Sebelum dilakukan pemboran, ada beberapa tahapan persiapan yang dilakukan
terlebih dahulu, yaitu: Persiapan tempat Pengiriman peralatan Penunjukan pekerja Mendirikan Derrick Pemasangan peralatan penunjang Dalam tahapan penunjukan pekerja, sebuah oil company akan meminta bantuan dan bekerja sama dengan srvice company. Service company bekerja bersama Drilling Company saat pengeboran berlangsung dan memberikan layanan Seismic Survey, Rig Move, Laying Pipeline, Hydrography Survey, Positioning, dan Platform Installation. Contoh Service Company antara lain Fugro, Seascape, Elnusa Geoscience, Pageo Utama, Bintang Subsea, Alamjaya Makmur Sejahtera, Mahakarya Geo Survey, UTEC Survey, Seascape, Geotindo. Sebuah oil company akan mengutus seseorang sebagai perwakilan dari oil company yang bertugas untuk mengontrol semua kegiatan pemboran yang akan dilakukan. Dalam service company terdapat masing – masing personil dengan tugas yang berbeda – beda, antara lain: Rig mechanic, bertugas memeriksa, memelihara, dan memperbaiki peralatan mekanik pada rig. Rig electric, bertanggung jawab pada pemeriksaan dan pemeliharaan pada generator listrik serta sistem pendistribusian. Mud engineer, bertugas untuk meracik lumpur/mud secara khusus sesuai dengan program dan instruksi dari operator atau company man. Dan juga melaporkan jenis – jenis bahan kimia apa saja yang telah digunakan kepada company man. Mud logger, bertugas memonitor selama operasi drilling dan menginterpretasikan secara geologi, drill cutting yang keluar selama pemboran. Portable lab yang digunakan Mud Logger selalu menjadi control tower rig dengan company man dan geologist menghabiskan waktunya disitu. Solid control, bertugas untuk mengamati jumlah padatan lumpur yang digunakan dalam suatu pemboran. Well site geologist, bertugas untuk: a. Menganalisa Cutting yang diambil dari shale shaker oleh sample catcher dengan melakukan pengamatan mikroskop terhadap sample Cutting tersebut serta mengeplotnya ke dalam suatu litologi log. b. Menyaksikan pelaksanaan logging, menganalisa hasil logging berapa grafik data log yang disediakan oleh logging service company dan memantau pengamatan gas dan pressure yang dilakukan service oil company. c. Menentukan apakah batas formasi telah dicapai, zona – zona yang diharapkan menghasilkan minyak pada waktu pengeboran berlangsung dengan berdasarkan data litologi log, wire line log, dan data – data lain yang mendukung. d. Memastikan formasi produce oil dengan melakukan side wall core. e. Analisis, korelasi, evaluasi dengan menggunakan data selama pengeboran (serbuk bor, gas, dan data wireline). f. Membandingkan kumpulan data selama pengeboran dengan prediksi yang dibuat pada tahap prognosis. g. Bertindak dengan efektif dan mewakili team geologi pada perusahaan minyak dalam hal mengambil keputusan untuk mempertimbangkan dan melanjutkan pengeboran. Perforasi, bertugas untuk melakukan pelubangan atau perforasi dalam kegiatan pemboran. Perforasi merupakan suatu kegiatan pembuatan lubang ketika sumur minyak atau gas siap untuk diproduksikan. Bahan peledak (perforator) merupakan bagian terpenting dari kegiatan tersebut. Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang dibedakan atas bullet atau gun perforator dan shape charge atau jet perforator. TEKANAN REKAH FORMASI
Pengetahuan tentang tekanan formasi (tekanan pori) adalah merupakan hal
yang sangat penting, karena tekanan formasi sangat berpengaruh terhadap casing design, densitas lumpur, laju penembusan, problem pipa terjepit dan well control. Perkiraan dan penentuan zona yang bertekanan tinggi sangat penting karena adanya resiko terjadinya blowout (semburan liar). Pada umumnya air asin yang terperangkap pada zona – zona yang berasosiasi dengan lapisan shale yang tebal terbebaskan selama proses sedimentasi berlangsung. Fenomena ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya. Proses kompaksi dapat digambarkan dengan sebuah model sederhana yaitu berupa sebuah silinder yang berisi suatu fluida dan sebuah pegas (mewakili matriks batuan). Overburden stress dapat disimulasikan dengan menggunakan sebuah piston yang ditekan kebawah pada silinder. Overburden (S) ditahan oleh pegas () dan tekanan fluida (p), maka : S=+p Jika tekanan overburden bertambah (karena proses sedimentasi terus berlangsung) maka beban tambahan tersebut harus ditahan oleh matriks dan fluida dalam pori. Pada formasi dimana fluida dapat bergerak bebas maka kenaikan beban harus ditahan oleh matriks, sedangkan fluida yang tersisa sebagai hidrostatik. Dalam kondisi tersebut maka tekanan formasi disebut Normal, dan nilainya proporsional terhadap kedalaman dan densitas fluida. Tetapi jika formasi tersebut tersekat sehingga fluida terperangkap, maka tekanan fluida tersebut akan bertambah diatas harga hidrostatik. Kondisi ini disebut sebagai Overpressure (yaitu bagian dari beban overburden ditransfer dari matriks ke fluida yang mengisi ruang pori). Luas bidang kontak antar butir tidak dapat bertambah karena hadirnya air yang tidak kompresibel, maka pertambahan beban tersebut akan ditransfer ke fluida, sehingga tekanan pori naik. 1. TEKANAN FORMASI NORMAL Jika perlapisan sedimen terendapkan di dasar laut, maka butir – butir sedimen tersebut akan terkompaksi satu dengan yang lain, sehingga air akan terperas dari dalam ruang pori. Jika proses tersebut tidak terganggu, dan air bawah permukaan masih tetap berhubungan dengan laut diatasnya melalui ruang pori yang saling berhubungan, maka akan menghasilkan tekanan hidrostatik. Gradien hidrostatik (psi/ft) nilainya bervariasi tergantung dari densitas fluida. Pada umumnya air asin di lapangan minyak mempunyai kadar mineral terlarut bervariasi antara 0 sampai 200.000 ppm. Sehubungan dengan hal itu, maka gradien hidrostatik nilainya bervariasi antara 0,433 psi/ft (air murni) sampai sekitar 0,50 psi/ft. Pada umumnya secara geografis gradien hidrostatik diambil sebesar 0,465 psi/ft (dengan asumsi kadar garam 80.000 ppm). Gradien ini menunjukkan tekanan normal. Sedangkan untuk setiap tekanan formasi yang nilainya diatas atau dibawah 0,465 psi/ft disebut tekanan abnormal (overpressured). Karena litologi dan kadar fluida tidak konstan, maka Bulk density nilainya akan bervariasi terhadap kedalaman. Gradien overburden diturunkan dari tekanan yang dikenakan pada batuan diatas kedalaman tertentu. Hal ini dapat dihitung dari spesific gravity yang bervariasi antara 2.1 (batupasir) sampai 2,4 (batugamping). Dengan menggunakan spesific gravity rata – rata = 2,3, maka gradien overburden dapat dihitung : 2,3 x 0,433 = 0,9959 psi/ft. Pada umumnya untuk perhitungan nilai gradien overburden dibulatkan menjadi 1 psi/ft, dan gradien overburden juga sering disebut sebagai gradien geostatik. Harus diingat bahwa gradien overburden nilainya bervariasi terhadap kedalaman karena kompaksi dan perubahan litologi, sehingga nilainya tidak dapat dianggap konstan. 2. TEKANAN FORMASI ABNORMAL Tekanan abnormal didefinisikan sebagai tekanan yang menyimpang dari gradien tekanan normal. Penyimpangan tersebut dapat Subnormal (kurang dari 0,465 psi/ft) atau Overpressured/Tekanan Abnormal (lebih besar dari 0,465 psi/ft). Secara umum tekanan subnormal jarang sekali dijumpai dan dapat menyebabkan masalah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan overpressure. Tekanan abnormal terjadinya sangat berkaitan erat dengan adanya sealing mechanism. Penyekatan (sealing) mencegah adanya ketetimbangan tekanan yang terjadi dalam urutan proses geologi. Sekat (seal) terbentuk oleh adanya penghalang permeabilitas (permeability barrier) yang dihasilkan dari proses fisik maupun kimiawi. Penyekat fisik (physical seal) dapat terbentuk dari efek gravitasi patahan selama proses pengendapan atau pengendapan dari bahan dengan ukuran butir yang lebih halus. Penyekat kimiawi (chemical seal) terbentuk karena adanya pengendapan kalsium karbonat, sehingga akan mengakibatkan terjadinya penghalang permeabilitas rata – rata. Contoh lain dari adanya diagenesa kimia selama proses kompaksi adalah bahan organik. Baik proses fisika maupun kimia kemuanya akan menyebabkan terbentuknya penyekat, seperti proses pelarutan gypsum. WORK OVER WELL SERVICE
Work Over adalah pekerjaan untuk mempertahankan, memperbaiki atau
menambah produksi dengan cara - cara mengubah atau mengolah zona produksi atau menganti zona produksi. Work services adalah pekerjaan sumur yang dilakukan rutin untuk mempertahankan produksi atau memperbaiki tanpa harus mengubah zona produksinya. Sebab - sebab dilakukannya work over antara lain: a. Permeabilitas reservoir yang rendah, penurunan produksi dengan cepat, dengan tes produksi dan pressure build up test dapat dibedakan dengan formation damage. b. Tekanan reservoir yang rendah, drive reservoir adalah faktor yang penting dalam decline tekanan dan pengontrolan sumur semburan dari suatu sumur. c. Formation damage, untuk memperbaiki damage dilakukan reperforasi. Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa – pipa tubular pada sumur. Berdasarkan lokasinya, rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu: Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable. Oleh karena itu, WOWS hanya menggunakan rig portable karena WOWS beroperasi di darat. Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai. Rig jenis ini terdapat beberapa macam. HOLE PROBLEM
Pemboran merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan target tertentu.
Untuk mencapai reservoir pahat bor akan menembus berbagai batuan yang ada di atas reservoir tersebut yang masing – masing memiliki karakteristik yang berbeda. Suatu pemboran dalam kenyataannya tidak selalu berjalan lancar, macam-macam hambatan sering terjadi, yang biasanya disebut sebagai “Hole Problem”. Masalah-masalah yang berhubungan dengan pemboran sumur minyak sebagian besar disebabkan oleh karena gangguan terhadap tegangan tanah (earth stress) di sekitar lubang bor yang disebabkan oleh pembuatan lubang itu sendiri dan adanya interaksi antara lumpur pemboran dengan formasi yang ditembus. Tegangan tanah bersama tekanan formasi berusaha untuk mengembalikan keseimbangan yang telah ada sebelumnya dengan cara mendorong lapisan batuan kearah lubang bor. Lubang bor dijaga agar tetap stabil dengan cara menyeimbangkan tegangan tanah dan tekanan pori di satu sisi dengan tekanan lumpur pemboran di sekitar lubang bor dan komposisi kimia lumpur bor pada sisi yang lain. Setiap kali keseimbangan ini diganggu maka timbul masalah – masalah di lubang bor. Masalah – masalah pemboran dapat diklasifikasikan ke dalam 4 bagian, yaitu : 1. Pipa terjepit (pipe stuck) 2. Shale problem 3. Hilang lumpur (Lost circulation) 4. Kick Hole Problem yang membutuhkan banyak air dalam penanggulangannya adalah Lost Circulation atau Hilang Lumpur. Hilang lumpur adalah peristiwa hilangnya lumpur pemboran masuk ke dalam formasi. Hilang lumpur ini merupakan problem lama di dalam pemboran, yang meskipun telah banyak penelitian, tetapi masih banyak terjadi dimana – mana, serta kedalaman yang berbeda-beda. Hilang lumpur terjadi jika tekanan hidrostatik naik hingga melebihi tekanan rekah formasi, yang akan mengakibatkan adanya crack (rekahan) yang memungkinkan lumpur mengalir ke dalamnya. Hilang lumpur juga terjadi sebagai akibat kenaikan tiba-tiba dari tekanan hidrostatik lumpur yang disebabkan kenaikan berat lumpur yang mendadak atau gerakan pipa. Diperlukan banyak air dalam menanggulangi Hole Problem ini karena untuk mengembalikan tekanan hidrostatik lumpur bor yang digunakan dalam keadaan normal dan mengembalikan sistem sirkulasi agar dapat berjalan normal lagi. DAFTAR PUSTAKA