Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Genetika dengan judul “Alel Ganda” disusun oleh:
nama : Aisyah Asmara
NIM : 1714141005
kelas : Biologi Sains
kelompok : I (Satu)
Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, Oktober 2018


KoordinatorAsisten, Asisten,

Paewa Panennungi, S. Pd. Vivi Salviah Baharsyah


NIM. 1414440010

Mengetahui,
DosenPenanggungJawab

Hartati, S.Si, M.Si. Ph.D


NIP. 19740405 200003 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alel adalah gen-gen berlainan yang menempati lokus- lokus yang sama pada
kromosom homolog. Bila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh
beberapa atau suatu seri alel maka alel demikian disebut Alel Ganda (=”multiple
alleles”), atau jika terdapat dua/lebih alel yang mengontrol/mempengaruhi suatu sifat
maka sifat tersebut dikatakan dikontrol oleh alel ganda. Peristiwanya disebut multiple
allelomorfi. Alel ganda dapat dijumpai dalam golongan darah manusia yang terdiri dari
alel IA, IB, dan i.Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam
lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip untuk
karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini
menunjukkan dua karbohidrat,
substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah
merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B),
kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). kesesuaian golongan darah
sangatla penting dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B)
yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang
diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga
menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat
membunuh resipien.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan
1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah
merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah
(Prawirohartono, 1995). Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum dijumpai
adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua
macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel.Fenomena
semacam inilah yang disebut sebagai alel ganda.Meskipun demikian, pada individu
diploid, yaitu individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog,
betapa pun banyaknya alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang
(dua buah) (Murniati,2010). Mengetahui alel yang merupakan unit struktur utama yang
pada akhirnya mampu menciptakan individu baru dari hasil persilangan merupakan hal
yang penting. Dengan melakukan percobaan mengenai Alel Ganda, pemahaman tentang
pewarisan sifat terutama mengenai alel ganda dalam penggolongan darah dapat
dipahami.
A. Tujuan Praktikum
1. Mengenali sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda
2. Mencoba menetapkan genotip golongan darah dirinya sendiri.
B. Manfaat Praktikum
1. Mampu mengenali sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel
ganda
2. Mampu menetapkan genotip golongan darah dirinya sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain. Alel dapat juga disebut
sebagai versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi dan pewarisan suatu
sifat. Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama. Dalam kromosom
homolog. Bila dilihat dari pengaruh gen pada fenotip, alel ialah anggota dari sepasang
gen yang memiliki pengaruh berlawanan. Jadi yang termasuk alel adalah gen-gen
yang ada dan terletak pada lokus yang sama dan memiliki pekerjaan yang sama atau
hamper sama (Hartati dan ferry, 2016).
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbedabeda
satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti
salah satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut
menunjukkan dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi
semacam itu, anata fenotip heterozigot dan fenotif homozigot dominan tidak dapat
dibedakan (Campbell, dkk., 2010).
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari
variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini banyak diaplikasikan
dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, pemuliaan, dan konservasi. Genetika
populasi mengenali arti penting dari sifat kuantitatif, karena cara menentukan
penyebaran alel tersebut dilakukan secara matematis. Salah satu saja frekuensi dari
suatu gen diketahui dapat digunakan untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam mendiagnosa penyakit genetik Frekuensi gen pada
suatu populasi dapat berubah apabila terdapa evolutionary forces, yaitu faktor-faktor
yang berperan dalam mengubah frekuensi alel dan genotip, antara lain mutasi,
migrasi, perkawinan tidak acak, genetic drift dan seleksi alam (Khoiriyah,2014).
Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain. Disebut juga versi
alternatif gen yang menjelaskan adanya variasi dan pewarisan suatu sifat. Alel adalah
gen – gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dalam kromosom
homolog. Bila dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe, alel ialah anggota dari
sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan. Jadi alel adalah gen – gen yang
terletak pada lokus yang sama dan memiliki pekerjaan yang sama atau hampir sama.
Alel merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat)
tertentu. Pada individu homozigot, pasangan kedua alel mempunyai symbol yang
sama persis; misalnya AA, BB. Sedangkan genotipe heterozigot pasangan kedua alel
mempunyai simbol yang tidak sama misal Aa, Bb. Namun Ab dan aB bukan alelnya.
Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A, sedang individu aa
mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan
a. Jadi, lokus A dapat ditempati oleh sepasang (dua buah) alel, yaitu , Aa atau aa,
bergantung kepada genotipe individu yang bersangkutan. Namun, kenyataan yang
sebenarnya lebih umum dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu
dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua macam alel, sehingga lokus tersebut
dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena-fenomena semacam ini disebut sebagai
alel ganda (Mustami, 2013).
Pengertian alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel,
sekalipun tidak ada satu pun makhluk diploid yang mempunyai lebih dari dua
macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi
gen. Stanfield (1983) mengatakan “Karena suatu gen dapat berubah menjadi bentuk-
bentuk alternatif oleh proses mutasi, secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin
dijumpai sejumlah besar alela” (Corebima, 1997). Tiap kromosom harus
mengandung banyak gen. tempat pada kromosom dimana terdapat suatu gen tertentu
disebut lokus. Kedua alela yang mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada lokus
yang sama pada masing-masing kromosom yang homolog (Yahya, 2013).
Golongan darah seseorang mempunyai arti penting dalam kehidupan karena
golongan darah itu bersifat menurun atau herediter. Golongan darah seseorang
ditetapkan berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Antigen-
antigen diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi simbol I (berasal dari
isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan eritrosit). Orang yang
mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom. Orang yang
mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IB mampu
membentuk antigen A dan B, sedangkan yang tidak mampu membentuk antigen
samasekali memiliki alel resesif i. Interaksi antara alel-alel IA, IB, dan i menyebabkan
terjadinya 4 fenotif golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. (Suryo, 1986).
Bila dalam satu lokus terdapat lebih dari satu pasang valel maka disebut alel
ganda, misalnya warna bulu pada kelinci dan golongan darah sistem A B O pada
manusia Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu individu yang tiap
kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog, betapapun banyaknya alel
yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua buah). Katakanlah
pada lokus X terdapat alel X1, X2, X3, X4, X5. Maka, genotipe individu diploid yang
mungkin akan muncul antara lain X1X1, X1X2, X1X3, X2X2 dan seterusnya. Sebuah
gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel. Alel-alelnya disebut alel ganda (multiple
allele). Sedangkan peristiwa dimana sebuah gen dapat mempunyai lebih dari satu alel
disebut ; multiple allelomorphi. Menurut (Mustami, 2013) berikut beberapa hal yang
berhubungan dengan alel ganda adalah:
1. Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel pada satu gen
2. Pada umumnya satu gen memiliki dua alel alternatifnya
3. Alel ganda dapat terjadi sebagai akibat dari mutasi DNA
4. Mutasi dapat menghasilkan banyak variasi alel, misalnya gen A bermutasi
menjadi ,a1, a2 dan a3 yang masing-masing menimbulkan fenotipe yang berbeda.
5. Dengan demikian, mutasi gen A dapat menghasilkan 4 varian yaitu A, a1,a2, dan
a3
Kemajuan di bidang biologi molekuler memberikan kesempatan baru dalam
usaha mendeteksi terjadinya variasi genetik (polimorfisme) sebagai dasar
peningkatan mutu genetik dalam peternakan. Teknik molekuler yang potensial
digunakan untuk mendeteksi variasi tersebut antara lain: Restriction Fragment
Length Polymorphism (RFLP), Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD),
Double Strand Conformation Polymorphism (DSCP),dan MarkerAssisted
Selection (MAS) (Kennedy et al., 1990). Dengan adanya teknologi yang efektif
dan akurat melalui pemanfaatan diagnosa berdasarkan deoxyribo nucleic acid
(DNA), akan sangat membantu program persilangan ternak (Rafalski dan Tingey,
1993). Penyediaan peta genetik melalui metode DNA rekombinan, dapat
membantu program persilangan ternak melalui data-data molekuler yang telah
didapatkan, yang akan mengatur sifat-sifat produksi (Purwoko dkk, 2003).
Tetapi menurut teori kromosom, kedua alela yang mengontrol pemunculan
suatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama pada dua kromosom yang
homolog. Kromosom yang homolog, secara visual tidak dapat dibedakan satu sama
lain. Dengan demikian dengan mengamati satu anggota dari pasangan itu tidaklah
mungkin untuk menyatakan apakah kromosom tersebut mengandung alela tertentu
atau tidak (Kimball, 1983). Dilihat dari golongan ABO, manusia dikelompokkan
menjadi 4 golongan. Penggolongan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat
tertentu di vdalam sel darah merah, yaitu yang dikenal dengan nama aglutinogen
(antigen). Ada dua macam aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinogen merupakan polisakarida, dan terdapat tidak saja terbatas di dalam sel
darah merah tetapi juga kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testes dan
semen. (Wulangi, 1993). Hanya ada dua alel untuk karakter- karakter ercis yang
dipelajari oleh Mendel, namun sebagian besar gen terdapat dalam dua bentuk alel atau
lebih. Golongan darah ABO pada manusia misalnya, ditentukan oleh tiga alel dalam
satu gen tunggal IA, IB, dan i. golongan darah seseorang (fenotipe) mungkin salah
satu dari empat tipe: A, AB, AB, atau O. huruf-huruf ini mengacu pada dua
karbohidrat-A dan B- yang bisa ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel darah
seseorang mungkin memiliki karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B
(golongan darah B), keduanya (golongan darah AB), atau tidak keduanya (golongan
darah O) ( Yahya, 2013).
Seluruh spesies hewan yang didomestikasikan menjadi ternak menunjukkan
adanya variasi sifat-sifat produktivitas yang berhubungan dengan morfologi maupun
fisiologi. Variasi tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Sifat-sifat
produksi yang memiliki nilai ekonomi penting dalam ternak dikodekan oleh banyak
gen (poligenik) sehingga tidak mudah untuk memanipulasinya. (Soller dan
Beckmann, 1982). Variasi pada genom dapat mempengaruhi fungsi gen dan merubah
produk gen sehingga menimbulkan variasi fenotip. Penemuan fragmen-fragmen
restriksi sebagai penanda genetik pada lokus-lokus yang berhubungan dengan sifat
produksi, dapat digunakan sebagai dasar untuk memilih dan memperoleh bibit unggul
melalui seleksi buatan. Hal ini dapat diaplikasikan dalam usaha peningkatan produksi
ternak melalui variasi penanda genetik (Purwoko dkk, 2003).
Menurut Hariyadi (1991), bahwa protein yang terpenting dalam darah adalah
a. Albumin : Menjaga tekanan osmosis
b. Gamma globulin : Membentuk antibody
c. Fibrinogen : Penting dalam proses pembekuan darah.
Protein dari individu ini bila masuk dalam tubuh merupakan antigen (benda asing)
yang dapat merangsang terbentuknya antibody. Zat yang berperan dalam
pembentukan antibody ialah gamma globulin . Reaksi antigen dan antibody kan
menghasilkan lysin yaitu dapt mengurai atigen, presipityn, yaitu dapat menggupalkan
antigen, dan antitoxin yaitu dapat menawarkan racun. Aglutinogen merupakan antigen
dan banyak terdapat pada permukaan eritrosit. Aglutinin merupakan antibody dan
banyak terdapat dalam plasma. Untuk mencegah reaksi transfusi, sebaiknya ntuk
transfusi diberikan golongan darah yang sama. Dengan adanya transfusi ini seseorang
harus berhati-hati, sebab berbagai kemungkinan penyakit dapat timbul baik karena
penyakit yang memang sudah ada sebelumnya dalam darah donor, maupun penyakit
yang disebabkan oleh karena transfusi darah tersebut (Hariyadi, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
Waktu : Pukul 09.10-10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Lantai II Jurusan Biologi FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Papan serum 2 buah
2. Batang pengaduk 2 buah
3. Pilpen 1 buah
4. Alat pengambilan darah 2 buah
b. Bahan
1. Antiserum (serum Anti A, Anti B)
2. Jari tangan dan darahnya sendiri
3. Kapas

C. Langkah Kerja
a. Setiap praktikan mengambil setetes darahnya dari ujung jarinya menggunakan alat
yang telah disiapkan dengan bantuan teman
b. Darah yang telah diambil akan diletakkan pada objek glass dan selanjutnya akan
diteteskan antiserum dengan mengikuti bantuan tabel yang tersedia
c. Catat hasilnya dikertas yang telah disiapkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pribadi Hasil kelas


Tes untuk :
(beri x) Jumlah Presentase
Golongan darah
7 26, 9 %
A
Golongan darah
9 34, 5 %
B
Golongan darah
3 11, 5 %
AB
Golongan darah
x 7 26,9 %
O

B. Analisis Data
Golongan darah O :7
Golongan darah A :7
Golongan darah B :9
Golongan darah AB :3
Frekuensi alel IA , IB, i
Misalkan alel IA = p, alel IB = q, dan alel i = r
(p + q + r )2 =1
(A + B + O )2 =1
(A + B + O ) (A + B + O) =1
A2 + AB + AO + AB + B2 + BO + AO + BO + O2 =1
A2 + B2 + O2 + 2 AB + 2 AO + 2 BO =1

O2 = frekuensi golongan darah O


= 3 / 26
= 0, 11
O = √0, 11
O = 0, 3

7+3
(A + O)2 = 26
10
= 26

= 0, 38
A+O = √0, 38
= 0, 6
A + 0,3 = 0, 6
A = 0,6 – 0,3
A = 0,3

Oleh karena (A+B+O) =1


B = 1 – (A + O)
= 1 – 0,6
= 0,4
Frekuensi alel IA = 0,3
Frekuensi alel IB = 0,4
Frekuensi alel i = 0,3

Persentase genotip

Alel ii = O2 = (0,3)2 x 100 % =9%

Alel IAIA = A2 = (0,3)2 x 100 % =9%

Alel IAi = 2AO = 2 (0,3) (0,3) x 100 % = 18 %

Alel IBIB = B2 = (0,4)2 x 100 % = 16 %

Alel IBi = 2BO = 2 (0,4) (0,3) x 100 % = 24 %

Alel IAIB = 2ab = 2 (0,3) (0,4) x 100 % = 24 %

C. Pembahasan
Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh
suatu seri alel ganda. Pada dasarnya terdapat dua macam aglutinogen yaitu aglitinogen α dan
aglutinogen β. orang yang bergolongan darah A mempunyai aglutinogen jenis α pada
permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang yang bergolongan darah B mempunyai
aglutinogen β. Pada orang yang bergolongan darah AB, ia mempunyai kedua aglutinogen
tersebut. Sedangkan orang yang bergolongan darah O tidak mempunyai aglutinogen sehingga
disebut bergolongan darah kosong atau nol. Jadi penamaan golongan darah seseorang
didasarkan atas jenis aglutinogen yang dimilikinya.
Pada percobaan alel ganda dilakukan pengamatan jari tangan dan golongan darah
untuk data kelompok dan data perkelas. Kegiatan paktikum ini bertujuan untuk mengenal
beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda, mengetahui
distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas. Pengujian golongan darah ini
dilakukan untuk mengetahui golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai
golongan darah kemudian menentukan golongan darah sistem ABO.
Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam protein, oligosakarida
dan senyawa lainya salah satunya antigen. Golongan darah sistem ABO yang akan diuji kali
ini, didasari pada keberadaan antigen, yaitu antigen A dan antigen B di membran sel darah
merah. Golongan darah A mempunyai antigen A, golongan darah B mempunyai antigen B,
golongan darah AB mempunyai antigen A dan B, sedangkan golongan darah O tidak
mempunyai kedua antigen tersebut. Darah yang diambil berasal dari kapiler pada bagian
ujung jari tangan. Sebelum darah diambil dengan menggunakan blood lancet, ujung jari
tangan dibersihkan dengan alcohol 70% agar terhindar dari kuman-kuman yang dapat
menyebabkan infeksi. Selanjutnya, darah yang keluar diteteskan pada kertas golongan darah.
Masing-masing tetesan darah diberi serum anti A dan anti B.
Penentuan golongan darah dilakukan dengan melihat apakah terjadi penggumpalan
setelah mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A dan B. Reaksi
penggumpalan dapat terjadi akibat antigen darah terhadap serum anti-A dan anti-B yang
berasal dari masing-masing darah B dan A. Serum anti-A yang diteteskan menandakan
bahwa darah yang diuji tersebut diberikan antigen A dari golongan darah B. Sedangkan
serum anti-B yang diteteskan merupakan antigen B dari golongan darah A. Jika pengumpalan
darah ketika ditetesi serum anti-A, maka darah tersebut memiliki anti-B pada darahnya.
Sedangkan jika penggumpalan terjadi akibat ditetesi serum anti-B, maka darah tersebut
memiliki anti-B pada darahnya. Data kelas menunjukkan bahwa golongan darah terbanyak
adalah golongan darah A dan B, dengen presentase golongan darah B sebanyak 34,5%,
golongan darah A 26,9 %, golongan darah AB sebanyak 11, 5%, dan golongan darah O
sebanyak 26,9 %. Menurut Suryo (2004), golongan darah orang Indonesia secara umum
adalah B. Hasil praktikum menunjukkan bahwa hasil praktikum sama dengan teori yang
dikemukakan oleh suryo . Penyebaran golongan darah A,B,O, dan AB bervariasi di dunia
tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah
terhadap populasi yang berbeda-beda.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Golongan darah pada manusia merupakan salah satu sifat keturunan yang ditentukan
oleh pengaruh alel ganda, yaitu adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan
oleh suatu seri alel ganda. Pada dasarnya terdapat dua macam aglutinogen yaitu
aglitinogen α dan aglutinogen β. orang yang bergolongan darah A mempunyai
aglutinogen jenis α pada permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang yang
bergolongan darah B mempunyai aglutinogen β. Pada orang yang bergolongan darah
AB, ia mempunyai kedua aglutinogen tersebut. Sedangkan orang yang bergolongan
darah O tidak mempunyai aglutinogen sehingga disebut bergolongan darah kosong
atau nol.
2. Saya sendiri sendiri memiliki golongan darah O sehingga genotifnya adalah ii. Dari
percobaan yang dilakukan, presentase golongan darah B sebanyak 34,5%, golongan
darah A 26,9 %, golongan darah AB sebanyak 11, 5%, dan golongan darah O
sebanyak 26,9 %.
Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar, dan teliti terutama saat
mengambil sampel darah dan memeriksa darah pada serum, agar mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Serta menjaga kebersihan agar tidak terjadi kontaminasi dan infeksi
saat pengambilan sampel darah.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati dan Ferry Irawan. 2017. Modul Genetika berbasis Pendekatan Saintifik. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Hariyadi, Wito. 1991. Biologi. Surabaya: SIC Surabaya.

Khoiriyas, Yustin Nur. 2014. Karakter Genetik Populasi Bedeng 61BDesa Wonokarto
Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda. Jurnal
Biogenesis. Vol 2 (2).

Mustami, Muhammad Khalifah. 2010. Genetika. Universitas Islam Negeri: Makassar.

Purwoko, Agus. 2003. Polimorfisme DNA pada Lokus-2 Gen Hormon Pertumbuhan Sapi
Madura. Jurnal Biodiservitas. Vol 4 (1).

Suryo. 2004. Genetika. Jakarta: Erlangga.

Yahya, Muhammad. 2015. Alel Ganda pada Golongan Darah dan Rambut Pada Jari Tangan
Manusia. Jurusan Pendidikan MIPA: Universitas Tanjungpura

Anda mungkin juga menyukai