Anda di halaman 1dari 37

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN SISTEM


EMERGENCY RESPON PLAN (ERP) PADA
APARTEMEN KECE

M. SUBHAN
NRP 0515040067

PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018

1
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas izin-NYA laporan


Perancangan Emergency Respon Plan (ERP) sebagai Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Keadaan Darurat di Area Apartemen Kece dapat diselesaikan.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran


mengenai pelaksanaan penyediaan ERP sebagai kontribusi masukan dan evaluasi
untuk bahan pertimbangan bagi Apartemen Kece dalam rangka upaya peningkatan
keselamatan kerja bidang kebakaran dilingkungan perusahaan. Laporan kegiatan
ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur dalam pelaksanaan
penyediaan ERP serta menjadi bahan perbaikan.

Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan Sistem Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran ini dapat lebih baik lagi.

Surabaya, Oktober 2017

1|TUGAS BESAR SPPK- ERP


Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................ 6
2.1 Pengertian ........................................................................................................... 6
2.1.1 Tempat kerja ............................................................................................... 6
2.1.2 Sumber bahaya ........................................................................................... 6
2.2 ERP ...................................................................................................................... 9
2.2.1 Definisi ERP ................................................................................................. 9
2.2.2 Maksud dan Tujuan................................................................................... 10
2.3 Standart Sarana Penyelamatan.......................... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Rute Penyelamatan................................................................................. 11

2.3.2 Menentukan Lebar Jalur Evakuasi.......................................................... 17

2.3.3 Waktu Escape.......................................................................................... 18

2.3.4 Flow Time............................................................................................... 20

2.3.5 Exit Route................................................................................................20

2.4 Jarak Tempuh .................................................................................................... 20


2.5 Tempat Berkumpul ........................................................................................... 20
2.6 Pengamatan Rute Penyelamatan...................................................................... 22
2.6.1 Memilih Rute Penyelamatan............................................................. 23

2.7 Contoh Perhitungan ERP ................................................................................... 23


BAB III METODE PERANCANGAN ...................................................................................... 25
3.1 Diagram Alir perancangan ................................................................................ 25
3.2 Langkah-langkah perancangan ......................................................................... 26
BAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS ....................................................................... 28
4.1 Gambaran Umum.............................................................................................. 28
4.2 Perhitungan Waktu Escape per-ruangan .......................................................... 30
4.3 Analisa Prhitungan Waktu Escape .................................................................... 32
4.4 Perancangan Exit Route .................................................................................... 32

2|TUGAS BESAR SPPK- ERP


4.5 Perancangan Exit sign ....................................................................................... 33
4.6 Penentuan Meeting Point ................................................................................. 33
4.7 Gambar Perancangan........................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ....................................................................................... 35
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 35
5.2 Saran ................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 36

3|TUGAS BESAR SPPK- ERP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada setiap negara di seluruh penjuru dunia pasti pernah terjadi
bencana, baik itu karena faktor alam seperti gempa, longsor, banjir, tsunami,
ataupun yang terjadi karena faktor manusia, seperti teror bom, demonstrasi
yang menyebabkan kerusuhan, kebakaran, atau kecelakaan di tempat kerja
lainnya yang terjadi karena faktor kelalaian manusia. Salah satu contoh
bencana yang mengakibatkan kerugian adalah kasus kebakaran Apartemen
24 lantai yang terjadi di London pada bulan Juni 2017 yang mengakibatkan
17 orang meninggal dunia. Banyak warga yang marah kepada pemerintah
London dikarenakan masalah sistem keamanan apartemen di London
(sumber : https://news.detik.com/internasional/d-3532695/17-orang-tewas-
dalam-kebakaran-apartemen-london-warga-marah ), kasus kebakaran
serupapun juga sering kita jumpai di Negara Indonesia. Faktor resiko terkait
dengan operasi bangunan gedung atau apartemen akan selalu menyertai dan
perlu untuk mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak, karena
apabila kejadian tersebut tidak ditangani secara khusus maka akan
mengakibatkan kerugian, baik harta maupun nyawa manusia, dalam hal ini
SDM yang berada di lingkungan kerja maupun masyarakat sekitar.
Di Indonesia terdapat beberapa aturan yang memuat tentang
peraturan sistem keamanan terhadap kebakaran yang harus ada pada sebuah
bangunan gedung, dengan terbitnya Kepmen PU No.10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan, Kepmen PU No.11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, UU RI No.28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan secara teknis juga telah
diperinci dalam SNI 03-1746-2000. Beberapa standar dan pedomaan yang
tercantum didalamnya membuktikan bahwa masalah kebakaran adalah
masalah yang cukup serius untuk ditanggulangi, terutama untuk

4|TUGAS BESAR SPPK- ERP


pengamanan bangunan gedung atau apartemen dan lingkungannya terhadap
bahaya kebakaran.
Salah satu bangunan atau apartemen yang dianggap aman ialah
adanya sarana “Emergency Respon Plan (ERP)” yang dapat menjamin
adanya kemudahan jalur evakuasi sebagai akses penyelamatan tenaga kerja
yang berada di bangunan tersebut ketika terjadi kebakaran. Apartemen kece
yang berlantai 4 ini belum memiliki system ERP. Melihat pentingnya
keamanan pada bangunan gedung atau apartemen, maka perlu dilakukan
perancangan emergency respon plan pada Apartemen Kece lantai 4 dengan
standar yang dianjurkan.

1.2 Rumusan Masalah


Perencanaan emergency respon plan perlu dilakukan pada sebuah
bangunan Apartemen. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada
tugas besar Emergency Respon Plan (ERP) ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa jumlah pintu keluar , jumlah lebar pintu evakuasi (emergency
exit), dan lebar efektif jalur evakuasi setiap ruangan di Apartemen Kece ?
2. Berapa jumlah dan letak meeting point (assembly point) yang dibutuhkan
sebagai sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat di Apartemen Kece ?
3. Bagaimana menentukan exit route pada Apartemen Kece ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui jumlah pintu keluar , jumlah lebar pintu evakuasi
(emergency exit), dan lebar efektif jalur evakuasi setiap ruangan di
Apartemen Kece.
2. Dapat mengetahui jumlah dan letak meeting point (assembly point) yang
dibutuhkan sebagai sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat di
Apartemen Kece.
3. Dapat menentukan exit route pada Apartemen Kece.

5|TUGAS BESAR SPPK- ERP


BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
2.1.1 Tempat kerja
Tempat Kerja Menurut Undang-Undang No.1 tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja adalah adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Tempat
kerja merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, aktivitas
ataupun proses produksi yang sedang berlangsung, dengan
pengaturan dan penataan tempat kerja secara baik, nyaman, aman,
bersih dan sehat, maka secara tidak langsung akan membawa
dampak positif pula bagi kualitas kerja dan kegairahan kerja bagi
setiap tenaga kerja yang ada dalam tempat kerja tersebut (Sahab,
1997).

2.1.2 Sumber bahaya


Sumber bahaya merupakan faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat ditentukan dan dapat dikendalikan
dengan baik, apabila sebelumnya sudah dilakukan langkah
identifikasi dan pengendalian yang terpadu (Levy dan Wegman,
1988). Sumber bahaya dapat mengakibatkan timbulnya keadaan
darurat, seperti timbulnya kecelakan, pencemaran lingkungan,
kerusakan (property damage). Sumber-sumber bahaya ini dapat
berasal dari berbagai proses, penggunaan bahan dan sarana prasarana
kerja, cara kerja maupun dari lingkungan kerja fisik di perusahaan.
Menurut Bennet Silalahi (1995), sumber-sumber bahaya dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Bangunan, Peralatan dan Instalasi
Setiap pendirian bangunan yang akan didirikan, harus
memperhatikan konstruksi dan desain ruang yang cukup

6|TUGAS BESAR SPPK- ERP


membirkan kenyamanan kerja. Hal ini dimaksudkan dengan
tujuan untuk menjamin keselamatan tenaga kerja dan bagi setiap
orang yang berada tempat tersebut. Menurut Pulat (1992) dalam
Tarwaka (2006), peninjauan terhadap bangunan, jenis peralatan
dan instalasi kerja dapat digunakan sebagai desain lingkungan
kerja, mesin, peralatan, sarana dan prasarana kerja yang
ergonomis (anthropometri), yang disesuaikan jenis pekerjaan dan
faktor kenyamanan kerja setiap karyawan. Segala aspek
perencanaan dan perlindungan terhadap instalasi industri wajib
dipelihara dengan baik. Sistem pengamanan, proteksi kebakaran,
system instalasi pengolahan limbah merupakan nilai penting
dalam mewujudkan derajat keselamatan dan kesehatan kerja
(Withers, 1988).

b. Bahan
Bahan baku kimia maupun bahan tambahan lainnya, saat
ini dirasa semakin kompleks. Pemakaian bahan baku kimia
berbahaya dan beracun, akan berdampak langsung pada
munculnya berbagai macam sumber permasalahan di tempat
kerja (Withers, 1988). Karakteristik jenis bahan yang
ditimbulkan tergantung dari sifat material setiap bahan. Dampak
yang dapat ditimbulkan dari pemakaian bahan kimia, antara lain:
1) Radioaktif.
2) Bersifat racun.
3) Mudah terbakar.
4) Mudah meledak.
5) Menimbulkan alergi.
6) Menyebabkan kanker.
7) Mengakibatkan kelainan pada janin.
8) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh
(Suma’mur, 1996).
Jenis karakteristik bahaya dan dampak yang ditimbulkan,
tergantung pula pada waktu pemaparan setiap tenaga kerja. Bila

7|TUGAS BESAR SPPK- ERP


pemaparan setiap harinya melebihi jam kerja aman, yaitu selama
8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu akan berpengaruh pada
timbulnya efek toksinitas suatu bahan bagi tubuh yang terpapar
(Suma’mur, 1996; Withers, 1988). Sebagai pengendaliannya,
diperlukan analisa khusus terhadap setiap pemakaian bahan, yang
digunakan untuk mengetahui karakteristik dan penanganan bahan
secara tepat (Silalahi, 1995).

8|TUGAS BESAR SPPK- ERP


c. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan di perusahaan,
merupakan serangkaian proses majemuk yang cukup rumit.
Proses produksi tidaklah menutup kemungkinan akan
menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan, yang akan mengarah
pada timbulnya keadaan darurat (CoVan, 1994). Bahaya yang
timbul dari proses tergantung dari kemajemukan/kompleksitas
teknologi yang dipakai (Tarwaka, 2008).
Setiap proses produksi dapat menimbulkan berbagai
dampak (risiko bahaya) berupa; paparan debu, asap, panas, bising
dan bahaya mekanis seperti terpotong, memar, tertimpa bahan
dan jatuh dati ketinggian. Hal ini dapat menimbulkan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, bila kurang mendapatkan pengendalian
dan penanganan yang tepat (SPIJ, 2001).

d. Cara Kerja
Cara kerja yang kurang benar, dapat memberikan efek
bagi tenaga kerja itu sendiri atau orang lain disekitar tenaga
kerja. Cara kerja yang berpotensi menimbulkan dampak bahaya
keadaan darurat, antara lain:
1) Proses pengelasan di area kerja pipa gas bertekanan tinggi.
2) Cara kerja dan sikap kerja di ketinggian tertentu.
3) Pengolahan dan penanganan bahan kimia berbahaya dan
beracun.
4) Cara kerja yang dapat menyebabkan hamburan partikel.
5) Memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara
pemakaian yang salah (Krakatau Steel, 1993).

2.2 Emergency Response Plan (ERP)


2.2.1 Definisi ERP
Sistem tanggap darurat merupakan kesatuan sistem yang
diterapkan dan dilaksanakan oleh suatu industri, pemerintah beserta
komponen masyarakat yang terintegerasi dalam suatu sistem dan

9|TUGAS BESAR SPPK- ERP


prosedur kerja yang konkret, dalam rangka menghadapi keadaan
darurat di suatu instansi, industri maupun sektor informal yang
berpotensi menimbulkan gangguan bagi stabilitas keamanan (Kelly,
1998).
Sedangkan menurut Astra Green Company (2002),
emergency adalah suatu keadaan tidak normal atau tidak diinginkan
yang terjadi pada suatu tempat, yang cenderung membahayakan bagi
manusia, merusak peralatan dan harta benda dan merusak
lingkungan.

2.2.2 Maksud dan Tujuan ERP


Maksud dan tujuan sistem tanggap darurat secara garis besar adalah
(Astra Green Company, 2002) :
a) Aspek kemanusiaan
1) Mencegah dan meminimalisir jatuhnya korban manusia.
2) Menyelamatkan jiwa atau melindungi karyawan atau
orang yang berada
3) Disekitar terjadinya kejadian tersebut.
4) Memindahkan atau mengamankan sumber daya manusia
atau asset ketempat yang lebih aman.
5) Memberikan pertolongan pengobatan kepada korban-
korban yang terluka.

b) Aspek pencegahan kerugian


1) Meminimalisir kerugian terhadap asset-asset perusahaan
dan lingkungan sekitar.
2) Mencegah menjalarnya keadaan darurat.
3) Meminimalisir bahaya yang timbul akibat keadaan
darurat tersebut, dan lain-lain.

10 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


c) Aspek komersial
1) Menjamin kelangsungan operasional perusahaan agar
kegiatan bisnis dan produksi tidak terhenti.
2) Memberikan informasi kepada seluruh penghuni gedung
tentang bahaya industri dan cara – cara
penanggulangannya.

2.3 Standar Sarana Penyelamatan


2.3.1 Rute Penyelamatan
Ada 3 tipe rute penyelamatan diri yang dapat digunakan
untuk melarikan diri dari bahaya kebakaran,yaitu:
• Langsung menuju tempat terbuka
• Melalui koridor atau gang
• Melalui terowongan atau tangga kedap asap/api
Agar seluruh penghuni cepat berevakuasi secara serentak,
dalam waktu yang singkat dan aman. Sebagai pedoman dalam
perencanaan rute penyelamatan ada berbagai pedoman dalam
perencanaan rute penyelamatan ada beberapa faktor diantaranya
adalah klasifikasi bahaya hunian, klasifikasi tersebut terdiri dari:
1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas rendah, serta menjalarnya api lambat. Yang termasuk hunian
bahaya kebakaran ringan antara lain:
- Ibadah
- Perkantoran
- Klub
- Perumahan
- Tempat pendidikan
- Rumah Makan
- Tempat Perawatan
- Hotel
- Lembaga

11 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


- Rumah Sakit
- Perpustakaan
- Penjara
- Museum
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang
mempunyai kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang
mudah terbakar sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 10 meter
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang. Yang
termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I antara lain:
- Parkir Mobil
- Pabrik Susu
- Pabrik Roti
- Pabrik Elektronika
- Pabrik Minuman
- Binatu
- Pengalengan
- Pabrik Permata
- Pabrik Barang Gelas
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
menjalarnya api sedang. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran
sedang kelompok II antara lain:
- Penggilingan Gandum atau Beras
- Pabrik Bahan Makanan
- Pabrik Kimia
- Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang
4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran, melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.

12 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III antara
lain:
- Pameran
- Gudang (Cat, Minuman keras)
- Pabrik Ban
- Pabrik Permadani
- Bengkel Mobil
- Studio Pemancar
- Penggergajian Kayu
- Pabrik Pengolahan Tepung
- Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang
5. Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas tinggi dan penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran berat:
- Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat
- Pabrik Korek Api, Kembang Api
- Pemintalan Benang
- Studio Film dan Televisi
- Penyulingan Minyak
- Pabrik Karet Busa, Plastik Busa

13 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Rute penyelamatan diri harus memenuhi syarat sehingga
memungkinkan seluruh penghuni dapat menyelamatkan diri dengan cepat
dan aman. Sebagai pedoman dalam perencanaan rute penyelamatan ada
beberapa faktor :
Tabel 2.1 Lama waktu keluar dan jarak tempuh untuk rute keluar

Resiko atau Lama


klasifikasi Waktu Jarak Tempuh
bahaya hunian Keluar

Ringan 3 menit 30 meter

Sedang 2 ½ menit 20 meter

Berat 2 menit 15 meter

a) Pintu keluar (exit) merupakan pintu masuk, pintu keluar dan sistem
sirkulasi dalam bangunan harus dilengkapi, baik untuk pemakaian
sehari-hari maupun sarana penyelamatan diri. Karenanya perlu dibuat
banyak dan lebar tempat keluar dan gerakan dari penghuni bila sewaktu-
waktu terjadi keadaan emergency.

Gambar 2.1. Exit Sign


(Sumber : SNI 03-6574-2001)

 Ukuran :
1. Tanda EXIT diberi warna kontras dengan latar belakang.
2. Tangga EXIT ditulis dengan huruf kapital dengan tinggi minimal 15
cm, tebal minimal 2 cm, lebar minimal 5 cm dan jarak antar huruf 1
cm.

14 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


 Lokasi Pemasangan :
1. Arah menuju tempat aman dan mudah terbaca.
2. Dipasang pada setiap pintu menuju tangga yang aman.
3. Dipasang pada pintu darurat dengan jarak 10 cm dari rangka pintu.
4. Tidak ada dekorasi atau perabotan yang menghalangi tanda tersebut.
 Syarat - syarat pintu keluar
1. Bebas dari barang-barang, mudah dicapai
2. Koridor tidak licin, aman dari bahaya api, asap dan gas
3. Rute penyelamatan harus diberi penerangan, dan tidak bergantung dari
sumber utama
4. Arah menuju exit harus dipasang petunjuk yang jelas
5. Pintu keluar darurat harus diberi tanda tulisan

b) Exit width adalah lebar bukaan yang diperlukan seseorang dalam baris
tunggal yaitu 25 cm dan selanjutnya dikurangi menjadi 450 mm.
1. Bila 1 unit atau kurang = lebar 21” atau 525 mm
2. Bila 2 unit dan tidak kurang = 525 + 525 mm = lebar 1050 mm
3. Bila 3 unit dan tidak kurang = 525 + 525 + 450 mm = 1500 mm
4. Bila 4 unit dan tidak kurang = 525 + 525 + 450 + 450 mm = lebar
1.950 mm (maksimum)

Dengan faktor-faktor yang telah dijelaskan pada dasar teori diatas


dapat ditentukan banyaknya pintu keluar dan lebar tempat keluar yang harus
disediakan guna meloloskan diri.
1. Menentukan Asumsi jumlah orang
Jumlah orang (N) = Luas Bangunan / Density Factor
Density factor atau faktor kepadatan menggambarkan
banyaknya orang yang menempati luas ruangan sebesar 1 m2. Jumlah
penghuni yang menempati suatu bangunan sesuai dengan luas
permukaan lantai dapat ditentukan berdasarkan NFPA
101 Life Safety Code 2012 dan/atau Perda DKI Jakarta No. 3
Tahun 1992.

15 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


16 | T U G A S BESAR SPPK- ERP
Gambar 0.1 Faktor Kepadatan Penghuni Bangunan bedasarkan NFPA 101 Life
Safety Code, 2012 (Sumber: NFPA,2012)

Tempat m²/orang

Tempat Pertemuan 1

Ruang Makan / Kafetaria 2

Kantor 8

Tempat Tinggal 10

Garasi 30

Rumah Sakit 10

Perindustrian 6

Gedung Perkantoran 4

2. Lebar tempat keluar (number of unit exit width)

Unit Exit (U) = .………………(2.1)

Selanjutnya ketentuan tiap satuan unit exit ditetapkan sebagai berikut:

1. Bila 1 unit atau kurang = lebar 525 mm.


2. Bila 2 unit dan tidak kurang dari 525 + 525 mm = lebar 1.050 mm.
3. Bila 3 unit dan tidak kurang dari 525 + 525 + 450 mm =lebar 1500
mm.
4. Bila 4 unit dan tidak kurang dari 525 + 525 + 450 + 450 = lebar
1.950 mm (maksimum).

3. Banyaknya tempat keluar (number of exits)


E = (U/4)+1…………..…………...…...……………(2.2)

Dimana E : Banyaknya tempat keluar atau tangga

2.3.2 Menentukan Lebar Jalur Evakuasi


Lebar efektif (We) merupakan lebar jalur yang digunakan
dalam melakukan escape (exit route dan tangga darurat) dikurangi

17 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


dengan halangan atau clearance yang ditemui sepanjang jalur
tersebut, berikut ini jenis halangan.
 Untuk menghitung lebar efektif (We) menggunakan rumus:
We = L – Clearance ………………… (2.3)
Dimana : L = lebar exit route (m)
Clearence (m)

Tabel 2.2 Halangan Escape Route

Exit route element Clearance (m)

Stairways 0.15

Handrails 0.05

Public spaces fixed seats 0

Walls 0.20

Doors 0.15

( Sumber: SFPE of fire protection engineering handbook, 2nd edition NFPA


2000 )

2.3.3 Waktu Escape


Waktu escape merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
seluruh penghuni bangunan untuk keluar bangunan melalui yang
tersedia menuju tempat yang aman.
 Perhitungan Spesifikasi Aliran (Fs)
Spesifikasi aliran adalah spesifikasi aliran perorangan yang
melewati rute exit gedung.
Fs = S………………………………………..…..(2.4)
Dimana :
Fs : Spesifikasi aliran
D : Kepadatan aliran
S : Kecepatan bergerak

18 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Tabel 2.3 Kecepatan maksimum menuju pintu exit
Type of Facility Condition Fs (person/m.s)
Stairs (down) Low 0,54
Moderate 0,77
Crush 0,42
Stairs (up) Low 0,43
Moderate 0,62
Crush 0,32
Corridors, doorways Low 0,7
Moderate 1,1
Crush 0,5

 Perhitungan flow of person (Fc)


Perhitungan flow of person (Fc) merupakan prediksi jumlah
orang yang melintasi titik pada escape route per unit waktu.
Fc = Fs x We…………………...….…….(2.5)

Dimana :
Fc : Jumlah aliran
Fs : Spesifikasi aliran
We : Lebar ruangan

Tabel 0.1 Kepadatan, Speed of Person, Spesific Flow (Sumber: SFPE, 2002)

Type of Density, D Speed of person, S Spesific Flow, Fs


Conditions
facility (P/m²) (m/s) (p/ms)

Low < 1.9 1 0.54

Stairs Optimum 1.9 to 2.7 0.5 0.94


(down) Moderate 2.7 to 3.2 0.28 0.77

Crush > 3.2 0.13 0.42

Stairs Low < 1.9 0.8 0.43

19 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


(up) Optimum 1.9 to 2.7 0.40 0.75

Moderate 2.7 to 3.2 0.22 0.62

Crush > 3.2 0.1 0.32

Low < 1.9 1.4 0.76


Coridors,
Optimum 1.9 to 2.7 0.7 1.3
doorways
Moderate 2.7 to 3.2 0.39 1.1

Crush > 3.2 0.18 0.55

2.3.4 Flow time (Tf)


Flow time merupakan total waktu yang dibutuhkan N orang
untuk melintasi titik pada satu pintu exit, dirumuskan dalam:
Tf = N / Fc ……………………………(2.6)
Dimana : Tf = flow time (s)
N = jumlah orang
Fc = flow of person (person/s)

2.3.5. Exit route


Persyaratan untuk exit route tercantum pada regulasi
OSHA 1910.36, 2002 yaitu:
a. Setiap exit route harus dibuat secara permanen
b. Setiap exit route harus dibangun dengan material yang tahan api.
c. Jalur exit route harus memiliki tinggi minimum 2,3 m
d. Jalur exit route harus memiliki lebar minimum 0,71 m
e. Jalur exit route harus bersih dari segala halangan

2.4 Jarak Tempuh


Jarak tempuh ialah panjang jarak maksimum yang harus ditempuh
dari setiap titik terjauh pada suatu lantai bangunan sampai pada sebuah jalan
keluar (exit). Pengaturan jarak tempuh sangat erat hubungannya dengan tipe

20 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


penggunaan suatu bangunan, hal ini dimaksudkan bahwa semakin tinggi
tingkat ancaman bahaya suatu bangunan yang digunakan makan maksimum
jarak yang tempuhnya semakin pendek.

Tabel 2.5 Pengaturan jarak tempuh ke exit pada hunian-hunian bangunan

Jarak maximum ke Exit


Bangunan tak Bangunan
Berseplinker Berseplinker
(feet) (feet)
School 150 200
Institutional 150 200
Hotel & Apartement 100 150
Dormitory 100 150
Store 100 150
Office 200 300
Factory 100 150
Factory high hazard 75 75
Storage 75 100
Parking hazard 100 150

(Sumber: Life Safety Cod se, NFPA No. 101)

Jarak tempuh (travel distance) ke jalan keluar (exit) dengan melihat


gambaran diatas, harus diupayakan sesuai dengan kondisi penggunaan
bangunan.
Jenis dari Travel Distance itu ada 2, yaitu :
a. Actual Travel Distance
b. Direct Travel Distance

21 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Gambar 2.2. Actual and Direct Travel Distance
(The Building Regulation, 2000)

2.5 Tempat Berkumpul


Selain sarana jalan keluar, juga harus disediakan tempat dimana bila
terjadi suatu keadaan darurat maka dapat digunakan sebagai tempat
berkumpul. Tempat berkumpul ini harus aman dari kemungkinan bahaya.
Tempat aman diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. Tempat Aman Mutlak ( Ultimate Safety )
Adalah tempat terbuka yang jauh dari bahaya, dimana dapat dicapai.
Sarana penyelamat diri biasanya tidak dirancang untuk dapat lolos
dengan mudah ke tempat aman mutlak.
b. Tempat Aman Sementara ( Comparative Safety )
Adalah tempat yang terlindungi dari bahaya api, asap, dan lain
sebagainya.

2.6 Pengamanan Rute Penyelamatan


a. Rute penyelamatan harus bebas dari barang-barang yang dapat
mengganggu kelancaran penyelamatan dan mudah dicapai.
b. Koridor, terowongan, tangga darurat harus merupakan daerah aman
sementara dari bahaya api, asap dan gas.
c. Rute penyelamatan harus diberi penerangan yang cukup dan tidak
tergantung dari sumber utama.
d. Arah menuju exit harus dipasang petunjuk yang jelas
e. Pintu keluar darurat (emergency exit) harus diberi tanda tulisan

22 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


2.6.1 Memilih Rute Penyelamatan
Para penghuni/karyawan harus sudah dapat memilih rute-rute
untuk menyelamatkan diri dari bahaya api. Rute-rute meloloskan diri
harus setiap waktu dijaga agar tetap bebas dan harus dirancang untuk
memuat jumlah orang yang akan memakainya. Rute ini harus menjamin
keamanan pengungsi dari asap, gas-gas dan nyala api. Sekiranya tempat
ke luar menuju ke tempat aman atau daerah yang aman ada 2 buah,
jarak perjalanan ke luar ke tempat aman atau ke daerah yang hanya
memiliki 1 buah tempat keluar. Dalam keadaan apapun rute untuk
meloloskan diri tidak boleh sempit atau menyebabkan kemacetan.

2.7 Contoh Perhitungan ERP


Berikut adalah contoh soal perhitungan tentang Emergency Respon
Plan :
Sebuah perusahaan memiliki lobby yang terdapat pada lantai 3 dan lobby
tersebut berbentuk persegi panjang. Lobby tersebut memiliki ukuran
panjang 12 meter, lebar 4 meter serta tinggi 3 meter. Untuk jalur
evakuasinya melewati koridor, pintu dan tangga. Maka tentukan :
a. Asumsi jumlah orang
b. Lebar tempat keluar
c. Jumlah pintu keluar
d. Lebar efektif jalur evakuasi
e. Spesific flow of person
f. Flow time
g. Apakah waktu tersebutsesuai dengan standart
Jawab :
Diket :

Density factor = 1 m2/orang (menurut Perda DKI no.3 tahun 1992)

A.) N = Luas bangunan / density factor = 12m x 4m /1 m2/orang = 48 orang

B.) U (rendah) = N / 40 x standar waktu

= 48 orang / 40 orang/menit x 3 menit

23 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


= 0,4 = 1 unit

= 21" = 525 mm = 0,525 m

C.) E = U/4 + 1

= 1/4 + 1

= 1,25 = 1 pintu

D.) We = E - Clearance

= 0,525m - (0,15m - 0,15m - 0,21m)

= 0,015 m

E.) Fs = ( 0,54 + 0,7 + 0,7 ) orang/ms

= 1,94 orang/ms

Ket : tangga = 0,54

pintu = 0,7

koridor = 0,7

Fc = Fs x We

= 1,94 orang/ms x 0,015m

= 0, 291 orang/s

F.) Tf = N / Fc

= 48 orang / 0,291 orang/s

= 1649 s

= 27 menit

G.) Maka standar waktu tidak sesuai karena melebihi dari waktu standar yaitu 3 menit

24 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Diagram Alir Perancangan

Mulai

Menentukan
Latar Belakang

Perumusan Masalah,
Penetapan Tujuan, Manfaat
dan Batasan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data (Layout


Apartemen Kece )

Pengolahan data yang


disesuaikan dengan NFPA
101 tahun 2000, SFPE dan
SNI 03-1736-2000

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

25 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


3.2 Langkah - Langkah Perancangan
Dalam pengerjaan tugas ini diperlukan tahap-tahap yang terstruktur
dan sistematis. Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan latar belakang
Tahap ini merupakan tahap awal yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi awal dan penyebab mengapa perlunya dilakukan perancangan
Emergency Response Plan (ERP) pada perusahaan yang terkait.
2. Perumusan masalah, penetapan tujuan, manfaat dan batasan masalah
Pada tahap ini merupakan acuan agar mendapatkan data yang sesuai
dengan target yang diharapkan.
3. Studi literatur
Sebelum melakukan perancangan Emergency Response Plan (ERP) pada
perusahaan, dibutuhkan teori-teori yang mengacu pada standar-standar
yang berlaku. Pada tugas ini standar yang digunakan yaitu SNI 03-1736-
2000.
4. Pengumpulan data NFPA 101 tahun 2000 , SFPE.
Setelah melakukan tahap studi literatur, selanjutnya dilakukan tahap
pengumpulan data. Adapun data yang digunakan berupa gambar denah
atau layout area gedung. Pada tugas ini data yang akan dilakukan
perancangan Emergency Response Plan (ERP) yaitu pada gedung
Apartemen Kece.
5. Pengolahan data
Pada tugas ini tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung luas bangunan
2. Menghitung density factor
3. Menghitung jumlah kapasitas orang
4. Menghitung jumlah lebar pintu keluar
5. Menghitung jumlah pintu keluar exit
6. Menghitung lebar efektif
7. Menghitung spesific flow of person

26 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


8. Menghitung flow of person
9. Menghitung flow of time
6. Analisa dan pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data pada perusahaan, dilakukan analisa
dan pembahasan mengenai hasil perancangan yang telah disesuaikan
dengan standar yang digunakan.
7. Kesimpulan dan saran
Setelah dilakukan analisa dan pembahasan, maka akan didapatkan
kesimpulan dari perancangan yang telah dilakukan. Sedangkan saran
digunakan untuk tugas selanjutnya agar dapat lebih baik.

27 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1. Gambaran Umum


Apartemen Kece merupakan gedung dengan 4 (empat) lantai yang
memiliki karakteristik sama kecuali basement dan rooftop. Gedung ini
memiliki tingkat bahaya yang sama di setiap lantainya. Apartemen Kece
yang memiliki luas area 5520 m2 adalah sebuah tempat yang dapat
digunakan sebagai tempat tinggal. Kondisi pada apartemen kece ini yaitu
parkiran/baseman dilantai dasar sedangkan pada lantai 1 apartemen ini
terdapat beberapa ruangan dan sama pada setiap lantainya hingga lantai 4,
ruangan-ruangan tersebut yaitu terdiri dari :
1. Parkiran
2. Lobby
3. Minimarket
4. Jalan akses mobil
5. Ruang tamu + ruang makan
6. Kamar tidur 1
7. Kamar tidur 2
8. Kamar tidur 3
9. Lalu lalang 1
10. Lalu lalang 2
11. Dapur
12. Ruang kebersihan

28 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Lantai 1
No. Nama Ruang Panjang Lebar Luas

1 Lobby 8,55 3,50 29,93


2 Mini Market 8,55 2,90 24,80

Jalan akeluar
3 8,55 3,00 25,65
Masuk Mobil

4 Parkiran 11,30 10,00 113


Lantai 2-4
No. Nama Ruang Panjang Lebar Luas

Ruang
1 2,00 1,50 3,00
kebersihan
Rumah 1
Ruang T amu +
1 6,3 3,5 22,05
Ruang Makan
2 Kamar T idur 1 2,95 1,95 5,7525

3 Kamar T idur 2 3,1 2,95 9,145

4 Kamar T idur 3 2,6 2,5 6,5

5 Lalu Lalang 1 4,5 1 4,5

6 Lalu Lalang 2 1,45 1,25 1,8125

7 Lalu Lalang 3 1,8 1,05 1,89


8 Dapur 8,57
Rumah 2
Ruang T amu +
1 6,3 3,5 22,05
Ruang Makan
2 Kamar T idur 1 4,05 3,15 12,76
3 Kamar T idur 2 4,05 2,95 11,95

4 Kamar T idur 3 3,1 2,6 8,06

5 Lalu Lalang 1 4,5 1 4,5


6 Lalu Lalang 2 3,25 1,05 3,41
7 Dapur 8,57
Gambar 4.1 Ukuran keseluruhan luas ruangan pada Apartemen Kece

29 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


Gambar 4.2 Layout Parkiran/Baseman

Gambar 4.3 Layout Lantai 1 - 4 Apartemen Kece

4.2 Perhitungan Waktu Escape ( Tf ) per – ruangan


Sebelum menentukan jalur evakuasi dan kebutuhan pintu exit dalam
gedung ini, langkah yang paling utama adalah menghitung kebutuhan ERP
terlebih dahulu sehingga dapat diketahui standart jumlah ERP yang harusnya
dibuat agar tidak ada pemadatan/kerumunan orang didepan pintu keluar yang
berdesakan dan menghambat proses evakuasi saat terjadi kebakaran. Hal ini
berhubungan nantinya dengan penambahan atau perubahan desain denah
karena adanya penambahan pintu exit pada gedung terkait dengan upaya
perusahaan untuk mengoptimumkan proses evakuasi. Perhitungan waktu

30 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


escape digunakan untuk menentukan total waktu yang dibutuhkan orang untuk
dapat menuju tempat keluar.
Berikut adalah contoh untuk perhitungannya adalah sebagai berikut :
Diketahui : Pada Kamar Tidur 1
- Panjang ruang = 2,95 m
- Lebar ruang = 1,95 m
- Density factor = 11,1 m2/person (tabel NFPA 101)
Ditanya : Waktu yang perlukan untuk keluar ?
Jawab :
 Luas kamar tidur 1 = 2,95 meter x 1,95 meter

= 5,75 meter²

 Kapasitas kamar tidur 1 =

= 0,52 ≈ 1 orang

 U ( lebar pintu keluar ) =

= 0,04 = 1 unit exit


= 21” = 0,525 m

 E ( banyak pintu keluar ) =

= 1,25 ≈ 2 unit exit

 We = 1,05 m - clearence
= 1,05 m – halangan pintu, tangga, koridor
= 1,05 m – 0,15 m – 0,15 m – 0,20 m
= 0,55 m

 Fc = Fs x We
= 0,76 p/ms x 0,55 m
= 0,42 p/s

31 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


 Tf1 =

= 2,39 s
= 0,04 menit = aman
Tabel 4.1 Perhitungan Waktu Untuk Keluar Ruangan
Lantai 1
Density kapasitas Waktu U (Lebar Density
pembulata pembulata E (jumlah Clereanc Tf
NO Nama Ruang Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2) factor orang Escape Unit Exit) Pembulatan Unit Exit WE (m) Factor FS FC Tf (s) kondisi
n n unit exit) e (menit)
(m2/person) (orang) (T) menit meter (orang/m²)
1 Parkiran 11,3 10 113 30 3,77 4 3 0,28 1 1,25 2 1,05 0,2 0,85 0,03 0,76 0,65 6,19 0,10 aman
2 Lobby 8,55 3,5 29,93 1 29,93 30 3 2,24 3 1,75 2 1,05 0,2 0,85 1,00 0,76 0,65 46,44 0,77 aman
3 Minimarket 8,55 2,9 24,80 4,6 5,39 6 3 0,40 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 0,22 0,76 0,53 11,28 0,19 aman
4 Jalan akses mobil 8,55 3 25,65 30 0,86 1 3 0,06 1 1,25 2 1,05 0,2 0,85 0,03 0,76 0,65 1,55 0,03 aman
Lantai 2-4
Rumah 1
Ruang Tamu +
1 6,3 3,5 22,05 2 11,03 12 3 0,83 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 0,50 0,76 0,53 22,56 0,38 aman
Ruang makan
2 Kamar Tidur 1 2,95 1,95 5,75 11,1 0,52 1 3 0,04 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
3 Kamar Tidur 2 3,1 2,95 9,15 11,1 0,82 1 3 0,06 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
4 Kamar Tidur 3 2,6 2,5 6,5 11,1 0,59 1 3 0,04 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
5 Lalu Lalang 1 4,5 1 4,5 1 4,50 5 3 0,34 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 1,00 0,54 0,38 13,23 0,22 aman
6 Lalu Lalang 2 1,45 1,25 1,8 1 1,81 2 3 0,14 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 1,00 0,54 0,38 5,29 0,09 aman
7 Dapur 0 9,3 0,00 1 2,5 0,00 0 1 2 1,05 0,5 0,55 0,11 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
Rumah 2
Ruang Tamu +
1 6,3 3,5 22,05 2 11,03 12 3 0,83 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 0,50 0,76 0,53 22,56 0,38 aman
Ruang makan
2 Kamar Tidur 1 4,05 3,15 12,7575 11,1 1,15 1 3 0,09 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
3 Kamar Tidur 2 4,05 2,95 11,9475 11,1 1,08 1 3 0,08 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
4 Kamar Tidur 3 3,1 2,6 8,06 11,1 0,73 1 3 0,05 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,09 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
5 Lalu Lalang 1 4,5 1 4,5 1 4,50 5 3 0,34 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 1,00 0,54 0,38 13,23 0,22 aman
6 Dapur 0 9,3 0,00 1 2,5 0,00 0 1 2 1,05 0,5 0,55 0,11 0,76 0,42 2,39 0,04 aman
7 Lalu Lalang 2 3,25 1,05 3,4125 1 3,41 10 3 0,26 1 1,25 2 1,05 0,35 0,7 1,00 0,54 0,38 26,46 0,44 aman
8 Ruang Kebersihan 2 1,5 3 2 1,50 2 3 0,11 1 1,25 2 1,05 0,5 0,55 0,50 0,76 0,42 4,78 0,08 aman

(Sumber: Hasil Perhitungan, 2017)

4.3. Analisa Perhitungan Waktu Escape ( Tf ) per – ruangan


Berdasarkan perhitungan waktu escape ( Tf ) diatas dapat dilihat
bahwa nilai Tf tidak melebihi waktu yang telah ditentukan berdasarkan
klasifikasi resiko bahaya hunian. Sehingga tidak perlu adanya penambahan
tempat keluar seperti emergency exit di ruang tersebut.

4.4 Perancangan Exite Route


Exit route merupakan jalur yang dirancang untuk memudahkan
penghuni bangunan menuju pintu darurat (exit) agar tidak terjadi penumpukan
orang pada saat keadaan darurat. Dari hasil evaluasi sarana escape diketahui
belum tersedianya fasilitas exit route, sehingga perlu dibuat perancangan exit
route yang langsung mengarah pada exit. Penentuan exite route berdasarkan
travel distance. Travel distance menurut Life Safety Code, NFPA No.101
bangunan dengan high hazard untuk Gedung Produksi (Workshop) adalah
tidak lebih dari 23 meter dengan asumsi bangunan tidak bersprinkler.

32 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


4.5 Perancangan Exit Sign
Pada Setiap pintu darurat harus dilengkapi dengan exit sign yang
mencukupi sesuai dengan persyaratan SNI 03-6574-2001. Penempatan tanda
arah yang dibutukan harus berukuran, berwarna khusus, dipasang pada arah
menuju tempat aman dan mudah terbaca, dipasang pada setiap pintu menuju
tangga yang aman (bila gedung bertingkat), dipasang pada pintu darurat
dengan jarak 10 cm dari rangka pintu, dan tidak ada dekorasi atau perabotan
yang menghalangi tanda tersebut.

4.6 Penentuan Meeting Point


Meeting point A terletak pada bagian timur bangunan Apartemen
Kece dan meeting point B terletak pada sebelah barat bangunan. Pemilihan
meeting point disesuaikan dengan pintu exit dari bangunan Apartemen Kece.

33 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


4.7 Gambar Perancangan

Gambar 4.3 Layout Basement Apartemen Kece

Gambar 4.4 Layout Lantai 1- 4 Apartemen Kece

34 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan dan perhitungan ERP (Emergency


Response Plan) yang telah dilakukan pada Apartemen Kece, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah pintu keluar , jumlah lebar pintu evakuasi (emergency exit),


dan lebar efektif jalur evakuasi pada setiap ruangan di Apartemen
Kece sudah termasuk dalam kondisi aman.
2. Jumlah dan letak meeting point (assembly point) yang dibutuhkan
sebagai sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat di Apartemen
Kece sebanyak 2 yaitu terletak disebelah kanan dan kiri gedung.
3. Rute evakuasi dibuat untuk penyelamatan ketika terjadi kebakaran
dengan memperhatikan beberapa hal seperti exit sign, emergency
lighting, dan juga assembly point sign sehingga dapat mencegah
korban jiwa.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan perancangan dan


perhitungan ERP pada Apartemen Kece ini adalah :

1. Dalam melakukan perancangan ERP sebaiknya memilih bangunan-


bangunan industri karena industri memliki potensi bahaya yang
cukup besar sehingga rentan munculnya keadaan darurat
(emergency).
2. Dalam melakukan perhitungan ERP (waktu tempuh atau time of
flow) sebaiknya harus teliti dan cermat berdasarkan teori dan sesuai
standart yang berlaku.
3. Sebaiknya menggunakan software aplikasi tertentu dan sesuai
dalam mendesain jalur evakuasi, sehingga dapat mempermudah dan
memaksimalkan hasil perancangan.

35 | T U G A S BESAR SPPK- ERP


DAFTAR PUSTAKA

BNSP, Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar


untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
gedung . Indonesia, 2000

BNSP, Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan


Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung. Indonesia,
2001

Depnaker, “Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran,”


Jakarta, 2011.
E. Access, Life Safety NFPA 101, no. 1. 2012
Gubernur Jakarta, Perda DKI No. 3 Tahun 1992. 1992
https://news.detik.com/internasional/d-3532695/17-orang-tewas-dalam-kebakaran-
apartemen-london-warga-marah diakses pada tanggal 11 Oktober 2017.

T. Edition, SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, Third Edit.


America: National Fire Protection Association, 2002.

SNI 03-1735-2000, “Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses


lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung .,” 2000.

SNI 03-6574-2001,”Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah


dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung”, 2001

SNI 03-1746-2000.”Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan


Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung, 2000

Permen PU 26,”Klasifikasi Kebakaran pada Bangunan Gedung”, 2008

36 | T U G A S BESAR SPPK- ERP

Anda mungkin juga menyukai