Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : Ardian Firmansyah


NIM : 205100301111051
KELAS :L
KELOMPOK : L4
ASISTEN : Nadilla D.

Pas foto 3 x 4

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
MATERI 2
KELOMPO L4
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN
 Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
 Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

1. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip pembuatan larutan!
Pembuatan larutan dilakukan prinsip
prinsip yang telah di tetapkan,
dengan cara melarutakan benda padat
ataupun cair dengan menggunakan
zat cair lain atau aquades. Dalam
pembuatan larutan juga
memperhituungkan maasa bahan
yang dapat di hitung menggunakan
rumus molaritas. Untuk pengenceran
sendiri di hitung volume larutan
menggunakan rumus pengenceran.
Prinsip kerja pembuatan larutan yaitu
dengan menghitung massa dan
menghitung volume dengan
tambahan zat cair lainnya.
(Chairlan dan Mahode, 2014).
2. Jelaskan prinsip pengenceran dan
tuliskan rumus pengenceran pada
larutan!
Pengenceran larutan merupakan
pencampuran 2 buah larutan dari
yang berkonsentrasi tinggi dengan
cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume yang lebih besar.
Terkadang larutan senyawa yang
pekat di encerkan akan menghasilkan
panas. Dalam melakukan proses
pengenceran ,perlu di ingat bahwa
penambahan zat pelarut yang terlalu
banyak akan mengurangi konsentrasi
larutan tersebut. Oleh karena itu
terdapat rumus pengenceran larutan
yaitu M1 x V1= M1 x V1 (Purba dan
Bintoro, 2014).
3. Jelaskan perbedaan antara molaritas,
mollitas dan normalitas, serta
tuliskan rumusnya!
a. Molaritas adalah suatu
konsentrasi yang banyak di
pergunakan, dan didefinisikan
sebagai banyak mol terlarut
dalam 1 liter (1000mL) larutan.
Hampir seluruh perhitungan
kimia larutan menggunakan
satuan ini
Molaritas
(konsentrasi
molar) (mol dm–3)
mol zat terlarut
=
liter larutan
b. Konsentrasimolal (molalitas)
didefinisikan sebagai jumlah mol
zat terlarut setiap kilogram
pelarut.
Konsentrasimolaldiberisimbol m
dan dinyatakanddenganrumus:
Molalitas (mol
mol zat terlarut
kg–1) =
kg pelarut
c. Normalitas yang bernotasi (N)
merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan.
ekuivalen( ek)
Normalitas (N) =
V
(Rahmayani, 2018)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K

4. Jelaskan pengenceran pada larutan HCl dari larutan pekatnya!


Larutan HCL pekat mmiliki kadar konsentrasi yang tinggi sebagai asam kuat.
Larutan HCL pekat dapat dilakuka pengenceran dengan menambahkn aquades
atau sejenisnya seperti H2O. Karena besifat asam kuat penuangan dilakukan dari
Aquades atau H2O menuju HCL (Redjeki, 2010).

5. Jelaskan pengenceran pada larutan H2SO4dari larutan pekatnya!


Pengenceran larutan H2So4 berbeda dengan pengenceran HCL. Untuk H2SO4
pegenceran dilakukan dengan menuangkan larutan H2SO4 kedalam aquades
atau H20. H2SO4 juga tergolong zat anorganik yang sangat kuat. Pengenceran
dilakukan dengan perbandingan pelarut 1 : 2 . (Murti dkk 2016)

NAMA Ardian Firmansyah


NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
2. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian dan Sifat Larutan


Definisi dari larutan adalah campuran zat zat terlarut dan pelarut yang komposisinya
merata atau serba sama (homogen). Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau
lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu
pelarut. Jika berbicara tentang larutan kata solven (pelarut) dan solut (zat yang terlarut)
sudah umum disebutkan. Bila ditinjau dari dari ukuran partikel yang terlarut, larutan
homogen dibedakan menjadi 2 yaitu larutan sejati dan koloid (Rahmayani, 2018)

2. Komponen dalam Larutan


Dalam larutan cair, cairan disebut “pelarut” dan komponen lain (gas atau zatpadat)
disebut “terlarut”. Jika dua komponen pembentuk larutan adalah cairan maka komponen
yang jumlahnya lebih besar atau strukturnya tidak berubah dinamakan pelarut. Contoh,
25 gram etanol dalam 100 gram air, air disebut sebagai pelarut, sedangkan etanol
sebagai zat terlarut, sebab etanol lebih sedikit dari pada air. Contoh lain adalah sirup,
dalam sirup, gula pasir merupakan komponen paling banyak daripada air, tetapi gula
dinyatakan sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut, sebabstruktur air tidakberubah,
sedangkan gula berubah dari padat menjad icairan (Putri dkk, 2017).

3. Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan


Konsentrasi adalah ukuranjumlahsuatuzattertentudalam volume tertentu. Jadi,
sebuahcaraumumuntukmenyatakankonsentrasilarutanadalahdalam mol zatterlarut per
liter larutan ( Fried dan Hademenos, 2010).
Menurut Weiner (2013), perhitungan dalam konsep larutan dapat dijabarkan dalam
rumus sebagai berikut :
massa zat terlarut
- Persen massa (%) = x 100%
massa larutan
mol zat terlarut
- Molaritas (konsentrasi molar) (mol dm–3) =
liter larutan
mol zat terlarut
- Molalitas (mol kg–1) =
kg pelarut
ekuivalen( ek)
- Normalitas (N) =
V
massa zat terlarut ( g)
- Persenberat (% b/v) = x 100%
100 g
volume zat terlarut
- Persen volume (% v/v) = x 100%
100 mL
mol zat terlarut(mol)
- Fraksi mol (X) =
mol zat terlarut ( mol ) +mol zat pelarut (mol)
berat zat terlarut(mg)
- Part Per Million (ppm) = atau
volume larutan( L)
berat zat terlarut(mg)
ppm =
berat larutan( kg)
berat zat terlarut( μ g)
- Part Per Billion (ppb) = atau
volume larutan(L)
berat zat terlarut(μ g)
ppb =
berat (kg)
massa zat (g)
Mol =
massa molekul ( Mr ) atau atom relatif ( Ar)

4. Aplikasi Larutan dalam Teknologi Pertanian


Dalam bidang pertanian penggunaan larutan juga di butuhkan. Tanpa adanya larutan
maka produk seoerti pupuk dan pengolahan bahan pangan aka menjadi sulit. Berikut
adalah plikasi larutan dalam teknologi pertanian antara lain :
- Untuk Pembuatan campuran pupuk,
- Pengawetan dan pemrosesan bahan pangan,
- Pengaturan pH dalam pemrosesan hasil pertanian (Herning, 2011).

5. HCl 32%
Asam klorida yang memiliki rumus kimia HCl merupakan asam kuat dan merupakan
komponen utama pada lambung kita. HCl merupakan gas tidak berwarna dan
higroskopis. fungsi Hcl salah satunya sebagai memecah protein yang ada dalam suatu
makanan serta membunuh kuman dan virus yang ada pada makanan tersebut
(Adyatama, dkk 2012).

6. H2SO4
Asam sulfat mempunyairumuskimia H2SO4, merupakanasam mineral (anorganik)
yang kuat. Zatinilarutdalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyaibanyakkegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan
utama termasuk pemrosesanbijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak. Asam sulfat bersifat mengeringkan,
asamsulfatmerupakanagenpengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan
kebanyakan buah-buahan kering (Setianingsih, 2014).

7. NaCl
Garam atau bisa disebut dengan (NaCl) merupakan benda padatan berwarna putih
yang tersusun oleh natrium klorida lebih dari 80%. natrium klorida (NaCl) terdiri dari
senyawa senyawa lain seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium
Chlorida. NaCl merupakan garam yang paling banyak ditemukan di dunia. NaCl
memiliki karakteristik yaitu titik didih 1413, titik leleh 801dan massa molekul 58,44.
(Murti dkk, 2016)
8. Etanol 96%
Etanol memiliki rumus kimia C2H5OH,bisa disebut sebgai alkohol murni. Etanol
merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol ini banyak di gunakan untuk
membersihkan atau melarutkan bahan bahan kimia. Etanol ini merupakan cairan tak
berwarna (bening) yang memiliki sifat mudah menguap. Etanol telah mendapatkan
perhatian sebagai pelarut potensial minyak nabati (Mas’ud dkk., 2019).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
DATA HASIL PRAKTIKUM (DHP)
Solute (zat terlarut) / Solven (pelarut) / satuan
Larutan Konsentrasi
satuan (g/ml) (g/ml)
0.1 M 0,585 100
NaCl
100 ppm 0,01 100
Gula 5% 5 100
Etanol 10% 10,4 100
HCl 0.1 M 0,96 100

3. ANALISIS PROSEDUR (tidak boleh melebihi kotak yang disediakan)


1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 100 ml
larutan NaCl 0.1 M!

Langkah awal dari pembuatan 100ml larutan nacl 0,1 M yaitu menghitung massa padatan
NaCl dengan rumus M = massa/Mr x 1000/100
0,1 = m/58,5 x 1000/100 = 0.585 gram
Lalu padatan NaCl ditimbang dengan timbangan analitik hingga sesuai dengan hasil
perhitungan, kemudian padatan nacl di campur dengan aquades kedalam gelas beker .
Setelah di campur larutan di masukkan ke dalam labu ukur berukuran 100mL kemudian
tambahkan aquades hingga tanda batas meniskus cekung, langkah terakhir yaitu
homogenkan larutan dengan mengocok labu ukur 10 kali.

2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 100 ml larutan
etanol 10% (v/v)!

Pertama menghitung volume dari etanol menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x


V2, didapatkan hasil bahwa volume etanol yaitu 10,4 mL. Langkah selanjutnya pasang
bulb dengan pipet ukur untuk mengambil larutan etanol 96% dengan volume 10 mL.
Jika sudah berada dalam ukuran 10 mL pindahkan larutan ke dalam labu ukur
100mL.Kemudian ambil pipet ukur berukuran 1 mL untuk mengambil larutan 0,4 mL
larutan etanol 96 % lalu pindahkan ke labu ukur, kemudian tambahkan aquades hingga
mencapai tanda batas pada labu ukur meniskus bawah. Homogenkan larutan tersebut
dengan 10 kali pengocokan.

3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl0.1 M dari larutan HCl 32%!
Langkah awal untuk membuat larutan ini yaitu menghitung terlebih dahulu volume
dari hcl 32% dan hasil yang di dapatkan adalah 0,96 ml. Setelah penghitungan selesai
ambil sedikit demi sedikit menggunaka pipet tetes dan masukkan ke dalam labu ukur.
Kemudian,tambahkan aquades hingga mencapai 100 ml. Tutup labu ukur dan
homogenkan dengan di kocok sebanyak 10 kali.

4. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk


menimbang bahan padat?

Yang pertama untuk melakukan kalibrasi penimbangan analitik yaitu lihat tanda tera
untuk memeriksa timbangan dalam kondisi setimbang hal ini dapat diketahui dari
gelembung udara yang sejajar. Kemudian nyalkan tombol on. Setelah persiapan selesai
Letakkan wadah di atas piringan (pan) ,kemudian Tekan tombol Tare pada neraca, lalu
ambil bahan tertimbang dan letakkan di atas wadah . Setelah bahan di keluarkan tutup
semua pintukaca. Terakhir yaitu catat bobot benda tertimbang.

5. Bagaimana cara mengukur volume dengan gelas ukur untuk bahan cair?

Mengukur volume suatu larutan menggunakan gelas ukur tergolong tidak rumit.
Pertama letakkan gelas ukur pada bagian yang datar untuk menghindari kesalahan
pembacaan, kemudian isi dengan larutan, Untuk larutan yanng tidak berwarna
pengukuran volume dapat di lakukan dengan melihat meniskus cekung pada
bawahnya. Sedangka untuk larutan yang berwarna dapat melihat meniskus atas.
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
4. Pertanyaan K

1. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %
(b/b), ppm,dan ppb!

Konsentrasi mol yaitu jumlah mol zat yang terlarut dalam suatu larutan. Berbeda dengan
ppm dan ppb yang mirip dengan persen berat ,Jika persen berat adalah gram zat terlarut
per 100 g larutan maka ppm adalah gram zat terlarut per sejuta gram larutan dan ppb
adalah zat terlarut per milliard gram larutan.Lalu Persen bobot per bobot (%b/b), yaitu
jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran. sedangkan Persen bobot per
volume (%b/v)yaitu jumlah gram zat dalam 100 mL larutan, sebagai pelarut dapat
digunakan air atau pelarut lain. Untuk Persen volume per volume (%v/v)sendiri
menyatakan jumlah mL zat dalam 100 mL larutan (Putra, 2019)

2. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan dari
padatan dan cairan (larutan pekat)!

Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Larutan di
laboratorium ada yang berbahaya oleh karena itu Ketelitian dan kehati-hatian harus di
perhatikan dalam pembuatan suatu larutan. Terdapat salah satu larutan yang berbahaya
seperti H2SO4 karena bersifat panas . Selain itu jika berbentuk padatan ukuran
penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu berhasil
atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm dilakukan
dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan tersebut
(Risnawati,2017)

3. Mengapa cara menghomogenisasi larutan pada labu ukur harus di bolak-balik?

Menghomogenkan dengan cara teratur seperti di balak balik dapat mengurangi resiko
kesalahan manusia (human error). Juga untuk menghindari ledakan yang di akibatkan
oleh larutan dengan konsentrasi yang tinggi yang di kocok dengan keras.
Menghomogenkan larutan dengan cara membolakNAMA balikan labu Ardian
ukur juga
Firmansyah
dapat
mempertahankan volume yang ada dalam labu tersebutNIM
(Harmawan, 2018)
205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
4. Mengapa sebelum membuat larutan harus dihitung
terlebih dahulu konsentrasi dari senyawanya?
Penghitungan konsentrasi yang dilakukan sebelum melakukan timbangan berfungsi untuk
mendapatkan larutan yang di inginkan. Jika tidak melakukan penghitungan konsentrasi
terlebih dahulu di takutkan dapat merusak atau menggagalkan suatu percobaan
eksperimen larutan. Perhitungan yang tepat dapat membuat eksperimen pembuatan
larutan berjalan dengan lancar (Wicaksono, 2017).

5. Mengapa sebelum penimbangan perlu dipastikan timbangan analitik dalam kondisi


bersih?

Timbangan analitik merupakan timbangan yang sensitf terhadap massa karena memiliki
ketelitian yang tinggi. Apabila timbangan analitik tidak bersih maka hasil yang di
peroleh tidak murni atau tidak akurat dari apa yang di timbang sebelumnya. Sebelum
melakukan penimbangan pastikan kalibrasi berada dalam posisi 0 (Tirtasari, 2017)

NAMA Ardian Firmansyah


NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
5. Hasil dan Perhitungan

1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0.1 M?

Diketahui : Ar Na = 23, Ar Cl = 35 Mr = 58
Ditanya : m NaCl?
Jawab :
gram 1000
M= x
Mr ml

gram 1000
0,1= x
58 100
g
0,1 =
5,8
Gram = 0,585 g

Jadi , berat yang diperlukan yaitu 0,585 g

2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm?
Diketahui : ppm = 100 , Volume = 100 ml = 0,1 L
Ditanya : massa zat terlarut (mg)?
Jawab :
berat zat terlarut
Ppm =
volume larutan( L)

berat zat larutan


100 = =
0,1

100
Zat terlarut = =10 mg
0,1

Jadi, berat NaCl yang diperlukan adalah 10 mg


3. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan etanol 10 % (v/v)
(dari larutan etanol 96%)?
Diketahui : V1 = 100ml , M1 = 10% , M2 = 96 %
Ditanya : V2?
Jawab :
M1 X V1= M2 X V2

10 % X 100 = 96 % x V2

V2 = 10,416 mL atau 10,4 mL

Jadi volume yang di perlukan adalah 10,4 mL.

4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan gula 5 % (b/v)?
Diketahui : % berat = 5% , Volume larutan = 100ml
Ditanya : berat zat terlarut (g) ?
Jawab :

berat zat terlarut


% berat=
volume x 100 %

berat zat terlarut


5% = x 100 %
100

Berat zat terlarut = 5 gram


5. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0.1 M dari larutan
HCl 32%?
Diketahui : V2 = 100 mL , M2 = O,1 , Mr HCl = 36,5
Ditanya : Berat NaCl

Jawab :
% x 10 x p
M1=
Mr

32% x 10 x 1,19
M1= = 10,43 M
36,5
Pengenceran :

M1 . V1 = M2 . V2

10,43 x V 1 = 0,1 x 100

0,1 X 100
V2 =
10,43

V2 = 0,96 Ml

Jadi berat NaCl yang di perlukan adalah 0,96 mL.


6. Kesimpulan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
Mampu untuk mengencerkan suatu larutan. Pembuatan dan pengenceran memiliki
prinsip yang telah di tetapkan yaitu mencampur dua larutan berbeda dengan perhitungan dan
perlakuan yang telah ditetapkan. Pengenceran pada dasarnya yaitu mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi ) dengan konsentrasi yang rendah untuk mendapatkan volume yang lebih
besar.
Data hasil praktikum yang petama yaitu NaCl 0,1 M dengan zat pelarut 100 mL
didapatkan berat NaCl sebesar 0,585 gram sesuai dengan prinsip yang telah dilakukan. Kedua,
Larutan NaCl dengan konsentrasi 100 ppm ditambah dengan 100 mL zat pelarut di dapatkan
hasil 0,01 gram. Ketiga, padatan gula dengan konsentrasi 5% kemudian dilarutkan dengan
100 mL pelarut di dapatkan solut sebesar 5 g/mL. Keempat, pengenceran 100 mL ehanol 10
% dari etanol 96% di dapatkan hasil 10,4 mL. Kelima, Pengenceran 100 mL larutan HCl 01
M dari laruta HCl 32% mendapatkan hasil volume sebesar 0,96 mL.
DAFTAR PUSTAKA

Adhyatama, I., Zainudin, M., & Rokhati, N. 2012. Hidrolisis Kitosan Menggunakan
Katalis Asam Klorida (HCL). Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1), 245-251.

Chairlan, M., & Mahode, A. A. 2014. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta: BukuKedokteran EGC.

Fried, George H., & George J. Hademenos. 2010. Shcaum’s Outlines. Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Eralngga.

Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern.
Jakarta: Erlangga.

Mas’ud, F., Sjafruddin, R., & Puspitasari, P. 2019. Teknologi Produksi Virgin Coconut
Oil Secara Kimiawi Menggunakan Pelarut Etanol. In Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Hasil Perkebunan. (1)1: 2-9.

Murti. E. A.,Handani. Yetri.Y.,2016. Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L


Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb). Jurnal Fisika
Unand. 5(2). ISSN 2302-8491.
Purba, O., & Bintoro, A. 2014. Perkecambahan Benih Aren (Arenga Pinnata) Setelah
Diskarifikasi Dengan Giberelin Pada Berbagai Konsentrasi. Jurnal Sylva Lestari, 2(2),
71-78

Putri, L. M. A., Prihandono, T., Supriadi, B. 2017 . Pengaruh Konsentrasi Larutan


terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 151-157.

Rahmayanti, R. F. I. (2018). Buku Ajar Kimia Larutan: Bukuuntukmahasiswa. Syiah


Kuala University Press.

Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Setianingsih, E. 2014. Karakteristik Struktur, Sifat Optik dan Sifat Listrik Film Tipis
Polianilin Doping H2SO4 yang Ditumbuhkan dengan Metode Spin Coating Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang.

Weiner, Eugene H. 2013. Applications of Environmental Aquatic Chemistry Third


Edition. Boca Raton, Florida: CRC Press Taylor & Francis Group.
Daftar Pustaka Tambahan

Putra. P. 2019. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Dan Bukaan Valve Terhadap Kinerja Alat
Filter Press Plate And Frame Pada Filtrasi Caco3 (Effect of Concentration and Valve Opening
Different on Plate And Frame Press Filter Performance on CaCO3 Filtration) .Doctoral
dissertation, UNDIP vokasi.

Harmawan, T. Irmawati, A. 2018. Analisa Kadar Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Krim
Pemutih Yang Beredar Di Daerah Percut Sei Tuan Sampali Secara Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 1(2).

Risnawati, R.. Saadi, P. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar
Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Larutan
Penyangga. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains . 7(2) : 127-134.

Wicaksono, G., Utama, F. P. 2017. Pembuatan Biokomposit Cellulose Acetate/Poly (L-Lactic


Acid) Bead: Pengaruh Konsentrasi Larutan dan Ratio Berat Cellulose Acetate/Poly (LLactic
Acid (Doctoral dissertation, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember).

Tirtasari, N. L. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di


Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science, 6(2), 151-155.

Anda mungkin juga menyukai