Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Allah Subhanu Wa Ta’ala atas rahmat dan


kemudahan yang telah diberikan kepada kami, sehingga alhamdulillah akhirnya
kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA berupa makalah
tentang Tumbuhan Tidak Berklorofil. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari
para pembaca akan membantu kami untuk memperbaiki makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Kami berharap semoga para pembaca dapat mendapatkan
manfaat setelah membaca makalah ini dan kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan, bahasa atau yang lainnya.

                                     Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B.     Tujuan Penulisan.................................................................................................. 1
C.     Rumusan Masalah................................................................................................ 1
BAB II ISI
B.     Tumbuhan Tidak Berklorofil...............................................................................2
  Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil................................................................2
  Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil.........................................................2
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...........................................................................................................10
B.     Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah


Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan dan
keseimbangan kehidupan di dunia ini. Tumbuhan hijau (berklorofil), misalnya
memiliki peran sangat sentral di dalam menyediakan makanan bagi dirinya sendiri
dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis.
Melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang digunakan
oleh makhluk hidup untuk bernapas. Tumbuhan yang tidak berhijau daun (tidak
berklorofil), juga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Di dalam
ekosistem, jamur saprofit berperan di dalam menguraikan zat organik yang
terdapat pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi zat anorganik, dan
mengembalikannya kepada lingkungan abiotik. Oleh karena itu diperlukan
analisis yang baik dan benar mengenai tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil
agar kita dapat lebih mengetahui dan memahami tumbuhan berklorofil dan tidak
berklorofil.

B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk:
1. Menjelaskan tentang tumbuhan tidak berklorofil.
2. Mengetahui beberapa contoh tumbuhan tidak berklorofil.

C.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1.      Bagaimanakah penjelasan tentang tumbuhan tidak berklorofil itu?
2.      Apa saja contoh tumbuhan tidak berklorofil itu?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil

Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil tidak


dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab
tidak memiliki zat hijau daun (klorofil). Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung
pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun
hewan, dan hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya.

B. Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil


1. Tali Putri (Cassytha filiformis)
Struktur tubuh tanaman tali putri mempunyai bagian yang langsung menembus
sel tumbuhan tempat tinggalnya dan menyerap makanan yang ada di dalamnya.
Bagian tali putri yang menembus tumbuhan tempat hidupnya disebut haustoria.
Apabila tali putri hidup pada suatu tumbuhan dalam waktu yang lama, tumbuhan
tersebut akan mati, karena makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut
terserap habis oleh tali putri.
Walaupun tumbuh sebagai parasit, ternyata tali putri mengandung banyak
khasiat, salah satunya memiliki kandungan zat yang bisa digunakan sebagai zat
pembunuh sel kanker. Tanaman tali putri sangat potensial untuk dikembangkan
sebagai obat herbal anti kanker. Berdasarkan sebuah penelitian, tanaman parasit
ini memiliki efek sitotoksik atau bisa membunuh sel kanker. Selain memiliki
kandungan zat pembunuh sel kanker, tali putri juga berkhasiat sebagai peluruh
kencing (diuretik), pereda demam, anti radang, pereda nyeri dan batuk serta
beberapa penyakit lain seperti sakit kuning dan disentri.
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki tali putri memiliki efek sebagai
antioksidan, relaksasi pembuluh darah dan memiliki efek antimikroba terhadap
kuman gonorhe, yakni penyakit menular seksual, kuman penyebab disentri,

4
pembesaran kelenjar limfe hingga gangguan fungsi syaraf. Selain berkhasiat
terhadap berbagai penyakit dalam, tanaman tali putri juga bisa untuk mengobati
penyakit luar seperti luka bakar, bisul dan eksim serta bisa juga dimanfaatkan
sebagai penyubur rambut, dengan memanfaatkan kandungan lendir yang terdapat
pada tanaman ini.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan tanaman tali putri
sebagai obat herbal yaitu, adanya penelitian yang menyebutkan bahwa pada dosis
tinggi tanaman ini dapat menyebabkan kejang yang membahayakan jiwa dan
kemungkinan terjadi gangguan pembekuan darah, oleh karena itu wanita hamil
sebaiknya menghindari penggunaan tanaman ini sebagai obat herbal.
Selain dosis yang harus dijaga, pemilihan tali putri untuk digunakan sebagai
obat herbal pun harus diperhatikan, karena tanaman ini tumbuh di berbagai jenis
tanaman lain baik yang beracun maupun tidak beracun. Tali putri yang tumbuh di
tanaman beracun sama sekali tidak boleh digunakan sebagai obat herbal, karena
justru dapat menyebabkan efek yang membahayakan. Meskipun memiliki
berbagai khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penggunaan tanaman
jenis ini masih memerlukan penelitian praklinik dan klinik lebih lanjut, sehingga
bagaimanapun tetap berkonsultasi dengan dokter ahli merupakan pilihan yang
paling bijaksana.

2. Rafflesia
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan
Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph
Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles,
pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang
belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997),
semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun
ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada
tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan
haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-

5
satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya
adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii,
diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg.
Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm.
Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia
disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak
menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari
dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran
bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan
menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu
pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena
nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg
raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus
mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara
salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun
Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka
jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh
tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus
titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem talipot
(Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas
ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah
berbunga.

3. Jamur (fungi)
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil. Dinding sel jamur terdiri dari kitin, bukan selulosa seperti pada
tumbuhan lainnya. Jamur tidak mempunyai klorofil maupun kromatofor. Jamur
yang berwarna bukan karena mengandung kromatofor melainkan senyawa
aromatik.

6
Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi
kebutuhan pangannya. Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat,
namun sebagian besar jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang
lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan
dengan membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara
perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus,
konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. Ciri-ciri
jamur diantaranya yaitu:
~ Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel tunggal.
~ Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
~ Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit maupun
saprofit.
~ Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
~ Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa.
~ Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi untuk
menyimpan makanan.
~ Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang cahaya.
~ Reproduksi secara asek-sual melalui pembelahan dan secara sek-sual melalui
peleburan inti sel dari dua sel induk.
~ Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Ada bermacam-macam spora yang dihasilkan oleh jamur, yaitu:


a.    Spora kembara, terutama pada jamur yang tumbuh di dalam air.
b.    Endospora, yaitu spora yang terbentuk dalam sel tubuh jamur itu sendiri.
c.    Ascospora, yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah berbentuk gada yang
disebut ascus.
d.   Basidiospora, yaitu sporaspora yang terbentuk dalam badan buah basidium.
e.    Konidia, yaitu ujung suatu hifa yang bersekat berfungsi sebagai spora.
Jamur dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, yaitu:

7
1) Jamur saprofit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang telah mati
dan juga pada bahan sisa-sisa makhluk hidup.
2) Jamur parasit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih hidup
dan merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya.
3) Jamur simbiosis, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih
hidup dan saling menguntungkan.
Karena jamur merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil, jamur tidak bisa
membuat makanannya sendiri. Untuk memperoleh makanannya,
jamur  mengeluarkan enzim. Enzim ini digunakan untuk mencerna barang-barang
yang ada disekelilingnya, seperti: daun, buah, makhluk mati, atau bahan organik
lainnya. Proses pencernaan tersebut disebut dengan pencernaan ekstraseluler.
Ekstraseluler adalah pencernaan yang berlangsung diluar sel tubuh organism
tersebut.
Macam-macam Jamur dan Manfaatnya
1.      Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan sebutan oyster
mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang atau tiram
dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah untuk
dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku usaha.
Manfaat: jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling sering
dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram diolah
menjadi sate jamur, keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.
2.      Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang memiliki
kandungan protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas kolesterol.
Jamur jenis ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai panas,
dengan suhu rata-rata 20-30 ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual dalam
keadaan segar, jamur kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang cukup
mahal. Manfaat: jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran
ketika memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng jamur, tauco
jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat. Selain itu

8
jamur kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung, pembuluh
darah dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid,
antiplatelet dan antipengentalan darah, serta sebagai antipendarahan.
3.      Jamur Shitake
Jamur shitake (Lentinus sp) sering disebut juga dengan nama hioko atau
Chinese black mushroom. Jamur jenis ini bisa tumbuh di gelondongan kayu atau
dibudidayakan dengan media berupa serbuk gergaji kayu. Manfaat : jamur shitake
dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan untuk sayur lalapan atau dimasak
menjadi aneka makanan olahan jamur. Selain itu jamur shitake juga dimanfaatkan
sebagai obat, karena mengandung lentinen yang berfungsi sebagai anti-kanker.
4.      Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi (Ganoderma sp) merupakan salah satu jenis jamur yang dikenal
masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki bentuk
seperti kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena khasiatnya dipercaya
bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Manfaat: jamur lingzhi
merupakan bahan obat yang sering digunakan sebagai campuran minuman atau
dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa yang terdapat dalam jamur
lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan kebugaran konsumennya, serta
bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci bahan-bahan beracun yang ada di
dalam tubuh.
5.      Jamur Maitake
Jamur maitake (Grifola sp) memiliki sebutan khusus yaitu “Hens of the wood”
atau ayam betina dari kayu. Sebutan ini diberikan karena bentuk jamur maitake
sangat mirip dengan jengger ayam. Seperti halnya pada jamur lingzhi, jamur
maitake juga dikenal masyarakat sebagai bahan obat. Manfaat: kandungan
senyawa pada jamur maitake dipercaya memiliki kemampuan sebagai anti-kanker
dan anti-HIV. Biasanya pemanfaatan jamur maitake bisa berupa ekstrak maupun
dalam bentuk serbuk.
6.      Jamur Merang
Jamur merang (Volvariella sp) merupakan jamur kompos yang banyak digemari
masyarakat. Biasanya jamur ini tumbuh ditumpukan jerami yang membusuk pada

9
saat musim panen padi berlangsung. Untuk membudidayakannya bisa
menggunakan jerami atau merang, limbah kapas, limbah kertas, ampas sagu, atau
serbuk gergaji kayu. Manfaat: jamur merang dimanfaatkan masyarakat sebagai
bahan pangan yang diolah menjadi aneka macam masakan jamur, seperti diolah
menjadi soup jamur, tumis jamur, sate jamur, dll.
7.      Jamur Champignon/Jamur Kancing
Jamur champignon (Agaricus sp) biasa disebut juga jamur kancing. Bentuk jamur
ini sekilas sangat mirip dengan jamur merang, yang membedakannya hanya pada
batang jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai cincin, serta memiliki
warna putih bersih. Manfaat: rasanya yang nikmat membuat jamur champignon
digemari para konsumen sebagai salah satu bahan makanan yang sehat dan kaya
manfaat. Biasanya jamur kancing ini digunakan sebagai bahan campuran dalam
sebuah masakan.
8.      Penicillium notatum, menghasilkan antibiotic penicillin.
9.      Aspergillus wentii, berperan dalam pembuatan kecap dan tauco.
10.  Aspergillus oryzae, berperan dalam pembuatan tape dan ubi.
11.  Saccharomyces cereviceae, berperan dalam pembuatan roti.
12.  Rhizopus oryzeae, berguna dalam pembuatan tempe.
Beberapa contoh jamur yang merugikan adalah sebagai berikut:
a.       Conticium salmonella (jamur upas), hidup pada cabang pohon buah-buahan dan
pohon karet, membuat warna menjadi oranye dan cabang tumbuhan mati.
b.      Exobasidium vexans, hidup sebagai parasit pada daun teh.
c.       Odium tuckeri, parasit pada daun dan buah anggur.
d.      Sclerospora jacvanica, jamur yang menyerang jagung.
e.       Plasmodium brassiciae, menyebabkan penyakit pada kubis.
f.       Phytopora nicotineae, menyebabkan penyakit tunas pada jagung.
g.      Empusa muscae, menyebabkan penyakit pada lalat.
h.      Erysiphe polygoni, menyerang tanaman polongan terutama kacang kapri.
i.        Amanita phalloides, merupakan jamur yang sangat beracun.
j.        Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
k.      Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.

10
l.        Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.
m.    Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
n.      Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.

11
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Tumbuhan tak berklorofil t,idak dapat membuat makanannya sendiri atau
disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun
(klorofil)  Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung pada lingkungannya bisa
berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun hewan, dan hidup sebagai
parasit pada tumbuhan inangnya.

B.   Saran

Dengan hadirnya makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca mampu


memahami tentang  tumbuhan yang tidak berklorofil. contoh-contohnya, serta
peranannya masing-masing. Demikian saran dari penulis semoga, makalah
ini  dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan
http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Kloroplas
http://articara.com/pengertian-klorofil
http://www.saksuk.com/tumbuhan-paku.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Raflesia
http://masterbiologi.com/ciri-dan-klasifikasi-jamur/

13

Anda mungkin juga menyukai