PENDAHULUAN
Ginjal merupakan salah satu organ vital di dalam tubuh yang sangat
penting karena organ ini bekerja sebagai alat ekskresi utama untuk zat-zat yang
tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Ginjal mendapat tugas berat dalam
mengalir ke dua buah ginjal. Besarnya aliran darah yang menuju ke ginjal
cukup tinggi pula (Amir, dkk., 2015). Ginjal menjalankan berbagai fungsi lainnya
glomerulus, reabsorbsi oleh tubulus dan sekresi tubular oleh tubulus (Soewolo,
2005). Oleh karena itu, gangguan pada ginjal seperti infeksi ginjal atau masuknya
menyebabkan terhambatnya proses ekskresi. Salah satu indeks fungsi ginjal yang
terpenting adalah laju filtrasi glomerulus atau Glomerular Filtration Rate (GFR)
yang memberi informasi tentang jumlah jaringan ginjal yang berfungsi. Uji laju
filtrasi glomerulus (GFR) dapat diukur secara klinis sederhana, yaitu dengan level
1
2
metabolisme kreatin fosfat di otot yang dihasilkan secara konstan oleh tubuh
tergantung pada masa otot. Kreatinin ini akan dieksresikan dalam bentuk yang
tidak berubah kedalam ginjal melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus
proksimal. Oleh karena itu, peningkatan kadar kreatinin dalam darah dapat
menjadi salah satu indikasi menurunnya fungsi ginjal (Suryati, dkk., 2016).
Salah satu faktor yang mempengaruhi struktur dan fungsi dari sel pada
ginjal adalah adanya radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau
molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara mengikat elektron molekul yang
berada di sekitarnya (Putro, 2013). Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang
apa saja terutama yang rentan seperti lipid, protein dan berimplikasi pada
Beberapa bahan kimia yang telah lama dikenal dapat meningkatkan radikal
bebas adalah karbon tetraklorida (CCL4) dan haloten (Zuraida, dkk., 2015).
menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pada hati dan ginjal (Ogeturk, et al.,
2004). Karbon tetraklorida adalah senyawa yang berbentuk cair, jernih, tidak
berwarna dan mudah menguap. Dapat larut dalam alkohol, benzen, kloroform,
eter, karbon disulfida, petroleum eter, naphta, aseton, fixed & volatile oils. Hati
dan ginjal merupakan organ target utama untuk toksisitas akut setelah terpapar
Pada ginjal, (CCL4) dapat menyebabkan nekrosis atau kematian sel pada
epitel glomerulus dan tubulus ginjal (Winaya dan Suarsana, 2005). Jika karbon
ginjal yaitu terjadi nekrosis pada sel tubulus primer. Kerusakan dapat disertai
dengan penyumbatan material yang telah mati di dalam tubuli ginjal, sehingga
Tanpa disadari dalam tubuh kita terbentuk radikal bebas secara terus
menerus. Akan tetapi, tubuh juga mempunyai mekanisme yang dapat menetralisir
sebagai penangkal radikal bebas dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah
dismutase (SOD), glutation peroksidase, (GSH Px) dan katalase (Mukono, 2005).
Kedua adalah antioksidan yang tidak diproduksi oleh tubuh atau antioksidan dari
luar (eksogen) yang berasal dari bahan makanan. Misalnya vitamin C, vitamin E,
elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas. Selain itu, antioksidan juga berguna untuk
mengatur agar tidak terjadi proses oksidasi berkelanjutan di dalam tubuh (Selawa,
dkk., 2013).
sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami atau yang terkandung
4
dalam bahan alami). Antioksidan alami berasal dari senyawa fenolik seperti
Salah satu tanaman yang memiliki antioksidan dari luar (eksogen) adalah
atau Sansevieria merupakan jenis tanaman hias yang termasuk famili Agavaceae.
Sanseviera lebih dikenal dengan sebutan lidah mertua (mother in laws tongue)
atau dikenal juga sebagai tanaman ular (snake plant) karena corak daun dari
beberapa jenis tanaman ini mirip dengan ular (Takawira, 2001). Kandungan zat
terpenoid, tanin, protein, dan karbohidrat. Pada uji farmakologi, lidah mertua
darah tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi dengan karbon
sebagai berikut :
terhadap kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang
yang efektif menormalkan kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus
dengan menormalkan kadar kreatinin serum darah tikus putih (Rattus norvegicus).
1) Bagi peneliti, diharapkan dapat belajar dari proses penelitian dan mendapat
selanjutnya.
tanaman antioksidan.
1) Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan
pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
ditetapkan.
daun tipis, corak warna hijau muda dengan cross banding hijau tua, tepi daun
meruncing.
2008).
4) Ginjal adalah organ yang berkerja sebagai alat ekskresi utama zat-zat yang
terbakar, jernih, tidak berwarna dan sifat pelarutnya sama dengan kloroform.
7) Tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar adalah tikus dengan ciri-ciri
berwarna putih, kepala lebih besar, mata berwarna merah dan ekor yang lebih
pendek.
yang bertujuan untuk menarik perhatian serta menyalurkan informasi secara singkat.