Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

KERAMIK

OLEH : KELOMPOK 8
1. FELICIA SAMANTHA
2. MUHAMMAD BINTANG CENDIKIA
DOSEN PEMBIMBING : Ir. FATRIA, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, penyusunan makalah presentasi pengetahuan bahan teknik
mengenai KERAMIK dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang
diperoleh oleh mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran pengetahuan bahan teknik dan
dapat juga dijadikan panduan dalam mengikuti pengetahuan bahan teknik.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan
terimakasih diucapkan penyusun kepada orang tua, dan teman teman

yang telah

memberikan partisipasi demi kesempurnaan makalah ini.


Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti pengetahuan
bahan.

Palembang,

Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

NAMA KELOMPOK...................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................

iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................

B. Tujuan ...............................................................................................

BAB II

STRUKTUR BAHAN KERAMIK..........................................................

BAB III

SIFAT SIFAT KERAMIK......................................................................

BAB IV

KERAMIK KHUSUS (KERAMIK ELEKTRONIK).............................

12

PROSES PEMBUATAN KERAMIK............................................................................

18

BAB V

PENGGUNAAN BAHAN KERAMIK...................................................

22

BAB VI

PENUTUP................................................................................................

24

KESIMPULAN.............................................................................................................

25

LAMPIRAN TABEL....................................................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkataan keramik diambil dari perkataan bahasa inggris ceramic berasal dari
yunani, dan secara harafiahnya merujuk kepada semua bentuk tanah liat. Bagaimanapun
penggunaan istilah modern meluaskan penggunaannya untuk merangkumi bahan bukan logam
bukan organik.
Bahan keramik terdiri dari fasa yang merupakan senyawa unsur logam dan bukan
logam. Contohnya adalah Al2O3, gelas anorganik, produk lempung sampai bahan piezo
elektrik yang rumit seperti Pb (Zr,Ti) O3.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan dengan elemennya Al2O3 adalah senyawa yang terdiri dari elemen aluminium
dan oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom yang lebih komplek dari masingmasing komponen, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik, sehingga pada umunya
keramik lebih keras dan selalu kurang ulet dibandingkan dengan bahan logam atau polimer.
Karakteristik dielektrik, semikonduktip dan magnetik dari beberapa jenis keramik tertentu
sangat penting artinya untuk ilmuwan dan teknisi yang merancang atau menggunakan alat
peralatan untuk rangkaian elektronik.
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan bukan logam. Banyak
sekali contoh bahan keramik, mulai dari semen beton (termasuk batu-batuannya), gelas, bahan
isolasi busi sampai oksida bahan-bahan nuklir UO2.
Setiap jenis bahan tersebut tadi, keras dan rapuh. Memang, kekerasan dan kerapuhan
merupakan ciri umum keramik, disamping itu keramik juga lebih tahan terhadap suhu tinggi
dan lingkungan yang lebih berat persyaratannya, dibandingkan dengan logam atau polimer.
Dasar dari pada karakteristik ini ialah sifat elektronik atom-atomnya.
Sesuai dengan sifat-sifat dasarnya, unsur logam dapat melepaskan elektron kulit luar
dan memberikannya pada atom non-logam yang mengikatnya.
1

Akibatnya elektron-elektron tersebut tidak dapat bergerak sehingga bahan keramik


umumnya isolator listrik dan isolator panas yang baik.
Sama pentingnya, ion logam positip (atom yang kehilangan elektronnya) dan ion
bukan logam negatip (atom yang bertambah elektronnya) saling tarik menarik. Setiap kation
(positip) dikelilingi oleh anion (negatip) diperlukan energi (jadi juga gaya) yang cukup besar
untuk memutuskan ikatan tersebut. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa bahan
keramik itu keras (daya tahan mekanis besar), tahan api (tahan panas) dan tahan kimia.
Struktur dasar dari silikat adalah tetrahedron (SiO4)4-. Ikatan Si-O pada koordinasi
tetrahedron memenuhi keduanya baik keterarahan dari ikatan kovalen maupun perbandingan
dari radius atom relatif. Ada berbagai jenis struktur silikat karena berbagai cara kombinasi
mungkin terjadi di antara tetrahedron SiO 4 atau antara tetrahedron SiO2 dengan ion lain.
Karena besarnya muatan ion Si4+ dan bilangan koordinasinya yang rendah, tetrahedron SiO4
jarang dihubungkan dengan sudut bersamanya dan tak pernah dihubungkan dengan bidang
bersamanya.

B. Tujuan
Dapat mengetahui berbagai hal tentang keramik.

BAB II
STRUKTUR BAHAN KERAMIK
Keramik adalah senyawa dari unsur-unsur logam dan bukan logam. Istilah keramik
(dari kata Yunani keramos, yang berarti pembuat barang tembikar tanah liat, dan keramikos,
artinya produk tanah liat) keduanya mengacun kepada bahan dan produk keramik itu sendiri.
Karena banyaknya kemungkinan kombinasi dari unsur-unsur, beragam keramik sekarang
tersedia untuk berbagai aplikasi industri dan konsumen. Keramik paling awal digunakan
untuk membuat tembikar dan batu bata, sekitar sebelum 4.000 SM Keramik telah digunakan
selama bertahun-tahun dalam otomotif sebagai busi baik sebagai isolator listrik dan kekuatan
terhadap suhu yang tinggi. Mereka telah menjadi semakin penting dalam alat dan bahanbahan kuat bertahan, heat engines, komponen otomotif (seperti exhaust-port liners, pelapis
piston, dan cylinder liners).
Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda) merupakan
salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini
umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatan
antara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan
logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara
signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal atau
dalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh basar terhadap kekuatan dan
sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin
tinggi kekuatan dan ketangguhannya.

Gambar Variasi dari komponen komponen keramik (a) Alumina sangat kuat untuk
penggunaan pada temperature tinggi. (b) Gas-Turbine Rotors Dibuat dari Silikon Nitrida.
Sumber : Courtesy of Wesgo Div., GTE
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan
antara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat
dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat atau
dapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan dengan
logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan
ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila
mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan
kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.
Keramik dapat dibagi menjadi dua kategori umum:
1. Keramik tradisional-seperti whiteware, ubin, batu bata, sewer pipe, keramik, dan roda
pengasah.
2. Keramik Industri (juga disebut keramik teknik , keramik teknologi tinggi, atau keramik
halus) seperti turbin, otomotif, dan komponen kedirgantaraan; heat exchangers;
semikonduktor; seals; prosthetics; dan alat pemotong.

BAB III
SIFAT-SIFAT BAHAN KERAMIK
A. Sifat Listrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai
kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh
karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki
hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan
respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang
dapat dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan
muatan listrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk
menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh,
hampir tidak ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron
dari pita valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan
mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap. Medan
listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik.
Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar.Porselain misalnya
sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di
logam, elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan
suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.
Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga
sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan
dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan
kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor.
5

Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan


menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan
mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang
ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat
diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial,
dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang
paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan
kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada
waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO),
adalah contoh padatan ionik.
B. Sifat Non Listrik
1.

Sifat Mekanik
Berbagai jenis keramik termasuk semen, bata untuk bangunan, bata tahan api dengan

gelas telah dipergunakan sejak lama sebagai bahan konstruksi bangunan. Bidang penggunaan
baru bagi keramik sebagai bahan konstruksi telah dikembangkan, sebagaimana telah terlihat
dalam studi yang luas mengenai karbida silikon (SiC) dan nitrida silikon (Si3N4) sebagai
bahan untuk turbin dan motor yang sangat efisien. Pada umumnya keramik memiliki sifatsifat yang baik yaitu: keras, kuat dan stabil pada temperatur tinggi. Tetapi keramik bersifat
getas dan mudah patah seperti halnya pada porselen, keramik cina ataupun gelas.
Dalam tingkatan atom, patahan suatu zat padat merupakan pemisahan ikatan masingmasing dari atom dan ion untuk membentuk dua permukaan baru. Griffith menjelaskan bahwa
retakan pada permukaan atau bagian dalam dari benda padat memberikan perbedaan yang
besar antara kekuatan terukur dan kekuatan teoritis. Kalau tegangan bekerja pada bahan,
bahan menjalani deformasi elastik dan daya disimpan sebagai energi elastik.
Kekerasan yang dimiliki intan (kekerasan Mohs 10) dan korundum (kekerasan Mohs
9), adalah salah satu ciri khas bahan keramik dengan kekerasannya yang tinggi. Kekerasan
adalah ukuran tahanan bahan terhadap deformasi plastis pada permukaan bahan. Beberapa
cara pengukuran kekerasan telah ditetapkan dengan cara deformasi yang berbeda, salah satu
cara ialah kekerasan Mohs. Penekanan pada bahan getas seperti keramik dalam banyak hal
mengakibatkan retakan lokal mengikuti deformasi elastik.
6

Sukar sekali menghubungkan secara teoritis antara kekerasan yang memiliki proses
rumit tersebut dengan sifat-sifat fisiknya.
Walaupun beberapa permasalahan dalam pembuatan dan ketegasan masih belum dapat
dipecahkan, keramik memiliki ketahanan termal dan kestabilan kimia, dan mempunyai
kemungkinan penggunaan pada temperatur tinggi sebagai bahan teknik yang baru, yang tidak
dapat dilaksanakan oleh bahan logam. Penurunan yang cepat dari kekuatan dan deformasi
plastis sering juga ditemukan dalam bahan keramik pada temperatur melebihi 1000oC. gejala
deformasi plastis yang meningkat menurut waktu pada tegangan tetap pada temperatur tinggi,
disebut melar (creep). Melar adalah suatu gejala yang rumit yang melibatkan pergeseran pada
batas butir, dislokasi dalam kristal, difusi dari pori dan lainnya.
Sifat Sifat Dari Berbagai Jenis Keramik Pada Temperature Ruangan
Kekuatan
Material

Lam-

Putus

bang

Melintang
(Mpa)

Alumunium
Oksida
Cubic Boron
Nitrida
Intan
Paduan
Silika
Silikon
Karbida
Silikon
Nitrida

Al2O3

140-240

Kekuatan

Modulus

Tekan

Elastisits

(Mpa)

(Gpa)

1000-2900 310-410

Poisson
Kekerasan

's

(HK)

Ratio
(v)

2000-3000

0.26

Kep
adat
an
(kg/
m3)
4000
4500

CBN

725

7000

850

4000-5000

3480

1400

7000

830-1000 7000-8000

3500

SiO2

1300

70

550

0.25

SiC

100-750

700-3500

240-480

2100-3000

0.14

3100

Si3N4

480-600

300-310

2000-2500

0.24

3300
5500

Titanium
Karbida
Tungsten
Karbida

TiC

1400-1900

3100-3850 310-410

1800-3200

WC

1030-2600

4100-5900 520-700

1800-2400

5800
1000
01500

0
Partially
Stabilized

PSZ

620

200

1100

0.30

5800

Zirkonia
Tidak seperti kebanyakan logam dan termoplastik, keramik secara umum berdampak
kurangnya ketangguhan dan ketahanan shock thermal karena kurangnya keuletan inheren;
pertama dimulai, dari retakan yang menjalar dengan cepat. Selain mengalami kegagalan fatik
di bawah siklik muatan, keramik (terutama kaca) memperlihatkan fenomena yang disebut
kelelahan statis. Ketika mengalami beban tarik statis selama periode waktu tertentu, bahanbahan ini tiba-tiba mungkin gagal. Fenomena ini terjadi di lingkungan di mana uap air hadir.
Kelelahan Statis, yang tidak terjadi dalam ruang hampa atau udara kering, telah dikaitkan
dengan suatu mekanisme yang mirip dengan stress corrosion cracking dari logam.
Komponen keramik yang akan dikenai tegangan tarik mungkin dapat pra-tekan dalam
banyak cara yang sama seperti beton pra-tekan. Prestressing komponen keramik yang
berbentuk subjek mereka untuk tekanan kompresi. Metode yang digunakan meliputi:
Perlakuan panas dan Perubahan kimia
Perlakuan Laser permukaan
Pelapisan dengan keramik yang memiliki koefisien ekspansi termal yang berbeda
Penyelesaikan operasi Permukaan (seperti grinding) di mana akibat tegangan tekan sisa pada
permukaan
Kemajuan besar telah dilakukan dalam meningkatkan ketangguhan dan sifat-sifat
keramik lainnya, termasuk pengembangan penggunaan mesin dan penggerindaan keramik. Di
antara kemajuan ini adalah pilihan yang tepat dan pengolahan bahan baku, pengawasan
kemurnian dan struktur, dan penggunaan bala bantuan dengan penekanan khusus pada metode
analisa tegangan lanjutan selama desain komponen keramik.

2. Sifat Termal
Semua keramik boleh dikatakan dibuat dengan melalui pemanasan pada temperatur tinggi
dan sejumlah keramik dimanfaatkan karena sifat termalnya yang unggul, seperti sifat tahan

panas, hantaran panas, ketahanan terhadap kejutan termal, dan sebagainya. Titik cair dari
kristal adalah temperatur dimana energi bebas Gibbs dari fasa padat dan fasa cair (G=H-TS)
adalah sama. Sejalan dengan itu titik cair tidak dapat ditentukan dari analisa sederhana pada
fasa padat saja.
Ada dua mekanisme dari penyerapan panas oleh kristal, yang pertama adalah oleh getaran
atom yang kedua oleh pergerakan elektron. Umumnya yang pertama relatif sangat besar.
Dengan mengumpamakan semua atom dalam kristal bergetar secara harmonis pada frekuensi
tunggal yang sama, secara teoritis Einstein menurunkan harga kapasitas panas volum tetap
sama dengan nol pada temperatur nol derajat Kelvin dan mendekati harga 3 R (5,96 kal .mol1.

der-1) pada temperatur tinggi. Debye mengumpamakan bahwa ada distribusi tertentu pada

frekuensi getaran atom dan menurunkan persamaan

yang menjelaskan kapasitas panas

terukur lebih baik dari rumus Einstein.


Gejala pertambahan volume bahan mengikuti peningkatan temperatur disebut pemuaian
termal. Kristal yang bukan sistem kubus memiliki susunan atom berbeda menurut arah, oleh
karena itu memiliki pula anisotropi dalam pemuaian termal dan juga dalam sifat lainnya.
Kebanyakan keramik mempunyai isotropi dalam pemuaian termal walaupun terdiri dari
kristal anisotropi, karena sifat-sifat adalah sebagai rata-rata dari keseluruhan bahan polikristal.
Dalam hal ini koefisien pemuaian panjang dari bahan polikristal kira-kira 1/3 dari koefisien
pemuaian volum dari kristal pembentuk.
Panas dipindahkan dengan tiga macam mekanisme, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Ketiga mekanisme tersebut secara umum terlibat dalam proses perpindahan panas secara
umum. Perpindahan panas dalam keramik hanya mencakup konduksi dan radiasi saja.
Dalam zat padat ada tiga pembawa energi bagi konduksi termal, yaitu elektron, getaran
kisi dan foton. Gelombang elastik meneruskan panas karena perbedaan dalam getaran termal
dari atom pada daerah temperatur tinggi dan daerah temperatur rendah. Ini adalah konduksi
termal karena vibrasi kisi. Dengan menganggap gelombang elastik ini sebagai pertikel yang
bergerak pada kecepatan tinggi, partikel terkuantisasi, dan disebut fonon. Pada temperatur
tinggi perpindahan panas dengan radiasi dari gelombang elektromagnetik menjadi sangat
berarti. Gelombang elektromagnetik yang yang dikuantumkan disebut foton.
9

Pada umumnya hantaran termal dari logam adalah besar, karena panas dipindahkan oleh
elektron yang bergerak bebas dalam kristal. Keramik adalah isolator yang hantaran termalnya
karena elektron dapat diabaikan. Fonon mempunyai peranan bagi hantaran termal dalam
keramik. Hantaran termal alumina sangant kecil pada temperatur sangat rendah, dan

cenderung meningkat sangat cepat menurut temperatur, menurun kembali pada atau diatas
40oK, dan meningkat lagi pada atau diatas 1000oK. Perubahan ini dapat dihubungkan dengan
perubahan panas jenis dan menurunnya lintasan bebas rata-rata oleh antaraksi fonon dengan
fonon. Meningkatnya hantaran panas pada temperatur tinggi disebabkan oleh foton yang
terutama penting bagi bahan tembus cahaya.
3.Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan
biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah
polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi
tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat
tereksitasi. Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita
valensi dan pita konduksi disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini
akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan
berwarna. Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya
biru dan violet dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
10

Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya
tampak akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap
range sinar tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan
dari transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang
pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut fosforisensi.

Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke
air akan mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan
rambat yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan
naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki
indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti gelas
soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat
mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara
lain di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni.
Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti
GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik
fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya
serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer yang didasarkan atas
refleksi internal total sinyal cahaya.
4.Sifat Kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan
keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai
luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan
pada kira-kira 500 0C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina ,
zeolit, lempung asam atau S2O2 TiO2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai
katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.

11

BAB IV
KERAMIK KHUSUS (KERAMIK ELEKTRONIK)
A. Bahan Mentah

Di antara bahan mentah yang paling pertama digunakan untuk pembuatan keramik
adalah tanah liat, yang mana memiliki struktur seperti lembaran halus. Contoh yang paling
umum adalah kaolin (dari Kaoling, sebuah bukit di Cina). Ini adalah tanah liat putih yang
terdiri dari silikat aluminium, dengan lapisan ikatan lemah berselang-seling silikon dan ion
aluminium. Bila ditambahkan ke kaolin, air meresap pada lapisan (adsorpsi). Hal ini membuat
lapisan licin dan memberi tanah liat basah yang terkenal baik kelembutan dan sifat plastik
(hydroplasticity) yang membuatnya formable.
Bahan mentah utama lainnya untuk keramik yang ditemukan di alam adalah flint
(sebuah batu yang tersusun dari silica sangat halus,SiO 2) dan feldspar (kelompok kristalin
mineral yang tersusun dari aluminium silikat ditambah kalium, kalsium, atau natrium).
Porselen adalah keramik putih terdiri dari kaolin,Quartz, dan feldspar; penggunaan paling
besar

pada alat alat kesehatan. Dalam keadaan alami, bahan mentah ini umumnya

mengandung kotoran dari berbagai jenis, yang harus dihilangkan sebelum bahan bahan
diproses lebih lanjut menjadi produk-produk bermanfaat dengan kinerja yang handal.

B. Bahan Isolasi
Isolator, soket, tombol kontak adalah jenis keramik isolasi yang mempunyai sejarah paling
tua. Kebanyakan dibuat dari barang tanah dan porselen, dan sekarang juga masih dipakai
secara luas sebagai isolator frekuensi rendah. Sedangkan isolator yang memerlukan ketahanan
yang baik terhadap kejutan termal seperti pada pelindung busur listrik dan inti pembatas arus
dipakai keramik kordierit.
Bahan keramik peralatan putih diatas tidak dapat dipakai sebagai isolator dalam daerah
frekuensi tinggi karena kerugian daya listriknya besar. Dalam pada itu berbagai bahan isolasi
telah dikembangkan untuk memenuhi berbagai persyaratan sesuai dengan perkembangan
dalam bidang elektronik. Penggunaanya bervariasi luas dan yang utama adalah: busi, kotak
alas IC, alas semikonduktor, alas tahanan, berbagai alas komponen rangkaian, bola lampu
natrium tekanan tinggi (alumina baur cahaya). Sifat khas yang diinginkan sedikit berubah
menurut penggunaan, tetapi pada umumnya adalah sebagai berikut:
12

Tan yang menyebabkan kerugian listrik harus kecil


Kekuatan mekanik yang tinggi
Tidak ada perubahan terhadap waktu
Tahan panas, dan

Tegangan/voltase putusnya tinggi


Sebagai tambahan terhadap sifat diatas, untuk beberapa jenis pemakaian diperlukan
sifat berikut:
Konstanta dielektrik yang kecil (untuk memperkecil berkurangnya propagasi sinyal).
Konduktivitas termal yang tinggi (untuk memperbaiki radiasi termal dalam isolator
daya tinggi).
Koefisien pemuaiannya kira-kira sama dengan Si (kalau menempel pada Si).
Dapat dilogamkan dengan baik (ini penting untuk penyesuaian dan pemisahan kabel
penyalur).
Alumina merupakan bahan isolasi yang sangat baik yang dapat memenuhi hampir semua
persyaratan yang diminta diatas.
B. Bahan Dielektrik
Bahan dielektrik memisahkan dua konduktor listrik tanpa ada aliran listrik
diantaranya. Jadi, logam bukan bahan dielektrik; tetapi beberapa jenis keramik dan polimer
termasuk kelompok ini. Dielektrik adalah isolator, dan memegang peran inert dalam
rangkaian listrik. Sifat utama suatu isolator adalah kekuatan dielektrik. Yaitu nilai gradient
potesial, V/mm, yang dapat digunakan oleh perancang untuk menghindarkan terjadinya
kegagalan listrik. Suatu isolator memiliki nilai yang tinggi untuk kekuatan dielektrik dan
resistivitasnya; akan tetapi, tidak ada korelasi antara keduanya karena akhirnya kegagalan
listrik terjadi karena ada ketidakmurnian, retak atau cacat dan ketidaksempurnaan lainnya, dan
bukan merupakan karakteristik listrik khas dari bahan. Selain itu, kekuatan dielektrik
merupakan fungsi ketebalan.
Pengguanaan paling penting dari dielektrik keramik adalah untuk kapasitor. Kapasitor
keramik secara garis besar diklasifikasikan menurut bentuk yaitu yang berbentuk piringan
atau pelat dielektrik satu lapisan dan yang lapisannya banyak disebut jenis laminasi. Selain itu
diklasifikasikan juga oleh sifat khas dielektrik yaitu untuk kompensasi temperatur dan untuk
konstanta dielektrik yang tinggi.
13

Kapasitor kompensasi temperatur dipakai untuk kompensasi perubahan temperatur dari


komponen elektronik seperti lilitan, tahanan dan osilator kristal.
Polarisasi listrik

Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi mereka tidak inert terhadap medan
listrik. Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai
contoh, tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif,
sedang inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda
negatif. Peristiwa ini disebut polarisasi. Bila ada medan arus bolak-balik, muatan tadi akan
bergeser bolak-balik mengikuti frekuensi medan listrik.
Polarisasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis tergantung pada pergeseran satuan.
Yang telah dibahas tadi adalah polarisasi elektronik. Karena kecil, elektron memiliki frekuensi
dasar yang sangat tinggi ( 1016 Hz) dan membentuk gelombang berdiri disekitar atom. Jadi,
polarisasi ini dapat terjadi pada rangkaian 60 Hz dan frekuensi radio dan akibat frekuensi
cahaya ( 1015 Hz).
Polarisasi ionik meruakan pergeseran ion negatif dan positif ke elektroda positif dan
negatif. Sama dengan polarisasi elektronik, polarisasi ionik ditimbulkan oleh medan listrik
luar. Karena ion lebih berat dibandingkan dengan elektron, ion tak mungkin berpolarisasi
dengan cepat. Polimerisasi ion terbatas hingga frekuensi maksimum sebesar ~10 13 Hz. Ini
berada di bawah frekuensi sinar biasa. Oleh karena itu, berkas sinar tak mungkin
menghasilkan polarisasi ionik dan hanya akan menghasilkan polarisasi elektronik.
Polarisasi molekul terjadi bila molekul polar berada dalam medan listrik. Pada molekul
polar, titik pusat gravitasi muatan positif dan negatif tidak berimpit. Selalu ada dwikutub
(dipole) kecil. Contohnya adalah metil khlorida (CH 3Cl). Atom khlorin yang memiliki 17
elektron dan setiap atom hidrogen merupakan proton terbuka dan terletak pada ujung ikatan
kovalen.
Polarisasi ini permanen atau tetap karena merupakan bagian dari struktur molekul.
Dwikutub dapat berorientasi sesuai medan. Selain itu, setiap setengah siklus medan bolakbalik molekul bergeser. Karena massa ditentukan oleh ukuran molekul, frekuensi maksimum
sangat berbeda tergantung pada jenis bahan. Tetapi, selalu lebih kecil dibandingkan dengan
polarisasi elektron dan ion. Disamping itu, polarisasi sangat peka terhadap temperatur.
Muatan ruangan (atau polarisasi antarpermukaan) terjadi bila ada penghantaran muatan
lokal dalam dielektrik.
14

Sebagai contoh, Al2O3, bahan bukan penghantar, mengandung partikel aluminium yang sangat
kecil, elektron induksi dapat bergeser kearah elektroda positif dalam medan bolak-balik. Akan
tetapi, mereka tetap terikat didalam partikel metal. Contoh ini hanya untuk penjelasan belaka,

dan jarang dijumpai pada bahan rekayasa. Namun, sering juga dijumpai dalam fasa keramik
yang mengandung oksida semi penghantar seperti Ti2O3 didalam TiO2. Hal ini harus
dihindarkan karena akan menghasilkan kerugian dielektrik dalam rangkaian frekuensi tinggi.
C. Bahan Piezoelektrik
BaTiO3 adalah bahan keramik pertama yang dipergunakan sebagai bahan
piezoelektrik. Kemudian ditemukan bahwa larutan padat PbTrO3-PbTiO3 (PZT) mempunyai
sifat piezoelektrik lebih unggul, dan dengan demikian memperluas penggunaan keramik
piezoelektrik secara lebih berarti. Dengan menambah komponen ketiga Pb(Mg 1/3Nb2/3)O3,
Pb(Y1/3Nb2/3)O3, dst kepada PZT maka daerah pemilihan lebih diperluas dalam: titik curie,
konstanta dielektrik, koefisien kopeling elektromekanik, koefisien kualitas mekanik dan
konstanta lainnya.
D. Bahan Semikonduktor
Dalam bahan keramik semikonduktor, termistor, varistor dan sensor digunakan secara
praktis. Termistor, resistor yang peka sepenuhnya secara termal, secara harfiah berarti
semikonduktor keramik dengan variasi termal yang tinggi. Ada termistor dengan koefisien
temperatur negatif (NTC), dalam mana tahanan berkurang dengan bertambahnya temperatur,
termistor dengan koefisien temperatur positif (PTC), yang tahanannya bertambah menurut
temperatur dan resistor temperatur kritik (CTR) yang tahanannya berubah tajam pada
temperatur kritik.
NTC dibuat dengan mencampurkan berbagai oksida logam, dari logam Mn, Co, Ni,
Cu, Fe, dan sebagainya, dan disinter dalam atmosfir pengoksid. PTC yang khas adalah
keramik BaTiO3, yang dibuat menjadi semikonduktor oleh penambahan sedikit Y2O3.
Komponen utama dari CTR adalah VO2, yang ditambah oksida Sr, P atau B dan disinter
dalam atmosfir yang mereduksi dan dicelup dingin. Kebanyakan termistor dibuat dalam
bentuk butiran, piringan, cincin, dan batang. Butiran dipergunakan untuk pengukuran dan
pengendalian temperatur secara teliti sekali.
15

Piringan dipakai untuk kompensasi temperatur bagi transistor dan lilitan pembelok pesawat
TV. Cincin dipakai untuk pengendalian arus pada penyalaan lampu, sedangkan CTR
dipergunakan untuk sensor panas yang sangat dapat diandalkan. PTC dalam bentuk sarang

tawon memiliki fungsi pengendalian sendiri dari temperatur dan didistribusikan sebagai
pemanas yang aman.
Varistor dipakai untuk tahanan variabel, merupakan istilah umum bagi bahan yang
memiliki perubahan tahanan yang sangat karena adanya tegangan listrik. Salah satu bahan ini
adalah SiC dan ZnO. Hubungan antara arus (A) dan tegangan (V) dari varistor dinyatakan
dalam persamaan A=(V/C) , dimana

diinginkan sebesar mungkin dan C adalah

konstanta.
Varistor SiC dibuat dari bubuk SiC dengan menambahkan lempung atau pengikat
lainnya diaduk dan disinter dalam atmosfir pengoksid. Harga

pada umumnya 3,3-5.

Varistor ZnO dibuat dari ZnO dibubukan secara halus dan ditambahkan kepadanya sedikit
Bi2O3 atau CoO, MnO, Sb2O3 dan kemudian disinter. Harga

umunya sekitar 30-50.

Varistor menyerap tegangan tandingan yang terjadi pada saat pemutusan arus pada
beban. Contoh khas adalah peniadaan loncatan api listrik terjadi pada kontak reli. Juga
dipergunakan secara luas untuk menahan suara brisik pada motor ukuran kecil, tegangan
lebih, pelindung pada berbagai rangkaian listrik dan komponen, dst. Varistor SiC memiliki
harga

yang kecil, tetapi mempunyai ciri khas bahwa dapat dipakai untuk keadaan beban

tetap dan untuk daya yang besar.


Di samping termistor tersebut diatas, berbagai sensor semikonduktor sedang
dikembangkan. Sensor untuk menditeksi gas propan atau gas kota adalah bahan porus yang
terutama terdiri dari SnO2, ZnO atau Fe2O3. Perubahan tahanan dari semikonduktor karena
adanya kontak dengan gas dimanfaatkan untuk mengetahui adanya gas. Sensor lembaman
dipergunakan untuk pengendalian alat penyegar udara dan tungku elektronik. Bahan sensor
lembaman adalah MgCr2O4-TiO2, TiO2-V2O5 dan keramik porus lainnya, dipergunakan
dengan memanfaatkan sifat penurunan tahanan dengan bertambahnya lembaman.
E. Jenis Bahan Semikonduktor
1. Semikonduktor ion
Berbagai semikonduktor ion telah dikenal dan penelitian serta pengembangan
untuk bahan yang lebih unggul masih berlanjut. Kebanyakan penggunaan
semikonduktor ion tersebut masih sedang dipelajari.
16

Sebagai contoh, keramik alumina

dicatat sebagai elektriolit untuk

diafragma pada batere Na/S. Di antara konduktor ion, ZrO2 yang distabilkan banyak
dipergunakan karena keunggulannya dalam konduktivitas ion oksigen sebagai detektor

kadar oksigen dalam besi cair, dalam gas buang kendaraan dan berbagai gas yang
sedang dibakar.
2. Gelas konduktor
Gelas yang permukaannya dilapisi film SnO2 atau In2O3 dengan berbagi cara, bersifat
tembus cahaya dan dapat mengalirkan listrik. Sifat ini dipergunakan untuk elektroda pada
panel petunjuk kristal cair.
3. Elemen pemanas
Karbon dipergunakan sejak lama sebagai elemen pemanas, tetapi tidak dapat dipakai
didalam udara seperti halnya tungsten, molibden dan elemen pemanas lainnya dari logam
tahan temperatur tinggi.

17

PROSES PEMBUATAN KERAMIK

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan
dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan
maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam,
maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang
didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko
terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang
baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk
yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik,
yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran
butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill.
18

Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang


tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60 100 mesh.

Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan


yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses
basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan,
yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi
badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas
meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap

terakhir

adalah

pengulian.

Pengulian

dimaksudkan

untuk

menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung


udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam
wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk
benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar
(throwing), dan teknik cetak (casting).

19

Pembetukan tangan langsung


Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa
metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan
teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan teknik putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan
merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut,
sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan
dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling
tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu
mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar
terbentuk feeling dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas
sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan
keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring,
mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja
putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang
digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat
ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan;
tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak
dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak
padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada
teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur.
Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan
langsung.
20

3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang
terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3
proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan
berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada
permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan
proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada
tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan
keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan
partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik
diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan
dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang
mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu
saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik
mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan
hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api
furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada
kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda
menjadi kuat, keras, kedap air.
21

Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap


awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara
optimal.
4. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran
glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot,
atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan,
supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat
diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.

22

BAB V
PENGGUNAAN BAHAN KERAMIK
Keramik mempunyai berbagai penggunaan, dapat di gunakan sebagai barangan harian
perumahan maupun dalam industri. Beberapa jenis keramik di gunakan dalam kelistrikan oleh
sebab keramik mempunyai sifat rintangan listrik yang tinggi. Kekuatan listrik dan sifat
magnet yang tinggi sesuai di gunakan sebagai magnet dalam alat pembesar suara (loud
speaker). Oleh karena keramik dapat mengekalkan kekuatan dan ketegarannya pada
temperatur yang tinggi, keramik banyak di gunakan pada keadaan temperatur tinggi dan sifat
ketahanan aus yang tinggi sangat sesuai di gunakan sebagai pelapis silinder.
Keramik di gunakan juga di dalam mesin diesel sebagai komponen-komponen
pemutar (rotor) dan juga pada turbin. Di samping itu keramik mempunyai sifat-sifat yang
menarik seperti kerapatan (density) yang rendah dan modulus elastisitas yang tinggi. Dengan
itu berat mesin dapat di kurangkan sehingga performance mesin bisa meningkat. Keramik
juga dapat di gunakan sebagai alat pemotong logam-logam keras pada kecepatan potong yang
tinggi.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk :

kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.


Tahan korosi.
Sifat listriknya dapat insulator,semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
Keras dan kuat, namun rapuh.

Bahan-bahan keramik dapat digunakan membuat berbagai komponen/produk seperti


dibawah ini :
1. Keramik Konvensional
a. Keramik berstruktur
Penggunaan : batu bata, riol , pot bunga, lantai dan dinding.
b. Keramik putih
Penggunaan : peralatan meja makan (seperti piring, teko, mangkuk), peralatan kamar
mandi, perhiasan rumah.

23

c. Keramik refraktori

Penggunaan : sebagai batu untuk tanur kupola, serabut keramik, semen mortar, liner yang
di gunakan pada temperatur tinggi seperti di tanur peleburan besi,
aluminium dan sebagainya.
d. Keramik listrik
Contohnya insulator, switch dan kepingan penyekat
2. Keramik Termaju
a. Keramik Oksida
Contohnya: Abrasif, Substrat elektronik, Mata pahat, Komponen mesin.
b. Keramik Bukan Oksida
Contohnya ialah Turbin gas, Komponen mesin, Abrasif, Mata pahat, Nozel roket dll.
c. Keramik Komposit
Contohnya ialah rotor dan komponen mesin, mata pahat, komponen untuk industri.
d. Keramik Kaca
Contohnya ialah recrystallized glasses for instrument bagian-bagian mekanik dalam kapal
terbang. Bahan keramik kemungkinan merupakan timbunan bahan yang terbesar di
gunakan oleh manusia. Di sekeliling kita jika kita perhatikan penggunaan harian banyak
memakai bahan keramik. Seperti rumah, gedung-gedung, peralatan meja makan, perhiasan
rumah dll.

24

BAB VI

PENUTUP
Karena keramik merupakan senyawa unsur logam dan bukan logam, ternyata bahwa
tidak mudah untuk membuat suatu hubungan antar struktur dan sifatnya. Logam, misalnya,
selalu merupakan penghantar listrik atau panas, kebanyakan keramik adalah isolator akan
tetapi beberapa diantaranya memiliki sifat semikonduktivitas yang mempunyai nilai teknis.
Polimer organik selalu melakukan cahaya bila tipis, keramik dapat tembus cahaya (gelas
optik) atau tidak tembus cahaya seperti spinel maknit. Keramik tahan terhadap tekanan akan
tetapi tidak tahan gaya tarik. Gelas serat (fiberglass) mempunyai kekuatan tarik melebihi baja
sehingga dapat digunakan sebagai penguat; sedang gelas sangat rapuh dan bahan yang mudah
pecah sehingga perlu ditangani dengan hati-hati.
Contoh-contoh tersebut diatas sangat terbatas akan tetapi menggambarkan bahwa
bahan keramik mempunyai berbagai karakteristik. Berbagai jenis keramik memegang peran
yang berarti dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi keramik
lebih rumit dibandingkan bahan lainnya oleh karena itu memerlukan pengenalan dan
pengertian teknis yang lebih baik.

25

KESIMPULAN

Isolator keramik dibuat demikian rupa sehingga tidak bereaksi terhadap listrik. Ion-ion
yang terdapat didalamnya peka terhadap medan listrik. Dengan demikian terjadi polarisasi
dalam bahan dielektrik tersebut. Konstanta dielektrik yang dihasilkan dimanfaatkan dalam
kapasitor; akan tetapi dapat timbul kehilangan tenaga bila pemindahan ion tertinggal dengan
medan listrik. Polarisasi permanen mengakibatkan piezoelektrik dan menghasilkan transduser
elektromekanik. Atom-atom dengan keadaan valensi ganda menghasilkan keramik
semikonduktor. Keramik magnetik mempersyaratkan adanya ion dengan kulit sub-valensi
yang tidak terisi. Tiap atom menjadi maknit kecil; pasangann maknit menghasilkan domain
magnetik yang bereaksi dibawah pengaruh medan maknit.
Senyawa, baik keramik maupun antar-logam, tahan terhadap deformasi geser.
Akibatnya, bahan ini peka terhadap takik (atau retak). Oleh karena itu kekuatan tariknya
rendah. Namun, ketahanan terhadap geseran mengakibatkan kekuatan tekan yang tinggi. Oleh
karena itu bahan keramik dipilih untuk penggunaan dibawah tekanan. Biasanya, bahan
keramik dibuat demikian rupa sehingga mempunyai tekanan pada permukaannya.
Keramik tradisional adalah keramik yang berdasarkan lempung, yang mana terdiri dari
tembikar, lempung, semen, refraktori dan berbagai hasil yang berkaitan dengan silikat.
Keramik modern adalah keramik yang mempunyai sifat-sifat fisik, mekanik, kimia dan listrik
yang istimewa. Bahan keramik modern terdiri daripada keramik oksida (Al 2O3, ZrO2, TiO2,
BaTiO2, dan sebagainya) dan keramik bukan oksida (Si3N4, TiN, SiC, B4C dan sebagainya).

26

LAMPIRAN TABEL

Tabel Jenis dan Karakteristik umum keramik


Jenis

Karakteristik umum

Keramik oksida
Alumina

kekerasan tinggi

dan kekuatan sedang; paling banyak

digunakan untuk keramik; alat pemotong; Alat Pengamplas;


isolasi listrik dan termal.
Zirconia

kekuatan dan ketangguhan tinggi; pemuaian panas dekati besi


cor; cocok untuk aplikasi temperatur tinggi

Karbida
Tungsten karbida

Kekerasan, kekuatan, dan ketahanan aus tergantung pada


kandungan pengikat kobaltya; sering digunakan untuk alat
pemotong.

Titanium karbida

Tidak setangguh Tungsten karbida; memiliki nikel dan


Molybdenum

sebagai

pengikat;

digunakan

sebagai

alat

pemotong.
Silikon karbida

Kuat terhadap temperature tinggi dan ketahanan aus; digunakan


untuk heat engines dan sebagai alat pengamplas.

Nitrida
Cubic boron nitride

Bahan kedua paling keras yang diketahui, setelah intan;


digunakan sebagai alat pengamplas dan alat pemotong.

Titanium nitride

Berwarna emas digunakan sebagai lapisan karena


karakteristik gesekannya rendah.

Silikon nitrida

Ketahanannya tinggi terhadap perlahan maupun shock thermal;


digunakan dalam aplikasi temperatur tinggi.

Sialon

Terdiri dari silikon nitrida dan oksida dan karbida; digunakan


sebagai alat pemotong.

Sermet

Terdiri dari oksida, karbida dan nitrida; digunakan dalam


aplikasi temperaturtinggi.

Silika

Tahan terhadap temperatur tinggi; quartz menunjukan efek


piezoelektrik; silikat yang mengandung berbagai oksida
digunakan dalam aplikasi nonstructural tempertur tinggi.

Kaca

Mengandung paling sedikit 50 persen silika; struktur tak


beraturan; beberapa jenis tersedia luas dengan berbagai sifat
mekanis dan fisik.

Keramik kaca

Mempunyai

komponen kristal tinggi dalam struktunya;

ketahanan shock thermal yang baik dan kuat.


Grafit

Komponen kristal terdiri dari karbon; konduktivitas listrik dan


termal tinggi; ketahanan shock thermal yang baik.

Intan

Bahan paling keras yang diketahui; tersedia sebagai kristal


Tunggal atau bentuk polikristalin; digunakan sebagai alat
pemotong dan alat pengamplas

DAFTAR PUSTAKA
http://ariffadholi.blogspot.com/2009/10/industri-keramik.html ( diakses 10 Desember 2010 )
http://www.scribd.com/doc/24973211/SIFAT-%E2%80%93-SIFAT-BAHAN-KERAMIKILMU-BAHAN ( diakses 10 Desember 2010 )
http://www.scribd.com/doc/32927716/Bab-8-Keramik-Grafit-Dani-Prabowo-5315077640
( diakses 10 Desember 2010 )
Surdia tata, Saito shinroku, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005.
Van Vlack Lawrence H, Elemen-elemen Ilmu Dan Rekayasa Material, Erlangga, Jakarta,
2004
Van Vlack Lawrence H, Ilmu Dan Teknologi Bahan, Erlangga, Jakarta, 1995.
.

Anda mungkin juga menyukai