Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI II

“SEMEN SENG FOSFAT”

NAMA : ARAS SITA PUTRI ARDIYAN HAMZAH

NIM : 10618015

KELOMPOK :1

S1 KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020
A. Tanggal Praktikum Skill Lab
10 Maret 2020

B. Alat, Bahan dan Prosedur Kerja


a. Alat
1) Nearbeken
2) Diagnostic set
3) Glass lab
4) Stopwatch
5) Spatula semen stainless steel
6) Timbangan analitik
7) Mortar dan pestle
8) Plastic Filling Instrument
b. Bahan
1) Handscoon
2) Masker
3) Vaselin
4) Powder dan liquid semen seng fosfat
5) Kertas lakmus
6) Spuit injeksi
7) Aquadest steril
8) Kapas
9) Alcohol

Gambar 4. Bubuk dan cairan semen seng fosfat, vaselin dental.


c. Prosedur Kerja
 Manipulasi semen seng fosfat sebagai basis
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Menggunakan masker dan handscoon
3) Mengambil powder dan liquid ke glass lab, dengan proporsi sesuai gambar
pada tutup botol bubuk (rasio gambar liquid/powder pada tutup sudah sesuai
petunjuk pabrik)

Gambar 5. Ratio 1 sendok takar powder : 3 tetes cairan untuk konsistensi kental untuk basis tumpatan.
(1 sendok takar powder : 5 tetes cairan) untuk luting/perekat

4) Powder diletakkan di atas glass lab dan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian.

Gambar 6. Semen seng fosfat


5) Pencampuran powder dan liquid dilakukan sedikit demi sedikit pada glass lab
dingin (21ᵒC).
6) Menyiapkan stopwatch, saat pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan
7) Powder semen seng fosfat bagian pertama dimasukkan ke dalam liquid dan
diaduk menggunakan spatula semen secara memutar, menekan dan spreading
(gerakan meluas) selama 10 detik (sesuai aturan pabrik) kemudian langsung
diteruskan dengan bagian kedua ditambahkan dan diaduk dengan cara yang
sama. Demikian seterusnya sampai semua bubuk semen seng fosfat habis
teraduk dan homogen.
Gambar 7. Manipulasi semen seng fosfat

8) Powder dan liquid semen seng fosfat diaduk hingga homogen diperlukan
waktu 30 detik sampai putty like consistency (Ukur waktu initial setting
menggunakan stopwatch).
9) Setelah dilakukan pencampuran dan didapatkan konsistensi tersebut, adonan
dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan plastic filling instrument,
kemudian merapikan dengan kapas lembab yang dibasahi dengan alkohol.
10) Tunggu sampai semen dalam cetakan mengeras sehingga dapat dilepas dari
cetakan (final setting).
11) Mengukur waktu setting dihitung dari pengadukan sampai semen menjadi
keras (initial+final setting) menggunakan stopwatch.
12) Hasil pekerjaan dilepas dari cetakan, dimasukkan ke plastik klip dan diberi
nama, kemudian dikumpulkan ke instruktur
 Manipulasi semen seng phospat luting
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Menggunakan masker dan handscoon
3) Mengambil powder dan liquid ke glass lab, dengan proporsi sesuai gambar
pada tutup botol bubuk (rasio gambar liquid/powder pada tutup sudah sesuai
petunjuk pabrik)
4) Powder diletakkan di atas glass slab dan dibagi menjadi 6 (enam) bagian
5) Pencampuran powder dan liquid dilakukan sedikit demi sedikit pada glass
slab dingin (21ᵒC).
6) Menyiapkan stopwatch, saat pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan
7) Powder semen seng fosfat bagian pertama sampai bagian ketiga dimasukkan
ke dalam liquid dan diaduk menggunakan spatula semen secara memutar,
menekan dan spreading selama 10 detik (sesuai aturan pabrik) kemudian
langsung diteruskan dengan bagian keempat ditambahkan dan diaduk dengan
cara yang sama. Demikian seterusnya sampai semua powder semen seng
fosfat habis teraduk dan homogen.
8) Campuran seng fosfat yang bisa ditarik 12 sampai 19 mm tanpa putus
menandakan campuran sudah siap untuk luting.

9) Gam
10)

gambar 8. Konsistensi semen seng fosfat luting

 Persiapan sampel uji keasaman seng phospat


1) Semen seng fosfat untuk basis yang sudah setting (sampel pada percobaan
manipulasi semen seng fosfat) digerus pada mortar menggunakan pestle
amalgam (pastikan mortar pastle bersih).
2) Serbuk sampel kurang lebih 1 gr (yang telah ditimbang menggunakan
timbangan analitik) kemudian di campur dengan aquadest steril sampai
terlarut seperti pasta (dijadikan sebagai kelompok 1). Mengukur larutan
tersebut dengan pH Universal.
3) Mengaduk semen seng fosfat untuk basis (sesuai petunjuk pabrik) selama 2
menit menggunakan glass lab dan spatula stainless steel, kemudian dicampur
dengan sedikit aquadest steril (yang diambil menggunakan spuit injeksi)
sampai terlarut seperti pasta (dijadikan sebagai kelompok 2). Mengukur
larutan tersebut dengan pH Universal.
4) Masukkan hasil pengamatan ke tabel dan bandingkan hasil kelompok 1 dan 2

 Pengujian sampel dengan pH Universal


Indikator universal, campuran dari beberapa indikator yang memiliki
perubahan warna berbeda, sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan
sebagai hasilnya, indikator universal ini memiliki perubahan dari merah-jingga-
kuning-hijau-biru-nila-ungu atau disingkat mejikuhibiniu. Cara menggunakan
indikator universal bentuk kertas, adalah dengan cara mencelupkan kertas
tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Sedangkan, jika
menggunakan indikator universal bentuk larutan adalah dengan cara memasukkan
atau meneteskan larutan indicator universal ke dalam larutan yang hendak kita
ketahui pH-nya. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan/ dibandingkan
dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Dengan mengetahui
nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral.

Tabel. Kisaran nilai pH dari perubahan warna pada indikator universal

Indikator Perubahan Warna Trayek pH


C.
Metil merah Merah-kuning 4,2 – 6,3
Hasil
Metil jingga Merah-kuning 3,1-4,4

Bromtimol biru Kuning-biru 6,0-7,6

Fenolftalein Tak berwarna-merah 8,3-10,0

Praktikum

Alat dan bahan


 Hasil manipulasi seng fosfat sebagai basis
Didapatkan :
 Working time: 30 detik
 Setting time: 2 menit 21 detik

 Hasil manipulasi semen seng fosfat sebagai luting

Didapatkan :
 Working time: 30 detik
 Setting time: 1 menit 31 detik

 Hasil uji keasaman seng fosfat


nNO KELOMPOK Warna PH Universal Nilai PH

Adonan semen seng


11 posfat 2 menit Merah 4,2-6,3
setelah diaduk
Semen seng posfat
22 Merah 4,2-6,3
sudah setting

D. Pembahasan
Definisi dan fungsi semen seng fosfatSemen seng fosfat terdiri dari bubuk dan
cairan yang harus dicampurkan dahulusebelum digunakan.(Anusaviceet al,2013,
p.316) Penggunaan luting biasanya digunakan untukrestorasi atau dental appliance
yang dikonstruksi di luar mulut pasien. Misalnya inlay, mahkotalogam, bridge, dan
metal post. Hal ini karena jika suatu protesa ditempatkan pada gigi pasien,maka
diperlukan adanya suatu mekanisme retensi antara gigi dan protesa (McCabe, 2008,
p.270).Semen seng fosfat juga memiliki fungsi sebagai basis. Tujuan basis adalah
sebagai penghalang antara bahan tumpatan dengan pulpa untuk memberikan thermal,
chemical, dan electrical barrier. Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator
terhadap thermal schock tidak dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini
tergantung pada kedalaman kavitas.Kedalaman kavitas mengindikatorkan dentin yang
tersisa (McCabe, 2008, p. 267). Semakindalam suatu kavitas, semakin sedikit pula
dentine yang tersisa sehingga memerlukan insulator.
Magnesium oksida yang terdapat didalam bubuk semen seng fosfat membantu
mempertahankan warna putih dari semen. Keuntungan lainnya adalah membuat
proses pulverisation zinc oksida menjadi lebih mudah, dan juga meningkatkan
compressive strenght dari semen. Oksida lain seperti sillika dan aluminium
ditambahkan dengan jumlah yang lebih kecil sekitar 5% untuk meningkatkan sifat
mekanik dari material, dan memberikan berbagai tingkat warna. Terkadang ada juga
beberapa pabrik yang memberikan flouride yang memiliki berbagai keuntungan (Van
Nort 2002, p. 260). Cairan dari semen seng fosfat memiliki sifat buffer dengan
kombinasi darioksida yang terkandung di dalam bubuk dengan magnesium hidroksida
yang berperan untuk membentuk phosphate pada cairan. (Van Nort 2002, p. 260).Saat
bubuk dan cairan semen seng fosfat dicampur, asam fosfat melarutkan partikel zinc
oxide pada area superfisial. Zinc oxide yang bercampur degnan asam fosfat
menghasilkan suatu reaksi asam basa sehingga terbentuk asamseng fosfat
[Zn(H2PO4)2].

ZnO + 2H3PO4→ Zn(H2PO4)2+ H2O

Kemudian diikuti oleh reaksi yang kedua, yaitu reaksi antara partikel
zincoxide dengan produk reaksi yang pertama, yaitu asam seng fosfat
sehinggamenghasilkan senyawa seng fosfat yang terhidrasi. Reaksi ini merupakan
reaksieksotermis.

ZnO + Zn(H2PO4)2+ 2H2O → Zn3(PO4)2.4H2O (Hopeit)

Senyawa ini hampir tidak larut dan terkristalisasi untuk membentuk matriks
fosfat yang mengikat partikel zinc oxide yang tidak bereaksi. Adanyaaluminium
dalam material diperkirakan dapat mencegah terjadinya proseskristalisasi, sehingga
menghasilkan matriks yang seperti kaca, yaitu berupa gel aluminofosfat. Keberadaan
magnesium juga dapat menunda berlangsungnya proses kristalisasi. (Van Noort 2013,
p. 217)
Reaksi Setting
Ketika bahan bubuk cair tercampur, asam fosfor melarutkan seng oksida yang
bereaksidengan aluminum fosfat dan membentuk gel seng aluminofosfat pada partikel
seng oksida yangtidak terlarut. Semen yang telah setting mengandung partikel seng
oksida yang tidak bereaksi,yang terbungkus dalam matriks amorf seng aluminofosfat.
Jumlah air yang sedikit dapatmemperpanjang waktu reaksi setting, sedangkan
penambahan air pada saat proses pencampuran dapat mempercepat reaksi (Anusavice
et al, 2013, p. 316).
Manipulasi
Pada manipulasi semen seng fosfat rasio bubuk dan cairan tergantung pada
aplikasinya.Jika digunakan untuk basis membutuhkan konsistensi putty like dengan
rasio bubuk dan cairanyang digunakan adalah 3,5:1. Sifat semen seng fosfat sebagai
basis :
 Tidak mengiritasi pulpa dan dapat merangsang pembentukan dentin sekunder
 Compressive strength tinggi
 Solubility rendah
Sedangkan untuk lutting ditambahkan cairan. Rasio bubuk dan cairan yang lebih
rendah bermanfaat untuk mendapatkan sifat flow yang lebih baik sehingga terjadi
setting yang benar(McCabe 2008, p. 273).
Working time seng fosfat umumnya 60-90 detik, dalam rentang waktu tersebut
cukup untuk menghasilkan campuran seng fosfat yang baik (Craig 2002, p. 597). Pada
manipulasi semen seng fosfat sebagai luting, didapatkan setting time selama 1 menit
31 detik dan pada manipulasi semen seng fosfat sebagai basis didapatkan setting time
selama 2 menit 21 detik. Setting time yang didapatkan pada percobaan yang telah
dilakukan sangat menunjukkan bahwa setting time semen seng fosfat sebagai luting
lebih lama dari pada sebagai basis. Perbedaan setting time ini disebabkan karena
terdapat perbedaan pada rasio bubuk dan cairan yang dugunakan. Rasio bubuk dan
cairan yang digunakan pada manipulasi semen seng fosfat sebagai luting lebih kecil
dari pada sebagai basis. Atau dalam arti jumlah cairan yang digunakan pada
manipulasi sebagai luting lebih banyak dari pada basis. Pada manipulasi seng fosfat
sebagai luting diperlukan hasil campuran yang tipis, sehingga diperlukan rasio bubuk
dan cairan yang lebih kecil untuk menghasilkan konsistensi yang lebih encer. Rasio
bubuk dan cairan yang lebih kecil dapat memperpanjang setting dan working time.
(Anusavice 2013, p. 317). Hal ini disebabkan karena partikel zinc oxide yang
digunakan dalam reaksi menjadi lebih banyak, sehingga pembentukan matrik yang
menyelubungi partikelsisa zinc oxide semakin cepat. (Cirns 2004, p: 195).
Kelebihan Semen seng fosfat memiliki kekuatan tekan yang baik dan modulus
elastisitas baiksehingga dapat menahan trauma mekanis. Manipulasi semen ini mudah
dan waktu kerja dapatdiperpanjang (Anusavice et al, 2013, p. 318).
Kekurangan Semen seng fosfat memiliki pH rendah sehingga sifat asam ini
dapat mengiritasi pulpa.Walaupun semen seng fosfat keras, material ini mudah rapuh.
Selain itu semen seng fosfat memiliki kelarutan rendah (Anusavice et al,2013, p. 318).

E. Kesimpulan
Dari praktikum Semen Seng Fosfat yang diaplikasikan sebagai basis memiliki
konsistensi yang lebih kental dari pada sebagai luting. Semen seng fosfat yang
diaplikasikan sebagai basis memiliki setting time yang lebih cepat dari pada sebagai
luting dan mempunyai ph yang asam.

F. Sumber Pustaka
 Anusavice K. J. 2013. Philip’s Science of Dental Materials. 12th ed. St Louis
:Elsevier Saunders.
 McCabe, JF dan Walls, Angus WG. 2008. Applied Dental Materials.9th
ed.Victoria : Blackwell Science publ, Inc.
 Cairns D. 2004. Intisari Kimia Farmasi. 2nd ed. EGC.
 Craig, Robert and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material. Ed.
11th.Missouri: Mosby Inc
 Van Noort R. 2013. Introduction to Dental Materials. 4th ed. Elsevier.
 Van Noort. 2002. Introduction to Dental Materials.2nd ed. Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai