Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA

Dosen Pengampu :
1. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed
2. Dewi Mustikaningtyas, S. Si. M. Si, Med

Kelompok 9 (Lokus)
1. Joko Purwanto

(4401412116)

2. Shoimatun Febriyani

(4401412110)

3. Rivetta Astri Novitasari

(4401412095)

Tanggal Praktikum : Senin, 13 Oktober 2014

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

A. JUDUL

PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA

B. TUJUAN
Tujuan kegiatan praktikum ini adalah:
1. Mengenal beberapa sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh seri alel
ganda
2. Mengetahui ditribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas rombel 4
Pendidikan Biologi 2012
3. Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua
pada kelompok 9 (lokus)

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja sifat genetik pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda ?
2. Manakah yang ditemukan terlebih dahulu simbol-simbol untuk alel atau macam
golongan darah parental dan filialnya ?
3. Berapakah frekuensi masing-masing golongan darah dalam kelas ?
4. Bedasarkan data ada tidaknya rambut pada ruas tengah jari tangan mahasiswa
pendidikan biologi rombel 4 2012 kelompok 9 (lokus), alel apa yang menurut
saudara paling banyak dalam populasi kelompok 9 (lokus)?

D. LANDASAN TEORI
Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat
tertentu). Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A, sedang individu aa
mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan a.
Jadi, lokus A dapat ditempatioleh sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa, atau aa,
bergantung kepada genotipe individu yang bersangkutan (Susanto, Agus Hery, 2011).
Alel ganda adalah suatu keadaan dimana sebuah gen memiliki lebih dari satu
alela. Peristiwa ini disebut multiple alellisme, sedangkan perangkat dari alel-alel disebut
deretan alel. Alel ganda terjadi karena gen mengalami beberapa kali mutasi. Adanya alel
ganda individu diploid tidak hanya memiliki 3 kemungkinan genotip, tetapi
kemungkinan genotipnya menjadi lebih dari 3. Genotip individu tergantung pada seri
dominansidari perangkat alel. Beberapa sifat yang dikendalikan oleh alel ganda antara

lain sifat golongan datrah dengan sistem ABO dan tumbuhnya rambut pada segmen
digitalis ke dua dari jari tangan manusia, sifat warna rambut pada kelinci dan sifat warna
mata pada lalat Drosophilla melanogaster.
Namun, kenyataannya yang sebenarnya lebih umum dijumpai adalah bahwa pada
suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua dua macam alel,
sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena semacam ini
disebut sebagai alel ganda (multiple alleles) (Susanto, Agus Hery, 2011).
Sehingga, pengertian alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua
macam alel, sekalipun tidak ada satu pun makhluk diploid yang mempunyai lebih dari
dua macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi
gen. Stanfield (1983) mengatakan Karena suatu gen dapat berubah menjadi bentukbentuk alternatif oleh proses mutasi, secara teoritis di dalam suatu populasi mungkin
dijumpai sejumlah besar alela (Corebima, 1997) Pengaruh alel ganda dapat dilihat salah
satu contohnya pada sistem golongan darah ABO.
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu : sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit)
dan cairan (plasma). Karl Landsteener dalam penelitiannya menemukan adanya dua
antibodi alamiah di dalam darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Inilah
penyebab terjadinya penggumpalan (beraglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit) dari
beberapa individu apabila bercampur dengan serum dari beberapa orang (Agus, Rosana
dan Sjafaraenan, 2013).
Golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan macam antigen dalam eritrosit
yang dimilikinya. Bermstein tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-antigen itu
diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi simbol I (berasal dari kata
isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit). Orang yang
mampu membentuk igenA memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu membentuk
antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IB dapat membentuk antigen A dan
antigen B, sedangkan yang tidak mempu membentuk antigen sama sekali memiliki alel
resesif (Suryo, 2005).
Golongan darah sistem ABO diatur oleh seri alel ganda yaitu alel IA, IB, i. Dari
ketiga seri tersebut akan terbentuk enam kombinasi yang mungkin dari golongan darah
yaitu IAIA, IAi, IBIB, IBi, IAIB dan ii. Alel IA menentukan adanya antigen A pada eritrosit,
sedangan alel IB menentukan adanaya antigen B pada eritrosit. Antigen atau agglutinogen

yang dibawa eritrositdapat mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibodi

atau

agglutinin yang dibawa serum darah. Jika antigen A pada eritrosit bertemu dengan zat
anti A pada serum darah maka akan terjadi penggumpalan darah. Begitupun untuk
golongan darah B.
Hubungan antara golongan darah sesorang dengan macam antigen dan zat anti
yang dimiliki.
Golongan Darah

Antigen dalam eritrosit

Zat anti dalam serum


darah

Anti-A dan anti-B

Anti-B

Anti-B

AB

AB

a. + anti A menggumpal; + anti B tidak menggumpal, maka golongan darah A


b. + anti A tidak menggumpal; + anti B menggumpal, maka golongan darah B
c. + anti A menggumpal; + anti B menggumpal, maka golongan darah AB
d. + anti A tidak menggumpal; + anti B tidak menggumpal, maka golongan
darah O
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh
Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan oleh Landsteiner bersama
Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh alel ganda. Untuk golongan darah tipe
ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda IA, IB, dan i.
Bakteri tertentu yang normalnya terdapat di dalam tubuh memiliki epitop-epitop
yang sangat mirip dengan antigen-antigen golongan darah A dan golongan darah B.
Dengan merespon terhadap epitop bakteri yang mirip dengan antigen B, seseorang
dengan golongan darah A dapat membuat antibodi yang dapat bereaksi dengan antigen
B. Tidak ada antibodi yang dibuat untuk melawan epitop bakteri yang mirip dengan
antigen A, karena limfosit yang reaktifdengan antigen diri telah diinaktivasi atau
dilenyapkan selama perkembangan. Jika seseorang dengan golongan darah A meneima
tranfusi darah dari golongan darah B antibodi anti-B dari orang tersebut akan

menyebabkan reaksi transfusi yang langsung dan membahayakan. Sel darah merah yang
ditransfusikan akan mengalami lisis. (Campbell : 109)

E. ALAT DAN BAHAN


Kegiatan 1
1. Darah/kartu golongan darah
2. Serum anti-A, anti-B, dan anti-AB
3. Object glass
4. Blood lancet
5. Kapas, alkohol
6. Tusuk gigi

Kegiatan 2
1. Jari tangan
2. Loup
3. Alat tulis

F. CARA KERJA
Kegiatan 1
1. Menguji golongan darah setiap mahasiswa menggunakan tes anti sera
Mengambil sampel darah dan meletakkan pada gelas benda

Meneteskan serum anti-A, anti-B,dan anti-AB pada masing-masing


sampel darah

Anti-A

Anti-B

Anti-AB

Mencampurkan anatara darah dengan serum menggunakan tusuk


gigi, dan melihat hasilnya.

Anti-A

Anti-B

Anti-AB

2. Mengumpulkan data golongan darah dan memasukkan dalam tabel pengamatan


3. Menghitung presentase golongan darah dalam satu kelas

Kegiatan 2
1. Dengan menggunakan loup mengamati sisi dorsal dari segmen digitalis tengah
kesepuluh jari, memperhatikan ada tidaknya rambut
2. Menentukan fenotip dan genotip serta memasukkan dalam tabel pengamatan
3. Membuat tabel pengamatan data kelompok

G. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Golongan Darah Mahasiswa Pendidikan Biologi Rombel 4
No.

Nama mahasiswa

Golongan darah

Amalina I.

Farida H.

M. Anwarudin Z.

Ana Fatonah

Arista N.

Dewi Mashitoh

Debbie Linda F.

Elen Dining R.

Nur Rohmiatun

10

Ulfa Damayanti

AB

11

Filda Syahfitri A.

12

Agus Setyowati

13

Maya Puspita R

14

Yesy Milda P.P.

15

Eramona D.

16

Putri Wahyu S.

17

Temuningsih

18

Arni Purwaningtyas

19

Afifudin

20

Septa Ariyani

21

Zumala Nilasari

22

Rizki Amaliyah

23

M. Alifian F.

24

Nur Khikmah F.

25

Rivetta Astri N.

26

Shoimatun Febriyani

27

Joko Purwanto

28

Idha Meiyasa

29

Wafak Bunayya

30

M. Shafi

Tabel 2. Pengamatan Golongan Darah


No.

Golongan Darah

Jumlah

Presentase

26,7%

11

36,7%

AB

3,3%

10

33,3%

Tabel 3. Pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Kedua (Data Kelompok)


No.

Alel ganda

Jumlah

H1

0%

H2

0%

H3

0%

H4

0%

H5

Presentase

100 %

H. PEMBAHASAN

Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat genetik yang ditentukan oleh
seri alel ganda khususnya genotip dan fenotip darah pada mahasiswa Pendidikan Biologi
rombel 4 Universitas Negeri Semarang 2012 dan sifat rambut pada segmen digitalis kedua
pada jari tangan mahasiswa Pendidikan Biologi rombel 4 Universitas Negeri Semarang 2012.
Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan adanya antigen yang terdapat dalam tiap
tipe darah. Jumlah praktikan yang akan ditanyakan golongan darahnya adalah 30 mahasiswa
Pendidikan Biologi rombel 4 Universitas Negeri Semarang. Dari hasil menanyai 30
mahasiswa didapatkan golongan darah O sebanyak 10 mahasiswa, darah B sebanyak 11
mahasiswa, golongan darah A sebanyak 8 mahasiswa, dan golongan darah AB sebanyak 1
mahasiswa. Data-data tersebut kemudian dipersentasekan dan didapatkan hasil persentase
yaitu :
A

26,7%

11

36,7%

AB

3,3%

10

33,3%

Dari hasil persentase diatas diperoleh data, bahwa orang yang bergolongan darah B
paling banyak dijumpai, setelah itu golongan darah O paling banyak kedua, golongan darah
A paling banyak ketiga dan golongan darah AB paling jarang dijumpai. Bedasarkan hasil

tersebut terjadi sedikit berbeda dengan data-data yang sudah ada pada buku-buku atau jurnaljurnal lain, karena pada buku-buku atau jurnal-jurnal yang sudah ada menyebutkan bahwa
golongan darah O merupakan yang paling banyak dijumpai bila dibandingkan dengan
golongan darah yang lain. Hal ini bisa terjadi mungkin karena dalam praktikum kali ini
sampelnya hanya sedikit yaitu hanya lingkup kelas saja yang hanya terdiri dari 30 mahasiswa.
Pada darah, setiap fenotip memiliki alel ganda. Misalnya golongan darah A memiliki
dua kemungkinan alel yaitu IAIA dan IAi, golongan darah B juga memiliki dua kemungkinan
alel yaitu IBIB dan IBi, golongan darah O hanya memiliki satu genotip yaitu ii, dan golongan
darah AB memiliki satu genotip yaitu IAIB. sehingga pada saat terjadi perkawinan acak,
golongan darah O lah yang paling banyak ditemuai karena alel i dimiliki oleh tiga golongan
darah yaitu golongan darah O,A, dan B. Sedangkan golongan darah AB jarang dijumpai
karena pada saat terjadi perkawinan silang banyak terjadi kodomisasi sehingga pewarisan alel
IAIB sangat jarang dijumpai.
Selain itu golongan darah O banyak dijumapai karena jika seorang bergolongan darah
A heterozigot dan B heterozigot menikah, maka salah satu kemungkinan atau 25%
kemungkinan anaknya bergolongan darah O. Perkawinan antara golongan darah A
heterozigot dan A heterozigot juga demikian. Karena dari banyaknya kemungkinan
perkawinan yang bisa menghasilkan keturunan bergolongan darah O maka orang dengan
golongan darah O lebih banyak dibandingkan golongan darah yang lain. Banyaknya golongan
darah O ini juga disebabkan karena dalam darah O tidak terdapat antigen. Dari data di seluruh
dunia antigen A lebih banyak daripada antigen B, untuk darah AB memerlukan kedua antigen
ini sedangkan O tidak. Sehingga golongan darah O sangat banyak karena tidak perlu
mendapatkan antigen A maupun antigen B.
Selain sistem golongan darah ABO, contoh pewarisan sifat lain yang ditentukan oleh
alel ganda adalah ada tidaknya rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan. Bedasarkan
data hasil pengamatan yang diperoleh kelompok 9 (lokus) didapatkan data bahwa semua
anggota kelompok 9 (lokus) mempunyai sifat segmen digitalis kedua jari tangannya tidak
berambut smua (H5). Hal ini menunjukkan bahwa fenotip yang muncul ditentukan oleh alel
ganda dan factor lingkungan berupa fenotip yang bersifat resesif.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, ditarik kesimpulan bahwa
1. Contoh pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda adalah golongan darah sistem
ABO dan sifat rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan
2. Bedasarkan hasil tes golongan darah pada Mahasiswa pendidikan biologi rombel 4
2012 didapatkan golongan darah O sebanyak 0 orang, golongan darah B sebanyak 11
orang, golongan darah A sebanyak 8 orang, dan golongan darah AB 1 orang.
3. Bedasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari kelompok 9 (lokus), bahwa
semua anggota kelompok 9 (lokus) tidak mempunyai sifat rambut pada segmen
digitalis kedua pada jari tangan (H5 = tidak ada rambut)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Rosana dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika.


Universitas Hasanuddin. Makassar.
Campbell. 2008. Biologi jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Dosen Biologi. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Semarang : FMIPA
Unnes
Suryo. 2005. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Susanto, Agus Hery. 2011. Genetika. Graha ilmu. Yogyakarta
Widianti, Tuti. 2014. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang : FMIPA Unnes

Anda mungkin juga menyukai