Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang sangat

penting karena organ ini bekerja sebagai alat ekskresi utama untuk zat-zat yang

tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Ginjal mendapat tugas berat dalam

melaksanakan fungsi ekskresi, dikarenakan hampir 25 % dari seluruh aliran darah

mengalir ke dua buah ginjal. Besarnya aliran darah yang menuju ke ginjal

menyebabkan keterpaparan ginjal oleh bahan/zat-zat yang beredar dalam sirkulasi

cukup tinggi pula (Amir, dkk., 2015). Ginjal menjalankan berbagai fungsi lainnya

seperti mengatur keseimbangan air dan elektrolit, mengatur konsentrasi

osmolaritas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, mengatur keseimbangan

asam-basa, mengatur tekanan arteri, sekresi hormon dan glukoneogenesis

(Rasyad, dkk., 2012).

Ginjal mempunyai 3 fungsi utama yaitu: filtrasi glomerular oleh

glomerulus, reabsorbsi oleh tubulus dan sekresi tubular oleh tubulus (Soewolo,

2005). Oleh karena itu, gangguan pada ginjal seperti infeksi ginjal atau masuknya

bahan-bahan racun, polutan dan obat-obatan yang merusak ginjal dapat

menyebabkan terhambatnya proses ekskresi. Salah satu indeks fungsi ginjal yang

terpenting adalah laju filtrasi glomerulus atau Glomerular Filtration Rate (GFR)

yang memberi informasi tentang jumlah jaringan ginjal yang berfungsi. Uji laju

filtrasi glomerulus (GFR) dapat diukur secara klinis sederhana, yaitu dengan level

serum kreatinin (Dewi, dkk., 2016).

1
2

Parameter yang digunakan untuk menentukan fungsi ginjal adalah dengan

melakukan pemeriksaan kadar serum kreatinin. Kreatinin merupakan hasil

metabolisme kreatin fosfat di otot yang dihasilkan secara konstan oleh tubuh

tergantung pada masa otot. Kreatinin ini akan dieksresikan dalam bentuk yang

tidak berubah kedalam ginjal melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus

proksimal. Oleh karena itu, peningkatan kadar kreatinin dalam darah dapat

menjadi salah satu indikasi menurunnya fungsi ginjal (Suryati, dkk., 2016).

Salah satu faktor yang mempengaruhi struktur dan fungsi dari sel pada

ginjal adalah adanya radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau

molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital

luarnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut

sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara mengikat elektron molekul yang

berada di sekitarnya (Putro, 2013). Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang

apa saja terutama yang rentan seperti lipid, protein dan berimplikasi pada

timbulnya berbagai penyakit degeneratif (Selawa, dkk., 2013).

Beberapa bahan kimia yang telah lama dikenal dapat meningkatkan radikal

bebas adalah karbon tetraklorida (CCL4) dan haloten (Zuraida, dkk., 2015).

Karbon tetraklorida adalah senyawa kimia organik volatil, yang dapat

menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pada hati dan ginjal (Ogeturk, et al.,

2004). Karbon tetraklorida adalah senyawa yang berbentuk cair, jernih, tidak

berwarna dan mudah menguap. Dapat larut dalam alkohol, benzen, kloroform,

eter, karbon disulfida, petroleum eter, naphta, aseton, fixed & volatile oils. Hati

dan ginjal merupakan organ target utama untuk toksisitas akut setelah terpapar

karbon tetraklorida (Tappi, dkk., 2013).


3

Pada ginjal, (CCL4) dapat menyebabkan nekrosis atau kematian sel pada

epitel glomerulus dan tubulus ginjal (Winaya dan Suarsana, 2005). Jika karbon

tetraklorida (CCL4) masuk ke dalam ginjal akan mengakibatkan kerusakan pada

ginjal yaitu terjadi nekrosis pada sel tubulus primer. Kerusakan dapat disertai

dengan penyumbatan material yang telah mati di dalam tubuli ginjal, sehingga

pengeluaran urin pun terganggu. Bahkan dapat menyebabkan penyumbatan

sampai taraf terhentinya produksi urin (anuri) ( Koeman, 1987).

Tanpa disadari dalam tubuh kita terbentuk radikal bebas secara terus

menerus. Akan tetapi, tubuh juga mempunyai mekanisme yang dapat menetralisir

bahaya radikal bebas dengan sistem antioksidan (Prakash, 2001). Antioksidan

sebagai penangkal radikal bebas dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah

antioksidan yang diproduksi di dalam tubuh (endogen) berupa enzim superoksida

dismutase (SOD), glutation peroksidase, (GSH Px) dan katalase (Mukono, 2005).

Kedua adalah antioksidan yang tidak diproduksi oleh tubuh atau antioksidan dari

luar (eksogen) yang berasal dari bahan makanan. Misalnya vitamin C, vitamin E,

betakaroten dan senyawa flavonoid yang diperoleh dari tumbuhan (Tuminah,

1999). Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan

elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai

dari pembentukan radikal bebas. Selain itu, antioksidan juga berguna untuk

mengatur agar tidak terjadi proses oksidasi berkelanjutan di dalam tubuh (Selawa,

dkk., 2013).

Sumber antioksidan terbagi menjadi dua kelompok yaitu antioksidan

sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan

antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami atau yang terkandung
4

dalam bahan alami). Antioksidan alami berasal dari senyawa fenolik seperti

golongan flavonoid. Flavonoid adalah suatu golongan metabolit sekunder yang

dihasilkan oleh tanaman (Astuti, 2008).

Salah satu tanaman yang memiliki antioksidan dari luar (eksogen) adalah

tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata). Tanaman lidah mertua

atau Sansevieria merupakan jenis tanaman hias yang termasuk famili Agavaceae.

Sanseviera lebih dikenal dengan sebutan lidah mertua (mother in laws tongue)

atau dikenal juga sebagai tanaman ular (snake plant) karena corak daun dari

beberapa jenis tanaman ini mirip dengan ular (Takawira, 2001). Kandungan zat

kimia dari Sansevieria trifasciata adalah alkaloid, flavonoid, saponin, glikosida,

terpenoid, tanin, protein, dan karbohidrat. Pada uji farmakologi, lidah mertua

berfungsi sebagai antiinflamasi, analgesik, antipiretik, antioksidan dan

antimikroba (Rahim, dkk., 2016).

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas

ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) terhadap kadar kreatinin serum

darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi dengan karbon

tetraklorida (CCL4) dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Bagaimana efek pemberian ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)

terhadap kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang

diinduksi oleh Karbon Tetraklorida (CCL4) ?


5

2) Pada konsentrasi berapa ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)

efektif menormalkan kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus

norvegicus) yang diinduksi oleh Karbon Tetraklorida (CCL4) ?

3) Apakah hasil penelitian ini layak digunakan sebagai media pembelajaran

dalam bentuk poster?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan efektivitas pemberian ekstrak Lidah Mertua

(Sansevieria trifasciata) terhadap kadar kreatinin serum darah tikus putih

(Rattus norvegicus) yang diinduksi oleh Karbon Tetraklorida (CCL4).

2) Untuk menentukan konsentrasi ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)

yang efektif menormalkan kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus

norvegicus) yang diinduksi oleh Karbon Tetraklorida (CCL4).

3) Menghasilkan media pembelajaran mengenai efektivitas ekstrak Lidah

Mertua (Sansevieria trifasciata) terhadap kadar kreatinin serum darah tikus

putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi oleh Karbon Tetraklorida (CCL4)

berupa poster yang layak digunakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat


6

ekstrak lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dalam memperbaiki fungsi ginjal

dengan menormalkan kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus norvegicus).

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, diharapkan dapat belajar dari proses penelitian dan mendapat

penambahan ilmu pengetahuan.

2) Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

mengenai efektivitas ekstrak lidah mertua (Sansevieria trifasciata) sebagai

tanaman antioksidan.

4) Dipersembahkan kepada Universitas Tadulako dalam bidang penelitian guna

pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

5) Dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam bentuk poster.

1.5 Batasan Istilah

Adapun yang menjadi istilah dan batasan-batasannya dijelaskan di bawah

ini sebagai berikut :

1) Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

ditetapkan.

2) Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) merupakan tanaman dengan


7

daun tipis, corak warna hijau muda dengan cross banding hijau tua, tepi daun

berwarna kuning, berbentuk seperti pedang, panjang, dan ujung daun

meruncing.

3) Flavonoid adalah suatu golongan metabolit sekunder yang terkandung dalam

tanaman yang mempunyai senyawa fenolik sebagai antioksidan (Astuti,

2008).

4) Ginjal adalah organ yang berkerja sebagai alat ekskresi utama zat-zat yang

tidak diperlukan oleh tubuh.

5) Kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin fosfat dimana

kadarnya relatif konstan. Kreatinin diekskresikan seluruhnya dalam urin

melalui filtrasi glomerulus. Meningkatnya kreatinin dalam darah merupakan

indikasi rusaknya fungsi ginjal.

6) Karbon tetraklorida (CCl4) adalah cairan yang mudah menguap, mudah

terbakar, jernih, tidak berwarna dan sifat pelarutnya sama dengan kloroform.

7) Tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar adalah tikus dengan ciri-ciri

berwarna putih, kepala lebih besar, mata berwarna merah dan ekor yang lebih

pendek.

8) Media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk

memperjelas makna informasi yang disampaikan dalam proses belajar

mengajar dan meningkatkan efisiensi pembelajaran sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

9) Poster merupakan gagasan yang dituangkan dalam bentuk ilustrasi gambar

dengan mengombinasikan unsur-unsur visual seperti garis, gambar, kata-kata

yang bertujuan untuk menarik perhatian serta menyalurkan informasi secara singkat.

Anda mungkin juga menyukai