Anda di halaman 1dari 35

PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

PENELITIAN PENGAJARAN KIMIA


“HIPOTESIS PENELITIAN”

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1
NAMA:
1. Agusthina Patty
2. Ardian Hangga Kelana
3. Marice Karubaba
4. Sopia Rahawarin

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Alex A. Lepa, M.Si
Febrian A. Hidayat S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018

Kelompok 1 Page i
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat, petunjuk
serta lindungan-Nya sehingga makalah penelitian pengajaran kimia ini dapat di selesaikan
dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka menambah dan meningkatkan pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi dan di harapkan mahasiswa/mahasisiwi dapat memiliki dasar
pemikiran dan pengetahuan tentang materi yang disampaikan.
Saya menyadari bahwa susunan makalah ini masih banyak kesalahan dan kurang
sempurna, akan tetapi saya berusaha untuk memberikan yang terbaik. Dengan kekurangan
yang ada saya berharap kepada para pembaca untuk dapat memakluminya.
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada bapak Drs. Alex A. Lepa, M.Si dan ibu Dr.
Albaiti,M.Pd sebagaidosenmata kuliah penelitian pengajaran kimia yang telah membantu
kami dalam mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Jayapura,Juni 2018

DAFTAR IS

Kelompok 1 Page ii
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5

A. Latar Belakang.............................................................................................................5

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................6

C. Tujuan Masalah...........................................................................................................6

D. Manfaat........................................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................8

A. Pengertian Hipotesis....................................................................................................8

B. Dasar Perumusan Hipotesis.......................................................................................10

C. Kegunaan Hipotesis...................................................................................................11

D. Katakteristik Hipotesis..............................................................................................11

E. Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik...................................................................................13

F. Jenis-Jenis Hipotesis..................................................................................................14

G. Teknik Perumusan Hipotesis.....................................................................................20

H. Prosedur Pengujian Hipotesis....................................................................................20

I. Kekeliruan Yang Terjadi Dalam Pengujian Hipotesis..................................................23

J. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesisi Secara Umum..................................................26

K. Cara Menggali hipotesis............................................................................................27

BAB III PENUTUP..................................................................................................................28

A. Kesimpulan................................................................................................................28

B. Saran..........................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31

Kelompok 1 Page iii


PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Kelompok 1 Page iv
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

DAFTAR TABE

TABEL 1 Macam Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan Tentang Hipotesis....................24

Kelompok 1 Page v
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus
dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris
berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian.
Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu
masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan
bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses
pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data
menggunakan metode dan teknik tertentu.
Pengertian di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis
dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali
yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak dalam langkah-
langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan
pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris
jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh
logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh
proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalammetode ilmiah. Metode ilmiah adalah
kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan
menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan
(observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran
bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka
pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik
(berdasarkan  fakta). Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah perumusan
hipotesis.
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk
mengarahkan kepada hasil penelitian ini dalam perencanaan penelitian perlu
Kelompok 1 Page 6
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu
penelitian ini biasanya disebut hipotesis. Hipotesis menyusun pernyataan logis yang
menjadi dasar untuk penarikan kesimpulan atau deduksi mengenai hubungan antara
benda-benda tertentu yang sedang di selidiki. Disamping itu, hipotesis dapat menolong
kita dalam menemukan fakta yang baru. Penalaran deduktif, yang sedemikian penting
dalam tahap hipotesis ini, ditunjukan oleh fakta bahwa kebanyakan apa yang kita kenal
sebagai pengetahuan keilmuan adalah lebih bersifat teoritis dari pada empiris.

Jadi hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,


patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat
benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian, masalah merupakan hal yang sangat penting dan merupakan
jiwa dari sebuah penelitian. Masalah harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga
merangsang untuk berpikir.
Adapun rumusan masalah penulisan ini berdasarkan latar belakang diatas adalah:
1. Apa pengertian hipotesis dan bagaimana dasar perumusan serta kegunaan
hipotesis penelitian?
2. Bagaimanakah ciri-ciri hipotesis yang baik, dan apa saja jenis-jenis dari hipotesis
penelitian?
3. Bagaimanakah teknik perumusan dan prosedur pengujian hipotesis penelitian?
4. Apa sajakah kekeliruan yang dapat terjadi dalam pengujian hipotesis?
5. Apakah semua penelitian harus menggunakan hipotesis?
6. Apa sajakah karakteristik dan tahap – tahap hipotesis ?
7. Bagaimana cara menggali pembentukan hipotesis ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan tujuan


makalah ini adalah sebagai berikut:

Kelompok 1 Page 7
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

1. Memahami pengertian hipotesis dan dasar perumusan serta kegunaan hipotesis


penelitian
2. Mengetahui ciri-ciri hipotesis yang baik, dan jenis-jenis dari hipotesis penelitian
3. Mempelajari teknik perumusan dan prosedur pengujiann hipotesis penelitian
4. Mengetahui kekeliruan yang dapat terjadi dalam pengujian hipotesis
5. Memahami tentang harus tidaknya hipotesis dalam penelitian
6. Mempelajari tentang karakteristik hipotesis serta tahap-tahap pembentukan
hipotesis penelitian.

7. mengetahui cara menggali hipotesis.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini agar dapat menambah wawasan keilmuan tentang
hal-hal yang bersangkutan dengan hipotesis penelitian, dan diharapkan penulisan ini
dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan penelitian yang akan dilakukan

Kelompok 1 Page 8
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis
Secara harfiah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan
thesis. Hupo berarti sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah
kebenarannya. Sedangkan thesis berarti pernyataan atau teori, Jadi Hipotesis adalah
rumusan jawaban atau kesimpulan sementara/masih bersifat praduga yang harus diuji
dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian.
Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang
artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian
cara menuliskannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.
Sesudah menyusun kerangka teoritis dalam penelitian, langkah selanjutnya
adalah menentukan konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Sesudah menentukan
konsep, langkah berikutnya sebelum mengumpulkan data untuk dipakai sebagai jalan
bahan analisis adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dirumuskan berdasarkan
kerangka berpikir peneliti yang diperoleh dari pemahaman teori tentang masalah yang
diteliti atau yang terkait dengan masalah tersebut.
Beberapa pengertian hipotesis, yaitu:
1) Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan
pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar; postulat.
2) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih
perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala,
peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan
fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau
masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum
final, suatu jawaban atau dugaan sementara, yang merupakan konstruksi peneliti terhadap
masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan
kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah. (A Muri yusuf
2006 ;163).

Kelompok 1 Page 9
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama


serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang
kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran). Inilah yang disebut hipotesis
dimana peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya peneliti
akan bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti mengumpulkaan data-data yang paling
berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan
menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau
sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Hal yang sangat perlu diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa ia tidak boleh
mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data
yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian
rupa sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif
terhadap data yang terkumpul. Anggapan suatu hipotesis juga merupakan sebagai data.
Akan tetapi kemungkinan bisa salah, apabila digunakan sebagi dasar pembuatan
keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan data hasil observasi.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal:
1) Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada
akhir penelitian).
2) Mengganti hipotesis seandainya tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

Apabila peneliti mangambil hal kedua, maka di dalam laporan penelitian harus
dituliskan proses penggantian ini. Dengan demikian, peneliti telah bertindak jujur dan
tegas, sesuatu yang memang sangat diharapkan dari seorang peneliti.
Untuk mengetahui kedudukan suatu hipotesis hal yang harus dilakukan adalah
1) Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan
variabel akibat?
2) Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh
penyebab itu.
3) Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut.

Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Walaupun hipotesis ini sangat

Kelompok 1 Page 10
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian, namun tidak selalu semua penelitian
harus berorientasikan hipotesis. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan
penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis. Tujuan penelitian jenis ini
bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari gejala-gejala sebanyak-banyaknya.

B. Dasar Perumusan Hipotesis


Dasar merumuskan hipotesis yaitu :

1. Berdasarkan teori
Teori merupakan dasar yang paling kuat untuk dijadikan dasar perumusan hipotesis
karena merupakan pernyataan yang secara umum telah diakui kebenarannya. 
2. Berdasarkan riset terdahulu
Riset terdahulu dengan tema yang relatif sama dapat digunakan sebagai acuan dalam
merumuskan hipotesis. 
3. Berdasarkan riset pendahuluan
Perumusan hipotesis dengan riset pendahuluan dapat dilakukan dengan melakukan
riset kecil (small research) atau wawancara dengan narasumber yang memahami
betul masalah yang akan diteliti. 
4. Berdasarkan akal sehat
Apabila tidak ditemui teori yang mendukung atau riset terdahulu yang relevan dan
karena sesuatu hal tidak dapat dilakukan riset pendahuluan maka hipotesis dapat
dirumuskan berdasarkan akal sehat peneliti. Hipotesis dibuat atas dasar teori yang
diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya, dan perenungan atau pertimbangan
logis, konsisten dan tinjauan pustaka. Penelitian membuat semacam kondensasi
teori-teori, pustaka-pustaka, maupun hasil penelitian terdahulu sebagai jawaban dari
masalah yang dirumuskan untuk di uji kebenarannya.Dalam melakukan penelitian
anggapan – anggapan dasar perlu dirumuskan secara jelas sebelum melangkah
mengumpulkan data. Anggapan- anggapan semacam inilah yang disebut sebagai
anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar.Pada umumnya hipotesis dirumuskan
untuk menggambarkan hubungan dua vriabel akibat. Namun demikian, ada hipotesis
yang menggambarkan perbandingan satu variabel dari dua sampel, misalnya
membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai dan penduduk
pegunungan terhadap gelombang laut.
Beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis yaitu:

Kelompok 1 Page 11
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

a) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas,padat dan spesifik

b) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif dan berbentuk


pernyataan.

c) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel


yang dapat diukur.

d) hipotesis hendaknya dapat diuji

e) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori yang dikemukakan oleh para


ahli atau hasil penelitian yang relevan.

C. Kegunaan Hipotesis

Kegunaan hipotesis antara lain:


1) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2) Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
3) Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4) Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
5) Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori.

D. Katakteristik Hipotesis

Suatu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan


benar.Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.Meskipun
hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih
abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji
secara nyata.

Kelompok 1 Page 12
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus
memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1) Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan
dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban
atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan
penelitian.
2) Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara
operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus
mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui
secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3) Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif
berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu
variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai
makna.
4) Hipotesis harus bebasnilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi
subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya
dalam hipotesis.
5) Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, artinya seseorang mengumpulkan data
yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan
menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis
dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya
sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik,
serta menemukan bahwa belum ada metodepenelitian untuk mengujinya. Oleh sebab
itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya,
baik metode observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6) Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang
sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara
variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan
bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y
dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau

Kelompok 1 Page 13
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan
di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk
dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus
dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah
hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7) Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis
yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel
dibuat secara eksplisit. . Harus menyatakan peraturan dua variabel atau lebih.

E. Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik

Ciri - ciri hipotesis yang baik adalah :


1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, maksudnya hipotesis dikatakan baik
jika didukung dengan penjelasan yang baik tentang masalah yang akan diteliti.
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel-variabel, maksudnya adalah hipotesis harus dapat menduga hubungan
antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang
dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki
sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada
variabel yang lain.
3. Hipotesis harus dapat diuji, maksudnya Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat
menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan data – data empiris.
4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada, maksudnya
tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum-hukum yang telah ada
sebelumnya.
5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin, maksudnya
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan
apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan
mudah bagi peneliti pemula. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat
menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:

Kelompok 1 Page 14
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara
banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang
dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-
hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang
lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber
hipotesis dapat berasal dari:

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan


fenomena.
2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.
3. Materi bacaan dan literatur yang valid.
4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.
5. Data empiris yang tersedia.
6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasarpada
fenomena.
Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena
hal-hal:

1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori
yang jelas.
2.  Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Belum memahami atau belum memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik
penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara
benar.

F. Jenis-Jenis Hipotesis
1) Berdasarkan Penempatannya
Berdasarkan penempatan atau posisinya, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Kedua hipotesis tersebut diuraikan sebagai
berikut:
Kelompok 1 Page 15
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

a. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah
yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya
yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis
dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Hipotesis penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan perumusan masalah
penelitian yang telah ditetapkan, karena hipotesis ini sifatnya hanya sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Misalnya, Terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika siswa.
b. Hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk simbol statistik. Hipotesis statistik
bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan data yang
diambil sebagian dari populasi atau data sampel yang hasilnya diberlakukan pada
populasi. Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan
menggunakan metode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik.
Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-
simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi.

Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan


kematangan berpikir yang berarti antara siswa putra dan siswa putri SMK Gajah
Mungkur Yogyakarta. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan
kematangan berpikir antara siswa putra dan siswa putri dari sekolah tersebut.
Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan
parameter mean bagi populasi adalah m. Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis
tersebut adalah:
Ha: m1≠ m2           (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
Ha: m1 > m2          (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha: m1- m2 ≠ 0      (Hipotesis dua-arah)
Ha: m1 - m2 > 0     (Hipotesis satu-arah)
Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan
hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis
kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis
alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil

Kelompok 1 Page 16
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

(nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari


penolakan atau penerimaan hipotesis nihil.

2) Berdasarkan Rumusannya
Berdasarkan rumusan dalam suatu penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu
hipotesis nol (null hypotheses) dan hipotesis kerja (alternative hypotheses). Kedua
jenis hipotesis ini diuraikan sebagai berikut.
a. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y ,atau
adanya perbedaan dua kelompok. Hipotesis kerja juga disebut sebagai hipotesis
alternatif yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan
antara variabel dengan variabel lain atau adanya pengaruh variabel terhadap
variabel lain. Hipotesis alternatif biasanya disingkat dengan Ha atau H1.
Rumusan  hipotesis kerja:

a) Jika.........maka.......
Contoh: Jika orang banyak makan , maka berat badannya akan naik.
b) Ada perbedaan antara .... dan .....
Contoh: Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara
berpakaian.
c) Ada pengaruh ...... terhadap......
Contoh: Ada pengruh makanan terhadap berat badan.

Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses


( Hipotesis terarah ) dan non directional Hypotheses ( Hipotesis tak tearah )
1) Hipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana
peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel
independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel
dependen. Misalnya: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi
prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat.
2) Hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh
peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh

Kelompok 1 Page 17
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan


bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan
dilakukan.

Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dengan


prestasi belajar siswa.

b. Hipotesis nol (Ho) atau hipotesis nihil


Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang
meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat
antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau
hubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho: m1- m2 = 0     (Hipotesis dua-arah)
Ho: m1= m2= 0     (Hipotesis satu-arah)
Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada
penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil
akan meniadakan hipotesis alternatif.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau
tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Rumusan hipotesis nol:
a) Tidak ada perbedaan antara ..... dengan .....
Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa
tingkat II dalam disiplin kuliah.
b) Tidak ada pengaruh ..... terhadap ......
Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan
mengikuti kuliah.
3) Berdasarkan lingkup variabel yang diuji
Berdasarkan lingkup variabel yang diuji, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu
hipotesis mayor dan hipotesis minor.
a. Hipotesis mayor adalah hipotesa induk yang menjadi sumber dari anak – anak
hipotesis(hipotesis minor).
Contoh hipotesis mayor

Kelompok 1 Page 18
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

“Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi (KSE) orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP”.
b. Sedangkan Hipotesis minor adalah hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis
mayor.
Contoh: Hipotesis Minor.
1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi  belajar
siswa SMP.
2) Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP.
3) Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.

4) Berdasarkan sifat variabel yang akan diuji.


Menurut tingkat eksplanasi yang akan duji, maka rumusan hipotesis dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada suatu sampel
atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif
(perbandingan) dan assosiatif (hubungan). Berikut penjelasannya:
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh:
Rumusan masalah: Berapa lama daya tahan belajar siswa SMP kelas VII
dirumah?
Hipotesis deskriptif : Daya tahan belajar siswa SMP kelas VII di rumah sama
dengan 2 jam/hari. Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan belajar siswa
SMP kelas VII di rumah yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara
signifikan dengan daya tahan yang ada pada populasi (angka 2 jam/hari
merupakan angka hasil pengamatan sementara). Hipotesis alternatifnya adalah:
Daya tahan belajar siswa SMP kelas VII di rumah ¹ 2 jam/hari. “Tidak sama
dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 2 jam/hari.
Hipotesis statistik           :
Ho : m = 2 jam/hari
Ha : m¹ 2 jam/hari
m adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
b. Hipotesis Komparatif

Kelompok 1 Page 19
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
Rumusan masalah : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi
X bila dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Y?
Hipotesis komparatif : Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat
dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif, sebagai berikut.
Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X
bila dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Y.
Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X bila
dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Y.
Ho: Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar atau sama dengan
Perguruan Tinggi Y.
Ha: Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil dari Perguruan
Tinggi Y.
Ho: Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil atau sama dengan
Perguruan Tinggi Y.
Ha: Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar dari Perguruan
Tinggi Y.
Hipotesis statistik :
Ho : m1 = m2
Ha : m1¹m 2
Ho : m1³m 2
Ha : m1<m2
Ho : m1£m2
    Ha : m1>m2
m1 = rata-rata prestasi belajar PT X
m2 = rata-rata prestasi belajar PT Y

c. Hipotesis Assosiatif
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Kelompok 1 Page 20
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Contoh:

Rumusan masalah : Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara


kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
Hipotesis penelitian : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
Hipotesis statistika          :
Ho : r£ 0 ----- 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : r> 0 ----- tidak sama dengan nol berarti lebih atau kurang dari 0 berarti ada
hubungan
r = nilai korelasi dalan formulasi yang dihipotesiskan

G. Teknik Perumusan Hipotesis


Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perumusan hipotesis secara garis
besar dapat dibedakan kedalam teknik deduktif dan teknik induktif, pertama, peneliti
menyimak teori yang menjadi dasar acuan penelitian. Kemudian di buat deduksi, yakni
menurunkan kesimpulan khusus dari teori.
Dalam penggunaan teknik deduktif yang dilakukan peneliti adalah menyimak
teori yang menjadi dasar atau acuan penelitian. Berdasarkan teori itu diturunkan asumsi
yang memayungi hubungan antar variable yang diteliti, selanjutnya dibuat deduksi,
yakni menurunkan kesimpulan khusus dari teori dan asumsi tadi.
Dalam penggunaan teknik induktif peneliti merumuskan hipotesis dengan
terlebih dahulu menyimak fakta yang terjadi pada beberapa kasus yang terkait dengan
penelitiannya. Selanjutnya, dia mencari sifat- sifat umum dari fakta-fakta tersebut,
mengenali karakteristik umum dari kasus-kasus tersebut, baik analisis logis (seperti
dengan membuat asumsi-asumsi) maupun dengan mencari rujukan teorinya.
Berdasarkan hal ini dia merumuskan kesimpulan secara induktif, yang selanjutnya
dijadikan hipotesis.
Baik teknik deduktif maupun induktif dalam rangka penyusunan hipotesis dapat
menuntun  peneliti untuk merumuskan hipotesis. Oleh karena itu, kedua teknik ini
merupakan alternative untuk digunakan oleh peneliti, karena pilihan apapun yang
diambil dapat menuntun kea rah rumusan hipotesis yang sesuai.

Kelompok 1 Page 21
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

H. Prosedur Pengujian Hipotesis

Untuk menguji suatu hipotesis, peneliti harus :

1. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati


apabila hipotesis tersebut benar.
2. Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental,
atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat
tersebut terjadi atau tidak.
3. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk
menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka Hipotesis


Alternatif (Ha) diubah menjadi Hipotesis nol (Ho).untuk keperluan ini dicontohkan
penerapannya pada sebuah populasi berdistribusi normal. Dengan asumsi bahwa
populasi tergambar dalam kurva normal.Daerah kritik merupakan daerah penolakan
hipotesis (hipotesis nihil)  dan disebut daerah signifikansi. Sebaliknya daerah yang
terletak di antara dua daerah kritis, yang diarsir, dinamakan daerah penerimaan
hipotesis, atau daerah non-signifikansi.
Langkah langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis
yaitu :
1. Menentukan parameter yang diuji
Langkah awal untuk menguji hipotesis adalah menentukan parameter apa saja
yang akan diuji.
2. Menentukan Formulasi hipotesis
Dalam langkah ini, formulasi hipotesisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
d. Hipotesis nol atau hipotesis nihil ( nullhypotheses)
Disimbolkan H0 merupakan hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu
pernyataan yang akan diuji. Disebut hipotesis nol karena hipotesis tersebut
tidak memiliki perbedaan atau perbedaanya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
e. Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Tandingan
Disimbolkan H1 atau Ha, merupakan hipotesis yang dirumuskan sebagai
lawan atau tandingan dari hipotesis nol.
Kelompok 1 Page 22
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

2. Menentukan Taraf Nyata/ taraf signifikansi (Significant Level)


Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan
α (alpha). Besaran yang sering digunakan untuk menentukan menetukan taraf
nyata dinyatakan dalam %, yaitu 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1). Besarnya nilai
α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa
besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut
sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan
(region og rejection).
3. Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistika merupakan rumus - rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.

4. Menentukan Kriteria Pengujian (diterima atau ditolak)


Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (H0) dengan cara membandngkan nilai α tabel distribusinya
(nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan dengan bentuk pengujiannya.
Yang dimaksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam penerimaan
atau penolakan hipotesis nol (H0), sesuai dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan
kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel
atau nilai kritis.
Dalam Sugiyono (2008:228-232) terdapat tiga macam bentuk pengujian
hipotesis. Adapun jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat
hipotesis. Berikut 3 macam bentuk pengujian hipotesis tersebut:
a) Uji Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar atau
sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “lebih kecil” (Ho  ; Ha <).
b) Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau
sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “lebih besar” (Ho  ; Ha >).

Kelompok 1 Page 23
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

c) Uji Dua Pihak (Two Tail Test)


Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan
hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = ; Ha ).

I. Kekeliruan Yang Terjadi Dalam Pengujian Hipotesis


Kesalahan bisa terjadi jika kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu
benar, atau menerima hipotesis nol padahal hipotesis nol itu salah. Kesalahan yang
terjadi jika kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis tersebut benar di sebut kesalahan
tipe 1 atau type 1 error. Sebaliknya jika kita menerima hipotesis nol padahal hipotesis
tersebut salah maka disebut sebagai kesalahan tipe 2 atau type 2 error.
(ueu1013.blog.esaunggul.ac.id/2012/11/)
Menyatakan suatu hipotesis yang hendak digunakan, peneliti sebaiknya juga
melihat lebih dahulu pada masalah yang hendak di teliti. Jika peneliti setelah mengkaji,
dan kemudian menyusunnya dalam sebuah landasan teori, ternyata mereka memperoleh
kepastian tentang arah dan variabel yang hendak diuji, maka mereka dapat menggunakan
hipotesis yang pasti atau searah.
Agar fungsi hipotesis sebagai petunjuk dalam analisis data dapat dicapai dengan
baik. Peneliti harus dapat mengformulasikan hipotesis tersebut secara jelas. Untuk
mencapai hal itu, ada empat butir penting untuk dapat diperhatikan oleh peneliti ketika
mengembangkan bentuk antara lain sebagai berkut:

 Hipotesis harus merefleksikan inti dari studi. Hipotesis yang baik yaitu hipotesis
yang menyatakan variabel pokok yang hendak diteliti
Kelompok 1 Page 24
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

 Hipotesis hendaknya dinyatakan dalam tulisan secara tegas dan hanya mempunyai
satu pengertian terhadap variabel yang akan diungkap untuk kemudian diuji.
Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah
datanya terkumpul dan di analisis ternyata bahwa hipotesis itu ditolak, atau bahkan tidak
terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah,
tetapi setelah dicocokan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti. Keadaan
seperti ini akan berbahaya apabila mengenai hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya.
Pembuktian hipotesis yang mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya apabila di
simpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak ada gunanya mereka belajar yang
salah adalah perumusan hipotesisnya. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan
hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Macam kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:

1. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha
dan diberi simbol α atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.
2. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta
dan diberi simbol β.
TABEL 1 Macam Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan Tentang Hipotesis

Kesimpulan Keadaan Sebenarnya


DanKeputusan Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Tidak membuat
Kekeliruan
Kekeliruan
Macam I
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.
2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II.
3. Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I.
4.   Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.
Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat
signifikansi. Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti
terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat
kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan

Kelompok 1 Page 25
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian dilakukan pada 100 sampel yang
diambil dari populasi yang sama, maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang
dilakukan untuk populasi.
Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa
persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya
diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika
nilai hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering
berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan
nilai β yang juga kecil. Para peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil
mungkin (0,05 atau 0,01) sehingga meminimalkan peluang kekelliruan tipe I. Dalam
hal ini, mereka beranggapan bahwa menolak hipotesis nol yang seharusnya diterima
merupakan kekeliruan yang serius mengingat akibat yang ditimbulkannya. Namun
perlu diingat dalam menetapkan taraf signifikansi kita harus melihat situasi penelitian.

  kekeliruan dalam pengujian hipotesis dapat terjadi jika :


a. Landasan teori kurang tepat
b. Sampel yang diteliti kurang mewakili /jumlahnya kurang
c. Alat pengambil data tidak valid
d. Rancangan penelitian kurang tepat
e. Banyak variabel luar yang tidak terkontrol
 Penelitian Tanpa Hipotesis

Ada dua alternatif pendapat tentang ada atau tidaknya hipotesis yaitu :
pendapat pertama mengatakan, semua penelitian pasti berhipotesis. Semua peneliti
diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan di uji berdasarkan data yang
diperoleh .Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir-
butirnya sudah disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian.
Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan
menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih.Jawaban untuk satu variabel yang
sifatnya deskriptif, tidak perlu di hipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya
masih di cari dan sukar di duga, tentu sukar di tebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin
dihipotesiskan.
Contoh:

Kelompok 1 Page 26
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para karyawan kantor A

1. Seberapa tinggi motivasi berprestasi karyawan kantor A? (tidak di hipotesiskan)


2. Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak di hipotesiskan)
3. Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos
kerja karyawan kantor A.
Hipotesis:
Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja karyawan kantor
A
Jenis-jenis penelitian yang biasanya  tanpa menggunakan hipotesis antara lain :
penelitian deskriptif, penelitian historis, penelitian filosofis, penelitian pelacakan,
penelitian evaluasi, dan penelitian “tindakan” (action researy).

J. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesisi Secara Umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:

1. Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang
biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak
dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah
diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan
perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah
mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (PRELIMINARY
HYPOTHESIS). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi awal mula dari
semua kegiatan.Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa
preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan
dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu kesimpulan, karena tidak relevan
dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam
penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian,
namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji
coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

Kelompok 1 Page 27
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

3. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya
tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer
yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotesa. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana
logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini.Hipotesa diciptakan saat terdapat
hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang
jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel
jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa
semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal
dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesis, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat
diobservasidalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila
hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi
falsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak
sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak
terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang
sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat di prediksi, dan prediksi itu
harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :

K. Cara Menggali hipotesis

1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan


jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan.

2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,


objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.

Kelompok 1 Page 28
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan


lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Kelompok 1 Page 29
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian dari hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final, suatu
jawaban atau dugaan sementara, yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah
penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan kebenaran
dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.
2. Dasar perumusan hipotesis adalah berdasarkan teori, riset terdahulu, riset
pendahuluan dan berdasarkan akal sehat.
3. Kegunaan hipotesis sacara umum yaitu
a) Memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b) Memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
c) Memberikan arah kepada penelitian.
d) Memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
e) Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
4. Ciri – ciri hipotesis yang baik yaitu:
a. Harus mempunyai daya penjelas.
b. Harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel.
c. Harus dapat diuji.
d. Konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
5. Jenis- jenis hipotesis dibedakan berdasarkan penempatannya, rumusannya,
berdasarkan lingkup variabel yang diuji, dan berdasarkan tingkat eksplanasi yang
akan duji.
a. Berdasarkan penempatannya dibagi menjadi hipotesis penelitian, dan hipotesis
statistik,
b. Berdasarkan rumusannya di bagi menjadi hipotesis kerja dan hipotesis nol.
c. Berdasarkan lingkup variabel yang diuji dibagi menjadi hipotesis mayor dan
hipotesis minor.

Kelompok 1 Page 30
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

d. Berdasarkansifat variabel yang diuji dibagi menjadi hipotesis deskriptif,


komparatif (perbandingan) dan assosiatif (hubungan).
6. Teknik perumusan hipotesis adalah dengan teknik induktif dan teknik deduktif.
7. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara :
a. Menentukan parameter yang diuji
b. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternative
c. Menentukan taraf signifikansi
d. Menentukan dan menghitung dengan uji statistic
e. Menentukan Kriteria Pengujian ( Menentukan daerah penolakan dan penerimaan
hipotesis nol )
f. Membuat kesimpulan hipotesis diterima atau di tolak
8. Kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis ada dua yatu kekeliruan type 1 dan
kekeliruan type 2.
9. Tidak semua penelitian berhipotesis karena penelitian yang tidak bertujuan untuk
menguji hipotesis tidak perlu di hipotesiskan
10. Karakteristik hipotesis adalah suatu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut
dirumuskan dengan benar.
11. Tahap-tahap pembentukan hipotesis adalah:
a. Penentuan masalah
b. Melakukan hipotesis pendahuluan,
c. Mengumpulkan fakta,
d. Formulasi hipotesis,
e. Pengujian hipotesis
f. Penerapan/aplikasi.

12. Cara Menggali hipotesis

Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :

1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan


jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan.

Kelompok 1 Page 31
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,


objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.

3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan


lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

B. Saran
Perlu adanya perbaikan dalam makalah ini baik berupa gambar, tabel maupun materi
yang terkandung didalamnya.

Kelompok 1 Page 32
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. XII; Jakarta:
Rineka Cipta, 2002).

M.B.A,Riduan.2006.Dasar-dasar Statistik.Bandung:ALFABETA

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial, Jakrta : Bumi Aksara, 2004

http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-hipotesis-dalam-penelitian.html
http://aina-tunk.blogspot.com/2012/07/pengertian-hipotesis-fungsi-hipotesis.html
http://tlingus.wordpress.com/2010/04/19/merumuskan-anggapan-dasar-merumuskan-
hipotesis-teknik-pengambilan-sampel/
http://khadijahtabrani.blogspot.com/2012/09/karakteristik-hipotesis.html
http://desyalfauzan.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-pengujian-hipotesis.html
http://kumpulan-materi.blogspot.com/2012/01/tahap-tahap-pembentukan-hipotesa.html
Arul_Team.http://makalahbarataanpba.blogspot.com/2010/01/anggapan-dasar-n
hipotesis.html

http://diditnote.blogspot.com/2013/04/merumuskan-hipotesis_7639.html

http://sananiria.blogspot.com/2013/01/hipotesis-pengertian-fungsi-tahap.html

http://prabugomong.com/2013/11/30/jenis-jenis-hipotesis/

Kelompok 1 Page 33
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

JAWABAN DAN PERTANYAAN DISKUSI


1. Coba berikan contoh hipotesis dari variasi penelitian
Jawab :
2. Apa yang harus dilakukan untuk mengetahui kedudukan dari suatu hipotesis

Jawab : Untuk mengetahui kedudukan suatu hipotesis hal yang harus dilakukan adalah :
 Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel
penyebab dan variabel akibat?
 Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan
oleh penyebab itu.
 Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut.
3. Apa perbedaan dari hipotesis statistic dengan hipotesis penelitian
Jawab :
 Hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk simbol statistik. Hipotesis statistik
bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan data yang
diambil sebagian dari populasi atau data sampel yang hasilnya diberlakukan
pada populasi.
 Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu
masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar
Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui
pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama
melakukan penelitian.
4. Mengapa hipotesis itu harus bebas nilai ?
Jawab : Hipotesis harus bebasnilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan
preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti
halnya dalam hipotesis.
5. Berikan contoh dari hipotesis minor
Jawab :
6. Berikan contoh hipotesis tak teraarah
Jawab :
7. Apa penyebab dari kekeliruan dalam pengujian hipptesis
Jawab :
8. Apa yang dimaksud dengan hipotesis nol
Jawab :
9. Jelaskan perbedaan hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif
Jawab :
10. Sebutkan jenis hipotesis berdasarkan penempatannya

Kelompok 1 Page 34
PPK “PENELITIAN HIPOTESIS”

Jawab :
11. Berikan contoh hipotesis statistic
Jawab :
12. Hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam merumuskan hipotesis ?
Jawab :
13. Mengapa ada penelitian yang tanpa hipotesis ?
Jawab :
14. Apa hubungan antara hipotesis terarah dan tidak terarah ?
Jawab :
15. Berikan contoh hipotesis alternative
Jawab :
16. Sebutkan penelitian biasa tanpa menggunakan hipotesis
Jawab :
17. Apa saja tujuan dari perumusan hipotesis
Jawab :
18. Bagaimana cara untuk menentukan daya penjelas hipotesis
Jawab :
19. Sebutkan petunjuk dalam merumuskan hipotesis
Jawab :
20. Variable-variabel apa saja yang ada dihipotesis
Jawab :
21. Cirri-ciri apa saja yang ada dihipotesis ?
Jawab :
22. Jelaskan hipotesis menurut pandangan kariker
Jawab :
23. Sebutkan tahap-tahap pembentuk hipotesis
Jawab :
24. Apa yang dimaksud dengan hipotesis
Jawab :

Kelompok 1 Page 35

Anda mungkin juga menyukai