Anda di halaman 1dari 18

BAB VI

STRATIGRAFI

6.1. Tujuan Praktikum

1. Dapat mengukur Strike dan Dip menggunakan kompas geologi.


2. Mampu mengidentifikasi batuan penyusun suatu singkapan.
3. Mengaplikasikan symbol lithologi pada pembuatan sketsa singkapan.
4. Mampu memperkirakan dan mendeskripsikan asal-usul terjadinya
singkapan berdasarkan hukum- hukum stratigrafi

6.2. Teori Dasar


6.2.1 Pengertian Stratigrafi
Stratigrafi berasal dari kata strata (stratum) yang berarti lapisan
yang tersebar dan berhubungan dengan batuan, dan grafi (graphic) yang
berarti pemerian/ gambaran atau urut-urutan lapisan.Komposisi dan umur
relatif serta distribusi peralapisan tanan dan interpretasi lapisan-lapisan
batuan untuk menjelaskan sejarah bumi.Dari hasil perbandingan atau
korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut
studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi),
dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi).Jadi stratigrafi
adalah ilmu yang mempelajari pemeriaan perlapisan batuan pada kulit
bumi.Secara luas stratigrafi merupakan salah satu cabang ilmu geologi
yang membahas tentang urut-urutan, hubungan dan kejadian batuan di
alam (sejarahnya) dalam ruang dan waktu geologi. Batuan yang lainnya
yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi.

89
90

6.2.2 Hukum Stratigrafi

Tabel 6.1 Hukum Stratigrafi

Hukum Superposisi (Nicolas Hukum Horizontalitas (Nicolas Original Continuity


Steno,1669): Dalam suatu Steno,1669): Pada awal proses (Nicolas Steno,1669):
urutan perlapisan batuan, sedimentasi, sebelum terkena gaya Batuan sedimen
maka lapisan batuan yang atau perubahan, sedimen melampar dalam area
terletak di bawah umurnya terendapkan secara horizontal yang luas di
relatif lebih tua dibanding permukaan bumi.
lapisan diatasnya selama
lapisan batuan tersebut belum
mengalami deformasi.

Uniformitarianism (James Faunal Succession (Abble Giraud- Strata Identified by


Hutton, 1785) : Soulavie, 1778): Pada setiap Fossils (Smith, 1816) :
Uniformitarianisme adalah lapisan yang berbeda umur Perlapisan batuan
peristiwa yang terjadi pada geologinya akan ditemukan fosil dapat dibedakan satu
masa geologi lampau dikontrol yang berbeda pula. Secara dengan yang lain
oleh hukum-hukum alam yang sederhana bisa juga dikatakan Fosil dengan melihat
mengendalikan peristiwa pada yang berada pada lapisan bawah kandungan fosilnya
masa kini. Hukum ini lebih akan berbeda dengan fosil di yang khas
dikenal dengan semboyannya lapisan atasnya.
yaitu “The Present is the key to
the past.”
91

Facies Sedimenter (Selley, Cross-Cutting Relationship (A.W.R Law of Inclusion:


1978): Suatu kelompok litologi Potter & H. Robinson): Apabila Inklusi terjadi bila
dengan ciri-ciri yang khas yang terdapat penyebaran lap. Batuan magma bergerak
merupakan hasil dari suatu (satuan lapisan batuan), dimana keatas menembus
lingkungan pengendapan yang salah satu dari lapisan tersebut kerak, menelan
tertentu. Aspek fisik, kimia memotong lapisan yang lain, maka fragmen2 besar
atau biologi suatu endapan satuan batuan yang memotong disekitarnya yang
dalam kesamaan waktu. Dua umurnya relatif lebih muda dari tetap sebagai inklusi
tubuh batuan yang pada satuan batuan yang di asing yang tidak
diendapakan pada waktu yang potongnya. meleleh. Jadi jika ada
sama dikatakan berbeda fsies fragmen batuan yang
apabila kedua batuan tersebut terinklusi dalam suatu
berbeda fisik, kimia atau perlapisan batuan,
biologi (S.S.I.) maka perlapisan
batuan itu terbentuk
setelah fragmen
batuan. Dengan kata
lain batuan/lapisan
batuan yang
mengandung fragmen
inklusi, lebih muda
dari batuan/lapisan
batuan yang
menghasilkan
fragmen tersebut.

6.2.3 Unsur Stratigrafi


1) Unsur Batuan
Suatu hal yang penting didalam unsur batuan adalah pengenalan
dan pemerian litologi.Seperti diketahui bahwa volume bumi diisi oleh
batuan sedimen 5% dan batuan non-sedimen 95%.Tetapi dalam
penyebaran batuan, batuan sedimen mencapai 75% dan batuan non-
sedimen 25%.Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi yaitu
sedimen dimana sifat batuan sedimen yang berlapis-lapis memberi arti
92

kronologis dari lapisan yang ada tentang urut-urutan perlapisan ditinjau


dari kejadian dan waktu pengendapannya maupun umur setiap
lapisan.Dengan adanya ciri batuan yang menyusun lapisan batuan
sedimen, maka dapat dipermudah pemeriannya, pengaturannya,
hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya, yang dibatasi
oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit, bahkan
dapat berpotongan dengan yang lainnya.

2) Unsur Perlapisan.
Unsur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen
yang memperlihatkan bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh
proses-proses sedimentasi. Mengingat bahwa perlapisan batuan
sedimen dibentuk oleh suatu proses pengendapan pada suatu
lingkungan pengendapan tertentu, maka Weimer berpendapat bahwa
prinsip penyebaran batuan sedimen tergantung pada proses
pertumbuhan lateral yang didasarkan pada kenyataan, yaitu bahwa:
 Akumulasi batuan pada umumnya searah dengan aliran media
transport, sehingga kemiringan endapan mengakibatkan terjadinya
perlapisan selang tindih (overlap) yang dibentuk karena tidak
seragamnya massa yang diendapkannya.
 Endapan di atas suatu sedimen pada umumnya cenderung
membentuk sudut terhadap lapisan sedimentasi di bawahnya.
Analisa profil sedimentasi merupakan suatu metoda stratigrafi
yang digunakan untuk mendapatkan data litologi yang terperinci dari
suatu satuan stratigrafi, mendapatkan ketebalan yang teliti dri tiap-tiap
satuan stratigrafi, dan mempelajari hubungan startigrafi antar satuan
batuan serta urut-urutan sedimentasi dalam arah vertikal secara detail
untuk menafsirkan lingkungan pengendapan. Analisa profil
sedimentasi merupakan metode yang umum digunakan untuk
menganalisan urut-urutan vertikal yang didapatkan dari sumur
pemboran.Satuan startigrafi dapat terdiri dari satu jenis batuan atau
93

perselingan beberapa jenis litologi atau satu litologi utama dengan


sisipan-sisipan.Pembagian satuan sangat tergantung pada skala yang
digunakan untuk menggambar kolom stratigrafi.
Setiap satuan litologi yang diukur harus diberi pemerian
selengkapnya secara beraturan dan sistematik. Hal yang harus
diperhatikan dalam pemeriaan satuan batuan adalah sebagai berikut:
1. Penamaan dari satuan batuan
2. Jumlah litologi dan sifatnya, yaitu :
 Berupa penyisipan terhadap batuan utama atau
perselangselingan dari beberapa litologi,
 Sifat batas atas dan batas bawah lapisan,
 Sifat besar butir dalam urutan vertikal dalam lapisan,
 Urutan struktur sedimen yang ada (seragam, bervariasi, atau
berubah ke atas)
3. Pemerian litologi setiap lapisan, meliputi :
 Fragmen pembentuk
 Semen dan masa dasar
 Warna
 Besar butir
 Pemilahan
 Bentuk butir
 Kemas
 Keberadaan mineral sedikit
 Porositas
 Kekompakan
 Struktur sedimen

4. Kandungan fosil.
94

5. Hubungan dengan satuan di atasnya.


Untuk menganalisa urut-urutan vertikal yang tersingkap ke
atas permukaan, dapat dilakukan menggunakan pengukuran
penampang stratigrafi atau penampang straigrafi
terukur.Penampang stratigrafi terukur adalah suatu penampang
atau kolom yang menggambarkan kondisi stratigrafi suatu jalur,
yang secara sengaja telah dipilih dan telah diukur untuk
mewakili daerah tempat dilakukannya pengukuran tersebut.Jalur
yang diukur tersebut dapat meliputi satu formasi batuan atau
lebih, sebaliknya pengukuran dapat pula dilakukan hanya pada
sebagian dari suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu atau
lebih satuan lithostratigrafi yang lebih kecil dari formasi,
misalnya anggota atau bahkan hanya beberapa perlapisan
saja.Dari penampang stratigrafi terukur juga dapat dilakukan
analisa lingkungan pengendapan seperti pada analisa profil
sedimentasi.
Salah satu metoda untuk melakukan pengukuran untuk
mendapatkan data pada pengukuran startigrafi terukur adalah
dengan metoda rentang tali atau yang dikenal juga sebagai
metoda Brunton and tape dilakukan dengan dasar perentangan
tali atau meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan diperoleh
berdasar rentangan tersebut. Pengukuran dengan metoda ini
akan langsung menghasilkan ketebalan sesungguhnya hanya
apabila dipenuhi syarat bahwa arah rentangan tali tegak lurus
pada jalur perlapisan, arah kelerengan dari tebing atau rentangan
tali tegak lurus pada arah kemiringan dan diantara 2 ujung
rentangan tali tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan.
95

6.2.4 Cara Mengukur Strike dan Dip


 Mencari arah jurus pada bidang (strike)
1. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik
menentukan arah.
2. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian
timur) pada bidang yang akan kita ukur.
3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan
gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.
4. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke
utara. Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk
menentukan dip.
 Mencari kemiringan bidang (dip)
1. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang
bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
2. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di
tengah.
3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang


dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui
pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan. Contoh
ekonomis yang kita miliki dalam menentukan strike dip ini dapat
diaplikasikan dalam eksplorasi batubara, emas, dan mineral-mineral
lainnya.
96

LITHOLOGI

Gambar 6.2 Simbol-Simbol Lithologi


97

6.3. Alat dan Bahan


6.3.1 Alat
a. Kompas Geologi

Gambar 6.3. Kompas Geologi

b. Palu geologi

Gambar 6.4. Palu Geologi


98

c. Meteran

Gambar 6.5.Meteran

d. Lembar Kolom Stratigrafi

Gambar 6.6 Kolom Stratigrafi


99

e. Alat Tulis

Gambar 6.8. Alat tulis

f. Kamera

Gambar 6.9. Kamera


100

6.3.2. Bahan
3 sample batuan yang telah diambil

6.4. Waktu Praktikum


Tanggal : 07 Januari 2017
Pukul : 08.00 – 17.00
Tempat : Belakang KNPI

6.5. Prosedur Praktikum


1. Lihat arah penyebaran/singkapan batuan yang akan di teliti
2. Ratakan bidang yang akan diukur menggunakan bidang yang rata (papan
scanner)
3. Siapkan kompas
4. Ukur strike dan dip lapisan
5. Definisikan per lapisan dengan teliti
6. Ukur ketebalan per lapisan menggunakan meteran
7. Ambil sampel dengan palu geologi
8. Kemudian dokumentasikan
9. Isi kolom stratigrafi

6.6. Hasil Pengamatan


Ditemukan 3 lapisan Batuan pada daerah pengamatan, yaitu Satuan
Batu lempung, satuan Batu pasir, dan Satuan Batu bara.
101

Gambar 6.10. Lapisan Batuan Di Daerah Pengamatan


102

6.6.1 Kolom Stratigrafi


NAMA : Ajeng Putri Ayu Setia Utami
INSTITUSI : STT MIGAS BALIKPAPAN
NIM : 1701047
JURUSAN : Teknik Perminyakan A
KELOMPOK : 4 (Empat)
103

N 62oE/5o

Cerah Berawan
1:500
Belakang KNPI

COAL
1. Segar : Hitam Kecoklatan
2. Lapuk : Coklat
Kehitaman
3. Ukuranbutir : < 1/256 mm
4. Bentukbutir:Well
Rounded
5. Sortasi : Well sorted
6. Kemas : Tertutup
7. Struktur : Semen
8. Namabatuan : Batu Bara

CLAY
1. Segar : Putih
kecoklatan
2. Lapuk : Coklat
3. Ukuranbutir : 𝟏⁄𝟏𝟔- 2
4. Bentukbutir : pasir
5. Sortasi : Well sorted
6. Kemas : Tertutup
7. Struktur : Non Foliasi
8. Namabatuan : Pasir

SILT
1. Segar:Abu-abu
Kecoklatan
2. Lapuk:Abu-abu
kemerahan
3. Ukuranbutir : < 1/256
4. Bentukbutir:Sub
Rounded
5. Sortasi : Moderately
sorted
6. Kemas : Terbuka
7. Struktur: Non
. Laminasi
8. Namabatuan :
. BatuLempungPasiran
.
.
104

6.7. Pembahasan
1. Lapisan Batuan 1
Satuan Batu Lempung, ketebalan lapisan ± 4,26 m, berwarna
hitam keabu-abuan, ukuran butir lempung < 1/256 mm, well rounded,
very well sorted, kemas tertutup, struktur laminasi.

Gambar 6.12. Lapisan Batuan 1

2. Lapisan Batuan 2
Satuan Batu Pasir, ketebalan lapisan ± 1,14 m, berwarna segar
abu-abu kecokelatan dan warna lapuk cokelat gelap, ukuran butir Pasir
halus ⅛ - ¼ mm, rounded, well sorted, kemas tertutup, struktur
laminasi.
105

Gambar 6.15. Lapisan Batuan 2


3. Lapisan Batuan 3
Pada hasil pengamatan lapisan ketiga atau terakhir , dapat
diketahui lapisan tersebut ialah Batu Bara yang memiliki warna segar
hitam kecoklatan dan warna lapuk coklat kehitaman. Lapisan ini
ketebalannya ±1,90 m, mempunyai ukuran < 1/256 mm dan bentuknya
well rounded, sortasinya well rounded. Kemasnya tertutup dan
strukturnya semen.

Gambar 6.15. Lapisan Batuan 3


106

6.7.Kesimpulan
Dari hasil klasifikasi dan identifikasi serta analisa yang telah
dilakukan, maka dapat disimpiulkan :

1. Selain sebagai penunjuk arah, kompas geologi juga dapat


menunjukkan persebaran batuan.
2. Meskipun batuannya sama, namun struktur geologinya dapat
berbeda.
3. Umur lapisan batuan dapat ditentukan dengan mengamati
lapisannya akan semakin muda.
4. Struktur dari lapisan batuan dominan laminasi (berlapis).

Anda mungkin juga menyukai