Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PAPLC-B

Disusun oleh :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

2011/2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum mata kuliah PAPLC-B. Tujuan penulisan laporan praktikum ini
adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PAPLC-B.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan praktikum ini kami banyak


mendapat bimbingan, semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktikum
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami berharap penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya.

Purwokerto,4 Januari 2012

Penulis,
Proses Pengolahan Air Jernih (Jar Test)

A. TUJUAN

Untuk menentukan dosis tawas (koagulan) yang paling efektif


dalam menjernuhkan air.

B. ALAT dan BAHAN


 Alat : 1. Gelas

2. Beacker glass

3. Stopwatch

4. Jar test

5. Pengaduk

 Bahan : - Air sampel


- Koagulan
- Pasir filtrasi
C. CARA KERJA :
1. Siapkan 6 gelas/beacker glass, masing-masing
gelas/beacker glass diisi 1 liter air.
2. Tambahkan koagulan dengan dosis yang berbeda-beda.
3. Diaduk dengan kecepatan 100 – 300 rpm (3 – 5 menit).
4. Diaduk lambat dengan kecepatan 10 - 30 ((10 – 30
menit).
5. Didiamkan 0 rpm (20 – 30 menit).
6. Amati endapannya dan ambil beberapa sampel yang
paling efektif.
7. Kemudian difiltrasi.
8. Air yang sudah difiltrasi dibandingkan dengan air
sampel yang belum dikoagulasi.

D. HASIL

No. Gelas Dosis Pembentukan flok Volume endapan


1. 1 0,1 +++ ++
2. 2 1 ++ +++
3. 3 1,5 ++ ++
4. 4 2 ++ +++
5. 5 2,5 ++ ++
6. 6 3 + +++

- Dosis tawas sesungguhnya

Dosis tawas = 2 ml

Volume sampel = 200 ml

Dosis = 2 ml/200 ml

= 10 ml/liter

= 10 mg.

- Larutan koagulan =200 gr/liter =200.000 mg----N1

Dosis tawas sebenarnya = N1 x V1 = N2 x V2

200.000 x 10 = N2 x 1000

N2 =
= 2000 mg

= 2 gr/liter

E. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

- Sampel yang penjernihan paling efektif adalah gelas ke- 4 dengan dosis
tawas 2 ml/200ml

- Untuk 1 L air diberikan dosis tawas 10 ml dalam bentuk larutan.


Sedangkan dosis tawas sebenarnya dalam bentuk bubuk adalah 29
gr/liter.

- Setelah air sampel yang difiltrasi lebih jernih dibanding air yang belum
diberi koagulan.
A. MATERI

Pemeriksaan besi total (Fe) metode Colorimetri

B. TUJUAN

Mengetahui kandungan Fe dalam air

C. ALAT & BAHAN

a. Alat b. Bahan

- Tabung nessler 100 ml - Lar. H2SO 4N

- Gelas ukur 100 ml - Lar. Standar besi 0,1N

- Pipet tetes (NH4)2 Fe (CO4) GH2O

- Pipet ukur - Aquadest

- Botol semprot - Lar. KmnO4 0,1 N

- Lar. NH4 CNS 20%

- Sampel

D. CARA KERJA

1. Pembuatan Lar. Standar Warna

a. Siapkan 5 tabung nessler

b. Isin1-5 ml lar. Standar besi secara bertingkat (kondisional) di tabung


1-5.
c. Tambahkan aquadest hingga batas 50 ml pada tabung nessler.

d. ± H2SO4 4N sebanyak 2,5 ml.

e. ± 2-3 tetes lar. KMnO4 0,1 N(warna rose stabil)

f. ± lar. NH4 CNS 20% 2,5 ml.

g. ± aquadest hingga batas 100 ml pada tabung nessler,

h. Beri label, Volume lar. Standar besi (misal 1ml, 2ml,...)

2. Pemeriksaan Besi Total

a. Ambil sampel 50 ml, masukan ke tabung nessler.

b. ± H2SO4 4N sebanyak 2,5 ml.

c. ± 2-3 tetes lar. KMnO4 0,1N (Warna rose stabil)

Jika warna rose hilang ± lagi lar. KMnO4 4N.

d. ± lar. NH4 CNS 20% 2,5 ml.

e. ± Aquadest hingga 100ml

f. Bandingkan dengan lar. Standar warna.

g. Hitung Besi total(BT) =

E. HASIL

Diketahui =

Sampel A = 2 ml

Sampel B = 3 ml

Ditanya = BT………..?
Jawab = Besi Total A =

= 4 ml

Besi Total B =

= 6 ml

F. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pemeriksaan besi total dapat disimpulkan bahwa


kandungan Fe pada air sampel A adalah 4 ml, dan sampel B adalah 6 ml.
A. MATERI

Pemeriksaan sisa chlor (metode colorimetri dengan orthotolidin)

B. TUJUAN

Untuk mengetahuidaya sergap chlor dalam air.


Untuk mengetahui kemampuan chlor mengoksidasi

C. ALAT & BAHAN

a. Alat : Komparator dan lempeng (Disk) standar warna chlor

b. Bahan :Larutan orthotolidin.

D. CARA KERJA :

1. Isi kedua tabung komparator 10 ml sampel

2. Salah satu tabung di ± 1 tetes lar. Orthotolidin (kocok & masukkan


kedalam lubang kiri)

3. Tabung yang tidak di ± lar. Orthotolidin di masukan ke dalam lubang


sebelah kanan.

4. Putar piringan komparator sampai mendapatkan warna yang sesuai


dengan warna contoh air.

5. Baca angka yang ada pada lubang komparator sebagai angka


konsentrasi sisa chlor(mg/liter sebagai Cl2)

E. HASIL

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan tentang pemeriksaan sisa chlor


dengan metode cholorimetri di dapatkan hasil sisa chlor= 0,4 mg/liter.

F. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pemeriksaan chlor(metode colorimetri dengan


orthotolidin) dapat disimpulkan bahwa sisa chlor dalam air= 0,4 mg/liter.
A. MATERI

Pemeriksaan daya sergap Chlor (metode colorimetri dengan orthotolidin)

B. TUJUAN

Mengetahui daya sergap chlor

C. ALAT & BAHAN

a. Alat

- Komparator satu paket

- Labu erlenmeyer 250 ml 3 buah

- Pipet ukur 10 ml 1 buah

- Pipet filter 1 buah

b. Bahan

- Lar. Standar kaporit(1 ml=1 mg)

- Lar. Orthotolidin

D. CARA KERJA

1. Siapkan 3 buah Erlenmeyer 250 ml

2. Masing-masing diisi 150 ml sampel air

3. ± 0,3 ml ; 0,4 ml; 0,6 ml lar. Standar kaporit.

4. Kocok dab simpan diruang gelap selama 30 menit


5. Tentukan sisa chlor dari setiap labu erlenmeyer dengan cara seperti
pemeriksaan sisa chlor

6. Hitung daya sergap chlor

7. Rumus:

E. HASIL

Daya Sergap klor

= 0,012 - 0,4
= -0,388 mg/l

F. KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil praktikum yang kami lakukan diperoleh hasil sisa chlor

= 0,4 mg/liter.

Jadi, daya sergap chlor= -0,388 mg/l


A. MATERI

Zat Organik (ZO)

B. TUJUAN

Pemeriksaan kandungan ZO dalam air sampel

C. ALAT & BAHAN

a. Alat b. Bahan

- Buret - Lar. KMnO4 0,01 N

- Erlenmeyer - Lar. H2C2O4 0,01 N

- Pipet tetes - Lar. H2SO4 4N

- Gelas ukur

- Gelas kimia

- Corong gelas

- Pipet ukur

- Filer

- Kompor

D. CARA KERJA

1. Pembebasan Erlenmeyer dari ZO

a. Masukan 100 ml sampel


b. ± 3 butir batu didih

c. ± 5 ml H2SO4 4N

d. ± 1-2 ml KMnO4 0,01N  Homogenkan

e. Panaskan di atas api hingga mendidih ± 10 menit.

f. Jika selama pendidihan warna merah muda hilang, maka ± lagi


KMnO4 0,01 N sampai merah muda stabil.

g. Buang cairan yang ada dalam erlenmeyer, kecuali batu didih.

2. Pemeriksaan ZO

a. Masukkan 100 ml sampel

b. ± 5ml H2SO4 4N

c. ± tetes demi tetes KMnO4  warna rose

d. Panaskan hingga mendidih 10 menit

e. ± 10 ml KMnO4 0,01N, pemanasan diteruskan selama 10 menit.

f. Penambahan KMnO4 0,01N diteruskan sampai cairan warna merah


muda, bila terjadi hal demikian, catat banyaknya KMnO4 tadi (m
ml)

g. Setelah pemanasan selesai ± asam oksalat 0,01N 10 ml, laruta


menjadi jernih.

h. Bila larutan tidak jernih, ± asam oksalat sampai warna merah muda
hilang  catat (p ml)

i. Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai lar. Berwarna merah


muda/rose, catat KMnO4 yang terpakai( a ml).

3. Mencari faktor ketilitian KMnO4 0,01 N


a. Cairan bekas pemeriksaan ZO tadi, ± ....ml asam oksalat  jernih

b. Titrasi dengan menggunakan KMnO4 0,01N  rose

c. Catat KMnO4 4N yang terpakai ( 5 ml)

d. Hitung faktor ketelitian

F= 10/ S ml=.........?

Zat organik = x [(10 ml + m + a)f - (10 + p)] x N x ME

KMnO4

E. HASIL

V ol.sampel = 100 ml 2 ml = 5,5 ml BE KMnO4 = 31,6

m ml = 0 ml p ml =0 ml f =

ZO = x [(10 ml + m + a)f - (10 + p)] x N x ME KMnO4

= x [(10 ml + 0 + 5,5)0,174 - (10 + 0)] x 0,01 x 31,6

= 100 x [ 11,067 – 10 ] x 0,316


= 3,372 mg/l

F. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pemeriksaan ZO yang kami lakukan , dapat kami


simpulkan bahwa zat organik yang ditemukan adalah 3.372 mg/l, hal ini
membuktikan air kran sudah baik untuk digunakan karena kandungan ZO
dalam air kran tidak melebihi standar permenkes 416 yaitu kandungan ZO
pada air 10mg/l.
Praktek Pemeriksaan Kualitas Kimia I

Kesadahan

A. METODE

Titrasi kompleksiometri dengan EDTA.

B. PRINSIP

C. ALAT & BAHAN

1. Alat

- Buret

- Statif

- Erlenmeyer

- Corong gelas

- Gelas ukur

- Pipet tetes

- Filter

- Botol sampel

- Pipet ukur

2. Bahan

a. Pemerksaan CO Agresif
- NaOH 0,1 N

- Hcl 0,1 N

- Indikator Mo

- Indikator PP

- Aquadest

b. Pemeriksaan Kesadahan Total

- Larutan EDTA

- Larutan buffer Ph 10

- Larutan NaCN 10%

- Indikator EBT

D. CARA KERJA

1. Kesadahan Total

- Ambil 100 ml sampel

- ± 5 ml larutan buffer PH 10

- Jika larutan keruh ± 1 ml larutan NaCN 10%

- ± 50 mg indikator EBT

- Titrasi dengan larutan EDTA 1/28 N (ungu tua biru)

- Catat banyaknya EDTA yang terpakai (p ml)

- Hitung rumus

Kesadahan total= x (p ml) xN EDTAxF EDTA x ME

CaCO3
2. CO agresif
 Penentuan asiditas Co2  dengan larutan basa
- Ambil 100 ml sampel
- ± 3 tetes indikator PP
- Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N (jernihrose)
- Catat volume NaOH yang terpakai (p ml)
- Hitung kadar CO2 dengan rumus

Kadar CO2 = x(p ml)xN NaOHxF NaOH (mg/l)x BE

CO2
Ket : F NaOH = 0,96; BE CO2 =44
3. Penghitungan Alkalinator HCO2 titrasi dengan asam
- Ambil 100 ml sampel
- ± 3 tetes indikator Mo (larutan menjadi kuning)
- Titrasi dengan larutan HCL 0,1 N (larutan standar)kuning
menjadi jingga
- Catat volume Hcl yang digunakan (v ml)
- Hitung kadar HCO3

Kadar HCO3 = x v ml x N HCL x BE HCO3 x F HCL

4. Penentuan CO2 Agresif


CO2 Agresif = Asiditas CO2 – Angka Hasil grafik
Grafik penentuan CO2 oleh CAO & CaCo3

E. HASIL

p ml = 3 ml

P ml = 1 ml

V ml = 2 ml

Kesadahan Total = x (p ml) x N EDTA xF EDTA x ME

CaCO3

= x 3 ml x 1/28 x 1 x 50
= 53,57 mg/l

Kadar CO2 = x (p ml)xN NaOHx FNaOH(mg/l)x BE

CO2

= x 1 ml x 0,1 x 0,96 x 44

= 42,24 mg/l

Kadar HCO3 = x v ml x N HCL x BE HCO3 x F HCL

= x 2 ml x 0,61 x 61 x 0,96

= 117,12 mg/l
CO2 Agresif = Asiditas CO2 – Angka Hasil grafik
= 42,24 – 8
= 34,24 mg/l

Anda mungkin juga menyukai