DR RIDWAN HARAHAP
Bagian Biologi
Fakultas Kedokteran USU
ERA MENDEL
Tumbuhan percobaan Mendel
Hipotesa Mendel
Penurunan sifat sifat
Mendel:Monohibrid,Dihibrid,Trihibrid dan
Multihibrid.
Kaidah-Kaidah-Kaidah Mendel.
Test Cross/Back cross sifat sifat Mendel.
ERA PERKEMBANGAN
PRA MENDEL
Era Mendel
Gregor Johan Mendel : (1821-1824) -62 M.
Termashur karena penyelidikan kacang ercisnya
mengungkapkan tentang Prinsip dasar hereditas.
Meneliti tentang hukum Dominasi Dominan &
Ressesif.Pada tumbuh tumbuhan persilangan
Monohibrid mendapat misbah 3:1 dan Dihibrid 9:3:3:1.
Pada 1886 menerbitkan laporan tentang prinsip dasar
hereditas yaitu tentang hibrid tumbuh tumbuhan.
a/t waktu itu ahli ahli pengetahuan terlalu maju untuk
zaman tersebut tak dimengerti.
HUKUM MENDEL I
Lanjutan mendel
Persilangan intermedier
Hukum mendel II
Test cross:
Persilanga atau perkawinan antara suatu individu
yang tidak diketahui genotipnya dengan individu
yang diketahui fenotipnya homozigote resesif.
Hitam
P=
Putih
BB
bb
G1
F1
G2
B
BB Hitam
B
F2
Back Cross
BB,Bb,BB,Bb
Ratio= Hitam : Putih
2
:
0
Bb Hitam
B- b
b
bb Putih
b
Test Cross
Bb, Bb,bb,bb
Ratio = Hitam : Putih
1
:
1
Test cross
Lanjutan mendel
Beberapa prinsip dalam teori Mendel:
Penemuan mendel pada kacang kapri tentang sifat sifat
hereditas yang diwariskan ,meletakkan dasar
Genetika modern.
Beberapa kesimpulan telah dapat diambil dari
penemuan Mendel :
1. Sifat sifat yang diwariskan oleh organisma
ditentukan oleh gene gene
2. Setiap individu yang berkembang melalui zigot
dikendalikan oleh gen gen tertentu yang
berpasangan ,dimana setiap pasang gen mungkin terdiri
dari 2 gen yang sama atau berbeda.
Lanjutan Mendel ..
3 . Dalam gamet hanya terdapat satu gen dari
setiap pasang gen.
4 . Apabila gen gen yang mengendalikan suatu ciri
tertentu ( alel alel ) berlainan, pengaruh suatu
gen akan terlihat (dominan) sedang pengaruh
yang lain akan tersembunyi (recessif).
5 . Pemisahan (segregasi) gen gen yang
mengendalikan suatu ciri tertentu,terjadi sewaktu
pembentukan gamet.
6 . Apabila 2 pasang alel terdapat dalam suatu
persilangan yang sama maka ciri ciri yang
dikendalikan alel alel ini akan membentuk
golongan golongan secara bebas terhadap
sesamanya.
Lanjutan mendel.
Percobaan Mendel menunjukkan bahwa untuk keperluan
pewarisan sifat kepada turunannya, gen harus
memiliki tiga sifat:
1. Gen gen harus merupakan zarah zarah yang terpisah.
2. Gen gen harus mampu membawa informasi atau
pesan tentang ciri dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.
3. Gen harus mampu mengadakan replikasi( membuat
salinan=melipat diri kembali) sehingga setiap kali satu
sel membagi diri,tiap tiap sel anak akan mengandung
gen yang sama.
Lanj.penurunan sifat 2) ..
2. Dominasi inkomplete :
Hampir sama dengan 1) tetapi warna merah tidak
pertengahan namun agak kurang dari warna induk.
3.
= Epis tasis.
i = Tak Menghalangi.
C= Ada pigmentasi.
c = Tak ada pigmentasi.
P=
IICC
X
( White leghorn)
F1=
Maka F2
iicc
( White wyandote)
IiCc
Lihat kolom.
IC
Ic
iC
ic
IC
IICC
IICc
Ic
IICc
IIcc
IiCc
Iicc
iC
ic
IiCC
IiCc
IiCc
Iicc
iiCC
iiCc
iiCc
iicc
IiCC IiCc
Lanjutan epistasis 1) .
Ratio F2 : a. Genotip 9 IC : 3 Ic
b. Fenotip
13 putih
: 3iC
: 1 ic
: 3 antara putih
dan berwarna.
Lanjutan epistasis 2) ..
Contoh lain Epistasis:Deaf- mutism (tuli-bisu).
P
Normal-Het
X
Normal-het
DdMm
DdMm
G1
=
DM-Dm-dM-dm
F1
=
DM-Dm dM dm X DM-Dm-dM-dm
G2
=
Deaf mutism : DDmm,Ddmm,ddMM.
Normal : DDMM,DdMM,DdMm,
Ratio F2: Normal : Deaf mutism =lihat kotak persl.
9
:
7.
Contoh 2) Epistasis
DM
Dm
dM
dm
DM
DDMM
DDMm DdMM
DdMm
Dm
DD mM
DDmm DdMm
Ddmm
Dm
DdMM
DdMm
ddMM
ddMm
dm
DdMm
Ddmm
ddMm
ddmm
Inheritansi Gen
berganda/Poligenic/Polimetri
1.
2.
3.
4.
Aglutinogen Genotip
( anti B) II II
( anti A) IIII
AB
AB
II
II
..
I dominanI
I dominan I
I - I - I :Terletak dalam lokus yang sama pada
kromosom.
Bila suami bergolongandarah A sedang istri bergolongan
darahB. Maka hasil persilangan nya timbul ke 4
golongan darah A,B,AB dan O dan yang terbanyak
gol.darah AB dengan perbandingan:
Ratio F2 : A
:
B
:
AB :
O
3
:
3
:
9
:
3.
TERBATAS SEKS
-
Pembalikan seks
- Diketahui sejumlah kasus dimana ayam betina (ZW) yang telah
bertelur mengalami tidak hanya pembalikan ciri ciri seksual
sekunder,misalnya perkembangan bulu jantan,taji& berkokok,tetapi
juga perkembangan testis dan bahkan produksi sel sel sperma (ciri
ciri seksual primer) .Hal ini bisa terjadi jika misalnya,penyakit
menghancurkan jaringan ovarium,dan dengan ketiadaan hormon
hormon seks betina,jaringan testicular rudimenter yang ada dipusat
ovarium bisa berproliferasi.
- Perlu diingat dlm. Memecahkan persoalan pembalikan seks(sexs
reversal) ,haruslah diingat bahwa jantan fungsionil yang berasal dari
pembalikan seks akan tetap betina secara genetis (ZW).