Pressure Vessel atau disebut bejana tekan (dlm bahasa Indonesia) merupakan wadah tertutup
yang dirancang untuk menampung cairan atau gas pada temperatur yang berbeda dari
temperatur lingkungan. Bejana tekan digunakan untuk bermacam-macam aplikasi di berbagai
sektor industri seperti industri kimia (petrochemical plant), energi (power plant), minyak dan
gas (oil & gas), nuklir, makanan, bahkan sampai pada peralatan rumah tangga seperti boiler
pemanas air atau pressure cooker.
Bila sebuah bejana tekan yang dirancang tidak tepat untuk menahan tekanan yang tinggi maka
bahaya keamanan akan mengancam. Oleh karena itu, standar rancangan dan sertifikasi bejana
tekan dibuat melalui beberapa design code seperti ASME Boiler and Pressure Vessel di Amerika,
Pressure Equipment Directive of the EU (PED), Japanese Industrial Standard (JIS), CSA B51 di
Canada, AS1210 di Australia dan standar internasional lain seperti Lloyd’s, Germanischer
Lloyd, Det Norske Veritas, Stoomwezen, dll.
Proses yang terjadi pada Vessel separato ini dengan contoh kasusu yaitu terdapat
pemisahan pada oli. Crude oil masuk ke saluran inlet, dalam hal ini oil masih
mengandung unsur air dan gas. Lalu zat-zat yang tidak diperkan akan dipisahkan di
dalam separator.
Air dengan masa jensinya lebih tinggi akan selalu berada di bawah. Sedangkan oil akan
diteruskan, karena ia memiliki masa jenis lebih rendah maka ia berada di atas air.
Sedangkan gas akan tetap berasa di atas kemudian dikeluarkan lewat jalur gas sendiri.
Dari 3 fase tersebut akan dipisah melalui outlet masing-masing. Dari hasil yang telah di
pisahkan, biasanya masih belum sempurna. Oleh karenanya dalam satu plant biasanya
terdiri tidak hanya satu separator, biasanya setelah pemisahan pertama akan ada
pemisahan tingkat ke dua oleh 2 stage separator atau kalau perlau sampai 3 tingkat
pemisahan untuk menjamin kualitas fluida yang di pisahkan cukup baik.
Drum Vessel
Drum Vessel adalah jenis vessel yang digunakan untuk menampung fluida, jadi tugas
utamanya adalah menampung fluida baik dari destilator atau condenser. Fluida tersebut
kemudian dipompakan ke proses yang lain, ke pembuangan atau bahkan ke unit produksi.
Yang termasuk dalam type drum ialah digunakan untuk refluxing( mengalirkan kembali,
serger, suction dan jeis pengumpulan cairan lainya. Vessel jenis ii jua terdiri dari type
horzontal dan vertikal.
Tower Vessel
Tower atau istilahnya column, column adalah ekuipment yang paling utama dalah sebuah
proses facility. Column biasanya berbentuk vertikal vessel, dalam sebuah plant ia paling
menonjol karena bentuk vesselnya paling tinggi sendiri di banding vessel yang lain.
Tower ini digunakan untuk menyaring dan memisahkan bahan mentah (crude oil) yang
masih terdiri dari berbagai macam fase, disebut juga dengan fractionation column.
Shell
Shell adalah bagain dari vessel yang berbentuk silinder atau juga bisa disebut body.
Shell merupakan plat lembaran yang kemudian di bentuk (di roll) sampai nanti
akhirnya menjadi silindris.
Gambar 7 Shell
Support
Support di sini adalah penyangga, dimana kita tau vessel tersebut tidak bisa berdiiri
sendiri, ia butuh penyangga agar ia dapat berdiiri. Dan penyangga itulah yang
dinanamakan support. Untuk pressrue vertikal, kita mengunakan penyangga berupa
skirt dan leg, ada beberapa juga yang menggunakan lug. Sedangkan untuk vessel
horizontal, kita gunakan yang namanya sadle. Bentuknya, seperti di gambar di bawah
ini.
Gambar 8 Pressure Vessel dengan Support
Nozzel
Nozzel adalah sebuah mekanisme koneksi atanra vessel dengan piping. Sebagainama kita
tau, pressure vessel adalah unit pengolahan, sedangkan piping adalah jalan dari fluida
yang akan di olah. Nah fluida yang dari piping inilah yang nantinya akna di masukan ke
dalam pressure vessel, untuk menggabungkan antara vessel dan piping, itulah nozzel.
Nozzel pada dasarnya adalah saluran, dimana saluran tersebut menggunakan
penyambung jenis flange. Flange adalah mekanisme penyambungan antara komponen
satu dengan yang lain.
Gambar 9 Nozzel
DESAIN VESSEL
Filosifi Desain
Secara umum, bejana tekan dirancang sesuai dengan Kode ASME, Bagian VIII, Divisi 1, adalah
dirancang oleh aturan dan tidak memerlukan evaluasi terperinci dari semua tekanan. Diakui
bahwa lokalisasi tinggi dan tegangan tekuk sekunder mungkin ada tetapi dibiarkan dengan
menggunakan margin desain yang lebih tinggi dan aturan desain untuk detailnya. Namun,
diperlukan bahwa semua beban (gaya diterapkan ke kapal atau lampiran strukturalnya) harus
dipertimbangkan. (Lihat Referensi 1, Para. UG-22).
Secara umum, bejana tekan dirancang seuai standar ASME, Section VIII, Divisi 1,
Modes of failure
Terdapat dua mode parameter dasar kegagalan pada desain benjana tekan yaitu : a. kegagalan
elastis yang diatur oleh elastisitas, b. kegagalan plastis yang diatur oleh teori plastiitas. Kecuali
untuk benjanatekan yang berdinding tebal diasumsikan kegagalan elastis.
Theories of failure
Teori yang sering digunakan ada 3 yaitu :
Maximum principal stress theory
Maximum shear stress theory
Maximum distortion energy theory
Menurut principal stress theory, kegagalan dikarenakan salah satu dari tiga tegangan utama
mencapai nilai tegangan batas elastis dari matrial yang mengalami tegangan tersebut. Teori ini
untuk kondisi brittle fracture.
Menurut Maximum shear stress theory , tegangan geser maksimum sama dengan tegangan geser
pada batas elastis pada matrial yang terkena teganag gser tersebut. Dalam persamaan tegangan
geser maksimum samadengan stengah tegangan utama terbesar σ 1 dan teganga terkecil σ 3.
Persamaan ini dikenakl dengan The Tresca Criterion
Sedangkan untuk Maximum distortion energy theory kegagalan terjadi ketika energi distorsi
yang terakumulasi dalam komponen yang mengalami tekanan batas elastisitas yang ditentukan
oleh energi distorsi dalam tegangan uniaksial uji. Ini juga dikenal dengan Von Mises Criterion.
Untuk mengetahui perbedaan esensial diantara the Tresca and von Mises criteria mari kita
pertimbangkan dengan kasus biaxial stess state yang simpel, dimana kita mengasumsikan
prircipal stress σ3 yaitu nol.
Mari kita pertimbangkan kasus Tresca criterion. Kita lanjutan asumsi σ 1 dan σ1 memiliki nilai
yang sama. dan mengikuti persamaan Tresca criterion.
Failures in Pressure Vessels
Kegagalan Vessel dapat dikelompokan kedalam 4 katagori, dengan didesripsikan
“kenapa” kegagalan vessel dapat terjadi. Kegagalan bisa menjadi 2 tipe grup kegagalan,
dengan dideskripsikan “bagaimana” kegagalan terjadi.
Categories of Failures
Material. Pemilihan matrial yang tidak tepat, cacat pada bahan matrial.
Design. Data desain yang salah, tidak akurat atau metode desain yang salah, atau
pengujian toko yang tidak memadai.
Fabricationd. Quality control yang buruk, prosedur pabrikasi yang tidak memadai
termasuk saat proses pengelasan, perlakuan panas atau saat proses forming.
Serviced. Perubahan sendiri yang dilakukan oleh user, service dilakukan oleh orang
yang tidak ahli,
Types of Failure Modes
Elastic deformationd. ketidak stabilan elastis atau elastic buckling. Harus dievaluasi
dengan mempertimbangankan geometriy vessel, kekauan serta sifat matrial.
Excessive plastic deformationd. Batasan stres utama sebagaimana diuraikan dalam
ASME Bagian VIII, Divisi 2, dimaksudkan untuk mencegah deformasi plastik yang
berlebihan.
Brittle fractured. Dapat terjadi pada tingkat rendah atau menengah suhu. Telah terjadi
patah tulang rapuh kapal yang terbuat dari baja karbon rendah di 40–50F rentang
selama hydrotest di mana ada kekurangan kecil
Stress ruptured. Nilai miring dalam divisi II, bagian D menunjukkan bahwa nilai
tegangan yang diperbolehkan diatur menuruproperti yang bergantung pada waktu,
mis. pecah stres dan tingkat creep.
Plastic instabilityd. Incremental collapse; incremental collapse is cyclic strain
accumulation or cumulative cyclic deformation. Cumulative damage leads to
instability of vessel by plastic deformation. The primary plus secondary limits are
intended to preclude any ratcheting and validate the use of elastic analysis.
High straind. Low cycle fatigue is strain-governed and occurs mainly in lower-
strength/high-ductile materials. The peak stresses are used to evaluate this condition.
Stress corrosiond. It is well known that chlorides cause stress corrosion cracking in
stainless steels; likewise caustic service can cause stress corrosion cracking in carbon
steels. Material selection is critical in these services.
Corrosion fatigued. Occurs when corrosive and fatigue effects occur simultaneously.
Corrosion can reduce fatigue life by pitting the surface and propagating cracks.
Material selection and fatigue properties are the major considerations
Stress
Stress Categories
Ketebalan shell seperti yang dihitung oleh rumus Kode untuk tekanan internal atau
eksternal saja seringkali tidak cukup untuk menahan efek gabungan dari semua beban
lainnya. Perhitungan rinci mempertimbangkan efek dari setiap pemuatan secara terpisah
dan kemudian harus digabungkan untuk memberikan total keadaan stres di bagian itu.
Jenis stres, kategori stres, dan stres yang diijinkan didasarkan pada jenis pemuatan yang
menghasilkannya dan seterusnya bahaya yang mereka wakili pada struktur. Beban tak
henti-hentinya menghasilkan tegangan primer. Menghilangkan beban (self-limiting)
menghasilkan tegangan sekunder. Tekanan primer harus dijaga lebih rendah dari
tegangan sekunder. Sekolah dasar ditambah menengah tekanan dibiarkan lebih tinggi dan
sebagainya. Sebelum mengingat kombinasi kategori stres, kita harus pertama-tama
tentukan berbagai jenis stres dan setiap kategori
Types of Stress
Ada banyak nama untuk menggambarkan jenis stres. Sebagai tekanan ini berlaku untuk
bejana tekan, kami mengelompokkan semua jenis stres menjadi tiga kelas stres utama,
dan pembagian masing-masing kelompok diatur menurut mereka efek pada kapal.
Berikut daftar tekanannya menjelaskan jenis stres tanpa memperhatikan efeknya kapal
atau komponen. Mereka menentukan arah stres atau berhubungan dengan penerapan
beban.
1. Tensile
2. Compressive
3. Normal
4. Shear
5. Membrane
6. Bending
7. Bearing
8. Axial
9. Discontinuity
10. Principal
11. Thermal
12. Tangential
13. Load controlled
14. Strain controlled
15. Circumferential
16. Longitudinal
17. Radial
General Design
General Vessel Formulas
Notasi :
P = internal pressure, psi
Di, Do = Inside/outside diameter, in.
S = allowable or calculated stress, psi
E = joint effeciency
L = crown radius in
Ri, Ro = insie/outside radius, in
K, M = coefficients
σx = longditunal stress, psi.
σᵩ = Circumferential stress, psi
Rm = Mean radius oshell, in.
t = thickness, in
r = knuckle radius, in
Note :
Formula ini berlaku untuk :
Pressures <3,000 psi.
Cylindrical shells where t 0.5 Ri or P 0.385 SE. For thicker shells see Reference 1, Para.
1–2.
Spherical shells and hemispherical heads where t 0.356 Ri or P 0.665 SE. For thicker
shells see Reference 1, Para. 1–3
Semua head ellipsoidal dan torispherical memiliki kekuatan tarik minimum yang ditentukan
lebih besar dari 80.000 psi harus dirancang menggunakan S = 20.000 psi pada suhu lingkungan
dan dikurangi dengan rasio tegangan yang diijinkan pada suhu desain dan suhu lingkungan jika
diperlukan.
Formulas for factors:
Kata kunci :
Pemilihan matrial yang cocok dengean member kondisi lingkungan
Daftar Pustaka