Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK PEMBANGUNAN WADUK KUWIL TERHADAP

LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI


SEKITAR LOKASI PEMBANGUNAN WADUK.

Yesifes Ziliwu (230404003), A Boas Sirumapea (230404023), Fazel Abqari Ihsan (230404051),
Ridho Simatupang (230404049), Dian Silalahi (230404115), Michael Alexander Simanjuntak
(230404101), D. N. Abi Gunawan (230404068), Hernan M. K. Pasaribu (230404105)
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Pembangunan waduk merupakan inisiatif strategis dalam pemenuhan kebutuhan air dan energi,
namun, hal ini juga membawa dampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak pembangunan Waduk kuwil terhadap
lingkungan dan sosial ekonomi Masyarakat sekitar Pembangunan waduk. Metodologi penelitian
melibatkan studi kasus dengan pengumpulan data melalui survei, wawancara, dan observasi
lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang cukup signifikan terhadap lingkungan dan sosial
ekonomi Masyarakat sekitar. Terdapat peningkatan kualitas air dan perubahan pola hidrologi
yang mempengaruhi flora dan fauna lokal. Secara sosial, masyarakat setempat juga menghadapi
perubahan ekonomi karena perubahan dalam pola mata pencaharian tradisional. Dampak ini juga
menciptakan pergeseran dalam nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
Dalam pembahasan, dianalisis implikasi dampak tersebut serta relevansinya dengan temuan
penelitian terdahulu. Temuan ini menyoroti perlunya pendekatan pengelolaan yang berkelanjutan
dalam pembangunan waduk untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan
masyarakat. Kesimpulan menyajikan ringkasan temuan dan menekankan perlunya kebijakan
yang berimbang, memperhitungkan aspek ekologis dan sosial dalam pembangunan infrastruktur
serupa di masa depan.
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dampak pembangunan waduk pada
tingkat lokal, menggarisbawahi perlunya keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan
pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat. Studi ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi perencanaan dan implementasi proyek-proyek serupa di masa mendatang.
Dalam konteks global yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan, temuan penelitian ini
memiliki implikasi yang signifikan. Analisis kritis terhadap dampak ekologis dan sosial dari
pembangunan waduk Kuwil menyajikan argumen untuk integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan
dalam pengembangan proyek infrastruktur serupa. Dengan memahami keterkaitan yang
kompleks antara manusia dan lingkungan, penelitian ini memberikan landasan bagi pengambilan
keputusan yang lebih holistik dalam pengembangan waduk dan proyek serupa di masa depan.

I. PENDAHULUAN
Pembangunan waduk merupakan pemenuhan kebutuhan air domestik, dan
salah satu strategi untuk mengatasi pembangkitan energi. Meskipun
tantangan kebutuhan air dan energi di memberikan manfaat signifikan,
berbagai belahan dunia. Waduk tidak pembangunan waduk juga membawa
hanya menjadi infrastruktur kritis dalam konsekuensi serius terhadap lingkungan
penyediaan sumber daya air, tetapi juga dan masyarakat yang harus diatasi
berperan dalam pembangkitan energi. dengan bijaksana.
Namun, upaya ini seringkali tidak
Pengalaman dari proyek-proyek
terlepas dari dampak yang signifikan
waduk sebelumnya menunjukkan bahwa
terhadap lingkungan dan masyarakat di
dampaknya dapat mencakup perubahan
sekitarnya. Dalam konteks ini, penelitian
dramatis dalam ekosistem air, perubahan
ini difokuskan pada dampak
pola hidrologi, dan perubahan dalam
pembangunan Waduk Kuwil, sebuah
pola mata pencaharian masyarakat
proyek waduk yang memiliki relevansi
setempat. Oleh karena itu, pemahaman
besar terhadap keberlanjutan lingkungan
menyeluruh terhadap dampak ini
dan kesejahteraan sosial di wilayah
menjadi krusial dalam merancang dan
tersebut.
melaksanakan proyek-proyek waduk di
Seiring dengan kemajuan teknologi masa depan. Penelitian ini memberikan
dan pertumbuhan ekonomi, proyek- sumbangan berharga untuk melengkapi
proyek pembangunan waduk telah wawasan terkait dampak pembangunan
menjadi bagian integral dari waduk dan menyediakan landasan bagi
pembangunan infrastruktur nasional di pengembangan praktik-praktik
berbagai negara. Waduk menyediakan pengelolaan yang berkelanjutan.
sumber daya air untuk irigasi,

II. METODE PENELITIAN


Konsep yang dipakai bersifat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif. Data yang kami gunakan
bersumber dari jurnal-jurnal yang Implementasi Kriteria
dijadikan referensi dalam pembuatan Pembangunan Berkelanjutan
jurnal ini. dalam
Prespektif Lingkungan di Wisata namun ketersediaan sumber daya
Alam alam
Waduk Gondang. Pembangunan yang terbatas. Oleh karena itu,
berkelanjutan Emil Salim (1990) pelestarian
bertujuan sumber daya alam harus
untuk meningkatkan diperhatikan
kesejahteraan untuk menyeimbangkan
masyarakat, untuk memenuhi keberadaan
kebutuhan sumber daya alam yang ada.
dan aspirasi manusia. Sehingga
Pembangunan yang dalam menggunakan dan
berkelanjutan pada hekekatnya mengelola
ditujukan sumber daya alam dapat
untuk mencari pemerataan dilakukan secara
pembangunan bijaksana untuk meningkatkan
antar generasi pada masa kini kualitas
maupun hidup. Menurut (Robinson, 2005)
masa mendatang. Menurut perencanaan pariwisata
Kementrian diharapkan agar
Lingkungan Hidup (1990) pemanfaatan sumber daya alam
pembangunan hayati dan
(yang pada dasarnya lebih ekosistemnya dilakukan melalui
berorientasi pemanfaatan yang lestari dari
ekonomi) dapat diukur kondisi
keberlanjutannya lingkungan yaitu potensi
berdasarkan tiga kriteria yaitu: kawasan berupa
Tidak Ada Pemborosan keadaan iklim, fenomena alam,
Penggunaan kekhasan
Sumber Daya Alam atau jenis tumbuhan dan satwa, serta
Depletion Of peninggalan budaya yang berada
Natural Resources. di dalam
Dalam konsep pembangunan dan disekitar kawasan wisata.
pariwisata berkelanjutan, Ditinjau dari sumber daya alam
terdapat dua yang ada,
aspek yang saling berkaitan yaitu wisata alam Waduk Gondang
aspek memiliki
pembangunan dan aspek kekayaan alam yang belum
lingkungan. sepenuhnya
Dapat dilihat dari kebutuhan oleh karena itu, upaya
hidup pembangunan pada
manusia yang tidak terbatas wisata ini masih dapat
jumlahnya dikembangkan dan
di tingkatkan dengan yang dilakukan untuk
pemanfaatan sumber pembangunan
daya alam yang ada tanpa harus pariwisata tersebut.
merusak Berdasarkan kriteria ini, wisata
lingkungan dan ekosistem (Umi alam Waduk Gondang dalam
Kulsum, melakukan
2015). Berdasarkan uaraian pembangunan tidak
tersebut, menimbulkan polusi
dapat dikatakan bahwa dalam seperti polusi udara, polusi air,
melakukan maupun
pembangunan wisata alam polusi tanah, dan dampak
Waduk lingkungan
Gondang tidak ada pemborosan lainnya. Hal tersebut dijelaskan
sumber oleh (Wafi
daya alam atau depletion of et al., 2018) bahwa strategi
natural pengelolaan
resources. lingkungan yang digunakan oleh
Tidak Ada Polusi Dan Dampak Dinas
Lingkungan Lainnya; Kebudayaan dan Pariwisata
Dalam Undang-Undang Nomor Kabupaten
23 Lamongan adalah mewajibkan
Tahun 1997 tentang Pengelolaan setiap
Lingkungan Hidup, menyatakan kawasan wisata menerapkan
bahwa konsep green
pencemaran lingkungan hidup and clean. Selain itu, pemerintah
adalah mengajak
masuknya zat, energi, atau masyarakat ikut serta dalam
komponen menjaga
lainnya kedalam lingkungan lingkungan khususnya di daerah
hidup oleh kawasan
kegiatan manusia atau proses wisata. Menjaga lingkungan
alam. tersebut
Sehingga kualitasnya menjadi Pembangunan Pariwisata
turun yang Berkelanjutan dalam Prespektif
menyebabkan lingkungan hidup Lingkungan
tidak (Studi Kasus Wisata Alam
dapat berfungsi sesuai dengan Waduk Gondang di Kabupaten
semestinya. Lamongan)
Dalam pariwisata, pada 36
umumnya meliputi menjaga kebersihan
pencemaran disebabkan oleh yang ada di
kegiatan lingkungan kawasan wisata dan
menjaga
flora yang ada di sekitar Kebudayaan dan Pariwisata
lingkungan Kabupaten
kawasan wisata. Lamongan memiliki visi dan misi
Kegiatannya Harus Dapat yang
Meningkatkan Useable jelas untuk menentukan arah
Resources kebijakan
ataupun Replaceable Resource. pengembangan pariwisata
Pembangunan pariwisata Kabupaten
berkelanjutan harus Lamongan. Misi tersebut
mempertimbangkan memiliki
pemanfaatan sumber daya alam orientasi jangka panjang,
untuk menengah,
kepentingan pertumbuhan, yaitu maupun jangka pendek yang
dengan cukup
memperhatikan batas-batas yang terarah. Visi misi tersebut
wajar tertuang dalam
dalam kendali ekosistem atau rencana strategis Kabupaten
sistem Lamongan.
lingkungan, serta diarahkan pada Oleh karena itu, Dinas
sumber Kebudayaan dan
daya alam yang replaceable dan Pariwisata Kabupaten Lamongan
menekankan sumber daya alam telah
yang memenuhi prinsip yang
unreplaceable. Selain itu dalam dinamakan
pembangunan yang berkelanjutan pemerintahan digerakkan oleh
diperlukan adanya pengamanan misi.
terhadap Berdasarkan uraian diatas dapat
kelestarian sumber daya alam diketahui bahwa dalam
dan pembangunan
lingkungan hidup yang ada dan wisata alam Waduk Gondang,
pencegahan terjadinya gangguan kegiatannya
ekosistem dalam rangka dapat meningkatkan useable
menjamin resources
kualitas kehidupan yang tetap ataupun replaceable resourc.
baik, Yaitu dengan
sehingga dapat mempertahankan adanya orientasi jangka panjang,
kesejahteraan masyarakat yang ,menengah, maupun jangka
berkelanjutan baik masa kini pendek yang
maupun dapat memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang. generasi
Menurut (Wijayanto, 2013) saat ini maupun generasi yang
Dinas akan
datang.
Faktor Penghambat Lingkungan di Wisata Alam
Pembangunan Waduk
Pariwisata Berkelanjutan dalam Gondang
Prespektif Wisata alam Waduk Gondang ini
Lingkungan di Wisata Alam memiliki potensi untuk
Waduk dikembangkan
Gondang menjadi ekowisata. Sesuai
Dalam kegiatan pembangunan, dengan kondisi
tidak di kawasan wisata alam Waduk
terlepas dari faktor yang Gondang
menghambatnya. yang merupakan kombinasi
Adapun faktor penghambat yang daerah darat
ada dan perairan dapat
dalam pengembangan pariwisata dikembangkan
di wisata beberapa potensi ekowisata.
alam Waduk Gondang yaitu : Potensi
1. Kurangnya anggaran dana bagi ekowisata yang dapat
sektor dikembangkan di
pariwisata. Sehingga, strategi- Waduk Gondang diantaranya:
strategi agroforest,
yang sudah direncanakan oleh perikanan, budaya dan edukasi.
pemerintah daerah Kemudian
implementasinya terdapat tiga pilar yang menjadi
tidak sesuai dengan apa yang faktor
diharapkan. Kurangnya anggaran keberhasilan dalam
tersebut mengakibatkan mengembangkan
terhambatnya potensi ekowisata dengan tetap
inovasi dalam pengembangan. memperhatikan lingkungan, yaitu
Hingga peran
saat ini, hambatan-hambatan pemerintah, peran dunia bisnis
yang ada atau
belum terselesaikan dengan swasta dan peran masyarakat.
tuntas Sebelumnya telah digambarkan
bahkan setiap tahun ada bahwa konflik sosial antara OTD
hambatanhambatan lain yang Pembangunan Waduk Jatigede
muncul. dan Pemerintah Pusat muncul
2. Adanya investor yang tidak akibat adanya masalah sosial
memperhatikan kelestarian yang ditimbul- kan oleh adanya
lingkungan. pembangunan Waduk Jatigede.
Strategi Pengembangan Masalah utama yang menjadi
Pariwisata penyebab konflik sosial ini
Berkelanjutan dalam Prespektif adalah adanya masalah yang
terkait dengan pembebasan lahan
dan bangunan, relokasi tanah yang memang bermasalah,
penduduk, dan relokasi situs maka SAMSAT berkerjasama
budaya yang belum dapat dengan yang anggotanya berasal
terselesaikan. dari Pemerintah Daerah
Untuk menyelesaikankonflik Kabupaten Sumedang untuk
sosial yang terjadi, melakukan pengukuran ulang
Pemerintah lahan dan bangunan tersebut,
membentuk SAMSAT untuk kemudian akan diproses
Penanganan Dampak Sosial dan masalah pemberian ganti
Lingkungan Pembangunan ruginya. Sementara untuk tanah-
Waduk Jatigede sebagai bentuk tanah yang telah mendapat ganti
keseriusan Pemerintah dan untuk rugi namun ternyata meminta
memenuhi tuntutan masyarakat ganti rugi ulang maka
dalam menyelesaikan konflik Pemerintah tidak akan
yang terjadi (accountability). memberikan ganti rugi ulang,
Namun selain untuk memenuhi sebab tidak ada aturannya.
tuntutan OTD Waduk Jatigede Begitu pula dengan tanah-tanah
agar segera diselesaikannya yang menginginkan penyesuaian
konflik sosial yang terjadi, pem- harga, SAMSAT belum dapat
bentukan SAMSAT ini juga berbuat apa- apa sebab masih
dilakukan karena adanya belum ada aturan yang
kewajiban yang tercantum dalam mengaturnya.
peraturan perundang- undungan
tentang hal-hal apa yang harus Selanjutnya adalah mengenai
dilakukan oleh pemerintah masalah relokasi penduduk,
(obligation in goverment). sering terjadinya pergantian
Dalam upaya menyelesaikan aturan dalam pembangunan
konfilk sosial yang terjadi karena Waduk Jatigede pada akhirnya
adanya masalah ganti rugi membuat SAMSAT harus
pembebasan lahan dan bangunan, membagi OTD pembangunan
SAMSAT melakukannya dengan Waduk Jatigede kedalam dua
cara merespon komplain kategori, yaitu Kategori-I
masyarakat Jatigede terkait merupakan masyarakat yang
masalah ganti rugi pembebasan menerima pembebasan tanah
lahan dan bangunan dengan tahun 1982-1986 yang
melakukan pendataan ulang berdasarkan aturan pada saat itu,
terhadap tanah-tanah yang Permendagri No.15 Tahun 1975
terlewat dan belum dibebaskan mendapatkan hak relokasi.
yang kemudian dilakukan Selanjutnya Kategori-II, yaitu
penyesuaian dan pengecekan masyarakat yang pembebasan
dengan data yang dimiliki oleh tanahnya dilakukan berdasarkan
Panitia Pembebasan Tanah Keppres No. 55 Tahun 1993 dan
(P2T). Apabila diketahui ada
Perpres 36 Tahun 2005 dan tidak Pengadaan Tanah bagi
mendapatkan hak relokasi, Pelaksanaan Pembangunan untuk
termasuk masyarakat yang tidak Kepentingan Umum dan
memiliki hubungan hukum Peraturan Presiden No. 36 Tahun
dengan tanah tetapi mendiami 2005 tentang Pengadaan Tanah
area waduk. SAMSAT bagi Pelaksanaan Pembangunan
menyelesaikan masalah ini degan untuk Kepentingan Umum
cara melakukan musyawarah (Kategori-II), yang tidak
dengan OTD Waduk Jatigede dan memiliki hak atas relokasi tetapi
menampung aspirasi masyarakat menuntut untuk diberikan hak
terkait keinginan mereka dalam yang sama dengan masyarakat
proses relokasi penduduk, yang memiliki hak atas relokasi,
sehingga SAMSAT tidak Pemerintah tidak dapat
bertindak sendiri dalam memberikan hak relokasi
menyelesaikan konflik, tetapi ia tersebut sebab akan berbenturan
bekerjasama dengan dengan aturan yang berlaku.
memperhatikan aspirasi OTD.
Sampai dengan saat ini IV. KESIMPULAN DAN SARAN
sebenarnya Pemerintah telah
membebaskan lahan Pembangunan waduk di daerah
dipengaruhi kondisi geografis
di beberapa tempat untuk yang cocok. Wilayah tempat
dijadikan tempat relokasi Pembangunan waduk meliputi
penduduk. Tempat tujuan dataran rendah, dataran tinggi,
relokasi penduduk ini pun dan juga daerah perbukitan.
disediakan berdasarkan Kondisi wilayah bagian Selatan
keinginan masyarakat. merupakan dataran rendah yang
Pembebasan lahan tersebut di merupakan hamparan sawah
antaranya dilakukan di daerah sebagai lahan mata pencaharian
Pasir Padang seluas 43 Ha, masyarakat daerah tersebut.
daerah Conggeang seluas 30 Ha, Upaya mengembangkan kegiatan
dan daerah Ujung Jaya seluas 34 pertanian masyarakat menjadi
Ha. Telah dibangun pula rumah alasan Pembangunan waduk
tipe 36 dengan tanah seluas 400 demi menunjang tersedianya air
meter2 untuk masyarakat yang dalam
terkena pembebasan tanah kegiatan irigasi.
melalui Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 15 Tahun 1975 DAFTAR PUSTAKA
(Kategori-I). Sementara itu, Ananta Prathama, Risca Evia
untuk masyarakat yang Nuraini, Yulita Firdausi. (2020).
pembebasan tanahnya dilakukan PEMBANGUNAN
melalui Keputusan Presiden No. PARIWISATA
55 Tahun 1993 tentang
BERKELANJUTAN JATIGEDE CosmoGov, Vol.1
DALAM No.2, Oktober 2015.
PRESPEKTIF Jacob Wadu, Primus Lake dan
LINGKUNGAN (STUDI Claudia Pita. (2021).
KASUS WISATA ALAM RESISTENSI
WADUK GONDANG DI MASYARAKAT ADAT
KABUPATEN DALAM PEMBANGUNAN
LAMONGAN) Jurnal Sosial WADUK LAMBO DI DESA
Ekonomi dan Politik Vol.1, RENDUBUTOWE
No. 3 (2020): 29-38 KECAMATAN AESESA
Nur Lailatul Shiamah, Prof. Drs. SELATAN KABUPATEN
Nawiyanto, M.A., Ph.D. (2020). NAGEKEO Jurnal
PENGARUH Administrasi Publik, Volume
BENDUNGAN WLINGI 16. No. 2, April 2021.
TERHADAP Puji Astuti, Prodi Ilmu
LINGKUNGAN DAN Sejarah, Jurusan Pendidikan
EKONOMI MASYARAKAT Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
DI SEPANJANG SALURAN Universitas Negeri
IRIGASI LODOYO Yogyakarta,. (2018).
TULUNGAGUNG TAHUN DAMPAK SOSIAL
1970-1990 Vol. 2, No. 2 EKONOMI
(Januari 2020):187-199 PEMBANGUNAN
Alpriandi, Lyndon Pangemanan, WADUK SEMPOR
dan Vicki Moniaga. (2018). BAGI
DAMPAK MASYARAKAT
PEMBANGUNAN WADUK KEBUMEN TAHUN
KUWIL TERHADAP 1958 – 1978
SOSIAL EKONOMI Jurnal Prodi Ilmu
MASYARAKAT DI Sejarah Vol. 3 No. 5
SEKITAR Tahun 2018.
PEMBANGUNAN WADUK
KUWIL DESA
KAWANGKOAN
KABUPATEN MINAHASA
UTARA Agustus 2018 (20-
30)
Elmina Arofah Nasrullah Nazsir
Pipin Hanapiah. (2015).
STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH KONFLIK
SOSIAL AKIBAT
PEMBANGUNAN WADUK

Anda mungkin juga menyukai