Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum kelas 3B
Dosen Pengampu : Dr. H. Abdul Rohman, M. Ag

Disusun oleh :

1. Muhammad Fawaid 2103016005


2. Nisa Alifatudzikrillah 2103016017
3. Alfina Issony Anggraini 2103016023
4. Muhammad Alwi Waffa 2103016047

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Langkah-langkah Pengembangan
Kurikulum" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Dan juga bermanfaat dikemudian hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Abdul Rohman, M. Ag selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu agar terselesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 25 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum .................................................. 3
B. Official Curriculum .............................................................................................. 3
C. Hidden Curriculum............................................................................................... 4
BAB II PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 13
B. Kritik dan Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari


bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu
lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum,
konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang
disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-
landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Sehingga langkah-langkah pengembangannya bisa
dilakukan.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1


bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum
diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan
kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan
masyarakat.

Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis kebutuhan,


perumusan tujuan, pemilihan pengorganisasian pengalaman belajar, dan alat
pengembangan evaluasi. Dalam langkah-langkah pengembangan kurikulum ini, kita
nantinya bakal menemukan dua metode, yakni official kurikulum dan hidden
kurikulum. Keduanya ini akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang tersebut, kita dapat merumuskan beberapa


permasalahan berikut:
1. Apa itu langkah-langkah pengembangan kurikulum?

2. Apa itu hidden curriculum?

3. Apa itu official curriculum?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:

1. Menegetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum.

2. Mengetahui tentang hidden curriculum.

3. Mengetahui tentang official curriculum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah-langkah Pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum PAI diibaratkan sebagai siklus, suatu proses
berulang yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri atas empat unsur, yakni
tujuan, metode, dan material, penilaian, serta umpan balik. Adapun langkah-langkah
penyusunan dan pengembangan kurikulum PAI sebagai berikut :
1. Perumusan Tujuan
Perumusan kurikulum didasarkan pada analisis terhadap berbagai kebutuhan,
tuntutan, dan harapan. Oleh karena itu tujuan dirumuskan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu
pengetahuan.
2. Penentuan isi
Adapun isi kurikulum merupakan pengalaman belajaryang direncanakan
akan diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan.
3. Pemilihan kegiatan
Perumusan organisasi dapat sesuai dengan tujuan dan pengalaman-
pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan
bentuk kurikulum yang digunakan.
4. Perumusan Evaluasi
Tujuan kurikulum menjadi acuan dalam evaluasi kurikulum. Evaluasi
diperluksn untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan,
oleh karena itu, evaluasi dapat dilakukan secara terus-menerus atau continue.1

B. Official Curriculum (Kurikulum Resmi)

Kurikulum resmi adalah rancangan dimana aktivitas pembelajaran dijalankan


supaya matlamat atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai. Ia merupakan satu set
dokumen untuk dilaksanakan. Setiap sekolah ada kurikulum terancang yaitu satu set
objektif yang berstruktur dengan kandungan dan pengalaman belajar serta hasil yang
dijangkakan. Ia merupakan rancangan eksplisit dan operasional yang dihasratkan,

1
Mohammad Ali, (1992), Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru, hal. 66-67.

3
lazimnya dikelolakan mengikuti mata pelajaran dan gred, dimana peranan guru
didefinisikan dengan jelas.2

Kurikulum resmi disebut juga dengan kurikulum formal adalah kurikulum


yang tidak hanya tertulis, tetapi juga diterbitkan seperti dokumentasi mata kuliah.
Kurikulum resmi dapat secara sederhana didefinisikan dengan cara kurikulum itu
sendiri telah dipahami secara tradisional: sebagai program studi, badan kursus, atau
program pelatihan di sekolah atau universitas. Kurikulum resmi memberikan rencana
pelajaran dasar yang harus diikuti, termasuk tujuan, urutan, dan materi. Kurikulum
resmi memberikan pendekatan yang lebih holistik dalam memastikan bahwa sifat
kognitif, psikologis dan perilaku siswa dipertimbangkan ketika merancang kurikulum.

Kurikulum resmi sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau


dicita-citakan. Setiap keinginan adakalanya tidak tercapai. Ini tergantung pada upaya
mewujudkan keinginan itu. Sedangkan keberhasilan suatu upaya ditentukan oleh
berbagai faktor. Faktor yang paling mendasar adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan upaya dalam mewujudkan apa yang diinginkan. Demikian pula dalam
mewujudkan apa yang diidealisasikan dalam kurikulum resmi.

Orang yang bertanggung jawab langsung dalam kurikulum resmi adalah guru.
Hal ini disebabkan guru merupakan orang yang bertugas melaksanakan kurikulum di
kelas. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka guru memerlukan suatu
pedoman sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, dengan adanya
kurikulum resmi seorang guru diharapkan dapat merumuskan bahan sesuai dengan apa
yang telah diprogramkan. Dengan demikian fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari di sekolah.3

C. Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)


a. Sejarah Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Istilah hidden curriculum untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Philip W.


Jackson dalam bukunya Life in Classrooms. Dalam bukunya tersebut Jackson secara
kritis mencari jawaban kekuatan utama apa yang terdapat dalam sekolah sehingga
bisa membentuk habitus budaya seperti kepercayaan, sikap dan pandangan murid.

2
Ornstein, A.C. & Hunkins, F, (1983), Jenis-Jenis Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 63.
3
Ali Sudin, (2014), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Upi Press, hal. 15.

4
Konsep hidden curriculum menurut Jackson dapat mempersiapkan murid dalam
kehidupan yang dianggap membosankan dalam masyarakat industri. Dalam buku
itu, Jakcson juga menjelaskan bagaimana murid-murid merasakan tentang dunia
sekolah, bagaimana guru merasakan perilaku muridnya. Tetapi Jackson tidak setuju
dengan berbagai dikotomi tersebut. Ia berpendapat dikotomi tersebut harus
dihapuskan.

Jackson menjelaskan hidden curriculum sebagai aturan-aturan sosial dan


perilaku yang diharapkan berdasarkan segala sesuatu yang tidak tertulis. Konsep ini
juga menjadi kelebihan Jackson dalam berbagai karya-karyanya yang menunjukkan
praktik hidden curriculum dalam kelas selama periode 1950-1960. Ia
mengemukakan argumen pentingnya pemahaman pendidikan sebagai proses
sosialisasi.

Sebelum Jackson memperkenalkan istilah hidden curriculum, Emile Durkhaim


juga menganalisis fenomena ini. Meski tidak menyebut hidden curriculum, tapi
penjelasan Durkhaim memberikan akar historis lahirnya konsep hidden curriculum
tersebut. Singkatnya, Durkhaim menemukan sebuah realitas bahwa banyak materi
yang disampaikan guru, tetapi tidak tertulis dan tidak dituangkan dalam panduan
mengajar di kelas. Penjelasan Durkhaim ini memberikan kntribusi tentang analisis
hidden curriculum.4

Kurikulum tersembunyi kemudian menjadi salah satu kajian yang menarik dan
semakin meningkat perkembangan dari segi akademisnya. Hal tersebut terihat dari
berbagai eksplorasi oleh sejumlah pendidik. Dimulai dari dengan buku Pedagogy of
the Opporessed yang dipublikasikan tahun 1972 oleh Paulo Freire. Paulo Freire
mengeksplorasi berbagai dampak dari pengajaran terhadap siswa, sekolah, dan
masyarakat secara menyeluruh.5

b. Pengertian Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Secara etimologi, hidden curriculum berasal dari bahasa asing yaitu bahasa
inggris yang terdiri dari dua kata yaitu hidden dan curriculum. Hidden artinya

4
Rakhmat Hidayat, (2011), Pengantar Sosiologi Kurikulum, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hal. 73-
76
5
Rakhmat Hidayat, Pengantar...hal. 77

5
tersembunyi atau terselubung dan curriculum artinya kurikulum.6 Sesuai dengan
namanya, hidden curriculum berarti bahwa kurikulum yang tersembunyi. Apa
artinya tersembunyi? Tersembunyi berarti tidak dapat dilihat tetapi tidak hilang,
jadi kurikulum tersembunyi ini tidak direncanakan, tidak diprogram dan tidak
dirancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap output dari proses belajar mengajar.

Ada beberapa pengertian tentang hidden curriculum yang diberikan para ahli,
diantaranya yaitu :

1) Valance dalam Dakir mengatakan bahwa hidden curriculum meliputi yang tidak
dipelajari dari program sekolah yang non akademik.

2) Kohelberg dalam Dakir mengatakan bahwa hidden curriculum sebagai hal yang
berhubungan dengan pendidikan moral dan peran guru dalam
mentransformasikan standar moral.7

3) Caswell & Camppbell dalam Halimah mengatakan bahwa: “curriculum.... to be


composed of all the experience children have under the quideance of teachers”.
Menurut pandangan mereka, kurikulum itu berkenaan dengan pengalaman
belajar.

4) Ronald C. Doll dalam Halimah yang mengatakan : “The commonly acceptep


defenition of the curriculum has changed from content of courses of study and
list of subjects and courses to all experiences with are offeredto leaenes under
the auspices or direction of the school....” Menurut Doll kurikulum sebagai
pemberian pengalaman kepada siswa, dapat diperoleh disekolah, dirumah,
maupun dimasyarakat bersama guru ataupun tanpa guru. Baik yang berkaitan
dengan mata pelajaran atau tidak.8

6
John M. Echols dan Hasan Syadily, (2008), Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, Cet. XXIII, hal. 297
7
Dakir, (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta, hal. 7
8
Siti Halimah, (2010), Telaah Kurikulum, Medan: Perdana Mulya Sarana, hal. 3

6
Kurikulum tersembunyi terdapat didalam Al-quran sebagaimana yang
dikisahkan antara Nabi Musa dengan Nabi Khaidir didalam qur’an surah Al-Kahfi
ayat 66-67.

‫صب ًْرا‬
َ ‫ي‬ ُ ‫علَى أَن تُعَ ِل َم ِن ِم َّما‬
َ ‫( قَا َل إِنَّكَ لَن تَ ْست َِطي َع َم ِع‬66) َ‫ع ِل ْمت‬ َ َ‫سى ه َْل أَتَّبِعُك‬
َ ‫قَا َل لَهُ ُمو‬
‫ُر ْشدًا‬

Artinya : Musa berkata kepada Khidir: “Bolehkah aku mengikutimu supaya


kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?”(66) Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
akan sanggup sabar bersama aku(67).9

Nabi khidir memberikan pelajaran tersembunyi lewat perbuatan-perbuatan yang


dilakukannya selama Nabi Musa berada bersamanya. Disepanjang perjalanan, Nabi
Musa selalu bertanya kepada Nabi Khaidir mengapa melakukan perbuatan-
perbuatan tersebut. Namun Nabi khidir selalu berkata tidak akan sabar bersamanya
hingga akhir perjalanan. Namun pada akhir perjalanan Nabi Khidir menjelaskan
apa maksud setiap perbuatan yang beliau lakukan dan Nabi Musa dapat mengambil
pelajaran dari setiap kejadian yang memiliki makna tersembunyi didalamnya
tersebut.

Di akhir perjalanan, Nabi Khidir menjelaskan maksud dari kejadian-kejadian


yang mereka alami selama perjalanan, seperti yang di ceritakan didalam qur’an
surah Al-Kahfi ayat 78-82 sebagai berikut:

ُ‫س ِفينَة‬َّ ‫) أَ َّما ال‬٧٨( ‫صب ًْرا‬ َ ‫علَ ْي ِه‬ َ ‫سأُنَ ِبئُكَ بِتَأ ْ ِوي ِل َما لَ ْم تَ ْست َِط ْع‬ ُ ‫قَا َل َهذَا فِ َر‬
َ َ‫اق بَ ْينِي َوبَ ْينِك‬
‫صبًا‬
ْ ‫غ‬
َ ‫س ِفينَ ٍة‬ َ ‫ساكِينَ يَ ْع َملُونَ فِي ْالبَحْ ِر فَأ َ َردْتُ أَ ْن أَ ِعيبَ َها َو َكانَ َو َرا َء ُه ْم َم ِلكٌ يَأ ْ ُخذُ ُك َّل‬ ْ ‫فَكَان‬
َ ‫َت ِل َم‬
ُ ‫) َوأَ َّما ْالغُال ُم فَ َكانَ أَبَ َواهُ ُمؤْ ِمنَي ِْن فَ َخشِينَا أَ ْن ي ُْر ِهقَ ُه َما‬٧٩(
‫) فَأ َ َر ْدنَا أَ ْن‬٨٠( ‫ط ْغيَانًا َو ُك ْف ًرا‬
‫ار فَ َكانَ ِلغُال َمي ِْن يَتِي َمي ِْن فِي‬ ُ َ‫) َوأَ َّما ْال ِجد‬٨١( ‫ب ُرحْ ًما‬ َ ‫يُ ْب ِدلَ ُه َما َربُّ ُه َما َخي ًْرا ِم ْنهُ زَ كَاة ً َوأَ ْق َر‬
َ ‫ْال َمدِينَ ِة َو َكانَ تَحْ تَهُ َك ْن ٌز لَ ُه َما َو َكانَ أَبُو ُه َما‬
ُ َ‫صا ِل ًحا فَأ َ َرادَ َربُّكَ أَ ْن يَ ْبلُغَا أ‬
‫شدَّ ُه َما َويَ ْست َْخ ِر َجا‬
َ ‫علَ ْي ِه‬
٨( ‫صب ًْرا‬ ِ ‫ع ْن أَ ْم ِري ذَلِكَ تَأ ْ ِوي ُل َما لَ ْم تَس‬
َ ‫ْط ْع‬ َ ُ‫َك ْنزَ ُه َما َرحْ َمةً ِم ْن َربِكَ َو َما فَعَ ْلتُه‬

9
Departemen Agama, Alquran Terjemahan, (2009) Surah Al-Kahfi: 66-67, Depok: Penerbit Sabiq, hal.
301

7
Artinya : Dia berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan
memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar
terhadapnya(78) Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut;
aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan
merampas setiap perahu(79) Dan adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya
mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada
kesesatan dan kekafiran(80) Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan
mereka menggantinya dengan (seorang anak lain) yang lebih baik kesuciannya
daripada(anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya)(81) Dan adapun
dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya
tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka
Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya
mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat
bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang
engkau tidak sabar terhadapnya(82).

Di dalam ayat ini terdapat pesan tersembunyi yang disampaikan Nabi Khidir
kepada Nabi Musa melalui perbuatan-perbuatan yang ia lakukan selama dalam
perjalanan. Hal tersebut berdasarkan Ilham dari Allah Swt kepadanya sehingga
Nabi Musa dapat mengambil pelajaran. Peran Nabi Khidir kepada Musa sama
halnya seperti pendidik kepada peserta didik yang memiliki kurikulum
tersembunyi didalamnya.

Kurikulum tersembunyi sebagai suatu yang mengandung pendidikan dan


pengajaran diwujudkan dalam bentuk pola-tindak orang-orang disekitar peserta
didik yang bertujuan mempengaruhi tingkah lakunya, sehingga mereka mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Adanya perubahan
tingkah laku yang terjadi di dalam diri peserta didik memungkinkannya untuk
berfungsi secara sempurna dalam menjalani kehidupan di masyarakat.10

Hidden curriculum juga dapat menunjuk pada interaksi guru, peserta didik,
struktur kelas, keseluruhan pola organisasi dan lain sebagainya dalam suatu
hubungan sekolah. Kurikulum pada hakikatnya berisi ide atau gagasan. Ide atau

10
Departemen Agama, Alquran Terjemahan, (2009) Surah Al-Kahfi: 78-82, Depok: Penerbit Sabiq, hal. 301-
302

8
gagasan itu selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara
sistematis dan logis yang memperhatikan unsur scope dan squene, selanjutnya
dokumen tertulis itulah yang dinamakan dengan kurikulum yang terencana
(curriculum document or writen curriculum). Salah satu isi dalam dokumen itu
adalah sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik. Tujuan itulah
yang selanjutnya dijadikan pedoman oleh guru dalam proses pembelajaran itu
selain sesuai dengan tujuan perilaku yang dirumuskan, juga ada perilaku sebagai
hasil belajar diluar tujuan yang dirumuskan inilah akikat dari kurikulum
tersembunyi, yakni efek yang muncul sebagai hasil belajar yang sama sekali diluar
tujuan yang dideskripsikan.

Pembelajaran sebagai hasil interaksi guru, siswa dan materi, seringkali tanpa
disadari “dipelajari” siswa, walaupun itu tidak direncanakan, dan karena itu sering
terabaikan sehingga luput dari perhatian guru. Hal inilah yang dikatakan hidden
curriculum. Artinya kurikulum tersembunyi muncul sebagai hasil sampingan (side
effects) dari interaksi antarsiswa, guru dan materi serta lingkungan belajar.

Kurikulum tersembunyi sangat kuat pengaruhnya terhadap pembentukan karakter


siswa, karena bisa berkontribusi pada perkembangan dan pembentukan
kepribadian siswa. Pada intinya, hidden curriculum menunjuk kepada apa saja
yang ada hubungan dengan proses pembelajaran serta mempengaruhi pelaksanaan
kurikulum dan pendidikan. Jadi, kurikulum yang tidak tertulis, tidak dipelajari
secara sadar, tidak direncanakan secara terprogram tapi keberadaannya
berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik.
c. Dimensi Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Menurut Bellack dan Kiebard dalam Wina Sanjaya, hidden curriculum memiliki
tiga dimensi yaitu :

1) Hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang


meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola
organisasional peserta didik sebagai mikroskosmos sistem nilai sosial.

2) Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksaan di dalam


atau di luar sekolah yang meliputi hal-hal yang memiliki nilai tambah,
sosialisasi, pemeliharaan struktur kelas.

9
3) Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan
(intensionalitas) seperti halnya yang dihayati oleh para peneliti, tingkat yang
berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental. Bahkan hal itu kadang-
kadang tidak diharapkan dari penyusunan kurikulum dalam kaitannya
dengan fungsi sosial pendidikan.

Jeane H.Balantine dalam Caswita, mengatakan bahwa hidden curriculum


terbentuk dari tiga R yang sangat penting untuk dikembangkan, yaitu:

1) Rules atau aturan, sekolah harus menciptakan berbagai aturan untuk


menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar.

2) Regulations atau kebijakan, sekolah harus membuat kebijakan yang


mendukung terhadap tercapainya tujuan dari pembelajaran di sekolah
tersebut, kebijakan tersebut tidak hanya bersangkutan terhadap siswa, tetapi
perlu dibuat kebijakan untuk semua komponen sekolah,tentunya dengan
formulasi yang berbeda.

3) Routines atau kontinyu, sekolah harus menerapkan segala kebijakan dan


aturan secara terus menerus dan adaptif, tujuanya agar kebijakan tersebut
dapat diterima dengan baik dan terus dilaksanakan.11

d. Aspek Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Terdapat dua aspek yang memengaruhi perilaku sebagai hidden curriculum, yaitu
aspek yang relatif tetap dan aspek yang dapat berubah.12

1) Aspek relatif tetap, yang dimaksud dengan aspek relatif tetap adalah ideologi,
keyakinan, nilai budaya masyarakat yang memengaruhi sekolah termasuk di
dalamnya menentukan budaya apa yan patut dan tidak patut diwariskan kepada
generasi bangsa.

2) Aspek yang dapat berubah, aspek ini meliputi variabel organisasi sistem sosial
dan kebudayaan. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola kelas,
bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana kenaikan kelas dilakukan. Sistem

11
Caswita (2013), The Hidden Curriculum : Studi Pembelajaran PAI di Sekolah, Yogyakarta:
Leotikaprio, hal. 45
12
Caswita (2013), The Hidden Curriculum...hal.26

10
sosial meliputi bagaiman pola hubungan sosial antara guru, guru dengan peserta
didik, guru dengan staf sekolah, dan lain sebagainya.

e. Fungsi Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Kurikulum tersembunyi berfungsi dalam memperkuat ketidaksamaan sosial


dengan mendidik siswa dalam berbagai persoalan dan perilaku menurut kelas
dan status sosial mereka. Tiga unsur yang harus ada dalam kurikulum
tersembunyi, yaitu: dinamika kelas, interaksi antara guru dan siswa dan relasi
kuasa. Kurikulum tersembunyi memperlihatkan pembelajaran sikap, norma,
kepercayaan, nilai dan asumsi yang sering diekspresikan sebagai aturan, ritual
dan peraturan.13

Rakhmat Hidayat mengemukakan beberapa fungsi hidden curriculum, yaitu :

Pertama, hidden curriculum memberikan pemahaman mendalam tentang


kepribadian, norma, nilai, keyakinan yang tidak dijelaskan secara menyeluruh
dalam kurikulum formal.

Kedua, hidden curriculum memiliki fungsi untuk memberikan kecakapan,


keterampilan yang sangat bermanfaat bagi murid sebagai bekal dalam fase
kehidupannya di kemudian hari dalam hal ini, hidden curriculum dapat
mempersiapkan untuk siap terjun di masyarakat.

Ketiga, hidden curriculum dapat menciptakan masyarakat yang yang lebih


demokratis. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai kegiatan maupun aktivitas
selain dijelaskan dalam kurikulum formal. Misalnya melalui berbagai kegiatan
pelatihan, ekstrakurikuler, diskusi. Keempat, hidden curriculum juga dapat
menjadi mekanisme dan kontrol sosial yang efektif terhadap perilaku murid
ataupun perilaku guru. Guru memberikan contoh panutan, teladan dan
pengalaman yang ditransmisikan kepada murid. Murid kemudian
mendiskusikan dan menegoisasikan penjelasan tersebut.

13
Hikmatul Mustaghfiroh, Hidden Curriculum dalam pebelajaran PAI, dalam jurnal Edukasia :
Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 9, No.1, Februari 2014, hal. 51

11
Kelima, berbagai sumber dalam hidden curriculum dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi murid dalam belajar.14

f. Sifat Perkembangan Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)


Agar Hidden Curriculum konsisten dengan kurikulum formal maka
pengembangannya memiliki sifat dari 3 kategori berikut :

1) Organisasional, meliputi pengaturan masalah waktu, fasilitas dan bahan


pelajaran.

2) Interpersonal, mengusahakan terwujudnya hubungan yang harmonis antara


guru dengan peserta didik, tenaga sekolah, orang tua dan sesama peserta
didik.

3) Institusional, menyakut hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan,


struktur sosial dan kegiatan ekstrakurikuler.15

14
Rakhmat Hidayat, Pengantar... hal. 82
15
Anik faridah, Membangun Karakter Melalui Hidden Curriculum, dalam Jurnal AlMabsut : Jurnal
Studi Islam dan Sosial, Volume 9, No.2, 2015, hal, 45

12
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Langkah-langkah pengembangan kurikulum ada empat, yaitu :
1. Perumusan Tujuan
2. Penentuan Isi
3. Pemilihan Kegiatan
4. Perumusan Evaluasi
Kurikulum resmi adalah rancangan dimana aktivitas pembelajaran dijalankan
supaya matlamat atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai. Kurikulum resmi
disebut juga dengan kurikulum formal adalah kurikulum yang tidak hanya tertulis,
tetapi juga diterbitkan seperti dokumentasi mata kuliah.
Secara etimologi, hidden curriculum berasal dari bahasa asing yaitu bahasa inggris
yang terdiri dari dua kata yaitu hidden dan curriculum. Hidden artinya tersembunyi atau
terselubung dan curriculum artinya kurikulum. Sesuai dengan namanya, hidden
curriculum berarti bahwa kurikulum yang tersembunyi. Tersembunyi berarti tidak
dapat dilihat tetapi tidak hilang, jadi kurikulum tersembunyi ini tidak direncanakan,
tidak diprogram dan tidak dirancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap output dari proses belajar mengajar.

Menurut Bellack dan Kiebard dalam Wina Sanjaya, hidden curriculum memiliki
tiga dimensi yaitu :

1. Hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah


2. Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksaan di dalam atau
di luar sekolah
3. Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan (intensionalitas)

Terdapat dua aspek yang memengaruhi perilaku sebagai hidden curriculum, yaitu:

1. aspek yang relatif tetap


2. aspek yang dapat berubah.

13
Kurikulum tersembunyi berfungsi dalam memperkuat ketidaksamaan sosial
dengan mendidik siswa dalam berbagai persoalan dan perilaku menurut kelas dan status
sosial mereka.

Hidden Curriculum pengembangannya memiliki sifat dari 3 kategori berikut :

1. Organisasional
2. Interpersonal
3. Institusional
B. Kritik dan Saran
Dalam makalah ini tentu masih banyak kekurangan dan kekeliruan maupun
ketidak cocokan di hati para pembaca. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kualitas makalah menjadi lebih baik lagi. Dari
makalah ini penulis selalu berharap semoga apa yang ada di dalam makalah ini bisa
bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami selaku penulis meminta maaf.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad (1992), Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar baru.


Baharun, Hasan (2017), Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, Probolinggo: Pustaka
Nurja.
Caswita (2013), The Hidden Curriculum : Studi Pembelajaran PAI di Sekolah, Yogyakarta:
Leotikaprio.
Dakir, (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Departemen Agama, Alquran Terjemahan, (2009), Depok: Penerbit Sabiq.
Faridah, Anik. (2015), Membangun Karakter Melalui Hidden Curriculum, dalam Jurnal
AlMabsut : Jurnal Studi Islam dan Sosial, Volume 9, No.2.
Halimah, Siti. (2010), Telaah Kurikulum, Medan: Perdana Mulya Sarana.
Hidayat, Rakhmat. (2011), Pengantar Sosiologi Kurikulum, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
M. Echols, John dan Hasan Syadily. (2008), Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, Cet. XXIII,
Mustaghfiroh, Hikmatul. 2004, Hidden Curriculum dalam pebelajaran PAI, dalam jurnal
Edukasia : Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 9, No.1, Februari.
Ornstein, A.C. & Hunkins, F, (1983), Jenis-Jenis Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.
Sudin, Ali. (2014), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Upi Press.

15

Anda mungkin juga menyukai