Anda di halaman 1dari 14

Pola-pola Hereditas

Pada dasarnya prinsip pewarisan sifat dari induk pada filial/keturunannya pertama kali
dikemukakan oleh percobaan dengan Pisum sativum (ercis) oleh Mendell (1822-1884). Mendell
mengemukakan 2 hukum yang terkait dengan hereditas yaitu:

A. Hukum Mendell
Hukum Mendell I (segregasi) dalam proses gametogenesis pada individu heterozigot
akan terjadi pemisahan gen secara bebas. Hukum ini diperoleh pada persilangan genotip
monohibrid.
Misalnya, pada individu dengan genotip Bb akan menghasilkan gamet B dan b saat
gametogenesis.
Hukum Mendell II (asortasi) gen-gen dari sepasang alela akan memisah selama
meiosis dan akan membentuk gamet kembali secara bebas.
Misalnya, pada individu dengan genotip BbKk B --->K = BK
B ---> k = Bk
b ---> K = bK
b ---> k = bk
Hukum Mendell II diperoleh pada persilangan genotip dihibrid.
Dari hukum Mendell diatas sifat dominan akan menutupi terhadap sifat resesif ketika
terjadi persilangan (hibrid). Disamping itu dalam persilangan organisme terjadi beberapa
penyimpangan dari hukum Mendell yang biasanya dikenal dengan penyimpangan semu hukum
Mendell.

B. Penyimpangan Semu Hukum Mendell


Peristiwa yang termasuk di dalam penyimpangan semu hukum Mendell antara lain:
a. Intermediet muncul ketika sifat dominan bertemu dengan sifat resesif dalam arti pada kondisi
heterozigot sifat dominan tidak lagi sepenuhnya menutupi sifat resesif karena keduanya
memiliki probabilitas sama. Contoh: munculnya warna merah muda pada persilangan bungan
warna merah dan putih.
b. Epistasis dan hipostasis muncul pada persilangan dimana gen dominan atau resesif
menutupi terhadap gen dominan atau resesif yang lain yang bukan alelanya dimana gen yang
menutupi bersifat epistasis dan yang tertutupi bersifat hipostasis. Hasil persilangan ini akan
menghasilkan perbandingan fenotip 12 : 3 : 1. Contoh: warna gandum bulu ayam, warna tubuh
mencit, dll.
c. Kriptomeri muncul karena satu gen dominan yang tidak memunculkan pengaruhnya jika
sendiri tanpa gen dominan lanilla dan apabila gen dominan tersebut bergabung akan
memunculkan individu dengan fenotip baru. Hasil persilangan seperti ini akan memiliki
perbandingan fenotip 9: 3 : 4. Contoh: Hasil persilangan oleh Correns (1912) pada bunga
Linaria maroccana.
d. Polimeri muncul akibat terjadi pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang
berdiri sendiri Namur mempengaruhi bagian yang sama pada organisme. Hasil persilangan ini
akan menghasilkan perbandingan fenotip 15 : 1. Contoh: kulit gandul, kulit manusia, dll.
e. Interaksi antargen terjadi karena interaksi saling mempengaruhi antara 2 pasang gen atau
lebih. Tetapi hasil hibrid ini tidak menyimpang dari perbandingan fenotip dihibrid hukum Mendell
yaitu 9 : 3 : 3 : 1, akan tetapi muncul dua sifat baru yang berbeda dari parentalnya. Contoh: pial
pada ayam.
f. Gen Komplementer terjadi akibat interaksi antar gen yang saling melengkapi dan apabila
salah satu gen tidak muncul, maka ekspresi statu karakter akan hilang. Perbandingan fenotip
hasil persilangan ini 9 : 7. Contoh: bisu tuli pada manusia, pigmen pada kacang Manis
(Lathyrus odoratus).

C. Tautan/Pautan serta Pindah Silang (Crossing over)


Peristiwa tautan dikemukakan oleh Sutton dimana dia berpendapat bahwa jika ada gen
gen yang mengendalikan dua sifat beda berada pada kromosom yang sama maka gen-gen
tersebut tidak dapat memisah secara bebas. Disamping itu untuk gen-gen yang berdekatan
lokusnya akan cenderung memisah bersama-sama disebut linkage (tautan). Kondisi tautan
dapat diuji dengan tes cross dihibrid. Jika;
1. gen bebas (tidak ada tautan) perbandingan fenotip F2 = 1 : 1 : 1 : 1
2. Pautan sempurna jika KP (kombinasi parental) : RK (rekombinan)
adalah 1 : 1

3. Tautan tak sempurna (pindah silang/crossing over) KP > 50% dan RK


< 50%.
(baik pada susunan gen sis/ n : 1 : 1 : n atau trans/ 1 : n : n : 1)
D. Tautan Sex (Sex linkage)
Pertama kali dikemukakan oleh T. H. Morgan (1901) yang menyimpulkan bahwa dari
percobaan dengan D. melanogaster gen warna mata tertaut pada kromosom X dan warna
merah dominan terhadap putih. Contoh gen yang tertaut pada kromosom Y adalah penyakit
Hypertrichosis.

E. Gagal berpisah Non disjunction)


Calvin B. Bridge kelompok dari Morgan memberikan suatu kesimpulan bahwa pada saat
pembentukan sel kelamin kadang-kadang kromosom kelamin tidak memisah secara bebas dan
tetap tidak memisah bersama-sama. Akibat peristiwa ini pada manusia muncul sindrom turner,
klinefelter, wanita super, pria XYY.

F. Gen Letal
Gen dominan ataupun resesif dalam keadaan homozigot akan menyebabkan kematian
individu. Contoh gen letal dominan Brakifalangi, Huntington Disease HD, gen A* pada tikus.
Sedangkan gen letal resesif gen ictyosis congenita, gen m pada sapi, gen g pada jagung.

G. Hereditas Pada Manusia


Cacat bawaan dan penyakit menurun pada manusia dibedakan menjadi 2 yaitu yang
terpaut pada autosom dan terpaut pada sex kromosom.
a. Penyakit menurun yang terpaut autosom
1. autosomal resesif
Albinisme (bulai) kelainan pigmen melanin karena ketidakmampuan pembentukan enzim yang
mengkonversi asam amino tirosin menjadi beta-3,4-dihidroksiphenylalanin yang nantinya akan
dirubah menjadi pigmen melanin.
PKU (phenylketonuria) penyakit gangguan mental akibat ketidakmampuan konversi
phenylalanin menjadi tirosin, dimana konsentrasi yang tinggi dari phenylalanin dalam darah
akan mengganggu perkembangan otak.
Cystic fibrosis (CF) terjadi kelainan metabolisme protein sehingga terjadi kemunduran organ-
organ tubuh.
Tay-sach terjadi degenerasi saraf, intelektual dan lemah otot.
DM (Diabetes Mellitus) penyakit akibat terjadi proses hyperglikemia

2. Autosomal dominan
Thalasemia penyakit yang menyebabkan eritrosit hemolisis, bentuk tak teratur, kadar Hb
rendah.
Polidaktili memiliki kelebihan jari pada tangan atau kaki.
Dentinogenesis Imperfecta kelainan gigi dimana dentin berwarna putih susu.
Retinal aplasia kelainan yang menyebabkan lahir dalam kondisi buta.
Anonychia kelainan tidak tumbuhnya kuku dari beberapa jari tangan atau kaki atau tidak
tumbuh sama sekali.

b. Penyakit menurun yang terpaut sex kromosom


1. Terpaut pada kromosom Y dan bersifat resesif
Gen resesif wt tumbuh kulit disela-sela jari kaki/tangan
Gen resesif hg tumbuh rambut panjang dan kaku di permukaan tubuh.
Gen resesif hp penyakit hipertrikosis yaitu tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu seperti
di tepi daun telinga.
2. Terpaut pada kromosom X dan bersifat resesif
Buta warna (colour blind) kelainan tidak bisa membedakan warna baik sebagian ataupun total.
Genotip pada penderita ini yaitu:
XcbY (laki-laki buta warna), XY (normal), XcbXcb (wanita buta warna), XXcb (wanita
carier/heterozigot), XX (normal).
Hemofilia kelainan dimana darah sukar membeku. Dibedakan menjadi 2 yaitu hemofilia A
(penderita tidak memiliki antihemofilia globulin [ A HG ] ) dan hemofilia B (penderita tidak
memiliki faktor plasma tromboplastin komponen [PTK] ). Genotip pada penderita ini yaitu:
XY (normal), XhY (laki-laki hemofilia), XX (normal), XhXh (wanita hemofilia), dan XXh
(wanita carier/heterozigot).
Anodontia penderita tidak memiliki benih gigi sama sekali pada tulang rahangnya dan disandi
gen a.
Sindrom Lesch-Nyhan penderita mengalami pembentukan purin berlebihan terutama basa
guanin. Lambang dari gen untuk penyakit ini yaitu in. Penderita akan sering kejang, sering
merusak jaringan di bibir, kuku, sukar menelan dan muntah-muntah.
Hidrosefali tertaut X terjadi pembesaran rongga kepala akibat penimbunan cairan
serebrospinal.

c. Golongan darah
1. Sistem A B O oleh Karl Landsteiner (1900)
Golongan darah A homozigot (IAIA), heterozigot (IAIO)
Golongan darah B homozigot ( IBIB), heterozigot (IBIO)
Golongan darah AB bergenotip (IAIB)
Golongan darah O bergenotip (IOIO)
2. Sistem Rhesus oleh Karl Landsteiner dan A. S. Wiener (1940)
Rhesus positif memiliki antigen Rh pada darahnya
Genotip: Rh Rh = RR dan Rh rh = Rr
Rhesus negatif tidak memiliki antigen Rh pada darahnya
Genotip: rh rh = rr
Jika terjadi pernikahan antara pria rhesus positif (RR) menikah dengan wanita rhesus
negatif (rr) akan menghasilkan filial rhesus positif Rr dimana antigen Rr pada darah bayi akan di
aglutinasi oleh antibodi ibu sehingga memunculkan peristiwa eritroblastosis fetalis.
3. Sistem MN oleh Karl Landsteiner dan P.Levine (1927)
Pada golongan darah ini diketahui terdapat antigen M dan N pada eritrosit.
Golongan darah M genotip LMLM
Golongan darah N genotip LNLN
Golongan darah MN genotip LMLN
Standar Kompetensi:
menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat.

A. Pola-Pola Hereditas
1. Pewarisan Sifat

a. Genetika adalah ilmu mengenai pewarisan sifat-sifat induk pada turunannya.

2. Istilah dalam Pewarisan Sifat

a. Parental: induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P.


b. Filial: keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan pertama
disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga disingkat F3, dan seterusnya.
c. Dominan: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat mengalahkan sifat pasangannya.
Gen dominan: gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelnya dan memakai simbol huruf besar.
d. Resesif: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat
dikalahkan oleh sifat pasangannya.
Gen resesif: gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya
dan memakai simbol huruf kecil.
e. Genotip: susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan
munculnya sifat-sifat pada fenotip.
f. Fenotip: sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
g. Alel: anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini terletak
pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
h. Homozigot: pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif.
i. Heterozigot: pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan lainnya
gen resesif.
j. Pembastaran: perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.
3. Hukum Mendel
a. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi), menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan
gamet pada individu, akan terjadi pemisahan alel secara bebas. Persilangan monohibrid
membuktikan hukum Mendel I. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu
sifat beda. Untuk mengetahui keadaan genotip F1 dapat dilaksanakan:
1) testcross (uji silang): mengawinkan individu hasil hibrida (F1) dengan salah satu induknya yang
homozigot resesif. Tujuan uji silang ini untuk mengetahui keadaan genotip suatu individu,
apakah homozigot atau heterozigot.
2) backcross (silang balik): mengawinkan individu hasil hibrida (F 1) dengan salah satu induk, baik
induk homozigot dominan ataupun resesif. Tujuan backcross adalah untuk mengetahui genotip
induknya.
Intermediet: penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi
sifat resesif sehingga muncul sifat diantara keduanya.
b. Hukum Mendel II, menyatakan bahwa pada saat penentuan gamet, gen-gen sealel akan
memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas pula. Persilangan dihibrid merupakan
bukti berlakunya hukum Mendel II. Mendel melanjutkan persilangan, dengan menyilangkan
tanaman yang memiliki dua sifat beda (dihibrid), yaitu warna dan bentuk kacang ercis. Dia
menyilangkan kacang ercis biji bulat (B) warna kuning (K) dengan kacang ercis biji kisut (b)
warna hijau (k). Hasilnya F1 memiliki fenotip kacang ercis biji bulat warna kuning (100%).
Setelah F1 disilangkan dengan sesamanya menghasilkan keturunan F2 dengan rasio fenotip 9
(bulat kuning) : 3 (bulat hijau) : 3 (kisut kuning) : 1 (kisut hijau).
4. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Pada persilangan dihibrid pada keturunan ke-2 (F 2) akan mempunyai perbandingan fenotip = 9 : 3 : 3 : 1.
Tetapi dalam keadaan tertentu perbandingan fenotip tersebut tidak berlaku. Dari beberapa percobaan,
ternyata ada penyimpangan hukum Mendel. Hal itu dapat terjadi karena adanya interaksi antargen, atau
suatu gen dipengaruhi oleh gen lain untuk memunculkan sifat tertentu sehingga menyebabkan
perbandingan fenotip yang keturunannya menyimpang dari hukum Mendel. Keadaan semacam ini
disebut penyimpangan hukum Mendel.
Jika gen yang berinteraksi dihibrid yang menurut Mendel perbandingan fenotip F 2 adalah 9 : 3 : 3 : 1
dapat menjadi 9 : 3 : 4 (kriptomeri), 9 : 7 (komplementer), 15 : 1 (polimeri) atau 12 : 3 : 1. (epistasis
dan hipostasis) dan interaksi gen 9 : 3 : 3 : 1 dengan sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya.
5. Pautan
Merupakan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama atau dalam satu pasang kromosom
homolog. Pautan antara dua macam gen atau lebih akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan genotip dan fenotip yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan gen-gen yang
tidak berpautan. Hal ini disebabkan gamet-gamet yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
6. Pindah Silang (Crossing Over)
Pindah silang diartikan sebagai peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom
lainnya yang homolog, atau bagian kromosom lainnya yang tidak homolog. Peristiwa pindah
silang terjadi pada pembelahan meiosis profase I, subfase pakiten dan akan berakhir pada
metafase I.
Pindah silang akan menghasilkan keturunan yang terdiri atas kombinasi parental (KP) dan
rekombinan (RK).
Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase rekombinasi dari hasil-hasil
persilangan. Semakin jauh jarak antarkedua gen, semakin besar kemungkinan terjadinya pindah
silang. Nilai pindah silang (NPS) dapat dihitung dengan rumus:

Peta kromosom adalah suatu gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak pada lokus
yang berderet-deret dalam suatu kromosom. Ukuran yang dipakai untuk menentukan jarak
antargen antarlokus disebut unit.
Titik pengukuran jarak antargen dimulai dari sentromer, jika gen a berjarak 12,5 unit, berarti gen
A berjarak 12,5 unit dari sentromer. Jika gen B berjarak 15,5 unit, berarti gen B berjarak 15,5
unit dari sentromer. Berdasarkan informasi jarak gen A dan B dari sentromer kita dapat
menghitung jarak antara gen A dengan B, yaitu 15,5 12,5 = 3 unit.
7. Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin pada berbagai organisme tidak sama. Beberapa tipe penentuan jenis
kelamin yang dikenal adalah sebagai berikut.
a. Sistem XX XY
1) Pada manusia: wanita 44 A + XX atau 22 AA + XX, pria 44 A + XY atau 22 AA + XY
2) pada Lalat buah: XX betina (6 A + XX atau 3 AA + XX), XY jantan (6 A + XY atau 3 AA
+ XY)
b. Sistem XX XO (pada belalang): XX betina (22A + XX), XO jantan (22A + XO).
c. Sistem ZW ZZ (pada kupu-kupu, ngengat, ikan, burung): ZW betina (78 A + ZW), ZZ
jantan (78 A + ZZ).
d. Sistem ZO ZZ (pada ayam, itik): ZO betina (76A + ZO), ZZ jantan (76A + ZZ).
8. Pautan Seks
Merupakan peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks. Pautan seks dapat
terjadi pada kromosom X atau kromosom Y.
Contoh: gen penentu warna mata pada lalat Drosophila terpaut pada kromosom X.
9. Gen Letal
Merupakan gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian pada individu yang
membawanya.
a. Gen letal dominan: jika gen dominan dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian.
Contoh:
1) Thallasemia (ThTh) pada manusia;
2) Tikus bulu kuning (KK);
3) Ayam Redep (RR);
4) Ayam tidak berjambul (JJ).
b. Gen letal resesif: jika gen resesif dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Contoh:
1) Sapi Bulldog (dd);
2) Sickle cell (ss) pada manusia;
3) Kelinci Pegler (pp).
B. Hereditas pada Manusia
1. Golongan Darah
Golongan darah bersifat menurun (genetis). Golongan darah pada manusia dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Sistem ABO ditentukan oleh 3 macam alel, yaitu Ia, Ib, dan Io;
b. Sistem Rhesus, ditentukan oleh gen Rh untuk rhesus (+) dan gen rh untuk rhesus (-). Alel Rh
bersifat dominan terhadap alel rh;
c. Sistem MN, ditentukan oleh 2 macam alel, yaitu LM dan LN.
2. Cacat dan Penyakit Menurun pada Manusia
Ciri-ciri penyakit menurun:
a. tidak menular pada orang lain;
b. tidak dapat disembuhkan, karena ada kelainan dalam substansi hereditas (gen);
c. umumnya dikendalikan oleh gen resesif dan hanya muncul pada seseorang yang homozigot
resesif.
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat diwariskan melaui autosom dan ada yang
melalui kromosom seks (terpaut seks).
a. Terpaut Autosom
1) Albino, disebabkan ketidakmampuan tubuh membentuk enzim pengubah tirosin menjadi
pigmen melanin yang dikendalikan oleh gen resesif a. Orang normal memiliki genotip AA dan
normal carier Aa. Seorang albino dapat lahir dari pasangan yang keduanya carier.
2) Polidaktili, merupakan kelainan bawaan dalam autosom yang dibawa oleh gen dominan.
Penderita dapat dilahirkan dari pasangan orang tua yang sama-sama polidaktili heterozigot (Pp),
atau dari pasangan yang salah satu polidaktili (PP) dan yang lainnya normal (pp).
3) Brakidaktili, merupakan kelainan yang berupa memendeknya jari-jari akibat ruas-ruas jarinya
pendek. Kelainan ini dikendalikan oleh gen dominan (B) yang bersifat letal. Dengan demikian,
keadaan dominan homozigot (BB) akan menyebabkan kematian, genotip heterozigot (Bb) akan
menyebabkan brakidaktili, dan homozigot resesif (bb) normal.
b. Terpaut pada Kromosom Seks Manusia
1) Gen-gen abnormal terpaut kromosom Y (Holadrik) antara lain:
a) webbed toes, merupakan kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan selaput diantara jari-
jari, seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut dikendalikan oleh resesif (wt)
sedangkan gen dominan Wt menentukan keadaan normal.
b) hyserix gravior, merupakan kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang kasar dan
panjang, mirip duri landak. Sifat rambut ini dikendalikan oleh gen resesif (hg). Gen Hg
mengekspresikan pertumbuhan rambut normal.
c) hypertrikosis, merupakan kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan
pada tubuh. Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif (ht). Gen H menyebabkan keadaan normal.
2) Gen-gen abnormal terpaut kromosom X antara lain:
a) Hemofilia, penyakit genetik dimana darah sukar membeku pada saat terjadi luka. Tubuh
mengalami kegagalan dalam pembentukan enzim tromboplastin (enzim pembeku darah)
sehingga penderita akan sering mengalami pendarahan. Gen ini bersifat resesif yang terkandung
dalam kromosom X. Oleh karena itu, genotip penderitanya menjadi X hXh (letal), dan XhY,
sementara wanita carier adalah XHXh. Wanita hemofilia hanya ada secara teori, sebab akan mati
pada saat embrio.
b) Buta Warna (Colour Blind), kelainan pada retina mata seseorang, yaitu pada sel kerucutnya
tidak peka terhadap cahaya yang berwarna. Jika buta warna dibawa oleh gen resesif cb yang
terpaut pada kromosom X, maka penderitanya adalah X cbXcb dan XcbY, sementara XCBXcb adalah
wanita carier.
c) Anenamel (Gigi Tak Beremail), kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat dominan pada
kromosom X. Gen g menentukan gigi normal, sementara gen G anenamel. Ciri-cirinya antara
lain gigi kekurangan lapisan email sehingga giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak.
Penderita bergenotip XGY, XGXG, dan XGXg. sementara genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
d) Anodontia, kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Ciri-
cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak ompong. Kelainan ini lebih sering
dijumpai pada pria sebab seorang pria yang mengandung satu gen a (gen anodontia) sudah
menampakkan gejalanya (XaY), sementara pada wanita baru menampakkan sebagai penderita
jika genotipnya XaXa.

Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Pada tikus terdapat alela ganda untuk warna bulu:
Ay = gen kuning
A = gen hitam
a = gen kelabu
Bila: Ay = dominan terhadap A, dan A = dominan terhadap a, sedangkan homozigot A y bersifat
letal, maka hasil persilangan antara AyA dengan Aya akan menghasilkan turunan .
A. 2 hitam : 1 kelabu
B. 2 kuning : 1 kelabu
C. 3 kuning : 1 hitam
D. 2 kuning : 1 hitam
E. 2 kuning : 1 hitam : 1 kelabu
Penyelesaian
P : AyA >< Aya
y
G : A Ay
A a
F :
Gamet Ay A
Ay Ay Ay AyA
a Aya Aa
y y
Letal : A A
Kuning : AyA, Aya
Hitam : Aa
Perbandingan fenotip = letal : kuning : hitam = 1 : 2 : 1
Jawab D
1. Pak Budi menyilangkan galur murni kacang kapri berbiji bulat warna kuning (BBKK) dan biji keriput
warna hijau (bbkk). Persilangan dilakukan sampai mendapat keturunan F2 menghasilkan biji
sejumlah 3.200 buah. Secara berurutan, jumlah biji bulat warna kuning dan biji keriput warna hijau
adalah. . .
a. 200 dan 600 d. 600 dan 200
b. 200 dan 1.200 e. 1.800 dan 200
c. 200 dan 1800

Dari soal diketahui bahwa:


P1 : BBKK >< bbkk
(bulat, kuning) (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
P2 : BbKk >< BbKk
G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 : 3.200 buah
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bK BbKK BbKk bbKk bbKk
bk BbKk Bbkk Bbkk bbkk
Keterangan :
- BB : bulat - KK : kuning
- Bb : bulat - Kk : kuning
- Bb : keriput - kk : hijau
F2 =
bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1
1.800 : 600 : 600 : 200
Jadi, jumlah biji bulat warna kuning dan biji keriput warna hijau adalah 1.800 dan 200.

2. Pada penyilangan bunga Linariamaroccana bungan merah (Aabb) dengan bunga putih (aaBB)
menghasilkan bunga ungu (AaBb). Apabila F1 disilangkan dengan bungan merah (Aabb),
berapakah rasio fenotip F2nya antara ungu : putih : merah?
a. 3 : 2 :3 d. 9 : 4 : 3
b. 6:2:8 e. 12 : 3 : 1
c. 9:3:4

Dari soal diketahui bahwa :


P1 = Aabb(merah) >< aaBB(putih)
G = Ab aB
F1 = AaBb (ungu)
P2 = AbBb(ungu) >< Aabb(merah)
G = AB,Ab,aB,ab Ab,ab
Gamet AB Ab aB Ab
Ab AABb Aabb AaBb Aabb
(ungu) (merah) (ungu) (merah)
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
(ungu) (merah) (putih) (putih)

F2 = ungu : putih : merah


3 2 3
3. Disilangkan tanaman mangga bulat manis (BBMM) dengan buah lonjong manis (bbMm). Hasil
persilangannya adalah. . .
a. 100% bulat manis d. 50% bulat manis : 50% lonjong pahit
b. 75% bulat manis : 25% lonjong manis e. 100% lonjong manis
c. 50% bulat manis : 50% lonjong manis

P : BBMM(bulat manis) >< bbMm(lonjong manis)


G : BM bM, bm
F : BbMM (bulat manis) dan BbMm (bulat manis)
Dari persilangan diatas tampak bahwa semua keturunannya berfenotip bulat manis.

4. Pada tanaman kapri, biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan kulit biji berwarna coklat (C)
dominan terhadap putih (c) tanaman kapri yang bijinya bulat coklat dikawinkan dengan yang
bijinya kisut putih. Dan menghasilkan tanaman yang bijinya bulat coklat, bulat putih, kisut coklat,
dan kisut putih dengan perbandingan 1:1:1:1, masing-masing genotip dari kedua induk tersebut
yaitu. . .
a.BBCC dan bbcc d. BbCc dan bbcc
b. BBCc dan bbcc e. BbCc dan bbCc
c. BbCC dan bbcc

P : bulat coklat (BbCc) ><Kisut putih (bbcc) (testcross)


G : BC, Bc, bC, bc bc
F : BbCc, Bbcc, bbCc, bbcc
Perbandingan fenotip = 1:1:1:1

5. Gen A (daun berklorofil), gen a (daun tidak berklorofil), gen B (batang tinggi) dan gen b
(batang pendek). Jika genotip aa bersifat letal, maka hasil persilangan AaBb dengan Aabb
akan diperoleh perbandingan fenotip . . . .

a. Hijau tinggi : hijau pendek = 1 : 1


b. Hijau tinggi : hijau pendek = 3 : 1
c. Htjau tinggi : putih pendek = 1 : 1
d. Hijau tinggi : putih pendek = 2 : 1
e. Putih tinggi : hijau pendek = 3 : 1

Gen A = daun berklorofil Gen B = batang tinggi


Gen a = daun tidak berklorofil Gen b = batang pendek
P1 = AaBb X Aabb
G1 = AB Ab
Ab ab
aB
ab
F1 =
Gamet AB Ab aB ab
Ab AABb Aabb AaBb Aabb
Hijau Tinggi Hijau Pendek Hijau Tinggi Hijau Pendek

Ab AaBb Aabb aaBb aabb


Hijau Tinggi Hijau Pendek Putih Tinggi Putih Pendek

Maka Perbandingan Fenotip Hijau tinggi : hijau pendek = 3 : 3 = 1 : 1

6. Di suatu kota yang berpenduduk 100.000 jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan sama,
terdapat 5% penduduk laki-laki menderita buta warna. Penduduk kota tersebut yang bersifat
normal, tetapi membawa gen buta warna diperkirakan berjumlah. . .
a. 2.500 orang d. 9.500 orang
b. 4.750 orang e. 45.125 orang
c. 5.000 orang

Diketahui : -jumlah penduduk = 100.000 orang


-komposisi laki-laki dan perempuan = @50.000 jiwa

- laki-laki buta warna = 5% =XY


Maka : - XY = 5% menunjukkan frekuensi gen X
-berdasarkan hokumHardy-Weinberg : X + X = 1, maka X = 95%.
-ditanyakan penduduk yang normal, tetapi membawa gen buta warna, maka yang
dimaksud adalah perempuan normal karier (XX) karena pada laki-laki tidak ada normal karier, hanya
ada laki-laki normal (XY) atau laki-laki buta warna (XY). hal ini disebabkan oleh gen penyebab buta
warna terpaut pada kromosom X.
- Jadi, XX = 2 (95%) (5%) x 50.000 jiwa = 2
(0,95) (0,05) x 50.000 jiwa = 4.750 jiwa.

7. Penyimpangan perbandingan fenotip F1 pada persilangan dengan dua sifat beda, misalnya dari
9 : 3 : 3 : 1 menjadi 9 : 3 : 4 disebut. . .
a. pindah silang b. hipostais c. epistasis d.polimeri e.kriptomeri

Kriptomeri adalah gen dengan sifat tersembunyi, dimana ekspresi / pemunculan sifatnya sangat
dipengaruhi factor lain, misalnya factor asam basa. Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4

8. Perkawinan lalat buah warna abu-abu, sayap panjang dengan lalat buah warna hitam, sayap
pendek. Memperoleh keturunan lalat buah dengan fenotip warna abu-abu, sayap panjang dan
warna hitam, sayap pendek. Keadaan demikian dapat terjadi karena adanya peristiwa. . .
a.dominansi
b. gagal berpisah
c. gen terikat sempurna
d. gen terikat tak sempurna
e.epistasis
Misalkan : abu-abu = A Hitam = a sayap panjang = P sayap pendek = p

P: lalat buah warna abu-abu sayap panjang (AaPp) >< lalat buah warna hitam sayap pendek (aapp)
F: AaPp = abu-abu, sayap panjang
Aapp = abu-abu, sayap pendek
aaPp = hitam , sayap panjang
aapp = hitam, sayap pendek

9. Hemofilia adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh gen resesif yang terpaut kromosom X.
seorang anak laki-laki hemophilia dapat lahir dari perkawinan

1. Ayah normal, ibu normal heterozigotik


2. Ayah normal, ibu hemofiliakarir
3. Ayah normal, ibu normal karir
4. Ayah hemoflia,ibu normal homozigotik

Jawaban yang benar adalah. . .


a.1, 2, dan 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1 e. 1, 2, 3, dan 4

P : Ayah normal (HY) >< Ibu normal heterozigot (Hh)


G : H, Y H, h
F: laki-laki hemofili (hy)

P : Ayah Hemofili (hY) >< ibu normal homozigot (HH)


G : h, Y H
F : hanya ada laki-laki normal

10. Pernikahan antara wanita dan laki-laki yang keduanya berpenglihatan normal menghasilkan
seorang anak laki-laki yang buta warna dan dua anak perempuan berpenglihatan normal. Dari
kasus ini dapat dikethaui bahwa

1. Ibu adalah homozigot dominan


2. Ibu adalah homozigot resesif
3. Ibu adalah karier
4. Ayah adalah karier
5. Ayah adalah homozigot dominan

Jawaban yang benar adalah. . .


a.1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 5 c. 1, 3, dan 5 d. 3 e. 4

Dari soal terlihat bahwa kelainan buta warna terpaut pada kromosom X dan bersifat resesif.
P : laki-laki normal (X Y) >< wanita normal (XX)
F : laki-laki buta warna (XY)

Anda mungkin juga menyukai