Anda di halaman 1dari 9

Nama : Iwan Safaat Matanari

NIM : 14 01 110

Kelas : C

A. TANGKI TIMBUN (STORAGE TANK)

Tangki timbun adalah sarana fasilitas penimbunan / penyimpanan minyak mentah (crude oil) dan produk-
produknya untuk penerimaan dan penyimpanan sebelum minyak diolah maupun produk-produk hasil
pengolahannya.

Selain itu juga digunakan mempertahankan stock BBM/BBK untuk memperlancar kebutuhan dalam
Negeri juga menjamin bahwa produk yang satu tidak tercampur dengan produk lainnya sehingga
menjamin mutu produk tidak terkontaminasi dengan produk lain. Tangki timbun untuk menyimpan selain
minyak yang akan diolah maupun produk hasil pengolahan juga digunakan Penimbunan/Penyimpanan
minyak yang berasal dari tanker, pipa ataupun sarana angkutan lainnya seperti mobil tangki dan RTW.

Macam-macam tangki timbun secara umum yang digunakan untuk menyimpan minyak bumi antara lain :

1. Tangki Silindris Tegak Atap Tetap Kerucut (Fixed Cone Roof)

2. Tangki Silindris Tegak Atap Tetap Kubah (Fixed Dome Roof)

3. Tangki Silindris Tegak Atap Bergerak (Floating Roof)

4. Tangki Silindris Datar (Horizontal)


5. Tangki Silindris Datar Setengah Pendam (Horizontal emi Buried Tank) : Umumnya dipakai di lokasi
Depot Kecil

6. Tangki Silindris Datar Pendam (Horizontal Buried Tank) : Umumnya dipakai di SPBU.

7. Spherical Tank : untuk menimbun bahan bakar gas yang dicairkan seperti LPG.

8. Isotank : Untuk dipasang diatas Truck Chasis.

9. Floting Storage (Tanker / Oil Barge).

Didalam pengolahan minyak bumi tangki timbun yang paling banyak dijumpai adalah :

1. Tangki Silindris Tegak Atap Tetap Kerucut (Fixed Cone Roof)

2. Tangki Silindris Tegak Atap Tetap Kubah (Fixed Dome Roof)

3. Tangki Silindris Tegak Atap Bergerak (Floating Roof)

4. Spherical Tank

Syarat Tangki Timbun

Persyaratan persyaratan rancang bangun konstruksi suatu tangki adalah sbb:

Memenuhi persyaratan kekuatan, kestabilan konstruksi dan standar.

Memenuhi persyaratan keamanan terhadap bahaya kebakaran dan pencemaran lingkungan.

Memperkecil terjadinya losses pada produk atau bahan baku yang disimpan.

Dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.

Kapasitasnya mencukupi.

Tidak meninggalkan segi-segi keindahannya.

Faktor pemeliharaan, serta ekonomis dalam pembuatannya

Beberapa faktor yang berhubungan dengan persyaratan tangki :

Sifat sifat kimiawi dan produk yang disimpan seperti :

o Penguapan

o Bahan yang mudah terbakar atau mudah meledak

o Kelarutan

o Kemudahan bereaksi

o korosi
Biaya pembuatan tangki

Pengawasan dan perhitungan dari vapour yang terbuang

Perlindungan terhadap isi tangki

Peraturan perlindungan lingkungan

Keselamatan

Penggolongan Tangki

Tangki dapat digolongkan sebagai berikut :

4.1. Berdasarkan Jenis Tangki

Standard Tank

Tangki standar dengan steel cone / dome roof

Conversation Tank

Floating Roof Tank

Vapour space di permukaan cairan dalam tangki dapat ditiadakan.

Lifter Roof Tank

Tekanan vapour space berubah dengan perubahan volume vapour.

4.2. Berdasarkan Tekanan Kerja

Atmospheric Tank

1) Fixed Roof Tank

- Cone Roof Tank

- Dome Roof Tank

- Umbrella Roof Tank

2) Floating Roof Tank

Pan Type Floating Roof Tank

Ponton Type Floating Roof Tank

Double Deck Type Floating Roof Tank

3) Breather Roof Tank

4) Balllon Roof Tank

5) Lifter Roof Tank

Pressure Storage Tank


1) Low Pressure Tank

Hemisperoidal ( Plain & Noded )

Speroidal ( Plain & Noded )

2) High Pressure Tank

Cylindrical Tank

Spheroid Tank

Sphere Tank

Berdasarkan Bentuk dan Posisinya

Sphere / Spheroid Tank

Tangki ini berbentuk bulat dan dirancang mampu menahan tekanan maksimum yang ditimbulkan
oleh uap zat cair tanpa mempergunakan ventilasi. Semakin kecil diameter tangki semakin kuat menahan
tekanan dari dalam tangki.

Tangki ini digunakan untuk menyimpan LPG dan LNG serta mampu menahan tekanan dari 30 psig
sampai dengan 300 psig, tergantung pada diameter dari tangki dan ketebalan dinding tangki tersebut.

Horizontal Tank

Tangki ini berbentuk silinder mendatar dimana pada kedua ujungnya ditutup dengan plat logam
yang dilas.

Menurut letaknya dibedakan menjadi:

Tangki diatas tanah (Above Ground Tank)

Tangki ini sering dipergunakan untuk menyimpan minyak (fuel oil) dan cairan yang
mengandung chemical.

Tangki dibawah tanah (Under Ground Tank)

Tangki ini pada umumnya dipergunakan untuk menyimpan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun
pompa bahan bakar untuk umum station pump booster unit(SPBU)

Tank Car

Tangki ini sebagai alat untuk transportasi bahan bakar minyak (BBM) atau non bahan bakar
minyak (NBBM) dari depot ke station pump boster unit (SPBU) atau ke konsumen.

Vertical Tank

1) Non Pressure Tank

Tekanan maksimum : 3,5" H2O


Vakum maksimum : 1,0" H2O

2) Low Pressure Tank

Tekanan maksimum : 8,0" H2O

Vakum maksimum : 2,5" H2O

3) High Pressure Tank

Tekanan maksimum : 21,5 H2O

Vakum maksimum : 2,5 H2O

Berdasarkan Physical Properties Menurut NFPA 30

Klasifikasi berdasarkan flash point minyak yang di timbun menurut NFPA 30 13:30-12

Flammable Liquids

Class I A,cairan yang memiliki FP < 73 Fdan boiling point dibawah 100F

Class I B,cairan yang memiliki FP < 73 F dan boiling point diatas 100 F

Class I C,cairan yang memiliki 73 F FP < 100 F

Combustible Liquids

Class II ,cairan yang memiliki FP >100F dan boiling point dibawah 140F

Class III A, cairan yang memiliki 140 F FP < 200 F

Class III B, cairan yang memiliki FP 200 F

Berdasarkan Konstruksi Atapnya

Fixed Roof Tank

Yaitu tangki dengan atap tetap yang dilas pada dinding tangki dan membentuk sedemikian rupa, sehingga
apabila terjadi ledakan tangki, atap akan terangkat keatas untuk menghindari pecahnya dinding tangki.

Ditinjau dari bentuk atapnya dibedakan atas

Fixed Cone Roof Tank ( kerucut )

Fixed Dome Roof Tank ( kubah )

Fixed Flat Roof Tank ( mendatar )


Umbrella Roof Tank ( payung )

Tangki jenis ini digunakan untuk produk-produk yang mempunyai RVP rendah, sehingga vapour
loss dapat diabaikan karena tangki ini mempunyaibreathing cycle yang sangat aktif.

Floating Roof Tank

Yaitu tangki dengan atap terapung, atap tangki dapat bergerak keatas dan kebawah sesuai dengan
tinggi permukaan cairan di dalam tangki pada saat itu.

Disekeliling atap tangki di lengkapi dengan perapat (seal) untuk menahan uap minyak yang keluar
melalui sela-sela diantara atap dengan dinding tangki.

Breather Roof Tank

Jenis atap sesuai dengan cone roof tank, perbedaan yang utama adalah penyangga atap yang
didesain sedemikian rupa sehingga atap dinding dalam bentuk kerucut terbalik. Bila cairan dalam
tangki levelnya rendah, maka atap terletak pada support-nya.

Ballon Roof Tank

Desain dan operasinya serupa dengan breather roof tank, perbedaan besar adalah bentuk atap nya
yang lebih besar dari diameter dinding tangki. Karena mempunyai diameter yang lebih besar, maka dapat
mengakomodasi kapasitas yang relatif rebih besar pula. Tangki ini atapnya dari baja melengkung
sehingga sering menimbulkan retak pada lembaran atap.

Lifter Roof Tank

Lifter Roof Tank adalah tangki dengan atap yang dapat naik turun sesuai dengan tekanan uap cairan
di dalam tangki

Disekeliling atap diberi penyekat yang terisi cairan untuk mencegah keluarnya uap cairannya. Jadi
tangki ini tidak terdapat kerugian karena tidak menggunakan vent dan ruang uap dalam tangki tidak
barhubungan dengan udara luar
B. TANGKI REAKSI

Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini
tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia
harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan
(input) yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modaL maupun operasi. Tentu saja faktor
keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya energi yang
akan diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor
kimia bisa karena adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekana, gaya
geseka (pengaduk dan cairan), dll.

Ada dua jenis utama reaktor kimia:

Reaktor tangki atau bejana

Reaktor pipa

Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch. Biasanya, reaktor
beroperasi dalam keadaan ajeg namun kadang-kadang bisa juga beroperasi secara transien. Biasanya
keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor pertama kali dioperasikan (mis: setelah perbaikan
atau pembelian baru) di mana komponen produk masih berubah terhadap waktu. Biasanya bahan yang
direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga padatan yang
diikutkan dalam reaksi (mis: katalisator, regent, inert). Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan
direaksikan akan berbeda.

Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:

Model reaktor batch

Model Reaktor tangki berpengaduk (RATB) atau dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki
Ideal Kontinu)

Model Reaktor alir pipa (RAP) atau dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat)

Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan yang terpisah dari ketiga
model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga menyebabkan tiga model perhitungan di atas
tidak lagi akurat.

Beberapa ubahan yang memengaruhi rancangan reaktor:

Waktu tinggal

Volum (V)

Temperatur (T)

Tekanan (P)

Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, ...,Cn

Koefisien perpindahan panas (h, U), dll


RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)

RATB dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu). Di RATB, satu atau lebih reaktan
masuk ke dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk)
dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan
diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan membagi volum
reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan perhitungan
kimia, konversi suatu reaktor dapat diketahui.

Beberapa hal penting mengenai RATB:

Reaktor berlangsung secara steady-state, sehingga jumlah yang masuk setara dengan jumlah yang
ke luar reaktor jika tidak tentu reaktor akan berkurang atau bertambah isinya.

Perhitungan RATB mengasumsikan pengadukan terjadi secara sempurna sehingga semua titik
dalam reaktor memiliki komposisi yang sama. Dengan asumsi ini, komposisi keluar reaktor selalu
sama dengan bahan di dalam reaktor.

Seringkali, untuk menghemat digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri daripada
menggunakan reaktor tunggal yang besar. Sehingga reaktor yang di belakang akan memiliki
komposisi produk yang lebih besar dibanding di depannya.

Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil yang tak terbatas model perhitungan akan
menyerupai perhitungan untuk RAP.

RAP (Reaktor Alir Pipa)


RAP dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan dipompa ke
dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang menggunakan RAP adalah reaksi fase gas.

Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa konversi akan semakin tinggi.
Namun tidak semudah ini menaikkan konversi, dalam RAP konversi terjadi secara gradien, pada awalnya
kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu jumlah reaktan akan
berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan makin lambat seiring panjangnya
pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.

Beberapa hal penting mengenai RAP:

Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran, dan reaktan bergerak
secara aksial bukan radial.

Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan, diharapkan reaksi
lebih optimal dan terjadi penghematan.

Biasanya, RAP memiliki konversi yang lebih besar dibanding RATB dalam volum yang sama.
Artinya, dengan waktu tinggal yang sama RAP memberikan hasil yang lebih besar dibanding
RATB.

Reaktor Semi-Batch

Reaktor jenis berlangsung secara batch dan kontinyu secara bersamaan. Contoh paling sederhana
misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang
dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas
digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi dengan cairan di tangki yang diam
(batch)

Anda mungkin juga menyukai