Anda di halaman 1dari 19

laporan penelitian rafllesia patma ( pangandaran )

POPULASI JENIS BUNGA RAFLESIA PATMA


DAN PERKEMBANGBIAKANNYA DI CAGAR ALAM
Disusun oleh :
Hanif Khoirun Nisa
NIM 2119120097
Aep Saepuloh
NIM 2119120098
Andri Ardian
NIM 2119120117
Dini Septiani
NIM 2119120118
Eka Santika
NIM 2119120119
Fitri Sari Fadilah
NIM 2119120108
Icih Nurhasanah
NIM 2119120104
Ryan Hendiki
NIM 2119120103
Rina Rosmiati
NIM 2119120115
Sri Agustini
NIM 2119120099
Sri Herawati
NIM 2119120101
Nailis
Candri
Monica
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Batasan Masalah
3
Maksud,Tujuan dan Manfaat Observasi
3
Metode Pendekatan
4
Cara Memperoleh Data
4
Sistematika Penulisan
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1 Deskripsi
7
2.2 Genus Raflesia
9
BAB III PEMBAHASAN
27
3.1 Spesies Bunga Raflesia patma
27
3.2 Perkembangbiakan Bunga Raflesia patma
32
3.3 Populasi dan Persebaran Bunga Raflesia patma
3.4 Bunga Raflesia patma Terancam Punah
39

39

3.5 Upaya Pelestarian Bunga Raflesia patma


BAB IV PENUTUP
41
4.1 Simpulan
41
4.2 Saran
42
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
43

40

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan karya tulis
ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Populasi Jenis Bunga
Raflesia patma dan Perkembangbiakannya di Cagar Alam
Bunga Raflesia patma merupakan jenis bunga langka yang tidak dapat tumbuh
disembarang tempat,lebih tepatnya hanya ditempat-tempat tertentulah dia dapat
tumbuh didaerah antara tipe lautan pantai dengan tipe hutan hujan tropika dataran
rendah (ekoton).
Bunga Raflesia patma memiliki lima kelopak berwarna jingga muda agak pucat
(salem). Yang membedakan dengan jenis raflesia lainnya adalah warna bunganya
yang cenderung lebih pucat, dan dengan adanya duri-duri yang terdapat pada
diktus. Bunga Raflesia patma pertama kali ditemukan dipulau Nusakambangan,
Cilacap Jawa Tengah dan kini selain berada di Nusakambangan, Cilacap Jawa
Tengah juga terdapat di Cagar Alam Leuweung Sancang Jawa Barat dan di Cagar
Alam Pangandaran.
Karena sekarang populasinya sudah terancam punah, maka bunga raflesia Patma
harus dilindungi, dijaga dan dilestarikan.
Dengan terselesaikannya karya tulis ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
Prof. Dr. H. Suherli, M.Pd. selaku Rektor Universitas Galuh
Hj. Jeti Rachmawati, Ir. MP. selaku Ketua Prodi Biologi
Anton Priyadi dan Aip selaku pendamping kelompok
Orang tua yang telah memberikan dorongan dan material
Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu
Harapan kami, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Alloh SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
Ciamis, 28 September 2012
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayatinya.
Indonesia mempunyai berbagai macam bunga yang khas dan langka. Seperti
contohnya bunga Raflesia patma, yang akan kami tinjau selebihnya mengenai apa
yang ada dalam habitatnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bunga
Raflesia patma.
Raflesia patma adalah salah satu bunga endemik asli Indonesia langka yang indah
dalam dunia botani dan merupakan satu diantara 15 jenis (spesies), mirip dengan
bunga raflesia yang lain namun diamati ukurannya lebih kecil dan mahkota
bunganya memiliki warna yang pucat.
Rafflesia patma pertama kali ditemukan pada tahun 1825 di pulau
Nusakambangan, Jawa Tengah ini seperti jenis-jenis rafflesia lainnya tidak dapat
tumbuh sendiri. Rafflesia patma tumbuh pada akar dan batang inang Tetrastigma
lanceolarium dan Tetrastigma papillosum.
Rafflesia patma merupakan satu diantara 15 jenis (spesies) rafflesia yang terdapat
di Indonesia. Rafflesia patma mempunyai ukuran bunga berdiameter antara 30-60
cm. Bunganya mempunyai lima kelopak berwarna jingga muda agak pucat
(salem). Yang membedakan dengan jenis Rafflesia lainnya, warna bunganya yang
cenderung lebih pucat. Ciri khas lainnya adalah adanya duri-duri yang terdapat
pada diktus.
Ada sekitar 30-an spesies rafflesia, dan Indonesia memiliki jumlah spesies
terbanyak sejumlah 15 spesies disusul oleh Malaysia yang mempunyai 7 spesies.
15 Spesies rafflesia yang terdapat di Indonesia antara lain: Rafflesia arnoldi (R.
Brown), Rafflesia hasseltii (Suringar), Rafflesia Patma (Blumenon Meijer),
Rafflesia rochussenii (Teijsm and Binn), Rafflesia zollingertana (Koorders),
Rafflesia priceii, Rafflesia godulensis, Rafflesia atjehensis (Koorders), Rafflesia
ciliate, Rafflesia borneersis, Rafflesia witkampi, Rafflesia micropylora (Meijer),
Rafflesia bengkuluwensis, Rafflessia meijeri (Wiriadinata and Rismita
Sari),Rafflesia Lawangensis.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan dikaji dapat
dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana spesies bunga Raflesia patma ?
Bagaimana proses perkembangbiakan bunga Raflesia patma?
Bagaimana keadaan populasi dan persebaran bunga Raflesia patma di Indonesia
dan masuknya ke daerah Cagar Alam Pangandaran?
Mengapa bunga Raflesia patma dilindungi di Indonesia ?
Apa yang menyebabkan bunga Raflesia patma terancam punah ?
Bagaimana upaya pelestarian bunga Raflesia patma?
Batasan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, kami membatasi masalah secara lebih rinci

mengenai bunga Raflesia patma sebagai berikut :


Spesies bunga Raflesia patma
Proses perkembangbiakan bunga Raflesia patma
Keadaan populasi dan persebaran bunga Raflesia patma
Perlindungan terhadap bunga Raflesia patma
Bunga Raflesia patma terancam punah
Upaya pelestarian bunga Raflesia patma
Maksud, Tujuan dan Manfaat Observasi
Maksud, tujuan dan manfaat penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
Menambah serta memperluas wawasan penyusun
Mengembangkan daya pikir yang lebih dalam atas dasar pikiran yang positif dan
rasional guna mempersiapkan diri untuk masa yang akan datang dan
merealisasikan serta mendorong partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Pembaca dapat mengetahui mengenai ciri khas bunga Raflesia patma serta
perkembangbiakan dan penyebarannya
Masyarakat pada umumnya dan khususnya mahasiswa Universitas Galuh Prodi
Pendidikan Biologi dapat lebih mencintai dan lebih memahami akan arti
pentingnya bunga Raflesia patma
Metode Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dan studi
keustakaan, mengenai masalah bunga yang langka, perkembangbiakan, dan
sebagai berikut yang ada hubungannya dengan penyusunan karya tulis ini.
Dengan metode sebagai berikut :
Penyusun melakukan observasi dan wawancara langsung dengan narasumber pada
objek penelitian
Penyusun mencari dan memilah-milih yang sesuai dengan permaslahan yang akan
dibahas
Penyusun melakukan analisis terhadap sumber yang telah dipilih
Penyusun melakukan penyusunan berdasarkan sumber yang telah dipilih dan telah
dianalisis.
Cara Memperoleh Data
Cara yang kami dapatkan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :
Tinjauan langsung ke Cagar Alam Pangandaran
Studi literature dengan mengambil data dari berbagai sumber pustaka demi
menunjang masalah yang sedang dibahas.
Dari buku-buku sumber yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas
penyusun
Bertanya kepada narasumber (tour guide)
Dari media internet yang mencakup beberapa situs yang disebutkan dalam daftar
pustaka.
Sistematika Penyusunan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Maksud, Tujuan, Manfaat Observasi
Metode dan Pendekatan
Cara Memperoleh Data
Sistematika Penyusunan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi
2.2 Genus Raflesia
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Spesies Bunga Raflesia patma
3.2 Perkembangbiakan Bunga Raflesia patma
3.3 Populasi Dan Persebaran Bunga Raflesia patma
3.4 Bunga Raflesia patma Terancam Punah
3.5 Upaya Pelestarian Bunga Raflesia patma
BAB IV PENUTUP
Simpulan
Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu dan
pada waktu yang tertentu pula.
Berkembangbiak (reproduksi) adalah kemampuan menghasilkan keturunan
(individu baru) dengan tujuan melestarikan dan memerbanyak jenis
Bunga adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio
Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup").

Raflesia adalah merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena


memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di
dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak
memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Jadi bunga Raflesia patma adalah bunga besar dengan keunikan sendiri yaitu
dengan baunya yang berbeda dengan bunga pada umumnya, yaitu bau busuk yang
menyengat.
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan
Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph
Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles,
pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang
belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997),
semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun
ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada
tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan
haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satusatunya bagian tumbuhan rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya
adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii,
diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg.
Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm.
Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia
disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak
menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari
dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran
bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan
menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu
pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk rafflesia membingungkan karena nama
umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg
raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus
mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara
salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun
Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka
jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh
tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus
titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem Talipot
(Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas
ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah
berbunga.
Genus Raflesia
Ada sekitar tiga puluh jenis raflesia yang dapat tumbuh didunia ini, lima belas
diantaranya dapat tumbuh dan berkembangbiak di daerah-daerah tertentu di
Indonesia. Di Indonesia sendiri populasinya sedang menurun, selain bunga yang
sulit tumbuh disembarang tempat juga adanya berbagai predator yang dapat
memakan bunga raflesia ketika bunga itu akan tumbuh, contoh binatang yang

dapat memakan bunga berbau busuk itu adalah landak.


Beberapa jenis bunga raflesia yaitu sebagai berikut :
Rafflesia arnoldii
Rafflesia azlanii
Rafflesia baletei
Rafflesia banahawensis
Rafflesia bengkuluensis
Rafflesia cantleyi
Rafflesia gadutensis
Rafflesia hasseltii
Rafflesia keithii
Rafflesia kerrii
Rafflesia leonardi
Rafflesia lobata
Rafflesia manillana
Rafflesia micropylora
Rafflesia mira
Rafflesia panchoana
Rafflesia patma
Rafflesia pricei
Rafflesia rochussenii
Rafflesia schadenbergiana
Rafflesia speciosa
Rafflesia tengku-adlinii
Rafflesia tuan-mudae
Rafflesia verrucosa
Rafflesia borneensis
Rafflesia ciliata
Rafflesia titan
Rafflesia witkampii

Penjelasan mengenai macam-macam raflesia yaitu sebagai berikut ;


Rafflesia azlanii
Gambar 2.2.1 Rafflesia azlanii
Rafflesia azlanii adalah tanaman berbunga parasit endemik Semenanjung
Malaysia. Hal ini paling mirip dengan R. cantleyi, tetapi berbeda dalam memiliki
bercak perigone lebih besar
Rafflesia baletei
Gambar 2.2.2 Rafflesia baletei
Rafflesia baletei adalah spesies tanaman parasit dari genus rafflesia. Ini adalah

endemik ke Filipina.
Rafflesia philippensis
Gambar 2.2.3 Rafflesia philippensis
Rafflesia philippensis adalah spesies tanaman parasit dari genus rafflesia yang
disebut oleh Blanco dalam bukunya de Flora Filipinas pada tahun 1845. R.
philippensis diketahui hanya dari sebuah gunung yang terletak di antara provinsi
Laguna dan Quezon, Luzon di mana ia pertama kali ditemukan.
Rafflesia cantleyi
Gambar 2.2.4 Rafflesia cantleyi
Rafflesia cantleyi adalah spesies tanaman parasit dari genus rafflesia. Hal ini dapat
ditemukan di Semenanjung Malaysia dan Pulau Tioman, sebuah pulau di lepas
pantai timur Semenanjung Malaysia. Spesies ini hampir identik dengan R.
hasseltii, kecuali untuk jumlah kutil pada lobus perigone dari dua spesies. Ciri
khas lain dari R. cantleyi adalah kemampuannya untuk membentuk bunga pada
bagian udara Tetrastigma inangnya
Rafflesia gadutensis
Gambar 2.2.5 Rafflesia gadutensis
Pulau Sumatera kaya akan beragam spesies Rafflesia. Salah satu dari spesies
tersebut merupakan spesies endemik Pulau Sumatera yaitu Rafflesia gadutensis
W. Meijer . Sebagaimana diketahui selama ini, habitat Rafflesia adalah di dalam
hutan yang kondisinya masih bagus. Kondisi hutan Sumatera Barat yang relatif
masih bagus telah menjadi salah satu habitat yang penting bagi keberadaan
Rafflesia di Pulau Sumatra. Namun, R. gadutensis sendiri diketahui hanya mekar
pada dua bulan pertama dalam satu tahun.

Rafflesia hasseltii
Gambar 2.2.6 Rafflesia hasseltii
Rafflesia hasseltii adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Hal ini
dapat ditemukan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatra, Indonesia.
Rafflesia bengkuluensis
Gambar 2.2.7 Rafflesia bengkuluensis
Rafflesia bengkuluensis adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini
asli ke pulau Sumatera Indonesia

Raflesia Amorphophallus titanum

Gambar 2.2.8 Raflesia Amorphophallus titanum


Bunga bangkai raksasa ini dinamakan Amorphophallus titanum. Berkembang biak
karena serbuk yang disebarkan melalui media serangga.
Rafflesia keithii
Gambar 2.2.9 Raflesia keithii
Rafflesia keithii adalah tanaman berbunga parasit di Rafflesia genus endemik ke
Sabah di Kalimantan. Bunga-bunga bisa tumbuh hingga satu meter dengan
diameter. Hal ini dinamai Henry (Harry) George Keith, Konservator mantan
Hutan di Kalimantan Utara (Sabah sekarang).
Rafflesia kerrii
Gambar 2.2.10 Raflesia kerrii
Rafflesia kerrii adalah anggota dari genus Rafflesia. Hal ini ditemukan di hutan
hujan selatan Thailand dan Semenanjung Malaysia, dengan penduduk yang paling
terkenal di Khao Sok National Park.
Rafflesia Leonardi
Gambar 2.2.11 Raflesia Leonardi
Rafflesia Leonardi adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini adalah
endemik ke Filipina. R. Leonardi adalah Rafflesia keempat spesies yang
ditemukan di Luzon dan kedelapan dari Filipina. Ini disebut ngaratngat oleh suku
Agta lokal.
Spesies itu ditemukan pada bulan Mei 2008 oleh Cagayan Valley di Mitra
Pembangunan Rakyat (Cavapped), kelompok multi-sektoral ilmuwan lingkungan
di Kinapawan sitio terpencil di kota pantai Lal-Lo, Cagayan.
Rafflesia manillana
Gambar 2.2.12 Raflesia manillana
Rafflesia manillana adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini adalah
endemik ke Filipina.
Spesies ini diberi nama setelah kota Manila. Diskusi terbaru dari taksonomi dari
spesies ini dapat ditemukan dalam kutipan ini. Rafflesia panchoana, dijelaskan
pada tahun 2007, dianggap sebagai sinonim heterotypic R. manillana.

Rafflesia micropylora
Gambar 2.2.13 Raflesia micropylora
Rafflesia micropylora adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini

adalah endemik ke pulau Sumatera di Indonesia. Spesies ini diberi nama karena
lubang kecil dari diafragma nya.
Rafflesia mira
Gambar 2.2.14 Raflesia mira
Rafflesia mira adalah anggota dari genus Rafflesia. Ini adalah endemik di hutan
hujan Mindanao, Filipina dan hanya dapat ditemukan di sekitar Gunung
Candalaga, provinsi Compostela Valley Spesies ini dijelaskan pada tahun 2005
oleh Madulid et al, Seperti R. Magnifica.
Rafflesia pricei
Gambar 2.2.15 Raflesia pricei
Rafflesia pricei adalah tanaman berbunga parasit endemik Kalimantan. Hal ini
dinamai amatir botani William Harga, yang menemukan spesies di Gunung
Kinabalu pada 1960-an.
Rafflesia lobata
Gambar 2.2.16 Raflesia lobata
Rafflesia lobata adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini adalah
endemik ke pulau Panay Filipina, khususnya pegunungan provinsi Antique dan
Iloilo. Ini adalah spesies kedua direkam dari pulau Panay.
Rafflesia rochussenii
Gambar 2.2.17 Raflesia rochussenii
Rafflesia rochussenii merupakan spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini
adalah endemik ke pulau Jawa Indonesia.
Rafflesia schadenbergiana
Gambar 2.2.18 Raflesia schadenbergiana
Rafflesia schadenbergiana adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia.
Dikenal sebagai "bo-o" untuk suku Bagobo dan "kolon busaw" untuk suku
Higaonon dari Bukidnon, ia memiliki bunga terbesar di antara spesies Rafflesia
ditemukan di Filipina dengan diameter berkisar 52-80 sentimeter. Hal ini juga
bunga terbesar kedua di genus setelah R. arnoldii.
Rafflesia speciosa
Gambar 2.2.19 Raflesia speciosa
Rafflesia speciosa adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini adalah
endemik ke pulau Panay Filipina. R. speciosa adalah Rafflesia ketiga spesies
didokumentasikan untuk eksis di Filipina, setelah R. manillana dan R.
schadenbergiana. Ini milik menengah Rafflesia (Meijer, 1997). Spesies bernama
oleh Julie Barcelona dan Fernando Edwino.
Rafflesia tuan-mudae

Gambar 2.2.20 Raflesia tuan-mudae


Rafflesia tuan-mudae adalah anggota dari keluarga Rafflesiaceae. Ia hidup sebagai
parasit pada pohon anggur Tetrastigma. Bunga-bunga besar dapat mencapai
hingga 1m dengan diameter. Para tunas biasanya muncul di mana anggur tumbuh
di tanah, seperti beberapa spesies Rafflesia lain yang dapat muncul tunas dari
tanaman merambat menggantung di udara.
21. Rafflesia verrucos
Gambar 2.2.21 Raflesia verrucos
Raflesia verrucos adalah nama untuk kutil berlimpah yang mencakup lobus
perigone dan diafragma. Spesies ini bernama dalam publikasi berikut:
Balete DS, PB Pelser, DL Nickrent, dan JF Barcelona. 2010. Rafflesia verrucosa
(Rafflesiaceae), spesies baru kecil-bunga Rafflesia dari Mindanao, Filipina.
Phytotaxa 10: 49-57. Sementara melakukan survei kecil mamalia di lereng
tenggara Gunung. Kampalili di Davao Oriental Provinsi Pulau Mindanao, Danny
Balete melihat Rafflesia kecil-bunga di sepanjang salah satu jalur elevasi tinggi.
Ini mammologist (kehormatan botani), yang matanya dilatih untuk melihat rincian
di permukaan tanah, telah menemukan dua spesies lain: R. aurantia dan R. baletei.
Para komunitas tumbuhan parasit beruntung bahwa Danny melihat bunga ini,
karena memang ia tampaknya preadapted untuk menemukan spesies baru
Rafflesia Filipina!
22. Rafflesia titan
Gambar 2.2.22 Raflesia titan
The arum titan atau Amorphophallus titanum dari amorphos Yunani Kuno, tanpa
bentuk, phallos cacat, penis dan titan, raksasa adalah tanaman berbunga dengan
perbungaan bercabang terbesar di dunia. Bunga tunggal terbesar ditanggung oleh
arnoldii Rafflesia, perbungaan bercabang terbesar di kerajaan tanaman milik
Talipot sawit, Corypha umbraculifera.

Rafflesia Arnoldi
Gambar 2.2.23 Raflesia arnoldi
Merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di
jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun
sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu,
Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah

konservasi utama spesies ini.


Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam
statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya
satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai.
Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar
11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang
Tetrastigma.
Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang
tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun
mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar
bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik
bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina.
Rafflesia patma
Gambar 2.2.24 Raflesia patma
Rafflesia patma adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini pertama
kali dikumpulkan dari pulau Indonesia Kembangan, terletak di lepas pantai
Samudera Hindia dari Jawa. Nama ini berasal dari patma, vernakular Jawa nama
tanaman.

Rafflesia lobata
Gambar 2.2.25 Raflesia lobata
Rafflesia lobata adalah spesies tanaman parasit dari genus Rafflesia. Ini adalah
endemik ke pulau Panay Filipina, khususnya pegunungan provinsi Antique dan
Iloilo. Ini adalah spesies kedua direkam dari pulau Panay. Salah satu fitur yang
paling khas dari Rafflesia lobata adalah bahwa beberapa populasi memiliki bunga
dengan diafragma lobed yang terbuka ke luar.

BAB III
PEMBAHASAN
Spesies Bunga Raflesia patma
Gambar 3.1.1 Raflesia Patma yang mekar

Adapun klasifikasi ilmiahnya yaitu ;


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Rafflesiaceae
Genus: Rafflesia
R.Br.
Spesies
Raflesia patma adalah salah satu bunga langka yang unik karena baunya dan
indah, dikenal dalam dunia botani dan merupakan satu diantara lima belas jenis
yang ada di Indonesia. Nama bunga ini berasal dari patma, vernakular Jawa nama
tanaman. Habitat dari bunga Raflesia ini adalah daerah tipe hutan pantai dan hutan
hujan tropika dataran rendah (ekoton). Jenis tanah yang cocok untuk ditumbuhi
bunga Raflesia patma adalah jenis tanah regosol, tekstur tanah yaitu lempeng
berpasir, konsistensi tanah gembur, PH tanah agak masam sampai dengan netral,
curah hujan antara 3685 mm/tahun, kelembaban 85-94% dan suhu optimal yaitu
32,5oC.
Dalam kehidupannya Raflesia patma memiliki suatu bentuk asosiasi yang
berperan sebagai tumbuhan inang. Raflesia patma tergolong tumbuhan rumah dua,
yaitu terdiri dari bunga betina dan bunga jantan dimana dalam penyerbukannya
memerlukan perantara yaitu dibantu oleh spesies lalat seperti Lucia SP,
Protocaliphora sp, Sarcopharga sp, Drosophylla sp. Dan penyebaran lain dapat
dilakukan oleh hewan-hewan yang memakan kelopak bunganya sendiri dimana
buah dari bunga Raflesia patma dapat tersebar dengan perantara kaki hewan
tersebut, hewan itu diantaranya adalah rayap tanah, semut merah, babi hutan,
landak, tupai dan muncak.
Gambar 3.1.2 Raflesia Patma yang dimakan oleh pemangsa (landak dari gua
parat)
Ciri khusus bunga raflesia - Tumbuhan ini banyak ditemui di hutan Sumatera
bagian selatan terutama Bengkulu, Ciri khusus bunga Raflesia yang membedakan
dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan
tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter
sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm.
Raflesia patma yang berada di Cagar Alam Pangandaran adalah tanaman endemik
asli Indonesia dimana bunga ini tidak dapat tumbuh disembarang tempat di Cagar
Alam Pangandaran, bunga ini hanya tumbuh pada lima titik yang berada di Cagar

Alam Pangandaran diantaranya berada 100 m dari air terjun Cagar Alam
Pangandaran dan sekitar 1 km dari pintu masuk Cagar Alam melalui pantai timur
yang kelompok kami teliti dan melakukan observasi. Setelah diamati ternyata
baunya yang khas dapat tercium hingga 10 m jika bunga tersebut mekar
sempurna.
Ciri Khusus Bunga Raflesia patma
Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun
Bunga raflesia memiliki 5 mahkota
Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat bunga sari atau putik, tergantung
jenis kelamin bunga.
Keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat
presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena
belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di
tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa
mekarnya hanya 5-7 hari, setelah itu rafflesia akan layu dan mati.
Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat pada tumbuhan merambat (liana)
tetrasigma dan tinggal di dalam akar tersebut seperti tali.
Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat
aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh
karena itu raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.
Bunga Rafflesia patma tentu sudah terkenal. Nah, ada 7 fakta tentang bunga
langka ini.
Gambar 3.1.3 Raflesia patma yang mekar
1. Rafflesia patma adalah satu dari 30 jenis bunga rafflesia yang ada di dunia.
Dari jumlah itu, 15 jenis ada di Indonesia.
2. Nama Rafflesia diambil dari nama Thomas Stamford Raffles. Ahli botani dari
Inggris ini pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia-Belanda pada
tahun 1811-1816.
3. Menurut Penelitian, habitat asli bunga Rafflesia ada di Pulau Nusakambangan,
Cilacap Jawa Tengah dan Cagar Alam Leuweung Sancang, Garut Jawa Barat .
4. Rafflesia patma adalah jenis tanaman parasit yang tidak berakar, tidak berdaun,
dan tidak bertangkai. Satu-satunya bagian yang disebut tanaman adalah jaringan
yang tumbuh pada tanaman inang merambat yaitu Tetrastigma.
5. Jangan salah, ya. Rafflesia patma tidak sama dengan bunga raksasa Rafflesia
arnoldi . Diameter bunga Rafflesia patma sekitar 25 sampai 30 sentimeter. Bunga
ini punya lubang seperti mulut gentong dan memiliki lima daun mahkota. Di dasar
bunga terdapat sebentuk duri yang berisi benang sari atau putik. Bunga ini berbau
busuk dan hanya mekar 5 sampai 7 hari, setelah itu layu dan mati.
6. Rafflesia patma menjadi tanaman langka karena proses pertumbuhannya sangat
perlahan dan kadang-kadang mencapai 2 tahun untuk berbunga.
7. Rafflesia patma pertama ditemukan tahun 1825 di Pulau Nusakambangan,
Jawa Tengah. Tahun 1929, tumbuhan ini berhasil ditanam di Kebun Raya Bogor
,Jawa Barat.

Perkembangbiakan Bunga Raflesia patma


Perkembangbiakan bunga raflesia sangatlah susah karena bunga ini tidak dapat
tumbuh diluar habitat aslinya. Kebun Raya Bogor adalah salah satu hutang
lindung yang telah meneliti tentang bunga Raflesia patma Cagar Alam
Pangandaran dan membawa inang dari Cagar Alam Pangandaran dan baru
berhasil memekarkan bunga yang tidak dapat tumbuh diluar habitatnya selama 80
tahun lamanya.
Berbunganya Rafflesia patma di Kebun Raya Bogor pada Senin dan Selasa (2122/6/2010) menambah catatan keberhasilan teknik grafting atau menyambung
akar tumbuhan inang dalam konservasi eks-situ bunga itu.
Tantangan Kebun Raya Bogor berikutnya adalah menemukan cara budidaya
Rafflesia patma (Rafflesia patma blume).
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar menjelaskan, dua Rafflesia patma
yang mekar pada 3 Juni dan 22 Juni adalah bunga parasit yang membutuhkan
tumbuhan inang untuk tumbuh dan mekar.
"Tumbuhan inang bagi Rafflesia patma adalah Tetrastigma sp. Pada 2004, kami
mengambil akar Tetrastigma dari habitat asli bunga patma di Pangandaran, yang
kemudian disambung dengan akar Tetrastigma yang telah tumbuh di Kebun Raya
Bogor dengan teknik grafting," kata Siregar di Bogor, Selasa.
Siregar menjelaskan, akar Tetrastigma yang diambil dari Pangandaran tahun 2004
itu diduga telah terinfeksi bibit Rafflesia patma secara alami. "Kami juga
mengintervensi akar dari Pangandaran dengan inokulasi, atau menaburkan biji
Rafflesia patma dalam akar itu. Setelah mengalami sejumlah perlakuan, dalam
bulan Juni ada dua Rafflesia patma yang mekar. Akan tetapi, kami tidak tahu
apakah bunga yang mekar itu berasal dari infeksi alami, atau dari perlakuan
inokulasi," kata Siregar.
Botanis PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Melani Kurnia Riswati menyatakan,
efektivitas teknik grafting dalam membungakan Rafflesia patma lebih tinggi
daripada teknik setek. "Selain grafting, kami juga menanam sejumlah setek akar
Tetrastigma di tiga lokasi di Kebun Raya Bogor. Pada setek tidak pernah muncul
kenop atau bakal bunga Rafflesia patma," katanya.
Rafflesia patma yang mekar Senin dan Selasa berwarna merah dengan bercak
putih di kelima cuping (perigone) yang tersusun melingkar menyerupai teratai.
Pada Selasa siang, diameter terpanjang cuping bunga mencapai 28 cm, dan tinggi
keseluruhan mencapai 16 cm.
Di tengah kelima cuping itu terdapat sebentuk periuk yang tingginya berkisar 10
cm dengan lubang berdiameter sekitar 7 cm. Di dalam "periuk" itu terdapat
sebentuk mangkok dengan sejumlah duri yang terlihat dari lubang periuk.
Rafflesia patma yang mekar pekan ini ukurannya lebih kecil daripada yang mekar
3 Juni lalu, tetapi warna merahnya lebih pekat.
Tetap sarat misteri Siregar menyatakan, kendati sudah ada dua Rafflesia patma
yang mekar bulan ini, bunga itu tetap sarat misteri.
"Kami belum tahu bagaimana cara membudidayakannya. Kami juga belum tahu
kenapa grafting Tetrastigma di dua lokasi percobaan lainnya gagal menumbuhkan
Rafflesia patma. Meskipun demikian, mekarnya Rafflesia patma di luar habitatnya

itu baru pertama kali terjadi dan proses mekarnya terdokumentasi lengkap," kata
Siregar.
Botanis PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Sofi Mursidawati mengatakan, mekarnya
bunga Rafflesia patma itu melanjutkan sejarah keberhasilan Kebun Raya Bogor
memekarkan bunga jenis raflesia pada 1929. "Bunga raflesia yang berbunga pada
1929 itu adalah spesies Rafflesia rochusenii, spesies yang berbeda dari Rafflesia
patma. Ukuran Rafflesia rochusenii lebih kecil dari Rafflesia patma, kata Sofi.
Sofi berharap, mekarnya Rafflesia patma itu akan meluruskan kesesatan informasi
yang menyamakan bunga raflesia dengan bunga bangkai. "Ini bunga yang berbeda
dengan bunga bangkai atau Amorpophallus titanum yang mekar di Kebun Raya
Bogor dua bulan lalu. Bunga bangkai bukan bagian keluarga bunga raflesia,
melainkan masyarakat sering salah mengira bunga bangkai sebagai raflesia karena
keduanya sama-sama mengeluarkan bau busuk," kata Sofi.
Tahapan Mekarnya Bunga Rafflesia patma di Cagar Alam Pangandaran ;
KNOP (KUNCUP)
Gambar 3.1.4 Raflesia patma knop (kuncup)
KNOP MEMBESAR
Gambar 3.1.5 Raflesia patma knop membesar
HELAI PERIGON MULAI MUNCUL
Gambar 3.1.6 Raflesia patma helai porigon mulai muncul
HELAI PERIGON MULAI MUNCUL (2-3 HARI AKAN MEKAR)
Gambar 3.1.7 Raflesia patma helai porigon mulai muncul
MEKAR SEMPURNA
Gambar 3.1.8 Raflesia patma mekar sempurna
MULAI MEMBUSUK (MEKAR 4-5 HARI)
Gambar 3.1.9 Raflesia patma mulai membusuk (mekar 4-5 hari)
MEMBUSUK
Gambar 3.1.10 Raflesia patma membusuk
Populasi dan Persebaran Bunga Raflesia patma
Rafflesia patma pertama kali ditemukan pada tahun 1825 di Pulau
Nusakambangan, Jawa Tengah ini seperti jenis-jenis rafflesia lainnya tidak dapat
tumbuh sendiri. Rafflesia patma tumbuh pada akar dan batang inang Tetrastigma

lanceolarium dan Tetrastigma papillosum.


Rafflesia patma merupakan satu diantara 15 jenis (spesies) rafflesia yang terdapat
di Indonesia. Rafflesia patma mempunyai ukuran bunga berdiameter antara 25-30
cm. Bunganya mempunyai lima kelopak berwarna jingga muda agak pucat
(salem). Yang membedakan dengan jenis rafflesia lainnya, warna bunganya yang
cenderung lebih pucat. Ciri khas lainnya adalah adanya duri-duri yang terdapat
pada diktus.
Bunga Raflesia patma pertama ditemukan di Cagar Alam Pangandaran oleh
pemandu dan Aple Man pada abad ke-30, bunga ini ditemukan pada akar pohon
dan diteliti oleh orang dari Belanda. Dengan ditemukannya bunga ini dikawasan
Cagar Alam menjadikan kawasan ini diberi nama Cagar Alam yang tadinya hanya
kawasan hutan buru.
Bunga Raflesia patma Terancam Punah
Bunga Raflesia patma terkenal dengan jenis bunga yang tidak dapat tumbuh diluar
habitat aslinya, meskipun bunga ini dapat mekar di Kebun Raya Bogor mekarnya
itu memerlukan waktu penelitian sampai 80 tahun lamanya. Meski telah
membawa inang dari kawasan Cagar Alam Pangandaran namun bunga ini tetap
susah untuk dapat mekar, dan mekarnya di Kebun Raya Bogor menjadi keunikan,
keindahan dan menjadi daya tarik pengunjung untuk melihatnya. Mekarnya yang
hanya lima hari dan membutuhkan 6 bulan untuk dapat tumbuh menjadikan bunga
ini terancam punah, ditambah lagi adanya beberapa predator yang bila tidak
dihentikan maka akan mengancam pertumbuhan bunga Raflesia patma yang
sangat langka itu.
Beberapa predator yang suka memakan bunga Raflesia patma yaitu, landak, babi
hutan, ada juga beberapa serangga seperti semut merah namun justru dengan
adanya para predator ini menjadikan penyebaran tersendiri untuk tumbuhnya
bunga Raflesia patma pada akar pohon.
Upaya Pelestarian Bunga Raflesia patma
Beberapa cara untuk melakukan pelestarian bunga Raflesia patma diantaranya
dengan :
Segera memberi pelindung (kawat) pada bunga Raflesia patma yag ditemukan
untuk menghindarkan dari serangan predator
Menjaga dan memelihara keseimbangan lingkungan
Dengan mencoba menanamkan inang bunga Raflesia patma pada akar dan batang
inang Tetrastigma lanceolarium dan Tentrastigma papilosum.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Bunga Raflesia patma merupakan tanaman endemik asli Indonesia yang


ditemukan oleh Aple Man seorang dari Belanda di Cagar Alam Pangandaran
adalah salah satu spesies yang langka yang ada di Indonesia. Pada masa ini bunga
raflesia sudah termasuk kedalam daftar tumbuhan langka yang sudah terancam
punah karena pertumbuhannya yang lambat, adanya banyak predator yang
memakan dan karena susahnya hidup diluar habitat aslinya.
Pemerintah telah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap
melestarikannya.
Bunga raflesia yang memiliki ciri khas bunga berukuran besar dan berbau bangkai
yang khas menjadikan bunga ini sebagai bunga yang banyak mengundang decak
kagum setiap orang yang melihatnya. Namun perkembangbiakan yang tidak dapat
tumbuh disembarang tempat menjadikan bunga ini bunga yang sulit diperlihatkan.
Bunga Raflesia patma berhasil berada diluar habitat aslinya yaitu di Kebun Raya
Bogor setelah dilakukan penelitian selama delapan puluh tahun lamanya yang
membawa inangnya dari Cagar Alam Pangandaran.
4.2 Saran
Kami selaku penyusun menyarankan pada seluruh masyarakat agar selalu menjaga
kekayaan alam yang kita miliki ini, dengan cara menjaga kelestarian mengenai
flora umumnya dan khususnya bunga Raflesia patma.
Yang kita lakukan awalnya di mulai dari hal yang sangat kecil hingga hal yang
lebih besar.
Kami selaku penyusun mengharapkan agar kita selaku warga masyarakat dapat
menjaga keseimbangan didalam kehidupan yaitu dengan memelihara dan
mencintai lingkungan sendiri agar tidak rusak dan dapat terjadi timbal balik yang
baik dari lingkungan untuk kita semua. Contoh kecilnya memisahkan sampah
organik dan anorganik agar tanah tetap terjaga kesuburan dan keseimbangannya.
Kami selaku penulis menghimbau kepada Dinas Kehutanan dan para penjaga
Cagar Alam Pangandaran agar dapat lebih memerhatikan bunga langka Raflesia
patma dengan cara, memberi tanda pada bunga dengan kawat, kayu dan
sebagainya agar bunga dapat tumbuh dan tidak dapat dimangsa oleh predator
seperti landak dan babi hutan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dokumentasi-dokumentasi :
Gambar : beberapa bentuk Bunga Raflesia PATMA
Gambar bunga yang mekar
Gambar : Bunga Raflesia patma yang ditemukan dan dilindungi kawat

Gambar : Bibit bunga Raflesia patma yang sangat kecil (1.5 cm)
Gambar : Bibit bunga Raflesia patma ( 2 cm )
Gambar : Kuncup bunga Raflesia patma ( 18 cm )
Gambar : Kuncup bunga Raflesia patma yang telah membusuk ( 15 cm )
Gambar : Kuncup bunga Raflesia patma ( 16 cm )
Gambar : Bunga Raflesia patma yang dimakan predator landak ( 22 cm )
Gambar : Lubang bunga Raflesia patma yang dimakan predator
Gambar : Bunga raflesia yang telah membusuk
Gambar : Bunga Raflesia patma yang ditemukan dan dilindungi kawat

Anda mungkin juga menyukai