ii.LAPISAN RESERVOIR TERBATAS OLEH BIDANG EROSI: Hal ini disebabkan lapisan diendapkan di atas suatu permukaan erosi, yang terutama terdapat di atas bidang ketidakselarasan, misalnya terdapat dalam'channel-sand','strikevalley-sand' (Gambar 5.28).

Pada hakekatnya, perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi struktur tubuh batuan reservoir sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. Jika tubuh batuan reservoir itu kecil dan sangat terbatas, posisi struktur tidak begitu penting, karena seluruhnya atau sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Posisi struktur hanya menyesuaikan letak hidzokarbon pada bagian tubuh reservoir (Gambar 5.29). Jika tubuh reservoir memanjang atau meluas, maka posisi struktur sangat penting. Perangkap tidak akan terjadi jika tubuh reservoir berada dalam keadaan horozontal. Jika bagian tengah tubuh terlipat, maka perangkap yang terjadi adalah perangkap struktur (antiklin). Untuk terjadinya perangkap stratigrafi, maka posisi struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu batas lateral tubuh reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan penghalang permeabilitas ke atas (Gambar 5.24 sampai 5.28). Dalam hal ini, minyak bumi mula-mula dapat terkumpul secara stratigrafi pada salah satu ujung lapisan tubuh reservoir karena kemiringan wilayah atau kemiringan pengendapan asli; bisa pula karena gerakan tektonik, minyakbumi berpindah dan berakumulasi pada tengah-tengah lapisan reservoir, yang karena perlipatan mendapat posisi tertinggi (potensial rendah lokal yang terisolir), sehingga merupakan perangkap struktur (Gambar 9.20). 5.3.1.1.Pengutaraan perangkap stratigrafi Perangkap stratigrafi dinyatakan dalam: 1) Penampang geologi. Gejala penyerpihan, pembajian dan sebagainya di perlihatkan oleh bidang perlapisan yang nyata. Sumur pengendali diper lihatkan secara tegas. 2) Bentuk peta reservoir. Mengingat unsur pembentukan perangkap maka peta reservoir harus dinyatakan sebagai: a. Peta struktur berkontur, yang memperlihatkan kedudukan lapisan reservoir terutama kemiringan wilayah. b. Peta fasies, yang memperlihatkan berbagai perubahan yang terjadi secara lateral pada lapisan, yang dapat dinyatakan dalam: i.PETA ISOPACH; yang memperlihatk ketebalan lapisan reservoir. Peta seperti ini sangat baik memperlihatkan tubuh reservoir yang dibatasi secara lateral oleh 'pembajian' dan batas erosi, karena dalam hal ini lapisan secara tegas dipisahkan oleh bidang perlapisan. Jika lensa-lensa atau lapisan individuil yang dipetakan, maka pemataan disebut 'lense-mapping'

(Gambar 5.30). ii.PETA ISOLITH, yang seperti 'net-sand map', memperlihatkan ketebalan bersih satu interval lapisan yang terdiri dari beberapa lapisan reservoir, yang menghilang satu per satu ke suatu arah. Peta seperti ini memperlihatkan perubahan fasies atau berkurangnya tubuh lapisan reservoir, misalnya untuk suatu delta (Gambar 5.31). iii.PETA PERBANDINGAN Pasir SERPIH (sandshale ratio map) yang memperlihatkan dengan garis kontur perbandingan jumlah ketebalan interkalasi pasir terhadap sisipan serpih pada suatu interval lapisan. Peta ini lebih untuk perubahan fasies yang bersifat penerpihan yang diwujutkan oleh jari-jemari (Gambar 5.32). iv.PETA PALEOTOPOFRAFI, yang sering disebut isobaths map; memperlihatkan struktur atau kedalaman dari bidang ketidakselarasan. Hal ini terutama penting untuk perangkap ketidakselarasan (Gambar 5.44).

5.3.2.KLASIFIKASI PERANGKAP STRATIGRAFI Perangkap stratigrafi biasanya diklasifikasikan bersama-sama dengan perangkap struktur seperti oleh Clapp (1929), Wilhelm (1945), de Sitter (1949). Klasifikasi khas perangkap stratigrafi yang pertama tercerminkan dalam publikasi Seismograph Service Corpora sebagai berikut (Dott dan Reynolds, 1969): a. Perubahan porositas atau permeabilitas b. Penumpangan (overlap) lateral dan vertical c. Perangsuran (gradation) dari fasies atau pelensaan d. Pemancungan (truncation) e. Ketidakselarasan f. Keadaan lingkungan pengendapan Klasifikasi terakhir yang dilakukan oleh Rittenhouse (1972), merupakan perbaikan klasifikasi Levorsen (1954) yang terlampir pada Tabe1 5-2 Penggolongan ini didasarkan atas hubungan perangkap terhadap ketidakselarasan, dan selanjutnya atas asal mulajadi tubuh batuan reservoir, sehingga tidak lain terutama merupakan klasifikasi tubuh batuan reservoir. Perlu dinyatakan di sini bahwa klasifikasi ini memasukkan pula perangkap yang terjadi karena pematahan dan retakan lokal. Klasifikasi yang akan dipergunakan di sini adalah menurut Levorsen (1954), karena klasifikasi ini cukup sederhana, memberikan pengertian yang luas, dan tidak bertele-

tele kepada hal yang detail, walaupun juga memperlihatkan ketidak-konsekuenan. Klasifikasi ini diadaptasikan / disederhanakan sebagai berikut: I.TUBUH BATUAN RESERVOIR TERBATAS (LENSA) a. Batuan reservoir klastik detritus dan volkanik. b. Batuan reservoir karbonat; terumbu, bioherm II.PEMBAJIAN, PERUBAHAN FASIES ATAUPUN POROSITAS DARI LAPISAN RESERVOIR KE SUATU ARAH REGIONAL ATAUPUN LOKAL DARI : a. Batuan reservoir klastik detritus b. Batuan reservoir karbonat Perangkap stratigrafi primer Levorsea (1954) III.PERANGKAP KETIDAKSELARASAN Perangkap stratigrafi sekunder Levorsen (1954). PEMBAHASAN: Dalam membahas perangkap stratigrafi tidak dapat diberikan contoh dari Indonesia, kecuali terumbu. Hal ini disebabkan karena explorasi di Indo nesia belum meningkat kepada pencaharian perangkap stratigrafi. 5.3.3.PERANGKAP TUBUH BATUAN RESERVOIR TERBATAS 5.3.3.1.Batuan reservoir klastik Batuan reservoir klastik sering membentuk lensa-lensa ataupun juga tubuhtubuh yang memanjang tetapi terbatas penyebarannya, seperti 'point-bar sand', 'barfinger sand', atau 'epineritic lenticular sand'. Dalam hal ini lensa-lensa jarang berdiri sendiri dan terdapat secara berkelompok, bertumpuk satu dengan yang lain merupakan suatu kompleks. Seringkali kompleks ini merupakan suatu seri lapisan dan jika terlipat secara kebetulan dan terdapat pada sumbu suatu antiklin akan diperkirakan sebagai sesuatu perangkap struktur. Namun dalam hal ini akan kelihatan, karena setiap lensa mempunyai batas air-minyak tersendiri, malahan jenis minyakbumi yang berbeda. Hal ini akan lebih jelas lagi jika ternyata minyak juga didapatkan dalam lensa-lensa pacta struktur sinklin Contoh: Red Wash field, White River Unit, Koesoemadinata, 1970). Tubuh batupasir tali-sepatu (shoestring sand) juga dapat seluruhnya diisi oleh minyak dan gasbumi dan dengan demikian merupakan pula perangkap stratigrafi jenis ini. Sebagai contoh lain mengenai hal ini dapat dilihat dalam bab 4, mengenai batuan reservoir. Juga gosong pasir pantai (beach sand, bar sand) dapat merupakan perangkap tersendiri.'Channel sand' dapat bertindak sebagai perangkap, terutama jika berasosiasi dengan lipatan landai. Dengan demikian minyak sebagian terperangkap karena terbatasnya penyebaran batuan reservoir, dan sebagian karena letak ketinggian daripada penyebaran tersebut (Gambar 5.33).
5.3.3.2.Batuan reservoir karbonat

Batuan reservoir karbonat secara mutlak diwakili oleh terumbu (reef) atau bioherm yang secara tegas merupakan perangkap yang terjadi karena terbatasnya penyebaran tubuh batuan reservoir. Sangat spektakuler adalah terumbu tiang (pinnacle reefs), seperti yang terdapat di lapangan Kasim dan Jaya di Irian Jaya (Gambar 5.34). Terumbu penghalang (barrier reef) atau yang memanjang dapat diklasifikasikan sebagai perangkap stratlgrafl (menurut Rittenhouse,
1972)

I Perangkap perubahan fasies

II Perangkap diagenesa

III Perangkap di bawah ketidakselarasan

IV Perangkap di atas ketidakselarasan

Batuan reservoir diangkat arus Tidak berdekatan dengan ketidak- selarasan Perangkap stratigrafi Batuan reservoir tidak diangkat arus A Perubahan dari non reservoir ke batuan reservoir B Perubahan dari batuan reservoir ke non reservoir

A Penyekat di atas ketidakselarasan Penyekat di bawah ketidakselarasan Berdekatan dengan ketidakselarasan

A Lokasi reservoir dikendalikan ketidakselarasan B Lokasi reservoir tidak dikendalikan ketidakselarasan

V Perangkap di atas dan di bawah ketidakselarasan

Tabel 5 - 2a Perincian jenis perangkap stratigrafi (menurut Rittenhouse, 1972) TIDAK DEKAT KETIDAKSELARASAN I.Perangkap perubahan fasies A. Batuan reservoir yang ditransport arus 1. Endapan angina a. Duna (onggokan pasir, dekat pantai, di pedalaman) b. Selimut endapan angina 2. Kipas alluvial 3. Lembah alluvial a. Alur kepang (braided stream) b. Isi saluran (channel- fill) c. Gosong tanjung (point bar) 4. Delta (lakustrin, teluk) a Gosong mulut alur penyebar (distributary mouth-bar) Selimut delta (deltaic sheet) Isi saluran penyebar (distributary channel- fill) Gosong jari (finger bar) 5 Endapan pantai non delta (lakustrin- bar) ditransport arus a Pantai Gosong penghalang (barrie! spit, hook Delta pasang-surut (tidal Dataran pasang-surut (tidal 6 Endapan marin dangkal a Gosong pasang-surut (tidal bar) Jalur gosong pasang-surut Jalur pasir (sand-belt) Pasir limpahan (washover sand) Tepi paparan (shelff-edgei Terpilah pada puncak dam '_ winnowed-crestal) Terpilah pada sayap dare winnowed-flank) Turbidit dangkal (shallow 7 Endapan marin dalam a Kipas marin (marine f Turbidit dalam (deep-:.: Endapan terpilah pad& y: i,co.a (deep winnowed-crestz. Endapan terpilah pad (deep winnowed-flank,

Batuan reservoir yang tidak ditranaport arus 1 Grsfitasi a Lengseran 2 Xarbonat biogenik a Terumbu stratigrafi 1 Pinggiran paparan 2 Onggokan (mound) Selimut (krinoid, da y.. laguna dan lain-laini I I Perangkap diagenesa A Batuan non-reservoir menjadi reservoir 1 Penggantian (dan terlarutkan) (repla cement and leached) a Pinggiran paparan yang terdolomitkan (dolomitized shelf-edge) Onggokan terdolomitkan (dolomitized mound) Selimut tetdolomitka. blanket) (krinoid e,; Endapan yang ditrana..-cz. terdolomitkan (jeni 2 Terbreksika,i 3 Teretakkan (jen.s Batuan reservoir menjadi non-reservoir I Kompaksi a Koepaksi fisik Kompaksi kimia 2 Semencasi

s. litologi)

DEKAT DENGAN KETIDAKSELARASAN III Perangkap di bawah ketidakseiarasan A Penyekat di atas ketidakselarasan I Topografi muds a Lerenq lembah b Puncak lembah 2 Topografi dewasa a Puncak (crestal) Lereng kemiringan (dr=:' Escarpment Lembah 3 Topografi tua a Diratakan ?enyekatan di bawah ketidakselarasan I Semen mineral (anhidrit, kalsit, dan lain-lain) 23 Penyekat aspal Hasil pelapukan (f,'. r.at.:. dan lain-lain) I V Perangkap di atas ketidakselarasan A Lokasi reservoir dikendalikan ketidakselarasan I Due sisi a Isi lembah Isi naarai Isi lubang ledakan

2 Suacu sisi (butte+=sa Gavir danau Gawir pantai (fault-c:a.~ . Sisi lembah (gaulr. Lereno bukit (te.-L u selimut dan lain-.,,r, Lereng struktur (st;: :: c terumbu tepi dan '. Lokalisasi reservoir tidak dikendalikan ketidakselarasan (transgresif). Istilah fasies yang diikuti olen istilah ketidakselarasan. V Perangkap di atas dan di bawah ketidakse(arasan

1.32 Koesoemadinata, 3eologi Minyak- dan Gasbumt

stratigrafi dalam kategori ini, terutama jika akumulasi terdapat pada kulminasi daripada jajaran terumbu ini. Dalam peta, perangkap di tunjukkan dengan garis kontur yang menyatakan batas atas batuan reservoir dengan lapisan penyekat di atasnya, yang merupakan bentuk morfologi yang sering memotong bidang perlapisan, karena pada umumnya merupakan batas perubahan fasies yang agak tajam (Gambar 5.35). Perangkap lain dalam kategori ini adalah terjadinya porositas lokal yang terisolir dalam tubuh batuan karbonat yang sering disebabkan oleh dolomitisasi ataupun pelarutan dan perubahan diagenesa lainnya. Sering perangkap demikian disebut 'replacement trap'. Dalam kategori demikian juga retakan dalam batuan korbonat yang terlokalisasi dapat dimasukkan sebagai 'lensa'. Di dalam peta, perangkap yang demikian hanya dapat diperlihatkan oleh garis-garis kontur iso-porositas.
3.3.3 Batuan reservoir lainnya tuan reservoir jenis lain dapat pula merupakan perangkap stratigrafi, salnya batuan yang mengalami retakan secara lokal (contoh dalam 133 serpih: lapangan Duschesne, Utah) dan menurut Levorsen lensa-lensa batuan
volkanik.

Tubuh batuan seperti basalt ataupun serpentin diintrusi. formasi penutupnya, dan batuan volkanik tersebut retak--waktu pendinginan. Juga lensa-lensa tuff dalam bentuk yang tertutup sedimen sebagai lapisan penyekat dapat gai perangkap dalam kategori ini. Perangkap macam ini Levorsen (1958) memberikan sebagai contoh, yaitu di dai; (Hilbig pool) dan di Cuba_

5.3.4 PERANGKAP PEMBAJIAN FASIES - POROSITAS LAP1 Perangkap jenis ini lebih umum terdapat, akan tetapi u. r struktur atau kemiringan wilayah lapisan reservoir ini an penting. Bahkan pada umumnya kombinasi dengan peran_:, lebih sering terdapat, seperti misalnya, pelengkungan lapa: pelengkap. Untuk menunjukkan jenis perangkap ini harus peta struktur wilayah.

5. 3.4. 1 Reservoir klastik detritus Reservoir jenis ini sering merupakan perangkap stratig4 gori ketidak lanjutan porositas atau sifat reservoir yz= ,, pembajian ke atas atau penyerpihan ke atas. 1) PEMBAJIAN KE ATAS, biasanya berasosiasi dengan pasir. bersifat'transgresif pada suatu bidang ketidakselaras :-. penumpangan progresif (progressive onlapping). Seringk sedimen asli (original dipslope) cukup bertindak sebag:: wilayah. Penyekatan dari atas biasanya disebabkan sifat yang raelompatlompat, sehingga di atas lapisan pasir pa-' lapisan serpih marin (Gambar 5.36). Tutupan (closure) L kan oleh stratigrafi. Batas pembajian biasanya tidak lurheraerigi, karena ketidakrataan paleotopografi di atas - gresi berlanasuntx. Lapisan batupasir ini ke arah cekur sberubah fasies menjadi serpih dan terjadi perangkap yar pula dari kemiringan wilayah. Dalam hal ini bentuk lar adalah suatu prism hanya bagian yang me (updip) saja bertinc=~ p
T

erangkaPPE

Peta
Y~.

'

BgrULUMP ~"'"'BqT qN-M1?O U$,q NMq,AIN


~,

P n RgNGKAP lihatkan perangkap BgiK AS" pANTgt bask adalah peta Z '_:'
(Saturan
Penyebar)

garis nol merupakc

Pi asir ,an , ,,

TAUTIyUNOUq

dan menentukan tu%';<.


PERANGKAP BURUK

2) PENYERAPAN KE

berasosiasi denga.r
Gambar 5.36 Lapisan pasir transgress-regress sebagai contoh penyerpihan (McKenzie. 1972) _

bersifat regresif u,... sif jika tidak be, ketidakselarasan._ Penyerpihan terjadi karena pasir pantai berjari-jerr.a--i non-marin, seperti laguna atau rawa dan lapisan bat'. Juga seringkali kemiringan wilayah sesuai dengan ke -'---: tool
kaki10 mile

- ar::v

134 134

Koesoemadinata, Geologi Minyak- dan Gasbumi

Serpih non marin

sedimentasi aslinya (original Permukaen slope) . Ke arah cekungar., .~-pengendapan pihan dapat terjadi seperti erpih ary den ari la lsan MSir antaB . g P P P
Muka taut immm

gresif, tetapi perangkap


A Posts;tapisan pasir pantai dalam keadaan . kemiringan aslinya Kemungkinan perangkap st.atigrafi

fi mm

hanya dapat terjadi j ika k wilayah terbalik dengan kei sa lereng pengendapan aslinya fGamInc 5.37). Peta terbaik untuk menunjukkm j mm perangkap ini adalah pet s p m

~ ~
Serplh non marin

/ I an pasir-serpih, dimana nilai merupakan batas peranqkap ate enentukan tutupan stratigraf . B. Posisi lapisan pasir pantai setelah pernbalikan cara lebih mendetail, misal>o>l ra kemiringanwilayah takan satu lapisan reservoir, Gambar 5.37 Pembalikan kemiringan wilayah dari

- tu -

baik dipetakan berdasarkan "s=lm dari pasir dengan porositaS tertentu, misalnya 5%. Data - taut dari micro-log. Perangkap pembajian atau penyerpihan ke atas ini jarang berdiri - diri dan sexing merupakan jalur-jalur lapangan minyak sejajar tee garis pantaipurba, dan berada secara tersusun (regional wedge belt
kemiringan aslinya menyebabkan unsur perangkap oleh penyerpihan kearah

of permeabilities).
Sebagai contoh misalnya Frio sand, Oligocene di Gulfcoast, Texas (Gambar 5.38). Corpus Christi a
TELUK MEXICO 50 mile

Barat
A

Two
A

U
Brownsvil le

f
V ICKSBURG Skala .
te

O.

s oG9

0 FLEXURE

~tGs I r 5.38 Penyebaran lapangan minyak dalam jalur-jalur yang sejajar dengan jurus pantai di daerah Teluk Mexiko (A). Pembajian Frio Sand bertindak sebagai perangkap (8). Detail dari salah sawu lapangan minyak Armstrong di Texas (C), di mana jelas tutupan disebabkanaleh ketidak-mvetLIN garis pembajian Permeabilitas (disusun dari Levorsen,1958. hat. 197, dan Halbouty, 1968)

3.4.2 Reservoir karbonat


lam hal pembatasan porositasnya ke arah atas kemiringan lebih ruwet ipada reservoir klastik detritus. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan pengendapan, tetapi juga karena perubahan diagenesa dan dolomitisasi, dan mungkin hal yang disebut terakhir ini merupak faktor yang lebih penting. Pembedaan antara pembajian.dengan perubahan fasies sukar dilakukan, dan pada umumnya penghalang permeabilitas disebabkan karena perubahan fasies. Dalam hal terumbu perangkap perubahan fasies dapat pula terjadi jika terumbu tumbuh dalam keadaan transgresi atau regresi (Link, 1951), sehingga merupakan suatu kompleks terumbu. Ke arah daratan kompleks ini dapat berubah fasies menjadi gamping laguna yang tidak permeabel, sehingga arah kemiringan regional ke arah daratan akan memberikan perangkap. Juga kemiringan ke arah cekungan akan memberikan hal yang sama, karena fasies terumbu akan kembali menjadi fasies gamping cekungan (basinal limestone; Hal yang sama akan didapatkan dalam gamping klastik, seperti oolit dan kalkarenit, yang ke arah darat berubah ke fasies gamping laguna yang berenergi rendah dan ke arah laut berubah ke gamping cekungan yang juga berenergi rendah. Dari segi perubahan fasies,perubahan ke arah darat mungkin lebih cepat daripada ke arah laut, sehingga lereng ke atas darat mungkin lebih cepat daripada ke arah laut. Dengan demikian lereng ke arah darat akan memberikan perangkap strati grafi yang lebih baik (Gambar 5.39). Perubahan diagenesa mungkin merupakan faktor yang lebih penting daripada perubahan fasies pada perangkap stratigrafi.karbonat. Pembentuk perangkap diagenesa dapat terjadi tidak lama sesudah atau pada waktu pengendapan atau setelah penguburan yang lumayan, malahan mungkin set lah litifikasi yang extensif. Menurut Rittenhouse (1972) penghalang permeabilitas dapat terjadi secara lateral karena: 1) Suatu batuan non-reservoir telah dirubah ke arah bawah kemiringan menjadi batuan reservoir. Batuan yang tidak diubah atau diubah secara kurang ekstensif bertindak sebagai penghalang permeabilitas pada bagi atas atau secara lateral. Pengubahan batuan nonreservoir menjadi ber pori terutama terjadi karena dolomitisasi, pelarutan dan juga breksia dan peretakan. Di antara beberapa faktor itu, penggantian oleh dolomitisasi adalah yang paling penting. Sebagai contoh misalnya, lapangan Empire Abo, di New Mexico (Le May, 1972, Gambar 5.40) dan Black Lake di Louisiana (White, 1972). 2) Suatu batuan reservoir sebagian telah diubah menjadi batuan non reservoir dalam ke arah atas kemiringan dan bertindak sebagai penghal permeabilitas. Dalam hal ini, kompaksi dan sementasi yang disebabkan pemasukan air tawar merupakan faktor penting (Friedman, 1967).
A. SUATU TERUBU REGRESIF YANG MENGALAMI PENGANGKATAN DAN/ATAU MEMBANGUN 01 ATAS LERENG RUNTUHANNYASENDIRI

B. TERUBU TRANSGRESIF MENGALAMI PENURUNAN

a
EESS ft0 EM

to
Klastik Moral Gamping terumbu belakang Gemping Terumbu Gamping terumbu muka Gamping dan napal cekungan (Globigerina) Gambar 5.39 Kompleks terumbu yang disebabkan transgresi dan regresi (Henson, 1950)

136 w

Koesoemadinata, Goologi Minyak- dan Gasbumi

Pan E

70 T

No. 6

NO. irtipiran Pqn,r rr,e

Pgr1 A1 i " P Ar' 1000 1200 1400

print' 1600 1800 R27E

Bon

R28E'

R29E

y
ketera 0n

a 200'- 400' kaki 400'- 600' kaki o lebih dari 600' kaki Lapangan Empire ASO 0 Interbedded hale and i dolour, 2 mile

Gr a

orma tlon a
s

+r
e a

I _O_i l Water

2 2200 400 2600

Camber 5.40 I erubahan permeabilitas ke arah atas kemiringan yang disebabkan karena dolomitisasi (Lapangan Empire ASO,rnenurut LeMay, 1972)

5.3.5 PERANAN DAERAH BATUAN DASAR TINGGI DALAM PEMBENTUKAN PERANGKAP STRATIGRAFI
Daerah peninggian batuan dasar penting dalam pembentukan perangkap stratigrafi. Daerah peninggian ini merupakan perbukitan atau paleotopografi. Pada waktu tranagresi, daerah tersebut merupakan pulau dari mana klastik detritus dierosi dan diendapkan sebagai pantai sekelilingnya. Transgresi selanjutnya akan menenggelamkan pulau tersebut dan serpih atau karbonat akan menutupinya, sehingga sekeliling daerah tinggi itu terdapat pembajian.lapisan pasir ke atas kemiringan terhadap bukit-bukit terpendam tadi. Contoh yang demikian didapatkan pada bukit Pendopo dalam Formasi Talang Akar. Di lain fihak setelah bukit itu tenggelam, daerah itu menjadi daerah dangkal dan merupakan tempat terbentuknya terumbu.

5.4 PERANGKAP KOMBINASI STRUKTUR DAN STRATIGRAFI

Tanpa disadari, perangkap minyakbumi kebanyakan merupakan kombinasi perangkap struktur dan stratigrafi, dimana setiap unsur stratigrafi dan unsur struktur merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyakbumi. Perlu diketahui bahwa dalam perangkap itu selalu terdapat bagian yang terbuka ke bawah. Beberapa kombinasi antara unsur struktur dan unsur stratigrafi adalah:

5.4.1 KOMBINASI LIPATAN-PEMBAJIAN


Dalam Gambar 5.41 dapat dilihat bahwa kombinasi lipatan-pembajian dapat terjadi karena di salah satu fihak pasir menghilang dan di lain fihak hidung antiklin menutup arah lainnya. i4aka jelas hal ini sering terjadi pada perangkap stratigrafi yang normal. Kombinasi lain adalah antara perangkap stratigrafi yang berbentuk lensa dan pelipatan. Foal ini terjadi dalam endapan delta, dimana sebetulnya unsur struktur hanya merupakan pelengkap saja, yaitu tanda bahwa dengan struktur akan terjadi akumulasi.
Tfcw ir- tc )

adanya

,,l

arm

/~ uI

137

Anda mungkin juga menyukai