Anda di halaman 1dari 7

PEROKSISOM A.

Pengertian Peroksisom adalah struktur kecil di dalam sel yang memiliki membran tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap (reseptor). Peroxisome mengandung sekitar 50 enzim, seperti katalasedan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Oleh karena enzim - enzim ini berperan dalam pembentukan dan pembongkaran hidrogen peroksida (H2O2) , maka organel tersebut dinamakan peroksisom. Peroksisom ditemukan pada semua sel eukariota. Pada sel tumbuhan, fungsi organel ini berkaitan dengan siklus glioksilat sehingga dinamakan glioksisom. Peroksisom banyak terdapat dalam sel parenkim hati dan sel tubulus kontortus proksimal ginjal. B. Sejarah Peroksisom pertama kali ditemukan oleh De Duve dan kawan-kawannya pada tahun 1965 di dalam sel-sel hati. Dalam memonitor kerja enzim urat oksidase yang terdapat pada lisosom, de Duve (Kleinsmith dan Kish, 1988) mempergunakan ginjal tikus dan beliau mendapatkan bahwa enzim urat oksidase tidak hanya dihasilkan oleh lisosom semata melainkan diproduksi juga oleh sel lainnya yang selama ini belum diketahui struktur dan fungsinya. Selain menghasilkan enzim urat oksidase organel yang tak dikenal ini juga menghasilkan enzim D-asam amino oksidasre, katalase serta enzim-enzim lainnya, dimana fungsi utama dari enzim-enzim yang dihasilkan oleh organel itu berhubungan dengan metabolisme (pembentukan serta penguraian) hydrogen peroksida (H2O2). Akhirnya berdasarkan hal tersebut organel yang tak dikenal tersebut dinamakan dengan peroksisom. C. Struktur Peroksisom adalah struktur kecil di dalam sel yang memiliki membran tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap (reseptor). Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50 enzim, seperti katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih antara 0,5 - 0,7 mikrometer, hanya dibungkus oleh selapis membran. Jumlah peroksisom untuk tiap sel bervariasi antara 70-700.

D. Jenis-jenis Peroxisome 1. Perixisome pada Tumbuhan Peroksisom juga sangat penting dalam tumbuhan. Terdapat dua jenis peroksisom sudah yang diteliti secara ekstensif. Tipe pertama terdapat pada daun, yang berfungsi untuk mengkatalisis produk sampingan dari reaksi pengikatan CO 2 pada karbohidrat, yang disebut fotorespirasi. Reaksi ini disebut fotorespirasi karena menggunakan O2 dan melepaskan CO2. Tipe peroksisom lainnya, terdapat dalam biji yang sedang berkecambah. Peroksisom kedua ini, dinamakan glioksisom, mempunyai fungsi penting dalam pemecahan asam lemak, yang tersimpan dalam lemak biji, menjadigula yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman muda. Proses pengubahan lemak menjadi gula ini dilakukan dengan rangkaian reaksi yang disebut siklus glioksilat. 2. Perixisome pada Hewan Salah satu fungsi penting biosintetik dari peroksisom hewan adalah untuk mengkatalisis reaksi pertama dari pembentukan plasmalogen. Plasmalogen merupakan jenis phospolipid terbanyak padamyelin. Kekurangan plasmalogen ini menyebabkan myelin pada sel saraf menjadi abnormal, karena itulah kerusakan peroksisom berujung pada kerusakan saraf.

E. Karakteristik Peroxisome 1. Peroksisom tidak memiliki genom 2. Peroksisom memiliki kemampuan untuk membelah diri sehingga dapat membentuk peroksisom anak 3. Peroksisom mampu beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah. Contohnya, sel khamir yang ditumbuhkan dalam gula mempunyai peroksisom yang kecil, sedangkan sel ragi yang ditumbuhkan dalam metanol mempunyai peroksisom yang besar untuk mengoksidasi metanol. Jika sel khamir tersebut ditumbuhkan dalam asam lemak peroksisomnya membesar untuk memecahkan asam lemak tersebut menjadi asetil-KoA melalui beta-oksidasi 4. Peroksisom tidak memiliki DNA dan ribosom sehingga tidak dapat mensintesis protein sendiri. 5. Membran yang membatasi badan mikro lebih tipis dari membran plasma, tebalnya hanya 6-8 nm. 6. Badan mikro intak memiliki tingkat osmotikum yang relatif stabil, tetapi akan pecah bila berada pada larutan pirofosfat. 7. Ternyata setelah pecah begitu memiasahkan membran dengan enzim-enzim dalam matriknya, enzim-enzim itu mlekat pada membrannya. 8. Ternyata nukleotida piridin seperti NADH dan NADPH tidak dapat masuk melewati membran badan mikro. 9. Terdapat 2 tipe Pengangkut (shuttle), yaitu malat-oksaloasetat (aspartat) shuttle dan gliserol -3-phospat shuttle. Malat-oksaloasetat (aspartat) shuttle adalah tipe pengangkut pada peroksisom dari sel-sel tanaman, sedangkan gliserol-3-phospat adalah tipe pengangkut pada sel-sel hati atau ginjal.

F.

Mekanisme transfer protein ke dalam peroksisom Nukleotida piridin seperti NADH dan NADPH tidak dapat masuk melewati membran badan mikro.Oleh karena itu dilakukan impor protein melalui membran. Hanya protein tertentu yang dapat masuk ke peroksisom, yaitu protein yang memiliki sekuen tiga asam amino spesifik (serin-lisin-leusin) pada ujung C atau ujung N (Protein Targeting Signal/PTS). Protein reseptor impor peroksisom yang terlibat dalam transpor protein ke dalam peroksisom adalah peroksin (Pex). Protein reseptor impor peroksisom yang larut dalam sitosol (Pex2 atau Pex5) mengenali protein peroksisom di sitosol yang mengandung tiga sekuens asam amino spesifik di ujung N atau ujung C. Pex2 atau Pex5 mengangkut protein ke dalam peroksisom dengan bantuan protein membran peroksisom. Kemudian di dalam peroksisom protein dilepaskan lalu Pex2 atau Pex5 kembali ke sitosol.

G. Mekanisme Pembentukan Peroxisome Protein untuk pembelahan disintesis di ribosom pada sitosol lalu diimpor ke dalam peroksisom. Impor protein menyebabkan pertumbuhan dan pembentukan peroksisom melalui pembelahan. Pembelahan mengikuti pembesaran yang dialami oleh peroksisom, lalu muncul tonjolan/tunas di salah satu bagian yang mengakumulasi lipid. Tonjolan ini lalu memisahkan diri. Ribosom bebas, yang tidak melekat pada retikulum endoplasma, memasok protein untuk isi dan membran, sementara dari sitosol dipasok beberapa gugus penting, seperti heme, bagi pembentukan katalase dan peroksidase.

H. Fungsi Badan Mikro 1. Oksidasi substrat pada mammalia Reaksi oksidasi pada peroksisom jaringan mammalia dipacu oleh enzim flavin oksidase yang menggunakan oksigen sebagai penerima elektron dan mengubahnya menjadi H2O2. H2O2 yang terjadi sifatnya toksik bagi sel, karena itu harus segera diubah menjadi H2O dan 1/2O2 oleh enzim katalase di dalam peroksisom. Peroksisom menggunakan oksigen (O2)dan hidrogen peroksida (H2O2) untuk melakukan reaksi oksidatif. Enzim-enzim dalam peroksisom ini menggunakan molekul oksigen untuk melepaskan atom hidrogen dari substrat organik (R) tertentu dalam suatu reaksi oksidatif yang menghasilkan hidrogen peroksida (H 2O2) H2O2 dimanfaatkan oleh enzim katalase untuk mengoksidasi substrat lain (fenol,asam format,formaldehida, dan alkohol). Reaksi oksidasi ini berperan untuk mendetoksifikasi bermacam-macam molekul racun dalam darah. Penumpukan H2O2 diubah oleh katalase menjadi O2 dalam reaksi sebagai berikut: Salah satu fungsi penting dari reaksi oksidatif yang dilakukan di peroksisom adalah pemecahan molekul-molekul asam lemak dalam proses yang disebut beta-oksidasi.

Oksidasi asam lemak diikuti pembentukan H2O2 yang berasal dari oksigen. H2O2 akan diuraikan oleh katalase dengan cara diubah menjadi molekul H 2O atau dioksidasi oleh senyawa organik lain. 2. Oksidasi asam lemak mammalia Pesan baru dari peroksisom jaringan mammalia diantaranya adalah asam oksidasi lemak.Setelah diketahui bahwa peroksisom jaringan hati tikus mampu mengoksidasi palmitoil-KoA menjadi asetil-KoA. Oksidasi ini dikenal dengan -oksidasi. Asetil-KoA ini kemudian akan diangkut ke mitokondria untuk memasuki daur Kreb atau daur asam sitarat. 3. Jalur Glikolat Merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di peroksisom dan bergandeng dengan siklus karbon di kloroplas. Jalur ini meliputi pengubahan senyawa yang tak mengandung fosfat (nonphosphorilated) yakni gliserat menjadi glisin, serin, dan persenyawaan C1, dan ini penting sebagai prekursor dalam biosintesis asam inti Jalur ini membebaskan 1 molekul CO2, menghsilkan satu molekul serin atau gliserat dari dua molekul fosfoglikolat, atau menghasilkan 1 molekul serin atau 1 molekul glisin ditambah persenyawaan C1 dari satu molekul fosfogliserat. Reaksi glikolat juga dikenal sebagai fenomena Fotorespirasi. Proses fotorespirasi : Selama fotosintesis, CO2 diubah menjadi glukosa melalui siklus Calvin, yang dimulai dengan penambahan CO2 ke dalam gula lima karbon, ribulosa-1,5-bifosfat. Akan tetapi, enzim yang terlibat dalam reaksi ini kadangkadang mengkatalisis penambahan O2 ke dalam ribulosa-1,5-bifosfat, yang berakibat pada produksi senyawa dengan dua karbon, fosfoglikolat. Fosfoglikolat kemudian diubah menjadi glikolat, yang kemudian ditransfer ke peroksisom, kemudian dioksidasi dan diubah menjadi glisin. Kemudian glisin ditransfer ke mitokondria dan diubah menjadi serin. Serin lalu dikembalikan ke dalam peroksisom dan diubah menjadi gliserat, yang kemudian ditransfer kembali ke kloroplas Fotorespirasi adalah suatu reaksi yang membebaskan CO2 dari organ yang berwarna hijau karena pengaruh cahaya. Fotorespirasi didefinisikan sebagai respirasi yang terjadi pada saat pencahayaan (terang). Decker (dalam Prawinata dkk, 1981) menyatakan bahwa fotorespirasi berlangsung bersama-sama dengan respirasi normal. Salah satu perbedaan antara respirasi normal dan fotorespirasi adalah responsnya terhadap konsentrasi oksigen pada atmosfer luar, dimana respirasi normal jenuh pada konsentrasi oksigen sebanyak 2%, sedang fotorespirasi terus meningkat hingga konsentrasi udara normal 21%. Untuk dapat memahami tentang fotorespirasi diperlukan pengetahuan tentang enzim rubisCO serta mengenai biosintesa dan metabolisme asam glikolat. Bergantung kepada perbandingan konsentrasi O2 dan CO2 dalam atmosfer, enzim RubisCO dapat mengkarboksilasi atau sebaliknya mengoksidasi substrat RuBP. Bila

RuBP bergabung dengan CO2 akan masuk ke lintasan atau siklus Calvin dari fotosintesa menghasilkan dua molekul asam fosfogliserat (PGA), tetapi bila RuBP bergabung dengan O2 akanmasuk kelintasan fotorespirasi menghasilkan satu molekul asam fosfogliserat dan satu molekul asam fosfoglikolat. Asam fosfoglikolat selanjutnya mengalami reaksi defosforilasi oleh enzim glikolat fosfatase membentuk asam glikolat. Pembentukan asam glikolat terjadi di kloroplas. Kemudian asam glikolat menuju ke peroksisom dan dioksidasikan oleh enzim glikolat oksidase menghasilkan asam glioksilat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida selanjutnya diurai menjadi O2 dan H2O oleh enzim katalase. Asam glioksilat beberapa rangkaian reaksi akan menghasilkan glisin (salah satu jenis asam amino). Metabolisme selanjutnya terjadi dalam mitokondria dimana dua molekul glisin bergabung membentuk satu molekul serin (jenis asam amino) dan juga CO2. Reaksi oleh enzim serin transhidroksimetilase ini merupakan sumber utama dari produksi CO2 pada fotorespirasi. Serin kembali ke peroksisom dan melalui beberapa rangkaian reaksiakan membentuk gliserat. Gliserat oleh kloroplas dengan bantuan enzim gliserat kinase dan dengan membutuhkan satu molekul ATP akan membentuk satu molekul asam fosfogliserat dan satu molekul ADP.

I.

Sindrom Zellweger

Sindrom Zellweger merupakan penyakit keturunan yang disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode protein integral membran peroksisom (Peroksin Pex2) sehingga tidak dapat melakukan impor protein. Sindrom ini menyebabkan abnormalitas pada otak, hati, ginjal, dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini belum ada pengobatannya dan menyebabkan komplikasi pneumonia dan gangguan pernapasan, serta kematian setelah enam bulan kelahiran.

J.

ENZIM-ENZIM PEROKSISOM Peroksisom banyak dijumpai pada sel hati dan ginjal hewan vertebrata, pada daun dan biji tumbuhan serta pada mikroorganisme eukarion seperti ragi, protozoa dan jamur. Enzim yang umum dijumpai pada peroksisom yaitu katalase. Selain itu hampir semua peroksisom juga mengandung enzim urat oksidase. Enzim-enzim yang dibentuk oleh peroksisom selengkapnya disajukan pada tabel 1. Tabel 1. Aktivitas utama enzim pada peroksisom (Kleinsmith dan Kish,1988) No. Aktivitas Enzimatis Sumber Peroksisom Hati Tikus Kecambah Daun tumbuhan Tumbuhan 1. Katalase + + + 2. Urat oksidase + + + 3. D-asam amino oksidase + + -

L-asam amino oksidase + L-asam hidroksi oksidase + + Glikolat oksidase + + Asam lemak oksidase + + Sitrat + sintase 9. akonitase ? + 10. Isositrat liase + 11. Malat sintase + 12. Malat dehidrogenase + 13. Glikolat reduktase + 14. Glikolat transminase Keterangan : (+) ada, (-) tidak ada, (?) belum diketahui

4. 5. 6. 7. 8.

+ + + + + +

Mereka berbeda dari lisosom dalam jenis enzim yang digunakan. Peroksisom menggunakan enzim yang membutuhkan oksigen (enzim oksidatif). Lisosom memiliki enzim yang bekerja di daerah miskin oksigen dan pH lebih rendah. Peroksisom terutama menjalankan fungsi metabolisme penting dalam metabolisme asamlemak dan alkohol (etanol). Untuk itu dilakukan injeksi dengan deterjen Triton WR-1339 dilanjutkan dengan penggunaan mikroskop elektron (kleinsmith dan Kish, 1988; Sheeler dan Bianchii, 1980). Hasilnya menunjukkan bahwa peroksisom mengonfirmasikan identitas yang unik. Bentuknya kecil seperti bola kasar berukuran antara mitokondria dan ribosom. Karena ukuran kecil inilah, bersama sama dengan glioksisom maka peroksisom digolongkan dalam benda-benda mikro Daftar Pustaka Bruce et al. 1994. Molecular Biology of The Cell. USA.

Anda mungkin juga menyukai