KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
Pas foto 3 x 4
TUJUAN
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
1. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip pembuatan larutan!
Pembuatan larutan dilakukan prinsip
prinsip yang telah di tetapkan,
dengan cara melarutakan benda padat
ataupun cair dengan menggunakan
zat cair lain atau aquades. Dalam
pembuatan larutan juga
memperhituungkan maasa bahan
yang dapat di hitung menggunakan
rumus molaritas. Untuk pengenceran
sendiri di hitung volume larutan
menggunakan rumus pengenceran.
Prinsip kerja pembuatan larutan yaitu
dengan menghitung massa dan
menghitung volume dengan
tambahan zat cair lainnya.
(Chairlan dan Mahode, 2014).
2. Jelaskan prinsip pengenceran dan
tuliskan rumus pengenceran pada
larutan!
Pengenceran larutan merupakan
pencampuran 2 buah larutan dari
yang berkonsentrasi tinggi dengan
cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume yang lebih besar.
Terkadang larutan senyawa yang
pekat di encerkan akan menghasilkan
panas. Dalam melakukan proses
pengenceran ,perlu di ingat bahwa
penambahan zat pelarut yang terlalu
banyak akan mengurangi konsentrasi
larutan tersebut. Oleh karena itu
terdapat rumus pengenceran larutan
yaitu M1 x V1= M1 x V1 (Purba dan
Bintoro, 2014).
3. Jelaskan perbedaan antara molaritas,
mollitas dan normalitas, serta
tuliskan rumusnya!
a. Molaritas adalah suatu
konsentrasi yang banyak di
pergunakan, dan didefinisikan
sebagai banyak mol terlarut
dalam 1 liter (1000mL) larutan.
Hampir seluruh perhitungan
kimia larutan menggunakan
satuan ini
Molaritas
(konsentrasi
molar) (mol dm–3)
mol zat terlarut
=
liter larutan
b. Konsentrasimolal (molalitas)
didefinisikan sebagai jumlah mol
zat terlarut setiap kilogram
pelarut.
Konsentrasimolaldiberisimbol m
dan dinyatakanddenganrumus:
Molalitas (mol
mol zat terlarut
kg–1) =
kg pelarut
c. Normalitas yang bernotasi (N)
merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan
kation atau anion yang
dikandung sebuah larutan.
ekuivalen( ek)
Normalitas (N) =
V
(Rahmayani, 2018)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
5. HCl 32%
Asam klorida yang memiliki rumus kimia HCl merupakan asam kuat dan merupakan
komponen utama pada lambung kita. HCl merupakan gas tidak berwarna dan
higroskopis. fungsi Hcl salah satunya sebagai memecah protein yang ada dalam suatu
makanan serta membunuh kuman dan virus yang ada pada makanan tersebut
(Adyatama, dkk 2012).
6. H2SO4
Asam sulfat mempunyairumuskimia H2SO4, merupakanasam mineral (anorganik)
yang kuat. Zatinilarutdalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyaibanyakkegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan
utama termasuk pemrosesanbijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak. Asam sulfat bersifat mengeringkan,
asamsulfatmerupakanagenpengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan
kebanyakan buah-buahan kering (Setianingsih, 2014).
7. NaCl
Garam atau bisa disebut dengan (NaCl) merupakan benda padatan berwarna putih
yang tersusun oleh natrium klorida lebih dari 80%. natrium klorida (NaCl) terdiri dari
senyawa senyawa lain seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium
Chlorida. NaCl merupakan garam yang paling banyak ditemukan di dunia. NaCl
memiliki karakteristik yaitu titik didih 1413, titik leleh 801dan massa molekul 58,44.
(Murti dkk, 2016)
8. Etanol 96%
Etanol memiliki rumus kimia C2H5OH,bisa disebut sebgai alkohol murni. Etanol
merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol ini banyak di gunakan untuk
membersihkan atau melarutkan bahan bahan kimia. Etanol ini merupakan cairan tak
berwarna (bening) yang memiliki sifat mudah menguap. Etanol telah mendapatkan
perhatian sebagai pelarut potensial minyak nabati (Mas’ud dkk., 2019).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
DATA HASIL PRAKTIKUM (DHP)
Solute (zat terlarut) / Solven (pelarut) / satuan
Larutan Konsentrasi
satuan (g/ml) (g/ml)
0.1 M 0,585 100
NaCl
100 ppm 0,01 100
Gula 5% 5 100
Etanol 10% 10,4 100
HCl 0.1 M 0,96 100
Langkah awal dari pembuatan 100ml larutan nacl 0,1 M yaitu menghitung massa padatan
NaCl dengan rumus M = massa/Mr x 1000/100
0,1 = m/58,5 x 1000/100 = 0.585 gram
Lalu padatan NaCl ditimbang dengan timbangan analitik hingga sesuai dengan hasil
perhitungan, kemudian padatan nacl di campur dengan aquades kedalam gelas beker .
Setelah di campur larutan di masukkan ke dalam labu ukur berukuran 100mL kemudian
tambahkan aquades hingga tanda batas meniskus cekung, langkah terakhir yaitu
homogenkan larutan dengan mengocok labu ukur 10 kali.
2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 100 ml larutan
etanol 10% (v/v)!
3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl0.1 M dari larutan HCl 32%!
Langkah awal untuk membuat larutan ini yaitu menghitung terlebih dahulu volume
dari hcl 32% dan hasil yang di dapatkan adalah 0,96 ml. Setelah penghitungan selesai
ambil sedikit demi sedikit menggunaka pipet tetes dan masukkan ke dalam labu ukur.
Kemudian,tambahkan aquades hingga mencapai 100 ml. Tutup labu ukur dan
homogenkan dengan di kocok sebanyak 10 kali.
Yang pertama untuk melakukan kalibrasi penimbangan analitik yaitu lihat tanda tera
untuk memeriksa timbangan dalam kondisi setimbang hal ini dapat diketahui dari
gelembung udara yang sejajar. Kemudian nyalkan tombol on. Setelah persiapan selesai
Letakkan wadah di atas piringan (pan) ,kemudian Tekan tombol Tare pada neraca, lalu
ambil bahan tertimbang dan letakkan di atas wadah . Setelah bahan di keluarkan tutup
semua pintukaca. Terakhir yaitu catat bobot benda tertimbang.
5. Bagaimana cara mengukur volume dengan gelas ukur untuk bahan cair?
Mengukur volume suatu larutan menggunakan gelas ukur tergolong tidak rumit.
Pertama letakkan gelas ukur pada bagian yang datar untuk menghindari kesalahan
pembacaan, kemudian isi dengan larutan, Untuk larutan yanng tidak berwarna
pengukuran volume dapat di lakukan dengan melihat meniskus cekung pada
bawahnya. Sedangka untuk larutan yang berwarna dapat melihat meniskus atas.
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
4. Pertanyaan K
1. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %
(b/b), ppm,dan ppb!
Konsentrasi mol yaitu jumlah mol zat yang terlarut dalam suatu larutan. Berbeda dengan
ppm dan ppb yang mirip dengan persen berat ,Jika persen berat adalah gram zat terlarut
per 100 g larutan maka ppm adalah gram zat terlarut per sejuta gram larutan dan ppb
adalah zat terlarut per milliard gram larutan.Lalu Persen bobot per bobot (%b/b), yaitu
jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran. sedangkan Persen bobot per
volume (%b/v)yaitu jumlah gram zat dalam 100 mL larutan, sebagai pelarut dapat
digunakan air atau pelarut lain. Untuk Persen volume per volume (%v/v)sendiri
menyatakan jumlah mL zat dalam 100 mL larutan (Putra, 2019)
2. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan dari
padatan dan cairan (larutan pekat)!
Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Larutan di
laboratorium ada yang berbahaya oleh karena itu Ketelitian dan kehati-hatian harus di
perhatikan dalam pembuatan suatu larutan. Terdapat salah satu larutan yang berbahaya
seperti H2SO4 karena bersifat panas . Selain itu jika berbentuk padatan ukuran
penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu berhasil
atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm dilakukan
dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan tersebut
(Risnawati,2017)
Menghomogenkan dengan cara teratur seperti di balak balik dapat mengurangi resiko
kesalahan manusia (human error). Juga untuk menghindari ledakan yang di akibatkan
oleh larutan dengan konsentrasi yang tinggi yang di kocok dengan keras.
Menghomogenkan larutan dengan cara membolakNAMA balikan labu Ardian
ukur juga
Firmansyah
dapat
mempertahankan volume yang ada dalam labu tersebutNIM
(Harmawan, 2018)
205100301111051
KELAS L
KELOMPO L4
K
4. Mengapa sebelum membuat larutan harus dihitung
terlebih dahulu konsentrasi dari senyawanya?
Penghitungan konsentrasi yang dilakukan sebelum melakukan timbangan berfungsi untuk
mendapatkan larutan yang di inginkan. Jika tidak melakukan penghitungan konsentrasi
terlebih dahulu di takutkan dapat merusak atau menggagalkan suatu percobaan
eksperimen larutan. Perhitungan yang tepat dapat membuat eksperimen pembuatan
larutan berjalan dengan lancar (Wicaksono, 2017).
Timbangan analitik merupakan timbangan yang sensitf terhadap massa karena memiliki
ketelitian yang tinggi. Apabila timbangan analitik tidak bersih maka hasil yang di
peroleh tidak murni atau tidak akurat dari apa yang di timbang sebelumnya. Sebelum
melakukan penimbangan pastikan kalibrasi berada dalam posisi 0 (Tirtasari, 2017)
1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0.1 M?
Diketahui : Ar Na = 23, Ar Cl = 35 Mr = 58
Ditanya : m NaCl?
Jawab :
gram 1000
M= x
Mr ml
gram 1000
0,1= x
58 100
g
0,1 =
5,8
Gram = 0,585 g
2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm?
Diketahui : ppm = 100 , Volume = 100 ml = 0,1 L
Ditanya : massa zat terlarut (mg)?
Jawab :
berat zat terlarut
Ppm =
volume larutan( L)
100
Zat terlarut = =10 mg
0,1
10 % X 100 = 96 % x V2
4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan gula 5 % (b/v)?
Diketahui : % berat = 5% , Volume larutan = 100ml
Ditanya : berat zat terlarut (g) ?
Jawab :
Jawab :
% x 10 x p
M1=
Mr
32% x 10 x 1,19
M1= = 10,43 M
36,5
Pengenceran :
M1 . V1 = M2 . V2
0,1 X 100
V2 =
10,43
V2 = 0,96 Ml
Tujuan dari praktikum ini yaitu mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
Mampu untuk mengencerkan suatu larutan. Pembuatan dan pengenceran memiliki
prinsip yang telah di tetapkan yaitu mencampur dua larutan berbeda dengan perhitungan dan
perlakuan yang telah ditetapkan. Pengenceran pada dasarnya yaitu mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi ) dengan konsentrasi yang rendah untuk mendapatkan volume yang lebih
besar.
Data hasil praktikum yang petama yaitu NaCl 0,1 M dengan zat pelarut 100 mL
didapatkan berat NaCl sebesar 0,585 gram sesuai dengan prinsip yang telah dilakukan. Kedua,
Larutan NaCl dengan konsentrasi 100 ppm ditambah dengan 100 mL zat pelarut di dapatkan
hasil 0,01 gram. Ketiga, padatan gula dengan konsentrasi 5% kemudian dilarutkan dengan
100 mL pelarut di dapatkan solut sebesar 5 g/mL. Keempat, pengenceran 100 mL ehanol 10
% dari etanol 96% di dapatkan hasil 10,4 mL. Kelima, Pengenceran 100 mL larutan HCl 01
M dari laruta HCl 32% mendapatkan hasil volume sebesar 0,96 mL.
DAFTAR PUSTAKA
Adhyatama, I., Zainudin, M., & Rokhati, N. 2012. Hidrolisis Kitosan Menggunakan
Katalis Asam Klorida (HCL). Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1), 245-251.
Chairlan, M., & Mahode, A. A. 2014. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta: BukuKedokteran EGC.
Fried, George H., & George J. Hademenos. 2010. Shcaum’s Outlines. Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Eralngga.
Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern.
Jakarta: Erlangga.
Mas’ud, F., Sjafruddin, R., & Puspitasari, P. 2019. Teknologi Produksi Virgin Coconut
Oil Secara Kimiawi Menggunakan Pelarut Etanol. In Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Hasil Perkebunan. (1)1: 2-9.
Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Setianingsih, E. 2014. Karakteristik Struktur, Sifat Optik dan Sifat Listrik Film Tipis
Polianilin Doping H2SO4 yang Ditumbuhkan dengan Metode Spin Coating Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Semarang.
Putra. P. 2019. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Dan Bukaan Valve Terhadap Kinerja Alat
Filter Press Plate And Frame Pada Filtrasi Caco3 (Effect of Concentration and Valve Opening
Different on Plate And Frame Press Filter Performance on CaCO3 Filtration) .Doctoral
dissertation, UNDIP vokasi.
Harmawan, T. Irmawati, A. 2018. Analisa Kadar Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Krim
Pemutih Yang Beredar Di Daerah Percut Sei Tuan Sampali Secara Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 1(2).
Risnawati, R.. Saadi, P. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar
Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Larutan
Penyangga. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains . 7(2) : 127-134.