Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu : Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag.

Disusun oleh Kelompok 05

Dimas Maulana Saputra 2103016001


Itsna Hani Niken Nabila 2103016030
Ami Nur Rizky 2103016032
Erika Ayu Fadhilah 2103016038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PRINSIP-PRINSIP DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari - hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu agar terselesaikannya makalah ini dengan tepat
waktu. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan
dalam penyusunan kata atau pun kalimat dalam makala ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 27 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

A. Prinsip Pengembangan Kurikulum ...................................................................................... 2

B. Prinsip Umum ...................................................................................................................... 3

C. Prinsip Khusus ..................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11

B. Saran .................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir
atau bertindak. Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan dipandang sebagai kurikulum.
Kurikulum merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah.
Setelah memahami arti dan tujuan dari kurikulum, penting bagi kita calon guru masa
depan untuk selalu menerapkan dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Untuk itu,
haruslah kita menguasai prinsip-prinsip dalam kurikulum agar memudahkan kita untuk
mencapai tujuan. Kita tahu bahwa prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan
yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum
yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orang
tua, masyarakat, dan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana prinsip umum dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui prinsip umum pengembangan dalam kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Kata prinsip
menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat
mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi
dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya
dengan keberadaan sesuatu. Melalui suatu prinsip, orang bisa menjadikan sesuatu itu lebih
efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, dan
bersifat mengatur yang aturannya harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.
Pengembangan kurikulum mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang
diharapkan karena adanya berbagai pengaruh positif yang datangnya dari luar ataupun dari
dalam dengan harapan agar peserta didik mampu untuk menghadapi masa depannya. Oleh
karena itu hendaknya pengembangan kurikulum harus bersifat adaptif, antisipatif dan
aplikatif. Adaptif disini yaitu pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan keadaan
dan kebutuhan peserta didik. Antisipasi bermakna kurikulum harus dapat selalu siap untuk
tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukan pada suatu pengertian tentang
berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait
dengan pengembangan kurikulum. Terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum
planning). Pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi,
pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Jika proses pengembangan
kurikulum berjalan secara efektif dan efisien maka hasil dari aktifitas pengembangan
kurikulum tersebut diharapkan sesuai dengan harapan masyarakat. Jadi, dari penjabaran di
atas dapat disimpulkan, prinsip kurikulum adalah suatu dasar yang mengatur sebuah proses
pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar yang lebih efektif dan efisien.1
Sukmadinata membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok, yakni
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan didalam setiap

1
Junaedi, Abdul Wahab, dan Muh. Aidil S, “Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol.3 no.2, hlm. 279-281.

2
pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku
ditempat tertentu dan disituasi tertentu. Satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan
jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang
berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan
prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasai dan kondisi setempat, serta karakteristik
jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
B. Prinsip Umum
Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip umum yang akan dibahas yaitu meliputi relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,
efektifitas, dan praktis/ efisiensi. Adapun penjabaran dari prinsip-prinsip umum yaitu sebagai
berikut:
1. Relevansi
Relevansi secara bahasa berarti hubungan atau kaitan. Dalam pengembangan
kurikulum, prinsip relevansi yang dimaksudkan adalah adanya hubungan, kaitan,
kesesuaian atau keserasian antar unsur-unsur kurikulum sendiri dan antara isi kurikulum
dengan tuntutan dan kebutuhan hidup yang ada di masyarakat. Berdasarkan pengertian
ini, menurut Nana Syoadih Sukmadinata ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevansi di dalam kurikulum itu sendiri (internal) dan relevan ke luar
(eksternal). Yang dimaksud relevansi di dalam adalah adanya kaitan, kesesuaian atau
konsistensi antara unsur-unsur/komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu
keterpaduan kurikulum. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masyarakat. Relevansi kurikulum secara eksternal ini dapat ditinjau dari
tiga segi yaitu sebagai berikut:
a. Relevansi kurikulum dengan lingkungan hidup peserta didik.
Dalam pengembangan kurikulum hendaknya dipertimbangkan sejauh mana
kurikulum itu sesuai dengan tujuan nyata yang ada di sekitar peserta didik atau
masyarakat setempat. Misalnya, di sekitar kehidupan peserta yang berada di daerah
pertanian atau pedesaan akan lebih sesuai, apabila kurikulum yang akan disajikan

3
kepada siswa diambilkan dari masalah-masalah yang ada di pedesaan. Begitu juga, di
daerah kota-kota besar dengan segala permasalahannya, bahan kurikulum diambilkan
dari daerah perkotaan.
b. Relevansi kurikulum dengan perkembangan sekarang dan masa yang akan datang.
Peserta didik yang berada dalam proses pendidikan harus dipersiapkan untuk
menghadapi segala perkembangan zaman, baik sekarang, terlebih-lebih di masa yang
akan datang. Untuk itu, kurikulum harus mampu memberikan bekal kepada peserta
didik tentang segala permasalahan yang berkembang, dan meramalkan segala
kemungkinan yang akan dihadapi oleh peserta didik. Fakta telah memberikan
gambaran bahwa suatu cara, alat, atau kebiasaan yang dipakai atau biasa dilakukan
pada masa lampau mungkin tidak dipergunakan lagi pada masa sekarang. Begitu juga
apa yang dipakai atau dilakukan saat sekarang akan ditinggalkan di masa depan.
c. Relevansi kurikulum dengan tuntutan dunia pekerjaan.
Lembaga pendidikan bertugas menyiapkan peserta didik agar mampu bekerja
sesuai dengan bidangnya, sehingga lulusan lembaga pendidikan dapat memasuki
lapangan kerja yang sesuai. Karena itu, kurikulum yang akan disajikan kepada peserta
didik hendaknya berisikan program-program yang berkaitan dengan tuntutan dunia
pekerjaan yang ada.2
Dalam referensi lain jika mengacu pada prinsip relevansi, setidaknya kurikulum
harus memperhatikan aspek internal dan eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki
relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan
teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis),
serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis). Oleh
sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan
masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk
berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip di atas memang
harus betul-betul diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan dan

2
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2018), hlm. 35-37.

4
yang tidak kalah penting harus sesuai dengan perkembangan teknologi, sehingga selaras
dalam upaya membangun negara.3
2. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku dan memberikan
kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih program atau bahan
pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam menempuh program
pembelajaran. Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel dalam
implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi, tempat
dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa. Peran
kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa, untuk itu prinsip fleksibel
ini harus benar-benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu
pendidikan.
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal hal yang solid, tetapi
dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasar
kondisi regional, waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini
mempersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di
mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang
berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan. Kurikulum harus menyediakan
ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik untuk mengembangkan program
pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan
mereka.4
Dalam prinsip fleksibilitas hendaknya kurikulum memiliki sifat lentur, dalam arti
ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak bagi
guru/pendidik dan peserta didik. Fleksibilitas bagi peserta didik diwujudkan dalam
bentuk kebebasan dalam memilih program pendidikan, dan fleksibilitas bagi guru adalah
dalam bentuk pengembangan program pebelajaran. Fleksibilitas dalam memilih program
pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pengadaan program-program pilihan yang

3
Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami, “Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”, PALAPA:
Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, vol.8 no.1, (2020), hlm. 49-50.
4
Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami, “Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”, hlm. 50.

5
dapat berbentuk jurusan/program spesialisasi ataupun program-program pendidikan
keterampilan yang dapat dipilih peserta didik atas dasar kemampuan dan minatnya.5
3. Kontinuitas
Kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kontinuitas
disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai
tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan
pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru)
maupun yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan,
kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dapat melengkapi studi lainnya.6
Kesinambungan artinya ada semacam hubungan yang saling menjalin antara
berbagai tingkat dan jenis program pendidikan terutama mengenai tujuan dan bahan
pembelajaran. Kontinuitas ini dapat dilihat dari dua segi:
a. Kontinuitas antara berbagai tingkat lembaga pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya ada dua hal yang
dipertimbangkan. Pertama, kemampuan/kompetensi dan bahan-bahan pelajaran yang
dibutuhkan untuk belajar pada tingkat berikutnya, hendaknya sudah diajarkan pada
tingkat sebelumnya. Misalnya, pada tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
harus ada kesinambungan kurikulum secara hirarkis fungsional menurut bidang
telaahnya masing-masing. Kedua, kemampuan/kompetensi dan bahan-bahan
pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat lembaga pendidikan yang lebih rendah
tidak perlu diajarkan lagi pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kontinuitas antara berbagai mata pelajaran.
Kompetensi dan bahan yang diajarkan dalam berbagai mata pelajaran sering
mempunyai hubungan satu sama lainnya. Untuk itu, urutan dalam penyajian berbagai
mata pelajaran hendaknya diupayakan agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan

5
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, hlm. 41-42.
6
Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami, “Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”, hlm. 51.

6
baik. Misalnya, untuk memahami tentang mawaris (warisan) dalam mata pelajaran
agama perlu sebelumnya memahami mata pelajaran Matematika.7
4. Efektifitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diterapkan. Prinsip ini merujuk pada pengertian
bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan. Kejelasan tujuan akan mengarah dalam
pemilihan dan penentuan isi, metode, dan sistem evaluasi, serta model konsep kurikulum
apa yang akan digunakan. Pengembangan kurikulum akan berhasil apabila dilakukan
secara komperhensif dan sistematis. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa.8
a. Aspek mengajar guru/pendidik
Efektivitas mengajar pendidik mencakup sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar
yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam pengemangan kurikulum,
usaha meningkatkan efektivitas mengajar perlu diperhatikan. Jika masih kurang
efektif dalam mengajarkan bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam
mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan
ataupun workshop.
b. Aspek efektivitas belajar siswa
Efektivitas belajar siswa berkaitan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang
diinginkan tercapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Dalam rangka pengembangan
kurikulum, usaha yang dapat dilakukan yaitu memilih dan menggunakan strategi, dan
pemilihan media pembelajaran yang paling tepat dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.9
5. Praktis/ Efisiensi
Istilah efisiensi menunjuk pada suatu pengertian yang menggambarkan
perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Perbandingan tersebut mencakup
tenaga, usaha, tenaga dengan hasil yang diperoleh. Suatu usaha dikatakan efisien apabila

7
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, hlm. 40-41.
8
Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami “Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”, hlm. 52.
9
Lismina, Pengembangan Kurikulum, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), hlm. 65

7
hasil yang dicapai telah sesuai dengan usaha yang telah dilakukan.10 Efisiensi adalah
salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, sehingga
apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam
mengembangkan kurikulum harus memperhatikan aplikabilitas di lapangan. Sehingga
kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu, dan dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada secara
optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai. Kurikulum dapat dikatakan
efisien apabila dengan sarana, biaya yang minim serta waktu yang terbatas bisa
memperoleh hasil yang maksimal. Kurikulum juga dirancang agar dapat digunakan
dalam segala keterbatasan yang ada.11

C. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip khusus dibagi
menjadi empat meliputi tujuan, isi, KBM, dan evaluasi. Ketika prinsip-prinsip khusus ini
tidak terlaksanakan maka kurikulum tidak memiliki acuan, isi/tujuan kurikulum bertolak
belakang (tidak terarah) dengan tujuan pendidikan, sehingga kurikulum tidak berkembang
dan menghasilkan suatu sistem pendidikan yang lebih baik. Penjabaran mengenai prinsip
khusus pengembangan kurikulum dijelaskan sebagai berikut:
1. Prinsip Penentuan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan mencakuptujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka
menegah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber
pada:12
a. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-
dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di
dalamnya pendidikan.

10
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, hlm. 39.
11
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP), (Jakarta: Prenadamedia Group,
2008), hlm. 42.
12
Fitri Winarni, dkk, Prinsip Model, dan Tahap Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : PMAT, 2009)
hlm. 59-60.

8
b. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan yang dikirimkan
melalui angket atau wawancara dengan mereka.
c. Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui
angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
d. Survei tentang manpower.
e. Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
f. Penelitian.
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal :
a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar
dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c. Unit-unit kurikulum haarus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga
ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan
dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang
memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih
mendetail.
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar (KBM)
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:13
a. Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan
bahan pelajaran?
b. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
c. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik?

13
Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami “Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum”, hlm. 53.

9
e. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru,
atau kedua-duanya?
f. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan
di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di
masyarakat?
h. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan
“learning by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian (Evaluasi)
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran :
a. Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
2) Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
3) Hubungkan dengan bahan pelajaran.
4) Tuliskan butir-butir test.
b. Merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal yaitu:
1) Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
3) Apakah test tersebut berbentuk uraian atau objektif?
4) Berapa banyak butir test yang perlu disusun?
5) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
c. Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal sebagai berikut :
1) Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
2) Apakah digunakan formula guessing?
3) Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
4) Skor standar apa yang digunakan?
5) Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Prinsip pengembangan kurikulum menunjukan pada suatu pengertian tentang berbagai
hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal yang terkait dengan pengembangan
kurikulum. Prinsip kurikulum di bagi menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip umum meliputi:
a. Relevansi
b. Fleksibilitas
c. Kontinuitas
d. Efektifitas
e. Praktis/ efisiensi
2. Prinsip khusus
Dalam pengembangan kurikulum jika prinsip khusus ini tidak terlaksanakan maka
kurikulum tidak memiliki acuan, isi/tujuan . Prinsip khusus dibagi menjadi 4 meliputi:
a. Prinsip Penentuan Tujuan Pendidikan
b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar (KBM)
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian (Evaluasi)

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka
dari itu, kami menerima kritik dan juga saran dari para pembaca. Agar kedepannya kami bisa
lebih baik lagi dalam membuat makalah. Semoga dari makalah yang kami buat dapat
menambah wawasan bagi para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, Wahab, A., & Sudarmono, M. A. 2021. “Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah”. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.3. No 2.

Lismina. 2017. Pengembangan Kurikulum. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Lismina. 2018. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Prasetyo, Arif Rahman. Hamami, Tasman. 2020. Prinsip-prinsip dalam pengembangan


kurikulum. Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan. Vol 8. No 1

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP). Jakarta:
Prenadamedia Group.

Winarni, Fitri, dkk. 2009. Prinsip, Model, dan Tahap Pengembangan kurikulum. Yogyakarta :
PMAT.

12

Anda mungkin juga menyukai