Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENGERTIAN KERAMIK

DOSEN PENGAMPU : HARTINI,ST.MT.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. RIFKI ANDREAN 112023101


2. PERDI DIRGA 1122023120
3. MUHAMMAD 112023092
RIZKI
4. ANDRE PRAYOGA 112023119
5. ADE ALFAREZA 112023113

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI MUHAMMADIYAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS TEKNIK TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang “pengertian keramik”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan konstribusi dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Palembang,Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................

KATA PENGANTARDAFTAR ISI....................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................

BAB 4 KERN KERAMIKAMIK KHUSUS....................................................................

BAB 5 PENGGUNAAN BAHAN KERAMIK................................................................

BAB 6 PENUTUP..............................................................................................................

KESIMPULAN..................................................................................................................

LAMPIRAN TABEL.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkataan keramik diambil dari perkataan bahasa inggris “ceramic” berasal dari yunani,
dan secara harafiahnya merujuk kepada semua bentuk tanah liat. Bagaimanapun penggunaan
istilah modern meluaskan penggunaannya untuk merangkumi bahan bukan logam bukan organik.

Bahan keramik terdiri dari fasa yang merupakan senyawa unsur logam dan bukan logam.
Contohnya adalah Al2O3, gelas anorganik, produk lempung sampai bahan piezo elektrik yang
rumit seperti Pb (Zr,Ti) O3.

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan dengan elemennya Al2O3 adalah senyawa yang terdiri dari elemen aluminium dan
oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom yang lebih komplek dari masing-masing
komponen, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik, sehingga pada umunya keramik lebih
keras dan selalu kurang ulet dibandingkan dengan bahan logam atau polimer. Karakteristik
dielektrik, semikonduktip dan magnetik dari beberapa jenis keramik tertentu sangat penting
artinya untuk ilmuwan dan teknisi yang merancang atau menggunakan alat peralatan untuk
rangkaian elektronik.
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan bukan logam. Banyak sekali
contoh bahan keramik, mulai dari semen beton (termasuk batu-batuannya), gelas, bahan isolasi
busi sampai oksida bahan-bahan nuklir UO2.

Setiap jenis bahan tersebut tadi, keras dan rapuh. Memang, kekerasan dan kerapuhan
merupakan ciri umum keramik, disamping itu keramik juga lebih tahan terhadap suhu tinggi dan
lingkungan yang lebih berat persyaratannya, dibandingkan dengan logam atau polimer. Dasar
dari pada karakteristik ini ialah sifat elektronik atom-atomnya.

Sesuai dengan sifat-sifat dasarnya, unsur logam dapat melepaskan elektron kulit luar dan
memberikannya pada atom non-logam yang mengikatnya. Akibatnya elektron-elektron tersebut
tidak dapat bergerak sehingga bahan keramik umumnya isolator listrik dan isolator panas yang
baik.

Sama pentingnya, ion logam positip (atom yang kehilangan elektronnya) dan ion bukan
logam negatip (atom yang bertambah elektronnya) saling tarik menarik. Setiap kation (positip)
dikelilingi oleh anion (negatip) diperlukan energi (jadi juga gaya) yang cukup besar untuk
memutuskan ikatan tersebut. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa bahan keramik itu keras
(daya tahan mekanis besar), tahan api (tahan panas) dan tahan kimia.

Struktur dasar dari silikat adalah tetrahedron (SiO4)4-. Ikatan Si-O pada koordinasi
tetrahedron memenuhi keduanya baik keterarahan dari ikatan kovalen maupun perbandingan dari
radius atom relatif. Ada berbagai jenis struktur silikat karena berbagai cara kombinasi mungkin
terjadi di antara tetrahedron SiO4 atau antara tetrahedron SiO2 dengan ion lain. Karena besarnya
muatan ion Si4+ dan bilangan koordinasinya yang rendah, tetrahedron SiO 4 jarang dihubungkan
dengan sudut bersamanya dan tak pernah dihubungkan dengan bidang bersamanya.

B. Tujuan
Dapat mengetahui berbagai hal tentang keramik.
BAB II

STRUKTUR BAHAN KERAMIK

Keramik adalah senyawa dari unsur-unsur logam dan bukan logam. Istilah keramik (dari
kata Yunani keramos, yang berarti pembuat barang tembikar tanah liat, dan keramikos, artinya
produk tanah liat) keduanya mengacun kepada bahan dan produk keramik itu sendiri. Karena
banyaknya kemungkinan kombinasi dari unsur-unsur, beragam keramik sekarang tersedia untuk
berbagai aplikasi industri dan konsumen. Keramik paling awal digunakan untuk membuat
tembikar dan batu bata, sekitar sebelum 4.000 SM Keramik telah digunakan selama bertahun-
tahun dalam otomotif sebagai busi baik sebagai isolator listrik dan kekuatan terhadap suhu yang
tinggi. Mereka telah menjadi semakin penting dalam alat dan bahan-bahan kuat bertahan, heat
engines, komponen otomotif (seperti exhaust-port liners, pelapis piston, dan cylinder liners).

Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda) merupakan
salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini
umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatan
antara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam.
Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih
tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal atau dalam bentuk
polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh basar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik;
ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan
ketangguhannya.
Gambar Variasi dari komponen komponen keramik (a) Alumina sangat kuat untuk penggunaan
pada temperature tinggi. (b) Gas-Turbine Rotors Dibuat dari Silikon Nitrida. Sumber : Courtesy
of Wesgo Div., GTE

Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan
antara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat
dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat atau dapat
di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan dengan logam
biasa.

Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan
ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila
mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan
kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.

Keramik dapat dibagi menjadi dua kategori umum:

1. Keramik tradisional-seperti whiteware, ubin, batu bata, sewer pipe, keramik, dan roda
pengasah.

2. Keramik Industri (juga disebut keramik teknik , keramik teknologi tinggi, atau keramik
halus) seperti turbin, otomotif, dan komponen kedirgantaraan; heat exchangers;
semikonduktor; seals; prosthetics; dan alat pemotong.
BAB III

SIFAT-SIFAT BAHAN KERAMIK

A. Sifat Listrik

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor.
Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi
ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik
yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik
atau sebaliknya.

Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat
dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan
listrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron
pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus
yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita
konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan mungkin disertai dengan
kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk
menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan
dielektrik yang sangat besar.Porselain misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran
listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh
vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan
kenaikan suhu.

Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian
besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan
memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi,
sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan
bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan piezoelektrik,
penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi
medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan
piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.

Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat
diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari
sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling
prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan
keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang
sama tetap berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO), adalah contoh
padatan ionik.

B. Sifat Non Listrik

1. Sifat Mekanik

Berbagai jenis keramik termasuk semen, bata untuk bangunan, bata tahan api dengan
gelas telah dipergunakan sejak lama sebagai bahan konstruksi bangunan. Bidang penggunaan
baru bagi keramik sebagai bahan konstruksi telah dikembangkan, sebagaimana telah terlihat
dalam studi yang luas mengenai karbida silikon (SiC) dan nitrida silikon (Si 3N4) sebagai bahan
untuk turbin dan motor yang sangat efisien. Pada umumnya keramik memiliki sifat-sifat yang
baik yaitu: keras, kuat dan stabil pada temperatur tinggi. Tetapi keramik bersifat getas dan
mudah patah seperti halnya pada porselen, keramik cina ataupun gelas.

Dalam tingkatan atom, patahan suatu zat padat merupakan pemisahan ikatan masing-
masing dari atom dan ion untuk membentuk dua permukaan baru. Griffith menjelaskan bahwa
retakan pada permukaan atau bagian dalam dari benda padat memberikan perbedaan yang besar
antara kekuatan terukur dan kekuatan teoritis. Kalau tegangan bekerja pada bahan, bahan
menjalani deformasi elastik dan daya disimpan sebagai energi elastik.
Kekerasan yang dimiliki intan (kekerasan Mohs 10) dan korundum (kekerasan Mohs 9),
adalah salah satu ciri khas bahan keramik dengan kekerasannya yang tinggi. Kekerasan adalah
ukuran tahanan bahan terhadap deformasi plastis pada permukaan bahan. Beberapa cara
pengukuran kekerasan telah ditetapkan dengan cara deformasi yang berbeda, salah satu cara
ialah kekerasan Mohs. Penekanan pada bahan getas seperti keramik dalam banyak hal
mengakibatkan retakan lokal mengikuti deformasi elastik. Sukar sekali menghubungkan secara
teoritis antara kekerasan yang memiliki proses rumit tersebut dengan sifat-sifat fisiknya.

Walaupun beberapa permasalahan dalam pembuatan dan ketegasan masih belum dapat
dipecahkan, keramik memiliki ketahanan termal dan kestabilan kimia, dan mempunyai
kemungkinan penggunaan pada temperatur tinggi sebagai bahan teknik yang baru, yang tidak
dapat dilaksanakan oleh bahan logam. Penurunan yang cepat dari kekuatan dan deformasi plastis
sering juga ditemukan dalam bahan keramik pada temperatur melebihi 1000 oC. gejala deformasi
plastis yang meningkat menurut waktu pada tegangan tetap pada temperatur tinggi, disebut melar
(creep). Melar adalah suatu gejala yang rumit yang melibatkan pergeseran pada batas butir,
dislokasi dalam kristal, difusi dari pori dan lainnya.

Sifat Sifat Dari Berbagai Jenis Keramik Pada Temperature Ruangan

Kep
Kekuatan Poisson
Kekuatan Modulus adat
Lam- Putus Kekerasan 's
Material Tekan Elastisits an
bang Melintang (HK) Ratio
(Mpa) (Gpa) (kg/
(Mpa) (v)
m3)

4000
Alumunium Al2O
140-240 1000-2900 310-410 2000-3000 0.26 -
Oksida 3
4500

Cubic Boron
CBN 725 7000 850 4000-5000 - 3480
Nitrida

Intan - 1400 7000 830-1000 7000-8000 - 3500


Paduan
SiO2 - 1300 70 550 0.25 -
Silika

Silikon
SiC 100-750 700-3500 240-480 2100-3000 0.14 3100
Karbida

Silikon Si3N
480-600 - 300-310 2000-2500 0.24 3300
Nitrida 4

5500
Titanium
TiC 1400-1900 3100-3850 310-410 1800-3200 - -
Karbida
5800

1000
Tungsten 0-
WC 1030-2600 4100-5900 520-700 1800-2400 -
Karbida 1500
0

Partially
Stabilized PSZ 620 - 200 1100 0.30 5800
Zirkonia

Tidak seperti kebanyakan logam dan termoplastik, keramik secara umum berdampak
kurangnya ketangguhan dan ketahanan shock thermal karena kurangnya keuletan inheren;
pertama dimulai, dari retakan yang menjalar dengan cepat. Selain mengalami kegagalan fatik di
bawah siklik muatan, keramik (terutama kaca) memperlihatkan fenomena yang disebut kelelahan
statis. Ketika mengalami beban tarik statis selama periode waktu tertentu, bahan-bahan ini tiba-
tiba mungkin gagal. Fenomena ini terjadi di lingkungan di mana uap air hadir. Kelelahan Statis,
yang tidak terjadi dalam ruang hampa atau udara kering, telah dikaitkan dengan suatu
mekanisme yang mirip dengan stress corrosion cracking dari logam.
Komponen keramik yang akan dikenai tegangan tarik mungkin dapat pra-tekan dalam
banyak cara yang sama seperti beton pra-tekan. Prestressing komponen keramik yang berbentuk
subjek mereka untuk tekanan kompresi. Metode yang digunakan meliputi:

• Perlakuan panas dan Perubahan kimia

• Perlakuan Laser permukaan

• Pelapisan dengan keramik yang memiliki koefisien ekspansi termal yang berbeda

• Penyelesaikan operasi Permukaan (seperti grinding) di mana akibat tegangan tekan sisa pada
permukaan

Kemajuan besar telah dilakukan dalam meningkatkan ketangguhan dan sifat-sifat


keramik lainnya, termasuk pengembangan penggunaan mesin dan penggerindaan keramik. Di
antara kemajuan ini adalah pilihan yang tepat dan pengolahan bahan baku, pengawasan
kemurnian dan struktur, dan penggunaan bala bantuan dengan penekanan khusus pada metode
analisa tegangan lanjutan selama desain komponen keramik.

2. Sifat Termal

Semua keramik boleh dikatakan dibuat dengan melalui pemanasan pada temperatur tinggi
dan sejumlah keramik dimanfaatkan karena sifat termalnya yang unggul, seperti sifat tahan
panas, hantaran panas, ketahanan terhadap kejutan termal, dan sebagainya. Titik cair dari kristal
adalah temperatur dimana energi bebas Gibbs dari fasa padat dan fasa cair (G=H-TS) adalah
sama. Sejalan dengan itu titik cair tidak dapat ditentukan dari analisa sederhana pada fasa padat
saja.

Ada dua mekanisme dari penyerapan panas oleh kristal, yang pertama adalah oleh getaran
atom yang kedua oleh pergerakan elektron. Umumnya yang pertama relatif sangat besar. Dengan
mengumpamakan semua atom dalam kristal bergetar secara harmonis pada frekuensi tunggal
yang sama, secara teoritis Einstein menurunkan harga kapasitas panas volum tetap sama dengan
nol pada temperatur nol derajat Kelvin dan mendekati harga 3 R (5,96 kal .mol-1.der-1) pada
temperatur tinggi. Debye mengumpamakan bahwa ada distribusi tertentu pada frekuensi getaran
atom dan menurunkan persamaan yang menjelaskan kapasitas panas terukur lebih baik dari
rumus Einstein.

Gejala pertambahan volume bahan mengikuti peningkatan temperatur disebut pemuaian


termal. Kristal yang bukan sistem kubus memiliki susunan atom berbeda menurut arah, oleh
karena itu memiliki pula anisotropi dalam pemuaian termal dan juga dalam sifat lainnya.
Kebanyakan keramik mempunyai isotropi dalam pemuaian termal walaupun terdiri dari kristal
anisotropi, karena sifat-sifat adalah sebagai rata-rata dari keseluruhan bahan polikristal. Dalam
hal ini koefisien pemuaian panjang dari bahan polikristal kira-kira 1/3 dari koefisien pemuaian
volum dari kristal pembentuk.

Panas dipindahkan dengan tiga macam mekanisme, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Ketiga mekanisme tersebut secara umum terlibat dalam proses perpindahan panas secara umum.
Perpindahan panas dalam keramik hanya mencakup konduksi dan radiasi saja.

Dalam zat padat ada tiga pembawa energi bagi konduksi termal, yaitu elektron, getaran kisi
dan foton. Gelombang elastik meneruskan panas karena perbedaan dalam getaran termal dari
atom pada daerah temperatur tinggi dan daerah temperatur rendah. Ini adalah konduksi termal
karena vibrasi kisi. Dengan menganggap gelombang elastik ini sebagai pertikel yang bergerak
pada kecepatan tinggi, partikel terkuantisasi, dan disebut fonon. Pada temperatur tinggi
perpindahan panas dengan radiasi dari gelombang elektromagnetik menjadi sangat berarti.
Gelombang elektromagnetik yang yang dikuantumkan disebut foton. Pada umumnya hantaran
termal dari logam adalah besar, karena panas dipindahkan oleh elektron yang bergerak bebas
dalam kristal. Keramik adalah isolator yang hantaran termalnya karena elektron dapat diabaikan.
Fonon mempunyai peranan bagi hantaran termal dalam keramik. Hantaran termal alumina
sangant kecil pada temperatur sangat rendah, dan cenderung meningkat sangat cepat menurut
temperatur, menurun kembali pada atau diatas 40oK, dan meningkat lagi pada atau diatas
1000oK. Perubahan ini dapat dihubungkan dengan perubahan panas jenis dan menurunnya
lintasan bebas rata-rata oleh antaraksi fonon dengan fonon. Meningkatnya hantaran panas pada
temperatur tinggi disebabkan oleh foton yang terutama penting bagi bahan tembus cahaya.
3.Sifat Optik

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya
dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted, disebut bahan translusen.
Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.

Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron
atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi dikonversikan
menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.

Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi
tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat
tereksitasi. Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.

Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita valensi
dan pita konduksi disebut gap energi.

Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini
akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan berwarna.
Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet
dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.

Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak
akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range sinar
tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari transisi
elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang pendek
disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut fosforisensi.

Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air
akan mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat
yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya
ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki indeks bias
yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti gelas soda).

Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat
mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara lain
di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori.

Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni.
Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti
GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik
fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya
serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer yang didasarkan atas refleksi
internal total sinyal cahaya.

4.Sifat Kimia

Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan
keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas
permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada
kira-kira 500 0C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina , zeolit,
lempung asam atau S2O2 – TiO2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis,
yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.
BAB IV

KERAMIK KHUSUS (KERAMIK ELEKTRONIK)

A. Bahan Mentah

Di antara bahan mentah yang paling pertama digunakan untuk pembuatan keramik adalah
tanah liat, yang mana memiliki struktur seperti lembaran halus. Contoh yang paling umum
adalah kaolin (dari Kaoling, sebuah bukit di Cina). Ini adalah tanah liat putih yang terdiri dari
silikat aluminium, dengan lapisan ikatan lemah berselang-seling silikon dan ion aluminium. Bila
ditambahkan ke kaolin, air meresap pada lapisan (adsorpsi). Hal ini membuat lapisan licin dan
memberi tanah liat basah yang terkenal baik kelembutan dan sifat plastik (hydroplasticity) yang
membuatnya formable.

Bahan mentah utama lainnya untuk keramik yang ditemukan di alam adalah flint (sebuah
batu yang tersusun dari silica sangat halus,SiO 2) dan feldspar (kelompok kristalin mineral yang
tersusun dari aluminium silikat ditambah kalium, kalsium, atau natrium). Porselen adalah
keramik putih terdiri dari kaolin,Quartz, dan feldspar; penggunaan paling besar pada alat alat
kesehatan. Dalam keadaan alami, bahan mentah ini umumnya mengandung kotoran dari berbagai
jenis, yang harus dihilangkan sebelum bahan bahan diproses lebih lanjut menjadi produk-produk
bermanfaat dengan kinerja yang handal.

B. Bahan Isolasi

Isolator, soket, tombol kontak adalah jenis keramik isolasi yang mempunyai sejarah paling
tua. Kebanyakan dibuat dari barang tanah dan porselen, dan sekarang juga masih dipakai secara
luas sebagai isolator frekuensi rendah. Sedangkan isolator yang memerlukan ketahanan yang
baik terhadap kejutan termal seperti pada pelindung busur listrik dan inti pembatas arus dipakai
keramik kordierit.

Bahan keramik peralatan putih diatas tidak dapat dipakai sebagai isolator dalam daerah
frekuensi tinggi karena kerugian daya listriknya besar. Dalam pada itu berbagai bahan isolasi
telah dikembangkan untuk memenuhi berbagai persyaratan sesuai dengan perkembangan dalam
bidang elektronik. Penggunaanya bervariasi luas dan yang utama adalah: busi, kotak alas IC, alas
semikonduktor, alas tahanan, berbagai alas komponen rangkaian, bola lampu natrium tekanan
tinggi (alumina baur cahaya). Sifat khas yang diinginkan sedikit berubah menurut penggunaan,
tetapi pada umumnya adalah sebagai berikut:

 Tan δ yang menyebabkan kerugian listrik harus kecil


 Kekuatan mekanik yang tinggi
 Tidak ada perubahan terhadap waktu
 Tahan panas, dan
 Tegangan/voltase putusnya tinggi
Sebagai tambahan terhadap sifat diatas, untuk beberapa jenis pemakaian diperlukan sifat
berikut:

 Konstanta dielektrik yang kecil (untuk memperkecil berkurangnya propagasi sinyal).


 Konduktivitas termal yang tinggi (untuk memperbaiki radiasi termal dalam isolator daya
tinggi).
 Koefisien pemuaiannya kira-kira sama dengan Si (kalau menempel pada Si).
 Dapat dilogamkan dengan baik (ini penting untuk penyesuaian dan pemisahan kabel
penyalur).
Alumina merupakan bahan isolasi yang sangat baik yang dapat memenuhi hampir semua
persyaratan yang diminta diatas.

B. Bahan Dielektrik

Bahan dielektrik memisahkan dua konduktor listrik tanpa ada aliran listrik diantaranya.
Jadi, logam bukan bahan dielektrik; tetapi beberapa jenis keramik dan polimer termasuk
kelompok ini. Dielektrik adalah isolator, dan memegang peran inert dalam rangkaian listrik. Sifat
utama suatu isolator adalah “kekuatan” dielektrik. Yaitu nilai gradient potesial, V/mm, yang
dapat digunakan oleh perancang untuk menghindarkan terjadinya kegagalan listrik. Suatu
isolator memiliki nilai yang tinggi untuk kekuatan dielektrik dan resistivitasnya; akan tetapi,
tidak ada korelasi antara keduanya karena akhirnya kegagalan listrik terjadi karena ada
ketidakmurnian, retak atau cacat dan ketidaksempurnaan lainnya, dan bukan merupakan
karakteristik listrik khas dari bahan. Selain itu, kekuatan dielektrik merupakan fungsi ketebalan.
Pengguanaan paling penting dari dielektrik keramik adalah untuk kapasitor. Kapasitor
keramik secara garis besar diklasifikasikan menurut bentuk yaitu yang berbentuk piringan atau
pelat dielektrik satu lapisan dan yang lapisannya banyak disebut jenis laminasi. Selain itu
diklasifikasikan juga oleh sifat khas dielektrik yaitu untuk kompensasi temperatur dan untuk
konstanta dielektrik yang tinggi. Kapasitor kompensasi temperatur dipakai untuk kompensasi
perubahan temperatur dari komponen elektronik seperti lilitan, tahanan dan osilator kristal.

Polarisasi listrik

Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi mereka tidak inert terhadap medan
listrik. Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai contoh,
tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif, sedang inti
atom sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda negatif. Peristiwa ini
disebut polarisasi. Bila ada medan arus bolak-balik, muatan tadi akan bergeser bolak-balik
mengikuti frekuensi medan listrik.

Polarisasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis tergantung pada pergeseran satuan.
Yang telah dibahas tadi adalah polarisasi elektronik. Karena kecil, elektron memiliki frekuensi
dasar yang sangat tinggi (¿ 1016 Hz) dan membentuk gelombang berdiri disekitar atom. Jadi,
polarisasi ini dapat terjadi pada rangkaian 60 Hz dan frekuensi radio dan akibat frekuensi cahaya
(¿ 1015 Hz).

Polarisasi ionik meruakan pergeseran ion negatif dan positif ke elektroda positif dan
negatif. Sama dengan polarisasi elektronik, polarisasi ionik ditimbulkan oleh medan listrik luar.
Karena ion lebih berat dibandingkan dengan elektron, ion tak mungkin berpolarisasi dengan
cepat. Polimerisasi ion terbatas hingga frekuensi maksimum sebesar ~10 13 Hz. Ini berada di
bawah frekuensi sinar biasa. Oleh karena itu, berkas sinar tak mungkin menghasilkan polarisasi
ionik dan hanya akan menghasilkan polarisasi elektronik.

Polarisasi molekul terjadi bila molekul polar berada dalam medan listrik. Pada molekul
polar, “titik pusat gravitasi” muatan positif dan negatif tidak berimpit. Selalu ada dwikutub
(dipole) kecil. Contohnya adalah metil khlorida (CH 3Cl). Atom khlorin yang memiliki 17
elektron dan setiap atom hidrogen merupakan proton “terbuka” dan terletak pada ujung ikatan
kovalen.
Polarisasi ini permanen atau tetap karena merupakan bagian dari struktur molekul.
Dwikutub dapat berorientasi sesuai medan. Selain itu, setiap setengah siklus medan bolak-balik
molekul bergeser. Karena massa ditentukan oleh ukuran molekul, frekuensi maksimum sangat
berbeda tergantung pada jenis bahan. Tetapi, selalu lebih kecil dibandingkan dengan polarisasi
elektron dan ion. Disamping itu, polarisasi sangat peka terhadap temperatur.

Muatan ruangan (atau polarisasi antarpermukaan) terjadi bila ada penghantaran muatan
lokal dalam dielektrik. Sebagai contoh, Al2O3, bahan bukan penghantar, mengandung partikel
aluminium yang sangat kecil, elektron induksi dapat bergeser kearah elektroda positif dalam
medan bolak-balik. Akan tetapi, mereka tetap terikat didalam partikel metal. Contoh ini hanya
untuk penjelasan belaka, dan jarang dijumpai pada bahan rekayasa. Namun, sering juga dijumpai
dalam fasa keramik yang mengandung oksida semi penghantar seperti Ti 2O3 didalam TiO2. Hal
ini harus dihindarkan karena akan menghasilkan kerugian dielektrik dalam rangkaian frekuensi
tinggi.

C. Bahan Piezoelektrik

BaTiO3 adalah bahan keramik pertama yang dipergunakan sebagai bahan piezoelektrik.
Kemudian ditemukan bahwa larutan padat PbTrO 3-PbTiO3 (PZT) mempunyai sifat piezoelektrik
lebih unggul, dan dengan demikian memperluas penggunaan keramik piezoelektrik secara lebih
berarti. Dengan menambah komponen ketiga Pb(Mg 1/3Nb2/3)O3, Pb(Y1/3Nb2/3)O3, dst kepada PZT
maka daerah pemilihan lebih diperluas dalam: titik curie, konstanta dielektrik, koefisien kopeling
elektromekanik, koefisien kualitas mekanik dan konstanta lainnya.

D. Bahan Semikonduktor

Dalam bahan keramik semikonduktor, termistor, varistor dan sensor digunakan secara
praktis. Termistor, resistor yang peka sepenuhnya secara termal, secara harfiah berarti
semikonduktor keramik dengan variasi termal yang tinggi. Ada termistor dengan koefisien
temperatur negatif (NTC), dalam mana tahanan berkurang dengan bertambahnya temperatur,
termistor dengan koefisien temperatur positif (PTC), yang tahanannya bertambah menurut
temperatur dan resistor temperatur kritik (CTR) yang tahanannya berubah tajam pada temperatur
kritik.
NTC dibuat dengan mencampurkan berbagai oksida logam, dari logam Mn, Co, Ni, Cu,
Fe, dan sebagainya, dan disinter dalam atmosfir pengoksid. PTC yang khas adalah keramik
BaTiO3, yang dibuat menjadi semikonduktor oleh penambahan sedikit Y 2O3. Komponen utama
dari CTR adalah VO2, yang ditambah oksida Sr, P atau B dan disinter dalam atmosfir yang
mereduksi dan dicelup dingin. Kebanyakan termistor dibuat dalam bentuk butiran, piringan,
cincin, dan batang. Butiran dipergunakan untuk pengukuran dan pengendalian temperatur secara
teliti sekali. Piringan dipakai untuk kompensasi temperatur bagi transistor dan lilitan pembelok
pesawat TV. Cincin dipakai untuk pengendalian arus pada penyalaan lampu, sedangkan CTR
dipergunakan untuk sensor panas yang sangat dapat diandalkan. PTC dalam bentuk sarang tawon
memiliki fungsi pengendalian sendiri dari temperatur dan didistribusikan sebagai pemanas yang
aman.

Varistor dipakai untuk tahanan variabel, merupakan istilah umum bagi bahan yang
memiliki perubahan tahanan yang sangat karena adanya tegangan listrik. Salah satu bahan ini
adalah SiC dan ZnO. Hubungan antara arus (A) dan tegangan (V) dari varistor dinyatakan dalam
α
persamaan A=(V/C) , dimana α diinginkan sebesar mungkin dan C adalah konstanta.

Varistor SiC dibuat dari bubuk SiC dengan menambahkan lempung atau pengikat lainnya
diaduk dan disinter dalam atmosfir pengoksid. Harga α pada umumnya 3,3-5. Varistor ZnO
dibuat dari ZnO dibubukan secara halus dan ditambahkan kepadanya sedikit Bi 2O3 atau CoO,
MnO, Sb2O3 dan kemudian disinter. Harga α umunya sekitar 30-50.

Varistor menyerap tegangan tandingan yang terjadi pada saat pemutusan arus pada beban.
Contoh khas adalah peniadaan loncatan api listrik terjadi pada kontak reli. Juga dipergunakan
secara luas untuk menahan suara brisik pada motor ukuran kecil, tegangan lebih, pelindung pada
berbagai rangkaian listrik dan komponen, dst. Varistor SiC memiliki harga α yang kecil, tetapi
mempunyai ciri khas bahwa dapat dipakai untuk keadaan beban tetap dan untuk daya yang besar.

Di samping termistor tersebut diatas, berbagai sensor semikonduktor sedang


dikembangkan. Sensor untuk menditeksi gas propan atau gas kota adalah bahan porus yang
terutama terdiri dari SnO2, ZnO atau Fe2O3. Perubahan tahanan dari semikonduktor karena
adanya kontak dengan gas dimanfaatkan untuk mengetahui adanya gas. Sensor lembaman
dipergunakan untuk pengendalian alat penyegar udara dan tungku elektronik. Bahan sensor
lembaman adalah MgCr2O4-TiO2, TiO2-V2O5 dan keramik porus lainnya, dipergunakan dengan
memanfaatkan sifat penurunan tahanan dengan bertambahnya lembaman.

E. Jenis Bahan Semikonduktor

1. Semikonduktor ion

Berbagai semikonduktor ion telah dikenal dan penelitian serta pengembangan untuk
bahan yang lebih unggul masih berlanjut. Kebanyakan penggunaan semikonduktor ion tersebut

masih sedang dipelajari. Sebagai contoh, keramik alumina β dicatat sebagai elektriolit untuk
diafragma pada batere Na/S. Di antara konduktor ion, ZrO 2 yang distabilkan banyak
dipergunakan karena keunggulannya dalam konduktivitas ion oksigen sebagai detektor kadar
oksigen dalam besi cair, dalam gas buang kendaraan dan berbagai gas yang sedang dibakar.

2. Gelas konduktor
Gelas yang permukaannya dilapisi film SnO2 atau In2O3 dengan berbagi cara, bersifat tembus
cahaya dan dapat mengalirkan listrik. Sifat ini dipergunakan untuk elektroda pada panel petunjuk
kristal cair.

3. Elemen pemanas
Karbon dipergunakan sejak lama sebagai elemen pemanas, tetapi tidak dapat dipakai
didalam udara seperti halnya tungsten, molibden dan elemen pemanas lainnya dari logam tahan
temperatur tinggi.
PROSES PEMBUATAN KERAMIK

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan
sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun
penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun
yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya
terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan.
Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses
awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian
sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.

Tahap-tahap membuat keramik

Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:

1. Pengolahan bahan

Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang
belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat
dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan
ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan
ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan
adalah 60 – 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang
homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan
blunger maupun mixer.

Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air
yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan
diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.

Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan
tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan
keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan
keplastisan yang maksimal.

2. Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-
benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak
(casting).

Pembetukan tangan langsung

Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode
yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng
(slabbing).

Pembentukan dengan teknik putar

Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan
kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini
menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain,
teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung
bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk
melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik
dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat
dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring,
mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar).
Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan
listrik.

Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan),
coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the
contour (merapikan).

Pembentukan dengan teknik cetak

Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi
menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan
dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang
digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang
digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda
yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar
atau pembentukan langsung,

3. Pengeringan

Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel
saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3)
air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus
dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada
tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan
dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara
sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.

Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-
anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari
langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.

4. Pembakaran

Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran:
suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982).
Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul
fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun
kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.

Pembakaran biscuit

Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu
benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut
benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah
cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat
dan mampu menyerap glasir secara optimal.

5. Pengglasiran

Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk
benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-
efek tertentu sesuai keinginan.

Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk yang memuaskan.
BAB V

PENGGUNAAN BAHAN KERAMIK

Keramik mempunyai berbagai penggunaan, dapat di gunakan sebagai barangan harian


perumahan maupun dalam industri. Beberapa jenis keramik di gunakan dalam kelistrikan oleh
sebab keramik mempunyai sifat rintangan listrik yang tinggi. Kekuatan listrik dan sifat magnet
yang tinggi sesuai di gunakan sebagai magnet dalam alat pembesar suara (loud speaker). Oleh
karena keramik dapat mengekalkan kekuatan dan ketegarannya pada temperatur yang tinggi,
keramik banyak di gunakan pada keadaan temperatur tinggi dan sifat ketahanan aus yang tinggi
sangat sesuai di gunakan sebagai pelapis silinder.
Keramik di gunakan juga di dalam mesin diesel sebagai komponen-komponen pemutar
(rotor) dan juga pada turbin. Di samping itu keramik mempunyai sifat-sifat yang menarik seperti
kerapatan (density) yang rendah dan modulus elastisitas yang tinggi. Dengan itu berat mesin
dapat di kurangkan sehingga performance mesin bisa meningkat. Keramik juga dapat di gunakan
sebagai alat pemotong logam-logam keras pada kecepatan potong yang tinggi.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk :
 kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
 Tahan korosi.
 Sifat listriknya dapat insulator,semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
 Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
 Keras dan kuat, namun rapuh.
Bahan-bahan keramik dapat digunakan membuat berbagai komponen/produk seperti
dibawah ini :
1. Keramik Konvensional
a. Keramik berstruktur
Penggunaan : batu bata, riol , pot bunga, lantai dan dinding.
b. Keramik putih
Penggunaan : peralatan meja makan (seperti piring, teko, mangkuk), peralatan kamar
mandi, perhiasan rumah.
c. Keramik refraktori
Penggunaan : sebagai batu untuk tanur kupola, serabut keramik, semen mortar, liner yang
di gunakan pada temperatur tinggi seperti di tanur peleburan besi, aluminium dan
sebagainya.
d. Keramik listrik
Contohnya insulator, switch dan kepingan penyekat
2. Keramik Termaju
a. Keramik Oksida
Contohnya: Abrasif, Substrat elektronik, Mata pahat, Komponen mesin.
b. Keramik Bukan Oksida
Contohnya ialah Turbin gas, Komponen mesin, Abrasif, Mata pahat, Nozel roket dll.
c. Keramik Komposit
Contohnya ialah rotor dan komponen mesin, mata pahat, komponen untuk industri.
d. Keramik Kaca
Contohnya ialah recrystallized glasses for instrument bagian-bagian mekanik dalam kapal
terbang. Bahan keramik kemungkinan merupakan timbunan bahan yang terbesar di
gunakan oleh manusia. Di sekeliling kita jika kita perhatikan penggunaan harian banyak
memakai bahan keramik. Seperti rumah, gedung-gedung, peralatan meja makan,
perhiasan rumah dll.
BAB VI

PENUTUP

Karena keramik merupakan senyawa unsur logam dan bukan logam, ternyata bahwa tidak
mudah untuk membuat suatu hubungan antar struktur dan sifatnya. Logam, misalnya, selalu
merupakan penghantar listrik atau panas, kebanyakan keramik adalah isolator akan tetapi
beberapa diantaranya memiliki sifat semikonduktivitas yang mempunyai nilai teknis. Polimer
organik selalu melakukan cahaya bila tipis, keramik dapat tembus cahaya (gelas optik) atau tidak
tembus cahaya seperti spinel maknit. Keramik tahan terhadap tekanan akan tetapi tidak tahan
gaya tarik. Gelas serat (fiberglass) mempunyai kekuatan tarik melebihi baja sehingga dapat
digunakan sebagai penguat; sedang gelas sangat rapuh dan bahan yang mudah pecah sehingga
perlu ditangani dengan hati-hati.

Contoh-contoh tersebut diatas sangat terbatas akan tetapi menggambarkan bahwa bahan
keramik mempunyai berbagai karakteristik. Berbagai jenis keramik memegang peran yang
berarti dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi keramik lebih rumit
dibandingkan bahan lainnya oleh karena itu memerlukan pengenalan dan pengertian teknis yang
lebih baik.
KESIMPULAN

Isolator keramik dibuat demikian rupa sehingga tidak bereaksi terhadap listrik. Ion-ion
yang terdapat didalamnya peka terhadap medan listrik. Dengan demikian terjadi polarisasi dalam
bahan dielektrik tersebut. Konstanta dielektrik yang dihasilkan dimanfaatkan dalam kapasitor;
akan tetapi dapat timbul kehilangan tenaga bila pemindahan ion tertinggal dengan medan listrik.
Polarisasi permanen mengakibatkan piezoelektrik dan menghasilkan transduser elektromekanik.
Atom-atom dengan keadaan valensi ganda menghasilkan keramik semikonduktor. Keramik
magnetik mempersyaratkan adanya ion dengan kulit sub-valensi yang tidak terisi. Tiap atom
menjadi maknit kecil; pasangann maknit menghasilkan domain magnetik yang bereaksi dibawah
pengaruh medan maknit.

Senyawa, baik keramik maupun antar-logam, tahan terhadap deformasi geser. Akibatnya,
bahan ini peka terhadap takik (atau retak). Oleh karena itu kekuatan tariknya rendah. Namun,
ketahanan terhadap geseran mengakibatkan kekuatan tekan yang tinggi. Oleh karena itu bahan
keramik dipilih untuk penggunaan dibawah tekanan. Biasanya, bahan keramik dibuat demikian
rupa sehingga mempunyai tekanan pada permukaannya.

Keramik tradisional adalah keramik yang berdasarkan lempung, yang mana terdiri dari
tembikar, lempung, semen, refraktori dan berbagai hasil yang berkaitan dengan silikat. Keramik
modern adalah keramik yang mempunyai sifat-sifat fisik, mekanik, kimia dan listrik yang
istimewa. Bahan keramik modern terdiri daripada keramik oksida (Al 2O3, ZrO2, TiO2, BaTiO2,
dan sebagainya) dan keramik bukan oksida (Si3N4, TiN, SiC, B4C dan sebagainya).
LAMPIRAN TABEL

Tabel Jenis Dan Karakteristik Umum Keramik

Jenis Karakteristik Umum


Keramik oksida
Alumina kekerasan tinggi dan kekuatan sedang; paling banyak
digunakan untuk keramik; alat pemotong; Alat
Pengamplas; isolasi listrik dan termal.
Zirconia kekuatan dan ketangguhan tinggi; pemuaian panas
dekati besi cor; cocok untuk aplikasi temperatur tinggi

Karbida
Kekerasan, kekuatan, dan ketahanan aus tergantung
Tungsten karbida
pada
kandungan pengikat kobaltya; sering digunakan untuk
alat pemotong.

Titanium karbida Tidak setangguh Tungsten karbida; memiliki nikel dan


Molybdenum sebagai pengikat; digunakan sebagai alat
pemotong.

Silikon karbida Kuat terhadap temperature tinggi dan ketahanan aus;


digunakan
untuk heat engines dan sebagai alat pengamplas.

Nitrida
Cubic boron nitride Bahan kedua paling keras yang diketahui, setelah intan;
digunakan sebagai alat pengamplas dan alat pemotong.
Titanium nitride Berwarna emas digunakan sebagai lapisan karena
karakteristik gesekannya rendah.
Silikon nitrida Ketahanannya tinggi terhadap perlahan maupun shock
thermal; digunakan dalam aplikasi temperatur tinggi.
Terdiri dari silikon nitrida dan oksida dan karbida;
Sialon digunakan sebagai alat pemotong.

Terdiri dari oksida, karbida dan nitrida; digunakan


Sermet dalam aplikasi temperaturtinggi.

Tahan terhadap temperatur tinggi; quartz menunjukan


Silika efek piezoelektrik; silikat yang mengandung berbagai
oksida digunakan dalam aplikasi nonstructural
tempertur tinggi.

Kaca Mengandung paling sedikit 50 persen silika; struktur tak


beraturan; beberapa jenis tersedia luas dengan berbagai
sifat mekanis dan fisik.

Mempunyai komponen kristal tinggi dalam struktunya;


Keramik kaca ketahanan shock thermal yang baik dan kuat.

Komponen kristal terdiri dari karbon; konduktivitas


Grafit
listrik dan termal tinggi; ketahanan shock thermal yang
baik.

Intan Bahan paling keras yang diketahui; tersedia sebagai


kristal
Tunggal atau bentuk polikristalin; digunakan sebagai
alat pemotong dan alat pengamplas
DAFTAR PUSTAKA

http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/industri-keramik.html

http://www.scribd.com/doc/24973211/SIFAT-%E2%80%93-SIFAT-BAHAN-KERAMIK
ILMU-BAHAN

http://www.scribd.com/doc/32927716/Bab-8-Keramik-Grafit-Dani-Prabowo-5315077640

Surdia tata, Saito shinroku, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005.

Van Vlack Lawrence H, Elemen-elemen Ilmu Dan Rekayasa Material, Erlangga, Jakarta, 2004

Van Vlack Lawrence H, Ilmu Dan Teknologi Bahan, Erlangga, Jakarta, 1995.

Anda mungkin juga menyukai