Anda di halaman 1dari 11

BAB IX

ANALISA KIMIA AIR FORMASI

9.1. TUJUAN PERCOBAAN


Mengetahui sifat air formasi apakah bersifat korosif, membentuk scale atau
stabil.

9.2. DASAR TEORI


Air formasi disebut pula dengan oil field water. Air formasi ini ada yang
ikut terproduksi bersama-sama minyak dan gas. Air formasi hampir selalu
ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon, karena air ikut terakumulasi didalam
jebakan bersama minyak bumi. Air selalu menempati sebagian dari reservoir. Air
formasi diperkirakan berasal dari air laut yang ikut terendapkan bersama-sama
dengan endapan disekelilingnya, karena situasi pengendapan batuan reservoir
minyak terjadi pada lingkungan pengendapan laut.Adapun sifat-sifat air formasi
adalah:
1. Sifatfisik yang meliputi:
 Kompresibilitas.
 Kelarutan gas dalam air.
 Viskositas air dalam formasi.
 Berat jenis.
 Konduktivitas.
2. Sifatkimia yang meliputi:
 Anion.
 Kation.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan produksi sumur,
tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga mempunyai kegunaan yang
cukup penting yaitu :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.

116
117

3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan


yodium dan barium yang cukup besar dan dapat juga digunakan untuk
mengetahui adanya reservoir minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi:
 Adanya korosi.
 Adanya solid deposit.
 Adanya scale formation.
 Adanya emulsi.
 Adanya kerusakan formasi.
Oleh karena adanya hal-hal diatas, maka diperlukan suatu bentuk
penanganan terhadap air formasi guna mengurangi resiko kerugian seminimal
mungkin. Adapun bentuk penanganan itu adalah dengan cara melakukan analisa
terrhadap air formasi yang terdiri atas: pH, alkalinitas, kandungan kalsium,
magnesium, barium, sulfat, ferro, klorida, sodium dan perhitungan indeks
stabilitas kalsium karbonat.
Untuk menganalisa air formasi secara tepat digunakan metoda
klasifikasi air formasi yang digambarkan secara grafis. Hal ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada
spesifikasinya.
118

9.3. ALAT DAN BAHAN


9.3.1. Alat
1. Pipet
2. Gelasukur
3. Kertaslakmus
4. Alattitrasi
9.3.2. Bahan
1. Air suling
2. Air formasi
3. MetylOrange
4. Phenolptaline
5. K2CrO4

6.
AgNO 3

7. H 2 SO 4

8. Larutanbuffer
9. Reagen
119

9.3.3. GambarAlat

4 5

Keterangan:
1. Aquades
2. Larutan AgNO3
3. Sampel air Formasi
4. Gelasukur
5. Corong

Gambar 9.1.
Alat dan Bahan Analisa Kimia Air Formasi
(Sumber :DokumentasiLaboratoriumAnalisaFluida Reservoir)
120

Gambar 9.2.
Buret
(Sumber :DokumentasiLaboratoriumAnalisaFluida Reservoir)
121

Keterangan:
3
1. Mini buret
2. Reagen 1 (cairan)
3. Reagen 2 (bubuk)
4. Reagen 3 (larutantitran)

Gambar 9.3.
Instant Test Kit untuk Penentuan Kadar Kalsium
(Sumber : Dokumentasi Laboratorium Analisa Fluida Reservoir)
122

1
2

4
5

Keterangan:
1. Pipet
2. Tabungreaksi
3. Reagen solution
4. Buffer solution
5. Skalawarna

Gambar 9.4.
Instant Test Kit untukPenentuan Kadar Magnesium
(Sumber :DokumentasiLaboratoriumAnalisaFluida Reservoir)
123

9.4. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Penentuan pH
1. Mengecek kenampakan Sifat Fisik Air Formasi dengan mencium
baunya, melihat warnanya, dan mecicip rasa air formasi.
2. Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan
harga pH dari sample setelah mencocokkan warna pada standart pH
paper strip, maka diperlukan kejelian dalam memilih dan
mencocokkan warna paper strip.
3. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan
cara :isi botol dengan larutan buffer yang telah diketahui harga pH-
nya, masukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Putar
tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer.
4. Mencuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji
sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
B. Penentuan Alkalinitas

Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO 3 ,


H CO 3 , dan OH − , yaitu dengan mentitrasi air sampel dengan larutan
asam lemah dan larutan indikator. Larutan penunjuk (indikator) yang

kebasahan CO 3 dan OH

digunakan dalam penentuan adalah
Phenolptalein (PP), sedangkan Metyl Orange (MO) digunakan sebagai

indicator dalam penentuan HCO3 .
B.1. Prosedur Percobaan :
1. Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 10 cc dan tambahkan
larutan PP sebanyak 3 tetes, larutan akan menjadi pink/merah muda.

2. Mentitrasi dengan larutan H 2 SO 4 0,02 N sambil digoyang. Warna


akan berubah dari pink menjadi jernih. Catat jumlah larutan asam
tersebut sebagaiVp (1).
124

3. Menetesi lagi dengan 3 tetes MO, warna akan berubah menjadi merah
tua.

4. Mentitrasi lagi dengan H 2 SO 4 0,02 N sampai warna menjadi


orange/merah muda. Mencatat banyaknya larutan asam total sebagai
Vm.
B.2. Perhitungan

Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air formasi.


Kebasahan M = Vm / banyaknya cc contoh air formasi.
Konsentrasi untuk setiap ion dalam miliekivalen (me/L) dapat ditentukan
dari tabel berikut :

Tabel IX-1
Tabel Konsentrasi Ion
HCO−3 CO−3 OH −
P=0 M x 20 0 0
P=M 0 0 20 x P
2P = M 0 40 x P 0
2P < M 20 x (M-2P) 40 x P 0
2P > M 0 40 x (M – P) 20 x (2P – M)

C. Penentuan Klorida
1. Mengisi 5 ml air sample pada gelas titrasi, tambahkan 5 tetes KcrO,
dan warna larutan akan menjadi bening

2. Mentiter dengan larutan


AgNO 3 0,1 N sambil digoyang sampai
warna menjadi coklat kemerahan (disertai dengan endapan putih).
Tunggu sebentar sampai warna tidak berubah lagi. Catat banyaknya

AgNO 3 yang dipergunakan.

3. Jika menggunakan
AgNO 3 0,1 N maka :
mltiter∗1000
Kadar Cl, mg / L = mlcontohair
125

2 ml∗1000
= 5 ml
= 400
D. Penentuan Kadar Sulfat (SO4) dengan Instan Test Kit (0-300 ppm)
1. Mengisi Outer tube dengan sampel air formasi sebanyak 2,5 ml,
menambahkan 2 tetes SO4 -1A ke outler tube dan mencampurkan.
2. Menambahkan 1 level microspoon (hijau) SO4-2A ke outler tube,
mncampurkan, mengkondisikanpada suhu 40 oC selama 5 menit,
menggoyangkan tube beberapa kali selama pemanasan.
3. Menambahkan 2,5 ml SO4-3A ke outler tube dan mencampurkan.
4. Memindahkan isi campuran dari outler tube ke inner tube.
5. Menambahkan 4 tetes SO4-4A ke inner tube dan mencampurkan.
6. Mengisi outler tube dengan 2,5 ml sampel air murni/destilat.
7. Membandingkan 2 warna dari outer tube dan inner tube setelah
dikondisikan pada suhu 40 oC selama 7 menit.
E. PenentuanKadar Kalsium dengan Instan Test Kit
Prosedur percobaan
1. Menyiapkan sampel 5 air formasi sebanyak 5 ml pada tabung
reaksi yang tersedia.
2. Menambahkan10 tetescairan reagen 1 (cairan) dan 2 spatyula
reagen (bubuk) ke tabung reaksi, mengaduknya. Campuran ini
pertama-tama menunjukkan warna merah muda kemudian menjadi
warna ungu /red violet.
3. Mentitrasidenganlarutantitrasi dengan reagen 3 (larutan titran)
sampai batas 0 mg/L.
4. Mentitrasi larutansampelsampai terjadi perubahan warna dari
ungu/red violet menjadi biru violet.
5. Membaca/mengukur kandungan Calcium (Ca2+) dalam air formasi
(dalam mg/L) sesuai akhir skala titrasi.
Perhitungan
1. Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
126

mlliter∗2
Kalsium, me / L = mlcontohair
2. Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
mlliter∗20
Kalsium, me / L = mlcontohair
Konversikadar Ca dalam mg / L = Ca, mg / L * 20

E. Penentuan Magnesium
1. Mengambil 1 tetes air formasi yang akan diuji dengan pipet ke tabung
reaksi (1).
2. Menambahkan 9 tetes larutan penyangga (buffersolution),
mencampurkanya.
3. Memnidahkan 2 tetes larutan dari tabuing reaksi (1) ke tabunga reaksi
(2).
4. Mengisi tabung reaksi (2) degan larutan penyangga (buffer)
sampaibatas 5 ml.
5. Menambahkan 10 tetes larutan reagen (reagensolution) dan
mencampurkannya.
Magnesium ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Magnesium, me / L = (kesadahan total, me / L) – (kalsium, me / L)
Magnesium, me / L = Magnesium, me / L * 12,2

Anda mungkin juga menyukai