Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Hipotesis

Secara etimologis kata hipotesis itu terbentuk dari dua kata, yaitu hypo yang berarti
kurang dan thesis berarti pendapat. Hipotesis maksudnya adalah suatu kesimpulan yang
masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna, yang perlu disempurnakan
dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian, pembuktian itu hanya dapat
dilakukan dengan menguji hipotesis itu secara empirik atau dengan data dilapangan. 1
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara
sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses
terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian
sosial. Hipotesis menyatakan hubungan dari apa yang kita inginkan untuk dipelajari, variabel
tersebut adalah variabel bebas, yaitu variable penyebab, serta variabel terikat atau variabel
akibat, hipotesis merupakan pernyataan yang diterima untuk sementara sebagai suatu
kebenaran berdasarkan logika, teori-teori ilmu pengetahuan, dan penelitian-penelitian
terdahulu dalam bidang dan masalah yang sama yang merupakan dasar kerja serta panduan
dan verifikasi.2

Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara sehingga akan diuji
kembali melalui penelitian. Hipotesis disebut jawaban sementara karena merupakan jawaban
dari permasalahan yang dirumuskan dalam perumusan masalah. Hipotesis hanya diperlukan
dalam penelitian kuantitatif, sebaliknya penelitian kualitatif tidak memerlukan hipotesis.
Hipotesis dalam penelitian kuantitatif bertujuan untuk :

 Menjelaskan masalah penelitian


 Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
 Sebagai pedoman untuk memilih alat analisis data
 Sebagai dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.3

Dasar-dasar Menyusun Hipotesis

Dalam menyusun hipotesis harus memiliki dasar yang kuat. Berikut beberapa dasar untuk
merumuskan hipotesis :

1
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group Jakarta, 2013, hal 85.
2
Supriyanto dan Djohan, Metodologi Riset Binis dan Kesehatan, Grafika Wangi Kalimantan Banjarmasn, 2011,
hal 92.
3
Suliyanto, Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi Yogyakarta, 2006, hal 54
 Teori Ilmu Pengetahuan
Teori ilmu pengetahuan adalah dasar yang paling kuat sebagai dasar perumusan hipotesis
karena merupakan pernyataan yang telah diakui kebenarannya secara umum.
 Penelitian Terdahulu
Rekan jejak penelitian terdahulu yang memiliki tema yang relative sama dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam merumuskan hipotesis.
 Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan adalah penelitian kecil seperti wawancara pendahuluan dengan
narasumber yang memahami permasalahan yang akan diteliti. Penelitian pendahuluan
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis apabila tidak menemukan literatur tentang
teori mengenai masalah yang diteliti dan juga tidak menemukan penelitian terdahulu yang
dilakukan orang lain.
 Logika (Akal Sehat)
Merumuskan hipotesis menggunakan logika dapat dilakukan bilamana tidak menemukan
teori yang relevan, tidak menemukan penelitian terdahulu, dan juga tidak dapat
melakukan penelitian pendahuluan. Rumusan hipotesis yang berasal dari logika adalah
rumusan yang paling lemah karena didalamnya terdapat subyektifitas yang masih relative
tinggi.4

Kegunaan Hipotesis

Nazir (2005) sebagaimana dikutip oleh Supriyanto dan Djohan menyebutkan kegunaan
hipotesis itu adalah untuk :5

 Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian danpekerjaan penelitian.


 Menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala
hilang begitu saja tanpa perhatian peneliti.
 Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang berceraiberai tanpa koordinasi
kedalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
 Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Kriteria Hipotesis yang Baik

4
Suliyanto, Metode Riset Bisnis , Penerbit Andi Yogyakata 2006, hal 57
5
Supriyanto dan Djohan, Loc Cit, 92, dikutip dari Nazir 2005
Peneliti akan sangat terbantu dengan hipotesis yang baik karena dapat dijadikan sebagai
pedoman melaksanakan langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis yang baik memiliki kriteria
berikut ini :

 Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan multi tafsir maupun
pengertian ganda diantara para pembaca.
 Dapat diuji secara ilmiah. Maksudnya hipotesis yang dirumuskan itu benar-benar
memenuhi prosedur dan syarat-syarat yang ditentukan secara keilmuan.
 Dasar yang kuat dalam merumuskan hipotesis. Suatu hipotesis dikatakan baik apabila
memiliki dasar yang kuat dalam merumuskannya.Dasar yang kuat disini adalah
terdiri:teori ilmu pengetahuan yang ada dalam buku (literatur), hasil (temuan) penelitian
terdahulu yang ada dalam jurnal yang di referensi, penelitian pendahuluan (small
research).

Syarat Hipotesis

Syarat yang harus diperhatikan untuk membuat hipotesis yang baik adalah sebagai berikut :

 Hipotesis yang dirumuskan itu harus spesifik dan menyatakan hubungan antar variabel,
dan variabel-variabel itu harus dapat diukur, dan hubunganya harus dapat diidentifikasi.
 Hipotesis harus sesuai dengan fakta, maksudnya hipotesis itu harus jelas konsep dan
variabelnya, dapat dimengerti oleh siapa saja yang membacanya, dan tidak mengandung
hal-hal yang bersifat metafisik.
 Hipotesis harus mempunyai landasan teori yang sesuai dengan bidang keilmuan yang
sedang dilaksanakan penelitiannya oleh peneliti.
 Hipotesis harus dapat diuji secara empirik (dengan menggunakan data lapangan) dengan
bantuan alat (metode statistik) untuk pengolahan dan analisis datanya.
 Hipotesis harus spesifik (sederhana dan terbatas).Semakin spesifik (sederhana dan
terbatas) suatu hipotesis, maka akan semakin kecil terjadinya kesalahan.
 Hipotesis harus bisa menerangkan fakta. Maksudnya fakta-fakta yang dipaparkan dalam
penelitian itu yang tercermin dalam data penelitian dapat dijelaskan oleh hipotesis melalui
pembuktian hipotesis dengan menganalisis data penelitian.
 Hipotesis harus logis dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Maksudnya hipotesis
itu dibuat menurut jalan pikran yang logis, dan hukum alam yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Sleman: Aswaja Pressindo

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Media Group.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Supriyanto dan Djohan. 2011. Metodologi Riset Binis dan Kesehatan. Banjarmasin: Grafika
Wangi

Syafnidawati. 2020. Hipotesis. https://raharja.ac.id/2020/11/04/hipotesis/ . diakses pada 11


september 2021 pukul 23.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai