Anda di halaman 1dari 34

Ilmu Bahan

BAB I
KLASIFIKASI MATERIAL (BAHAN) TEKNIK

1.1 PENDAHULUAN

Setiap ilmu terapan selalu berhubungan dengan produk – produk yang


akan selalu menggunakan bahan, contohnya sepeda motor, handphone,
komputer dan sebagainya. Bahan-bahan yang digunakan dapat berupa logam,
polimer (plastik), keramik. Contoh paling nyata adalah sepeda bermotor
(Perhatikan gambar sepeda motor dibawah); Bahan – bahan yang digunakan
pada konstruksinya mempunyai keragaman misal plek terbuat dari alumunium
campuran, keramik untuk busi, besi/baja paduan untuk rangka body, bahan
untuk spatboard dari polimer (plastik), dan sebagainya.

Spatboard : Plastik

Jok : Kulit

Ban : Karet Rangka : Besi atau besi paduan, dsb Plek :


Almunium,dsb

Gambar 1.1 Sepeda Motor

Dalam suatu suatu perancangan produk perancang harus


memperhatikan sifat-sifat bahan yang digunakan seperti kekuatan, misalnya
untuk membuat alat – alat listrik perancang memperhatikan dan
mempertimbangkan konduktifitas (daya hantar listrik) bahan, bagaimana bahan
Ilmu Bahan

– bahan isolator (daya hambat listrik) yang dapat mempengaharui produk yang
akan dibuat,daya hantar listrik panas, berat jenis 1 bahan yang akan dipakai, dan
sebagainya. Hal – hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah dengan
mempertimbangkan;

 Mampu bentuk bahan : bagaimana bahan mudah


dibuat/diproduksi,
 Mampu mesin : Proses manufaktur yang simpel dengan biaya
produksi murah menghasilkan produk yang baik
 Sifat radiasi, ketahanan kimia
 Sifat mekanik bahan : Keuletan, kekuatan, ketangguhan bahan
 Tersedianya bahan baku bahan
 Faktor ekonomis : mempertimbangkan biaya produksi,
mempertimbangkan bagaimana pemasaran produk, dan keuntungan
yang akan diperoleh, dan sebagainya.
 Pemiliharaan produk yang mudah, murah, dan sebagainya.

Memang tidak mudah untuk mengetahui bagaimana bahan – bahan baru


yang ditemukan dan punya kemampuan lebih baik, tetapi prinsip utama untuk
menguasai dasar-dasar pengetahuan yang menentukan sifat-sifat bahan
adalah “setiap bahan berkaitan erat sekali dengan struktur intern 2 bahan itu
sendiri” (Lawrence H. Van Vlack; Hal : 4)

1.2 JENIS BAHAN

Dalam pembahasan ilmu bahan, bahan – bahan (Material) teknik terbagi


atas 3 (tiga) kelompok utama yaitu : logam, polimer (plastik) dan keramik.
Pembagian kelompok ini didasarkan sifat – sifat gabungan masing – masing
bahan tersebut.

Logam

Dalam kehidupan sehari – hari logam yang banyak ditemukan biasanya


mempunyai sifat –sifat karakteristik mengkilat mempunyai daya hantar panas
(kalor), dan daya hantar listrik 3. Umumnya berwarna putih seperti perak
(kecuali tembaga berwarna kemerah–merahan dan emas berwarna kuning).

1
Berat jenis ditentukan oleh berat atom, jari – jari atom dan bilangan kordinasi. Bilangan kordinasi ini
merupakan suatu faktor penting menentukan faktor kemampatan.
2
Dalam Ilmu Bahan atom dianggap sebagai bahan satuan dasar dari struktru intern bahan mencakup
atom – atom dan susunannya didalam suatu kristal molekul atau struktu mikro (Lawrence H. Van Vlack;
Hal : 4)
3
Faktor – faktor yang melandasi karakteristik tersebut disebabkan oleh karena beberapa elektron
terdislokalisir dan dapat meninggalkan atom induknya. Karena beberapa elektron dalam logam
terdislokalisir terhadap getaran elektromagnetik pada frekuensi tinggi (Lawrence H. Van Vlack; Hal : 4)
Ilmu Bahan

Logam – logam ini mempunyai kekerasan yang berbeda-beda ada yang


lunak sekali, keras dan cair 4. Logam juga dapat dibagikan menurut
klasifikasinya yaitu logam ringan dan logam berat. Dilihat dari sifat – sifat kimia
logam terhadap oksida – oksida5 yang membentuk basa, lalu berdasarkan sifat
– sifat logam terhadap oksida – oksida tersebut digolongkan sebagai berikut :

LOGAM

LOGAM MULIA LOGAM SETENGAH LOGAM TIDAK MULIA


MULIA

Gambar 1.2 Diagram Pengolonggan Logam6

Polimer (Plastik)
Umumnya kita mengenal plastik selalu diindetikkan dengan pembungkus
makanan, dan plastik bukanlah bahan yang kuat, mudah terbakar. Tetapi pada
perkembangan jaman sekarang polimer/plastik banyak digunakan dalam
berbagai konstruksi yang canggih, contoh paling nyata adalah teknologi
pesawat tempur seperti; F 117-A (pesawat siluman), pesawat B – 2 Bomber, B-
1B Thunder Bird body pesawat dibuat dari polimer/plastik karena bahan sangat
sulit dideteksi radar, bobot pun pesawat menjadi ringan, biaya produksinya
lebih murah, dan. Bahkan polimer/plastik juga sudah dikembangkan pada
kendaraan tranportasi darat seperti; Formula – 1 salah satunya sebagai
pembungkus body (cover body) karena bobot yang ringan, ongkos produksi
murah, dan bentuk aerodinamis-nya dapat dibuat secara detail, contoh lainnya
yang sering kita jumpai adalah cover body sepeda motor, dan sebagainya

4
Contoh – contohnya untuk logam yang lunak sekali : natrium dan helium, logam yang keras sekali :
besi, chrom dan lain –lainya, dan contoh untuk logam yang cair : air raksa.
5
Oksida = oksidasi, secara umum mempunyai pengertian peningkatan level valensi suatu unsur
6
Logam Mulia adalah logam yang tidak dapat mengalami oksida misal : Au, Pt, Ag, dan Hg. Logam
setangah mulia yaitu : logam yang sukar teroksidasi contoh : Cu. Dan logam tidak mulia yaitu : logam
dalam keadaan biasa atau adanya perubahan temperatur mudah teroksidasi contoh : K, Na, Mg, Ca,
Al, Zn, Fe, Sn, Pd, dan lain – lain.
Ilmu Bahan

Polimer/plastik adalah bahan yang mempunyai; berat jenis yang rendah dan
dapat digunakan sebagai isolator panas dan listrik 7. Kekurangan bahan ini
kurang baik memantulkan cahaya dan cendrung tembus pandang atau bening
(untuk lapisan tipis). Keuntungannya beberapa jenis mempunyai sifat mampu
bentuk (fleksibel) dan dapat diubah bentuknya (deformasi).

Keramik
Di masyarakat umum keramik8 selalu diindentikkan dengan kerajinan
tangan atau lantai yang digunakan untuk rumah, dinding, dan gedung. Tetapi
dalam ilmu pengetahuan bahan; Keramik adalah bahan campuran yang terdiri
dari unsur – unsur logam dan unsur – unsur bukan logam. Contoh keramik
yang paling sering dijumpai adalah beton yang terdiri dari adukan semen, batu,
pasir dan air, contoh lain adalah gelas dan bahan isolasi busi.
Ciri umum bahan keramik yaitu mempunyai kerapuhan dan kekerasan.
Kelebihan dari keramik lebih tahan terhadap suhu tinggi dan lingkungan yang
lebih berat dari persyaratannya dibandingkan logam dan polimer (plastik).
Keramik juga merupakan isolator listrik dan panas karena sesuai dengan sifat –
sifat dasar unsur logam yang ada pada keramik, akan melepaskan elektron
kulit luar dan memberikannya pada atom non logam yang akan mengikatnya,
akibatnya elektron – elektron tersebut tidak dapat bergerak, hal inilah yang
menjadikan keramik sebagai bahan isolator listrik dan panas yang paling baik.
Dasar dari karakteristik inilah yang menjadikan sifat elektronik atom – atomnya.
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu
hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru
mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
(Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan
kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai
adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.

7
* Untuk penjelasan yang lebih jelas perhatikanlah pada Tabel Periodik Kimia
** Polimer (plastik) mempunyai afinitas untuk membagi atau menarik elektron tambahan, berbeda
dengan logam elektronnya dapat berpindah – pindah. Karena tiap elektron bergabung dengan atom
tertentu tertentu maka hal ini menyebabkan semua energi panas diteruskan ke daerah yang dingin
dengn getaran atom, hal ini menjadikan sebagai isolator listrik dan panas.
8
Sesuai dengan sifat – sifat dasarnya unsur logam pada keramik melepaskan elektron kulit luar dan
memberikannya pada atom non logam yang akan mengikatnya, akibatnya elektron – elektron tersebut
tidak dapat bergerak. Hal inilah yang menjadikan keramik sebagai bahan isolator listrik dan panas yang
paling baik.
Ilmu Bahan

Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat
rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa elektron
bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan
bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di
samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara
umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

Adapun Klasifikasi Keramik adalah sebagai berikut :

Keramik tradisional, yaitu : keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan


alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk
keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks),
dan untuk industri (refractory).

Keramik halus, yaitu ; Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut
keramik teknik, advanced ceramic, engineering
ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang
dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam
atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis. (Joelianingsih, 2004).

Adapun Sifat Keramik adalah sebagai berikut;

Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya,
coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari
logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis
keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering
antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai
contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu
tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan
salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Ilmu Bahan

1.3 DIAGRAM BAHAN (Material Teknik)

Untuk memudahkan pengklasifikasian jenis bahan dapat


digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini :

BAHAN

LOGAM BUKAN LOGAM

Logam besi Logam Bukan Bahan sintetik Bahan Alami


Besi

Besi tempa Thermoplastik Karet


Minyak
Batu
Gelas
Besi karbon Thermosetting
Beton :
adukan semen,
batu dan air
Besi tuang Elasthomers

Logam berat Logam ringan Logam mulia

Logam murni : Logam murni : Emas, perak,


Cu, Cr, Si, Ni Al, Mg, Be Platina dsb

Logam paduan : Logam paduan :


Kuningan, Anticrodal, aluman,
perunggu avional,dll

Gambar 1.3 Diagram Bahan (Material Teknik)

BAB II
Ilmu Bahan

SIFAT – SIFAT BAHAN (MATERIAL) TEKNIK

Untuk menghasilkan suatu produk maka bahan harus melalui suatu


proses pembentukan. Proses pembentukan yang paling sederhana adalah
merubah bentuk melalui pemotongan atau penempaan. Jadi sifat – sifat bahan
sangat menentukan proses pembentukannya. Dan seringkali pula dari proses
itu dapat merubah sifat bahan. Struktur dalam bahan tersebut berubah bila
terjadi deformasi9; oleh karena itu terjadilah perubahan sifat - sifat. Proses
Thermal juga berpengaruh pada struktur bahan, contoh proses thermal tersebut
adalah meliputi proses pelunakan (anneal), pencelupan dari suhu tinggi
(quench), dan sebagainya.
Bahan – bahan yang telah terbentuk akan memiliki sifat – sifat seperti
kekuatan, kekerasan, daya hantar listrik (tergantung jenis bahan), daya hantar
panas (tergantung jenis bahan), jenis bahan, warna, dan sebgainya. Produk –
produk ini akan memiliki sifat – sifat di atas asalkan tidak ada perubahan
struktur akibat penggunaannya. Kerusakan pada bahan akibat penggunaannya
akan mengubah sifat dan perilaku bahan tersebut 10.

2.1 SIFAT MEKANIK BAHAN


Bahan dapat juga diklasifikasikan ke dalam bentuk material elastis,
plastis dan kaku. Pada bahan yang elastis maka akan mengagalami deformasi
ketika bahan itu dikenai beban eksternal, tetapi bila beban eksternal
dihilangkan maka deformasinya juga akan hilang. Suatu bahan plastis akan
mengalami deformasi ketika dikenai beban eksternal tetapi jika beban eksternal
dihilangkan deformasinya tetap sama (berbeda dengan bahan yang elastis
deformasinya hilang). Pada bahan yang kaku ketika dikenai beban eksternal
maka tidak akan terjadi deformasi alasannya karena pengaruh beban eksternal
seperti : temperatur, torsi, pelintiran, gaya tekan, gaya tarik, gaya geser,
kombinasi semuanya adalah bentuk dari yang lazim dari deformasi 11.

9
* Deformasi bisa juga terjadi dalam suatu bahan karena sejumlah alasan seperti beban eksternal
seperti perubahan temperatur, dsbnya. (R. Soekrisno & A. Kuntadi Maliki; Hal : 150)
** Deformasi juga dapat dibagi atas dua, yaitu : deformasi plastis dan deformasi elastis. Deformasi
plastis adalah; yang mampu-balik tanpa ada perpindahan atom/molekul yang bersifat permanen.
Deformasi elastis adalah; deformasi permanen akibat perpindahan atom / molekul ke lingkungan
yang baru.
10
Bahan yang terbuat dari karet jika terlalu sering terkena matahari akan lama - kelamaan akan
bertambah keras. Ini adalah salah satu contoh yang dipengaharui cuaca
11
Dalam suatu material seperti karet, plastik, kayu deformasinya sangat besar walau bebannya relatif
kecil. Sedangkan pada bahan logam walau menerima beban yang sama dengan bahan non logam
deformasi yang dialami kecil (bahkan sangat kecil)
Ilmu Bahan

Karena itu seorang perancang suatu produk akan menetapkan


persyaratan yang harus dipenuhi bahan yang akan digunakan. Misalkan bahan
yangdigunakan adalah pipa baja, maka bahan itu harus memiliki kekuatan yang
tinggi, keuletan tinggi karena meningkatkan ketangguhan. Indikasi - indikasi
sifat – sifat mekanik bahan12 maka perancang dapat menentukan bahan apa
yang akan digunak
Berikut ini adalah tabel untuk mendefinisikan sifat, lambang dan definsi suatu
bahan :

Tabel 2.1. Sifat Mekanik Bahan

Sifat atau Lambang Definisi


karakteristik
Tegangan S Gaya/Luas = F/A
Regangan E Fraksi deformasi (∆L/L)
Modulus Young (Elastisitas) E Tegangan/Regangan Elastik
Kekuatan Tegangan pada waktu gagal/Patah(Putus)
Luluh Sy Ketahanan terhadap deformasi
Tarik St Kekuatan maksimum (Berdasarkan ukuran
mula)
Keuletan Besar deformasi palastik sampai patah
Perpanjangan ef (Lf – Lo) / Lo
Susut Penampang R dai A (Ao – Af) / Ao
Ketangguhan Energi yang diperlukan sehingga perpatahan
Kekerasan Ketahanan terhadap deformasi plastik

2.2. PERILAKU ELASTIS – PLASTIS DARI BAHAN

Pada tahun 1678 Robert Hooke13 meneliti perilaku material yang


memperlihatkan bahwa; “Sebuah material yang dikenai beban tarik sampai
batas tertentu pertambahan panjangnya seringkali (secara langsung) maka
gaya akan seimbang dengan beban yang diterima”.

Tegangan (S) Tegangan (S) Tegangan (S) Tegangan (S)

St Sesungguhnya
Sb

St
St Yb Sb Sb

Nominal

Regangan (e) Regangan Regangan (e) Regangan (e)


(e)

Gambar Diagram Tegangan – Regangan


(a) (b) (c) (d)

Perhatikanlah diagram Tegangan – Regangan di atas, yang jadi


pertanyaan;
12
“Apakah sebatang baja gagal gagal bila melengkung ataukah
Regangan adalah besar deformasi perstuan panjang, tegangan adalah gaya per-satuan luas (bahan
menyerap diartikan
kegagalan energi sebagai)Akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang jarak deformasi). Kekuatan
perpatahan?”
adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk merusak atau mematahkan suatu bahan. Keuletan
dikaitkan dengan besarnya regangan permanen sebelum perpatahan dan ketangguhan adalah dikaitkan
dengan jumlah energi yang diserap bahan sampai terjadi perpatahan.
Ilmu Bahan

Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan gambar di atas kita dapat menarik
kesimpulan yaitu :

1. Gambar (a) Bahan yang tidak ulet, tidak akan terjadi deformasi plastik 14,
contohnya besi, cor, dan sebagainya

2. Gambar (b) Bahan Ulet memiliki titik luluh, contohnya baja karbon
rendah, dan sebagainya

3. Gambar (c) Bahan ulet tanpa titik luluh akan mudah getas, contoh :
alumunium, dan sebagainya

4. Gambar (d) Gambar kurva tegangan sesungguhnya ( Tegangan -


regangan sesungguhnya)

Jika dalam masing – masing masalah di atas pada beberapa beban


tertentu ada deformasi yang sama baik dengan bertambahnya maupun
berkurangnya beban, dan jika setelah semua beban dihilangkan maka secara
pasti bahan tersebut akan kembali keukuran semula hal inilah yang disebut
sebagai sifat elastisitas (perilaku elastisitas).
Adanya perilaku ini hanya berlaku untuk dan deformasi tertentu titik
ujungnya diistilahkan dengan nam batas elastissitas. Pada bahan jenis logam
umumnya mengikuti hulum deformasi dengan beban linear. Perbandingan
antara tegangan dan regangan mempu balik disebut dengan istilah Modulus
Young (Modulus Elastissitas)15.

13
Hukum Robert Hooke terkenal karena “regangan jadi gaya” dan menujukkan bahwa tegangan itu
sebanding dengan tegangan
14
Sb = Kekuatan; St = Kekuatan tarik; Sy = Keuletan luluh; Ef = Perpanjangan – elongation (regangan
Sebelum patah); x = Titik patah; Yp = Titik luluh (Yield Point)
15
* Modulus Young sangat dipengaharui gaya ikatan antar atom
** Semula Hukum Hooke menunjukan tegangan – regangan sebanding tetapi Thomas Young tahun
1807 memperkenalkan konstatanta keseimbangan yang dikenal dengan Modulus Young atau
Modulus Elstisitas. Untuk nilai Modulus Young yang berupa bahan dapat dilihat di lampiran

Dan pada prinsipnya semua jenis beban (logam, polimer/plastis dan


keramik) akan mengalami tegangan – regangan yang masing- masing bahan
memiliki batas kekuatan, tetapi kekuatan batas umumnya diambil sebagai
Ilmu Bahan

tegangan maksimum bahan. Berikut ini adalah diagram perbandingan tegangan


– regangan masing – masing berbagai bahan.

Tegangan

Baja karbon tinggi

Besi cor

Alumunium

Beton

Gambar Perbandingan Diagaram Tegangan – Regangan Berbagai Bahan


Regangan

2.3 KHARAKTERISTIK THERMAL


Dalam pemilihan suatu bahan masing – masing perlu dibedakan antara
suhu dan kandungan kalor dari bahan – bahan tersebut. Suhu atau temperatur
adalah level aktivitas thermal sedangkan kandungan kalor adalah energi
thermal dan keduanya berkaitan dengan kapasitas kalor.
Nilai panas transportasi untuk berbagai bahan perlu diketahui yang
banyak digunakan adalah panas penguapan (heat vaporazation) yaitu ; kalor
yang diperlukan untuk mencairkan atau menguapkan suatu bahan. Keduanya
melibatkan perubahan struktur atom atau molekul 16.
Pemuaian yang lazim dialami bahan yang dipanaskan oleh peningkatan
getaran thermal atom – atom. Pendekatan pertama ini mengahsilkan hubungan
pertambahan panjang, (∆L/L) yang sebanding dengan naiknya suhu (∆T).

16
* Suatu bahan dalam keadaan padat pun dapat terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan
adanya perubahan dalam kapasitas panas atau energi thermal bahan
** Energi Thermal yang digunakan untuk menaikkan suhu meningkatkan agitasi thermal dalam bahan;
Energi tambahan ini dapat mengakibatkan pertambahan volum (biasanya terjadi pada bahan
logam)
*** Energi Thermal dialihkan kebagian yang lebih dingin oleh getaran atom dan konduktifitas elektron
(hal ini terutama terjadi pada bahan logam)
Ilmu Bahan

Gambar Sifat Kharateristik Thermal dan Suhu


(Lawrence H. Van Vlack; Hal : 15)

2. 4 PENGARUH MEDAN LISTRIK PADA BAHAN


Seperti yang telah dibahas bahan logam adalah memiliki
konduktivitasnya yang paling baik dibandingkan dengan bahan polimer (plastik)
dan keramik, hal ini dikarenakan faktor – faktor yang melandasi karakteristik
tersebut disebabkan oleh karena beberapa elektron terdislokalisir dan dapat
meninggalkan atom induknya. Karena beberapa elektron dalam logam
terdislokalisir terhadap getaran elektromagnetik dengan frekuensi tinggi
(Lawrence H. Van Vlack; Hal : 4)
Konduktivitas suatu bahan sangat tergantung pada jenis ikatan atom
bahan dengan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Walau ikatan kovalen
menyebabkan elektron – elektronnya tidak bebas bergerak meninggalkan
atomnya (hal ini menyebabkan bahan menjadi penghantar listrik yang kurang
baik).
Dipihak lain elektron logam yang terdislokalisir bergerak mudah dengan
adanya gradien potensial. Konduktifitas listrik dalam bahan pengantar ini
disebabkan oleh difusi – elektron. Perbedaan antara bahan – bahan
konduktivitas listrik dengan bahan – bahan isolator adalah muatan dalam bahan
– bahan isolator tidak bergerak dibawah pengaruh medan listrik tetapi hanya
bergeser saja.

2.5 PENGENALAN BAHAN DILIHAT DARI IKHTISAR IKATAN KIMIA

Dalam semua bahan padat atom – atom pada bahan terikat menjadi
satu, ikatan inilah yang memberi kekuatan dan menentukan sifat – sifat listrik
dan Thermal pada bahan benda padat, sebagai contoh ikatan 17 yang kuat
mengakibatkan adanya titik cair yang tinggi, modulus young (modulus
Ilmu Bahan

elastisitas) yang tinggi, jarak atom yang lebih kecil dan koefisien muat yang
lebih rendah. Jadi berat jenis suatu bahan ditentukan oleh ; ”Berat Atom”,
jari – jari atom dan bilangan koordinasi merupakan suatu faktor penting untuk
faktor pemampatan.
Pada ilmu bahan atom dianggap sebagai satuan dasar dari struktur
intern. Struktur intern bahan yaitu mencakup atom – atom dan susunannya
dalam kristal, molekul atau satuan mikro. Didalam ilmu kimia; atom dapat dibagi
inti dan kulit yang mengandung elektron

ATOM

Inti Kulit yang


mengandung
elektron

Proton Netron

Partikel Muatan Massa


Elektron (e) -1 0
Proton (p) +1 +1
Netron (n) 0 +1

Atom netral, berarti : muatan positif = muatan negatif: artinya adalah banyaknya
proton sama dengan bayaknya netron. Karena ukuran atom sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran bahan maka satuan dibedakan. Pada Atom
memakai satuan massa untuk atom SMA (Satuan Massa Atom) atau AMU
(Atomic Massa Unit), dimana :

17
Pada logam; ikatan logam dibentuk pasangan elektron – elektron valensinya, karena valensi
tidak cukup untuk membentuk pasangan eletron (untuk ikatan), maka valensi tidak cukup untuk
membentuk ikatan dengan jalan resonansi sehingga elektron valensi dari atom logam seakan –
akan terlepas dari atomnya dan dapat bergerak dalam kisi logam. Oleh sebab itu logam adalah
penghantar listrik dan panas yang baik

1 SMA = 1,66032 x 10-24 gram dan:


Massa 1 proton = 1 SMA sedangkan;
Massa 1 elektron = 1/1850 SMA

Jadi didapat :

BERAT ATOM = BERAT PROTON + BERAT NETRON


Ilmu Bahan

NB. Berat elektron diabaikan

Dalam ilmu kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon); adalah


sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan
logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan
elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh
properti ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam
tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po)
membedakan logam dari nonlogam.
Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam;
unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak
terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium,
tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink. Alotrop logam
cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam
biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator. Dalam
bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur
yang lebih berat daripada helium

Golongan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Periode ↓
1 2
1
H He
3 4 5 6 7 8 9 10
2
Li Be B C N O F Ne
Ilmu Bahan

12
11 13 14 15 16 17 18
3 M
Na Al Si P S Cl Ar
g
20
19 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 C
K Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
a
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
49 50 51 52 53 54
5
Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd
In Sn Sb Te I Xe
55 56 * 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
81 82 83 84 85 86
6
Cs Ba Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg
Tl Pb Bi Po At Rn
* 11 11
88 10 10 10 10 10 10 10 11 111 112 114 115 116 118
87 * 3 7
7 R 3 4 5 6 7 8 9 0 Uu Uu Uu Uu Uu Uu
Fr Uu Uu
a Lr Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds u b q p h o
t s

61 62
57 58 59 60 63 64 65 66 67 68 69 70
* Lantanida P S
La Ce Pr Nd Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb
m m
95 96 10 10 10
89 90 91 92 93 94 97 98 99
** Aktinida A C 0 1 2
Ac Th Pa U Np Pu Bk Cf Es
m m Fm Md No

BAB III
STRUKTUR KRISTAL BAHAN

3.1. STRUKTUR KRISTAL PADA BAHAN PADAT

Pada semua bahan agar dapat dibentuk/dipadu harus harus dalam


keadaan cair dan untuk semua jenis logam sebagian keramik dan beberapa
polimer/plastik akan membentuk suatu susunan secara teratur dan dengan pola
Ilmu Bahan

yang berulang, struktur inilah yang disebut dengan Kristal. Kristal – kristal ini
akan terbentuk ketika bahan tersebut mengalami pembekuan. Sifat bahan
padat akibat perubahan suhu atau tekanan dapat merubah betuk kristal karena
perubahan ini mengakibatkan adanya pemutusan ikatan, pergerakan atom dan
pembentukan ikatan yang baru, untuk hal itu dapat terjadi akan memerlukan
waktu transformasi.
Bahan padat terdiri dari sel satuan yang masing – masing memiliki
karakteristik koordinasi atom dalam seluruh kristal. Letaknya setara dalam
setiap sel satuan dan mempunyai tetangga yang sama dalam arah maupun
jarak yang sama. Maksudnya karena pola susunan atom berulang – ulang
secara tak terhingga, maka untuk mudahnya kisi kristal dibagi dalam Sel
Satuan. Sel satuan ini mempunyai volum terbatas, masing – masing memiliki
ciri yang sama dengan jarak yang selalu berulang, hal inilah disebut dengan
istilah Konstanta Kisi.
Titik sudut sel satuan dapat ditempatkan dimana saja dalam suatu
kristal. Jadi sudut tertentu dapat berada di pusat atom, tempat lain dalam atom
– atom atau di antara atom – atom, perhatikan gambar contoh sketsa susunan
atom - atom berikut ini :
a

Pada gambar di atas, huruf


a a adalah yang disebut dengan istilah ”Konstata Kisi

a”, ini merupakan kelipatan jarak yang ekivalen dalam kristal. Arahnya sejajar
dengan sumbu kristal. Sel satuan biasanya (tak selalu) ditempatkan berhimpit
dengan atom sudut.

3.2. SISTEM KRISTAL

Sistem ini akan terbentuk karena Senyawa – senyawa ionik (kumpulan


ion – ion positif dan ion – ion negatif) akan bergabung dalam kisi – kisi kristal
dan mempunyai struktur bermacam – macam. Bentuk – bentuk struktur kristal
dapat terbagi atas tujuh sistem kristal seperti : kubus (kubik), tetragonal,
Ilmu Bahan

monoklin, ortorombik, heksagonal, rombohedral dan triklin. Ketujuh sistem


kristal ini dibedakan berdasarkan geometri sel satuan (dimensi sel satuan dan
sudut sumbu). Hal ini mempermudah untuk membedakan sifat – sifat,
mengetahui adanya atau tidak cacat terdapat pada bahan.

Tabel Sistem Kristal


Sistem Sumbu (Axes) Sudut Sumbu (Axes
Angels)
Kubik a=b=c α = β = γ = 900
Tetragonal a=b≠c α = β = γ = 900
Minoklin a=b≠c α - β - 900 = γ
Ortorombik a=b≠c α = β = γ = 900
Heksagonal a=a≠c α = β = γ = 900
Rombohedral a=b=c α = β = 900; γ = 1200
Triklin a ≠b≠c α ≠ β ≠ γ ≠ 900

c c

a b

a
Kubus (Kubik)
a=b=c
α = β = γ = 900 Monoklin
a=b≠c
α - β - 900 = γ

Triklin
Tetragonal a ≠b≠c
a=b≠c α ≠ β ≠ γ ≠ 900
α = β = γ = 900

Otorombik
a=b≠c Heksagonal
α = β = γ = 900 a=a≠c
α = β = γ = 900
Ilmu Bahan

Rombohedral
a=b=c
α = β = 900; γ = 1200

Pada bahan teknik: logam mempunyai struktur kubik, yaitu sistem kubik
mempunyai tiga bentuk kisi seperti : kubik sederhana, kubik pemusatan ruang
(kpr), kubik pemusatan sisi (kps). Suatu kisi adalah pola yang berulang dalam
tiga dimensi yang terbentuk dalam kristal. Sebagian besar logam memiliki kisi
kubik pemusatan ruang (kpr), dan kisi kubik pemusatan sisi (kps).
 Logam kubik pemusatan ruang (kpr), yaitu : Contohnya adalah
besi yang mempunyai struktur kubik. Pada suhu ruang sel satuan
memunyai atom pada setiap titik sudut kubus dan atom pada pusat kubus.
Contoh selain besi adalah : krom, tugsten dan unsur – unsur lain.

 Logam kubik pemusatan sisi (kps), yaitu : Contohnya ada pada


pengaturan atom tembaga susunan pengaturan atom berbeda dengan
besi (meski keduanya kubik). Disamping atom pada setiap titik sudut sel
satuan tembaga tersusun, terdapat pula atom di tengah bidang
permukaan, namun tak satupun atom tersusun di titik pusat kubik. Contoh
selain tembaga adalah : alumunium, timah hitam, perak, nikel, demikian
pula terjadi pada besi pada suhu yang tinggi dan sebagainya. Loga
dengan struktur kps mempunyai empat kali atom lebih banyak dari logam
struktur kpr, karena kedelapan atom pada titik sudut menghasilkan satu
atom, dan ke-enam bidang sisi menghasilkan 3 (tiga) atom per-satuan.

3.3. PROSES PERTUMBUHAN KRISTAL


Ilmu Bahan

Bahan padat terdiri dari sel satuan yang masing – masing memiliki
kharakteristik koordinasi atom dalam seluruh kristal. Letak setara di setiap sel
satuan dan mempunyai ”tetangga yang sama” dalam arah dan pada jarak yang
sam. Kristal pada baahn (semua logam, sebgaian keramik dan beberapa
polimer) akan mulai terbentuk pada saat terjadi pembekuan.
Pembekuan ini diawali dari terjadinya inti kristal yang disebut dengan
istilah pengintian (crytalization), atom – atom yang ada akan menyusun diri
membentuk inti dan selanjutnya berkembang membentuk cabang – cabang
yang disebut dendrit.
Pada proses pengintian biasanya akan munculbanyak inti (sehingga
akan banyak muncul dendrit). Dendrit – dendrit ini kan membesar dan
menyentuh dendrit – dendrit yang lainnya. Permukaan singgung ini menjadi
batas butir, disebut dengan istilah grain boundary. Dan kristal yang dibatasi
oleh batas butir ini disebut dengan butir (grain).
Pada bahan logam jarang dijumpai tersusun dari satu butir tuggal (mono
crystal) tetapi tersusun dalam banyak butir (polly crytalline). Bila logam
didinginkan perlahan – lahan maka butir – butir akan semakin membesar yang
disebabkan oleh keleluasan dendrit untuk berkembang.
Sebaliknya bila pendinginan terlalu cepat maka akan timbul pengintian
yang lebih banyak sehingga dendrit - dendrit tidak sempat berkembang dengan
bebas. Maka butir – butir terjadi menjadi lebih kecil dan mengakibatkan sifat
logam menjadi keras.

3.4. CACAT PADA KRISTAL (KE-TIDAKSEMPURNAAN KRISTAL)

Ke-tidaksempurnaan kristal ditemukan dalam bahan, cacat pada bahan


memegang peranan yang berarti dalam menentukan sifat semikonduktor,
kekenyalan logam dan dan dalam menentukan sifat penguatan paduan 19. Cacat
pada bahan juga memungkinkan pergerakkan atom selama laku – panas yang
menyebabkan dapat terbentuknya struktur baru dan sifat – sifat yang lebih
baik. Ke-tidaksempurnaan pada bahan dapat dikelompokkan menurut bentuk
geometrinya: cacat titik; termasuk kekosongan pasangan ion, cacat garis
(dislokasi), cacat batas atau cacat permukaan luar.
Bila ke-tidaksempurnaan sperti terjadinya kekosongan ion meliputi
sebuah atau beberapa atom yang disebut dengan cacat titik. Ke-
tidaksempurnaan lain dalam kristal berujud garis, cacat ini penting pada waktu
kristal mengalami deformasi plastis oleh gaya geser. Sejumlah kecil cacat dapat
Ilmu Bahan

menyebabkan kristal pada bahan (semua jenis logam). Menjadi 1000 kali lebih
ulet dibandingkan struktur bahan tanpa cacat 20. Akhirnya cacat – cacat lainnya
berbentuk dua dimensi dan mencakup permukaan luar atau batas – batas
intern.

Cacat Titik
Adalah cacat yang paling sederhana, dimana terdapat kekosongan atau
hilangnya atom dalam susunan kristal. Cacat ini disebabkan adanya
penumpukan yang salah pada waktu kristalisasi atau dapat juga terjadi pada
suhu tinggi oleh karena energi thermal yang meningkat, sebab bila hal tersebut
terjadi maka kemungkinan bagi atom –atom untuk melompat dan meninggalkan
tempat (dimana energi terendah) akan naik pula.

19
Paduan adalah kombinasi antara dua atau lebih jenis bahan. Misal paduan pada logam : seng yang
dicampur dengan tembaga akan menghasilkan kuningan. Kuningan lebih murah, lebih kuat, lebih keras,
dan ulet dibandingkan tembaga. Contoh lain adalah : kombinasi campuran dua struktur kristalin vesi kpr
dan Fe3 – C dalam baja konstruksi. Paduan yang dibicarakan adalah pada umumnya merupakan larutan
padat yang dicampur dengan larutan padat yang lainnya, meskipun demikian istilah paduan dapat
digunakan dalam paduan keramik (contoh isolator panas pada busi) yaitu ; kombinasi dua atau lebih
komponen oksida atau kombinasi beberapa jensi molekul. Kesimpulannya paduan adalah cacat pada
bahan yang disengaja untuk menemukan bahan baru yang kuat.
20
Bila banyak ditemukan banyak cacat garis pada paduan logam maka hal itu dapat meningkatkan kekuatan
logam (Lawrence H. Van Vlack; Hal : 123)

Gambar Cacat Titik

Kekosongan Pasangan Ion;


Ilmu Bahan

Hal ini disebut juga sebagai cacat Schotty, maksudnya terdapat senyawa
yang harus mempunyai keseimbangan muatan. Cacat ini merupkan
kekosongan pasangan ion dan kekkosongan tunggal mempercepat difusi
atom21 . Suatu atom tambahan dapat berada dalam struktur kristal, khususnya
bila faktor tumpukan atom rendah. Cacat semacam ini disebut sisipan yang
mengakibatkan distorsi kisi ke temapat sisipan., yang disebut juga sebgai cacat
frenkel; artinya struktur tumpukan padat lebih sedikit dan ion pindahannya
daripada kekosongan. Agar terjadi hal ini amak diperlukan energi tambahan
untuk menyisipkan atom.

Cacat Garis (Dislokasi)


Cacat garis adalah cacat yang paling banyak ditemukan dalam kristal.
Cacat ini juga disebut sebagai dislokasi garis dan dapat digambarkan sebagai
sisipan satu bidang atom tambahan dalam struktur kristal. Di sekitar suatu
dislokasi garis terdapat daerah yang mengalami tekanan dan tegangan,
sehingga terdapat energi tambahan sepanjang dislokasi tersebut. Jarak geser
atom sekitar dislokasi disebut sebagai vektor geser (vektor burgens); yaitu
vektor yang tegak lurus pada garis dislokasi.
Sementara itu pada dislokasi ulir akan mempunyai spiral dengan cacat
sepanjang sumbu ulir. Vektor gesernya sejajar dengan garis cacat. Atom – atom
di sekitar ulir mengalami gaya geser.

21
Difusi atom adalah pergerakkan atom dalam bahan
Oleh karena itu terdapat energi tambahan di sekitar dislokasi ini. Karena
kedua dislokasi garis ini terjadi karena adanya ke-stimbangan dalam orientasi
bagian – bagian yang berdekatan dalam kristal yang tumbuh sehingga ada
suatu deretan atom tambahan atau deretan yang kurang.
Dislokasi ulir terjadi memudahkan pertumbuhan kristal karena atom dan
sel satuan tambahan dapat tertumpuk pada setiap anak tangga ulir. Istilah ulir
sangat tepat karena anak tangga melingkari sumbu pada proses pertumbuhan.
Pada dislokasi mudah terjadi deformasi, dimana suatu pergeseran
mengakibatkan terjadinya dislokasi garis dan dislokasi ulir. Kedua dislokasi
tersebut akan menghasilkan deformasi akhir yang sama (dan sebenarnya
dihubungkan kedua dislokasi tersebut selalu dihubungkan satu dengan yang
lainnya oleh garis dislokasi yang terjadi).

Cacat Permukaan
Ilmu Bahan

Ke-tidaksempurnaan kristal dalam dua dimensi merupakan suatu batas,


batas yang paling nyata adalah permukaan luar. Permukaan luar ini dapat
dilukiskan sebagai akhir atau batas struktur kristal 22. Atom permukaaan hanya
mempunyai tetangga pada satu sisi saja; oleh karena itu memiliki energi yang
lebih tinggi dan ikatannya kurang kuat.

Batas Butir
Meskipun bahan logam; seperti tembaga dalam kawat listrik terdiri dari
satu fasa23 saja, yaitu satu struktur (kps). Benda tersebut terdiri dari banyak
sekali kristal dengan orientasi yang berbeda, kristal – kristal ini disebut dengan
istilah butir. Bentuk butir dalm bahan padat biasanya diatur oleh adanya butir –
butir lain di sekitarnya. Dalam setiap butir semua sel satuan teratur dalam satu
arah dan satu pola tertentu. Pada batas butir antara dua butir yang berdekatan
terdapat daerah transisi yang tidak searah dengan pola dalam kedua butiran
tersebut.Tumpukan/susunan atom permukaan yang lebih sedikit akan
memperlancar difusi atom. Ke-tidakseragaman orientasi pada butir yang
berdekatan mempengaharui kecepatan gerak dislokasi. Jadi batas butir
merubah regangan plastik dalam suatu bahan.

22
Koordinasi susunan atom pada permukaan bahan tidak sama pada koordinasi atom pada kristal
23
Fasa adalah : Bagian dari sistem yang homegen (sejenis) secara fisis akan dapat definisikan sebagai
bagian dari bahan yang mempunyai struktur atau komposisi tersendiri. Contohnya adalah es – air.
Meski komposisi sama, es merupakan bahan pada kristalin dengan kisi heksagonal, sedangkan air
adalah cairan; jadi keduanya adalah merupakan fasa terpisah dan batas fasa keduanya merupakan
diskontinuitas dalam struktur. Contoh lain adalah tembaga yang dilapisis perak. Jadi kesimpulannya
adalah dua fasa bahan mempunyai perbedaan dalam komposisi maupun struktur

Pada suhu biasa batas butir menghalangi pergeseran. Oleh karena itu bahan
dengan butir halus lebih kuat daripada bahan dengan berbutir kasar. Pada suhu
tinggi batas butri dapat menampung dislokasi sehingga keadaannya terbalik
dan terjadilah mulur (creep) yaitu; regangan ~ tergantung pada waktu terjadi,
dibawah pengaruh tegangan biasanya terjadi pada temperatur tinggi.

3.5. DIFUSI ATOM

Adalah pergerakkan/berpindahnya atom – atom dalm bahan padat.


Energi yang diperlukan sebuah atom untuk berpindah disebut Aktivasi. Difusi ini
terjadi lebih cepat bila suhu tinggi dan atom berdifusi kecil (biasanya terjadi
pada karbon dalam busi) karena faktor tumpukan struktur induk rendah, ikatan
struktur induk lemah, dengan titik cair rendah dan ini tejadi pada bahan yang
terdapat cacat kekosongan ion.
Ilmu Bahan

Proses – proses difusi banyak diterapkan, contohnya pada pembuatan


semikonduktor dan karburasi baja. Pada karburasi baja; baja karbon rendah
yang tangguh tapi lunak dipanaskan dalam lingkungan yang mengandung
karbon, sehingga karbon berdifusi dalam baja dan menghasilkan selubung luar
yang kaya akan karbon hasilnya baja karbon rendah akan menjadi keras.

3.6. BAHAN BUKAN KRISTAL

Suatu bahan dapat dibentuk entah itu polimer, logam atau keramik;
bahan – bahan tersebut harus ada dalam bentuk cairan (dicairkan). Pada
bahan keramik sebagian besar polimer dan beberapa jenis logam yang
didinginkan dengan cepat dari keadaan cairnya, secara prinsipil dapat dilihat
tiadanya sturktur berulang sebgai cacat volum atau 3 (tiga) dimensi. Sebagian
besar cairan merupakan fluida yang bergerak dibawah pengaruh massanya
sendiri. Beberapa diantaranya dapat menjadi kental bahkan sangat kental atau
padat tanpa kristalisasi. Untuk terbentuknya suatu bahan maka bahan tersebut
harus dalam bentuk cair karena dalam keadaan seperti itu suatu bahan dapat
dipadu/dibentuk. Untuk mencair setiap bahan memerlukan energi tertentu,
energi itu disebut panas pencairan atau panas cair. Panas pencairan ( ∆H f)
adalah jumlah energi yang diperlukan untuk mengacaukan susunan atom
dalam satu molekul dan titik cair (T m). Untuk lebih jelasnya perhatikan daftar
tabel hubungan umum titik cair logam dengan panas pencairan

Tabel Panas Pencairan Logam

Panas Pencairan
Logam Titik Cair (oC)
(Joule/mol*)
Tungsten, W 3378 32.000
Molibden, Mo 2623 28.000
Kromium, Cr 1863 21.000
Titanium, Ti 1672 21.000
Besi, Fe 1538 15.300
Nikel, Ni 1455 17.900
Tembaga, Cu 1084 13.500
Alumunium, Al 660 10.500
Magnesium, Mg 649 9000
Seng, Zn 419 6600
Timah Hitam, Pb 327 5400
Air Raksa, Hg - 38.9 2340
* Joule/0.6 x 1024 atom; 4.18 J = 1 Kal
Ilmu Bahan

Bahan yang bukan kristal terbentuk karena kristalin salahsatunya adalah


gelas. Istilah gelas pada ilmu bahan bukanlah suau alat untuk minum/tempat air
minum, namun yang dimaksud adalah semua bahan yang mempunyai
karakteristik muai. Contoh gelas yang paling sederhana adalah Boron (B 2 O3),
setiap atom Boron yang paling kecil dikelilingi oleh tiga atom yang lebih besar,
meskipun tidak terdapat tata krsitalin. Pada setiap atom Boron akan dikelilingi
atom oksigen dikoordinir oleh dua atom Boron (Lawrence H. Van Vlack: Hal :
134 - 135).
Pada suhu yang tinggi gelas merupakan cairan sejati atom –atom
mempunyai kebebasan bergerak dan dapat bergeser. Bila gelas dalam
keadaan cair didinginkan dengan cepat maka terjadi penyusutan thermal oleh
karena atom – atom mengadakan pengaturan kembali dan membentuk
tumpukan yang lebih efisien.

Volum
e

Tg Tm

Gambar Perubahan Volum Pada Cairan Super dingin


Berdasarkan gambar di atas (Gambar perubahan volum pada cairan
super dingin); yaitu apabila suatu cairan yang didinginkan maka akan terjadi
penyusutan yang cepat dan kontinue karena dengan berkurangnya agitasi
thermal, atom – atom akan membentuk tu,pukan yang lebih efisien artinya :
cairan tersebut tidak akan mengalami re-kristalisasi dan penyusutan
berlangsung terus ke bawah (Tm) smapai mencapai suhu transisi gelas (Tg)
yang tegar. Di bawah suhu transisi gelas-lah (Tg) terjadi pengaturan kembali
dan penyusutan karena getaran thermal atom – atom. Pada suhu transisi juga
bahan akan menjadi gelas yang kuat.
Ilmu Bahan

BAB III
BAHAN LOGAM

3.1. JENIS BAHAN – BAHAN LOGAM

BESI (III) KLORIDA

Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang
merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini
umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun
sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Warna dari kristal
besi(III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya pantulan ia
Ilmu Bahan

berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah.


Besi(III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap, karena
munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. Bila dilarutkan dalam air,
besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis
(menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam,
dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan
produksi air minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam
berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi(III) klorida
adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam
sintesis organik.

Sifat-sifat fisika dan kimia

Besi(III) klorida memiliki titik lebur yang relatif rendah dan mendidih pada
315 °C. Uapnya merupkan dimer Fe2Cl6, yang pada suhu yang semakin tinggi
lebih cenderung terurai menjadi monomer FeCl3, daripada penguraian
reversibel menjadi besi(II) klorida dan gas klorin [1]

Reaksi kimia

Besi(III) klorida merupakan asam Lewis yang relatif kuat, dan bereaksi
membentuk adduct dengan basa-basa Lewis. Contohnya adalah reaksi dengan
trifenilfosfin oksida, membentuk adduct FeCl3(OPPh3)2 dimana Ph =
fenil.Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya membentuk ion
tetrahedral FeCl4− yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl 4− dalam
asam klorida dapat diekstraksikan ke dietil eter. Jika dipanaskan bersama
besi(III) oksida pada temperatur 350 °C, besi (III) klorida membentuk besi
oksiklorida, sebuah padatan berlapis.

FeCl3 + Fe2O3 → 3 FeOCl

Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentuk


kompleks dimer

2 FeCl3 + 6 C2H5OH + 6 NH3 → (Fe(OC2H5)3)2 + 6 NH4Cl

Besi(III) klorida bereaksi dengan cepat terhadap oksalat membentuk


kompleks [Fe(C2O4)3]3−. Garam-garam karboksilat lainnya juga membentuk
kompleks, seperti sitrat dan tartarat Besi(III) klorida adalah agen oksidator yang
sedang, mampu mengoksidasi tembaga(I) klorida to menjadi tembaga(II)
Ilmu Bahan

klorida. Agen pereduksi seperti hidrazin dapat mengubah besi(III) klorida


menjadi kompleks dari besi(II).

Struktur

Besi(III) klorida memiliki struktur BI 3, dimana pusat-pusat Fe (III)


oktahedral saling berhubungan melalui koordinat-dua ligan klorida.
Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tak
dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tak dapat diubah menjadi zat
kimia lain dengan menggunakan metode kimia biasa. Partikel terkecil dari unsur
adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh
elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini
diketahui terdapat 116 unsur di dunia.

ALUMUNIUM

Aluminium (atau aluminum) ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah


Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik.
Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik
juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran atau ditarik menjadi
kawat. Tahan korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan
darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas
digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan
di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

13 magnesium ← aluminium → silikon

B

Al

Tabel periodik
Ga

Sumber; Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


Ilmu Bahan

EMAS

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi
(trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable",
dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang
oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget
emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam
coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada
suhu sekitar 1000 derajat celcius.Emas merupakan logam yang bersifat
lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala
Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam
lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan
endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari
emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas
dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
>20%.Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara
mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikatagorikan menjadi dua yaitu:
 Endapan primer; dan
 Endapan plaser

Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga


digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
Keterangan Umum Unsur
Ilmu Bahan
Nama, Lambang, Nomor
emas, Au, 79
atom
Seri kimia logam transisi
Golongan,
79 Periode, Blok
platinum 11, 6, d → raksa
← emas
Penampilan
Ag kuning berkilauan

Au
↓ Tabel periodik
Rg

Massa atom 196.966569(4) g/mol


Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 32, 18, 1
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu
19.3 g/cm³
kamar)
Massa jenis cair pada titik
17.31 g/cm³
lebur
1337.33 K
Titik lebur
(1064.18 °C, 1947.52 °F)
3129 K
Titik didih
(2856 °C, 5173 °F)
Kalor peleburan 12.55 kJ/mol
Kalor Wikipedia
Sumber; penguapan 324berbahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas kJ/molIndonesia.
Kapasitas kalor (25 °C) 25.418 J/(mol·K)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k
Ekstrasi pada T/K 1646 1814 2021 2281 2620 3078 Emas
Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus pusat muka
3, 1
Bilangan oksidasi
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 2.54 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 890.1 kJ/mol
ke-2: 1980 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 174 pm
Jari-jari kovalen 144 pm
Jari-jari Van der Waals 166 pm
Lain-lain
Sifat magnetik tiada data
Resistivitas listrik (20 °C) 22.14 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 318 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 14.2 µm/(m·K)
Ilmu Bahan

 Amalgamasi: adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa


dan membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses
ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses
efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran
butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas
(free native gold). Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika,
apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-
elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan
pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan
dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut.
Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
 Sianidasi; Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses
pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang
biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2,
atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah
NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2H2O = 4Au (CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya


dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc
precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2


Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2
Na2Zn(CN)4 + H2

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk


larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang
ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak.
Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan
perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan
cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada
disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam
yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au
dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih
Ilmu Bahan

mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari
larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”.

TIMAH

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
logam miskin keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi
dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan
digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah
diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Jumlah kecil timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya terhadap manusia.
Senyawa timah trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus
ditangani secara hati-hati. timah juga digunakan dalam pembuatan grenjeng
rokok (timah putih),pada longsongan pelurui (timah hitam).
Umum
Ilmu Bahan
Nama, Simbol, Nomor timah, Sn, 50
Seri kimia logam miskin
Kelompok, Periode, 14 (IVA), 5, p
indium – timah – antimoni
Blok
Ge
Densitas, Kekerasan 7310 kg/m3, 1.5
Sn
Penampakan abu-abu keperakan mengkilap
Pb

Properti
Sumber; Wikipedia Indonesia, Atomik
ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Bobot atom 118.710 sma


Jari-jari atom 145 (145) pm
Jari-jari kovalen 141 pm BAJA
Jari-jari van der Waals 217 pm
Konfigurasi elektron [Kr]4d10 5s2 5p2 Baja
adalah Elektron per tingkat logam
2, 8, 18, 18, 4
aloy energi yang
Bilangan oksidasi
4,2 (amfoter)
(Oksida)
Struktur kristal Tetragonal
Ciri-Ciri Fisik
Keadaan benda Padat
Titik lebur 505.08 K (449.47 °F)
Titik didih 2875 K (4716 °F)
Volume molar 16.29 ×10-6 m3/mol
Kalor penguapan 295.8 kJ/mol
Kalor peleburan 7.029 kJ/mol
Tekanan uap 5.78 E-21 Pa at 505 K
Kecepatan suara 2500 m/s pada 293.15 K
Lain-lain
Elektronegativitas 1.96 (Skala Pauling)
Kapasitas kalor
228 J/(kg*K)
spesifik
Konduktivitas listrik 9.17 106/(m·ohm)
Konduktivitas kalor 66.6 W/(m*K)
potensial ionisasi
708.6 kJ/mol
pertama
potensial ionisasi ke-2 1411.8 kJ/mol
potensial ionisasi ke-3 2943.0 kJ/mol
potensial ionisasi ke-4 3930.3 kJ/mol
potensial ionisasi ke-5 7456 kJ/mol
Isotop paling stabil

waktu-
iso NA DM DE MeV DP
paruh
Ilmu Bahan

komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai material pengaloy


utama. Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang
secara alami teratu dalam lattice, begereser melalui satu sama lain.
Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas
baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan
memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-
karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan
kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi. Sekarang ini ada
beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan
karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy
berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastik.Dan umumnya baja juga
menjadi bahan pelapis rompi anti peluru, yang dimana baja menjadi bahan
pelapis bahan inti rompi tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.

KARBON

Karbon merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor


atom 6 pada tabel periodik. Karbon merupakan unsur non-logam, bervalensi 4,
dan memiliki beberapa alotrop, termasuk grafit dan intan. Karbon terdapat di
dalam semua makhluk hidup dan merupakan dasar kimia organik. Unsur ini
juga memiliki keunikan dalam kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia
dengan sesama karbon maupun banyak jenis unsur lain, membentuk hampir 10
juta jenis senyawa yang diketahui.
6 boron ← karbon → nitrogen
-
Ilmu Bahan

C

Tabel periodik
Si

Sumber; Wikipedia Keterangan Umum


Indonesia, ensiklopedia Unsur Indonesia.
bebas berbahasa

Nama, Lambang, Nomor


karbon, C, 6
atom
Seri kimia non-logam
Golongan, Periode, Blok 14, 2, p
hitam (grafit)
tak berwarna (intan)

Penampilan

Massa atom 12,0107(8) g/mol


Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 4
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu
(grafit) 2,267 g/cm³
kamar)
Massa jenis (sekitar suhu
(intan) 3,513 g/cm³
kamar)
? 4300-4700 K
Titik lebur
(? °C, ? °F)
subl. ? ca. 4000 K
Titik didih
(? °C, ? °F)
Kalor peleburan (grafit) ? 100 kJ/mol
Kalor peleburan (intan) ? 120 kJ/mol
Kalor penguapan ? 355,8 kJ/mol
(25 °C) (grafit)
Kapasitas kalor
8,517 J/(mol·K)
(25 °C) (intan)
Kapasitas kalor
6,115 J/(mol·K)
Tekanan uap (grafit)
P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k
pada T/K 2839 3048 3289 3572 3908
Ciri-ciri atom
Struktur kristal heksagonal
4, 2
Bilangan oksidasi
(oksida asam lemah)
Elektronegativitas 2,55 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 1086,5 kJ/mol
ke-2: 2352,6 kJ/mol
ke-3: 4620,5 kJ/mol
Ilmu Bahan

Anda mungkin juga menyukai